Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE-13

RENCANA PENGUJIAN

13.1 TUJUAN PEMBELAJARAN :


Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
13.1. Obyektifitas Rencana Testing
13.2. Rencana Testing Berdasarkan Standar IEEE
13.3. Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Testing
13.4. Kerangka Rencana Tes Sederhana

13.2 URAIAN MATERI


Tujuan Pembelajaran 13.1:
Obyektifitas Rencana Testing

Obyektifitas utama dari rencana testing adalah:


1. Memfasilitasi tugas-tugas teknis dari testing, antara lain:
• Meningkatkan cakupan tes: Daftar fitur, komponen, layar,
pesan kesalahan, konfigurasi hardware, dan lain-lain, akan
mengurangi kelalaian yang mengakibatkan kurangannya cakupan
dari testing.
• Menghindarkan dari pengulangan yang tidak perlu: Berdasarkan
pada daftar cek yang ada di dalam spesifikasi tes dan dokumentasi
lainnya, akan menghindarkan dari redundansi usaha, dan pengecekan
proses kerja akan menghindarkan dari kelalaian pelaksanaan suatu
tugas.
• Menganalisa program untuk test cases yang baik: Di sini
spesifikasi tes sangat membantu.
• Menyediakan struktur: Tes integrasi akhir akan dapat dilakukan
dengan lebih mudah tanpa mengalami tekanan karena struktur telah
ada.
• Meningkatkan efisiensi tes: Dengan mengurangi jumlah tes
tanpa meningkatkan jumlah bug yang terlewatkan secara
substansial.
• Cek pemenuhan: Dengan melihat keseluruhan dari rencana tes
terhadap cakupan area dari program, cakupan kelas-kelas bugs,
cakupan kelas-kelas tes atau cakupan sederhana dari test cases.

2. Meningkatkan komunikasi tentang tugas-tugas dan proses-proses testing,


antara lain:
• Pemikiran strategi tes: Menerangkan pendekatan testing – apa,
mengapa, dan bagaimana.
• Mengembangkan umpan balik terhadap batasan: Tentang akurasi
dan cakupan testing–pembaca akan menunjukkan kekurangan
dari rencana tes, kesalahpahaman, dan kesalahan tes yang
berpotensi lainnya di awal.
• Ukuran dari pekerjaan testing: Mengkomunikasikan ukuran dari
pekerjaan dengan mengindikasikan semua area yang dites,
menentukan jumlah tester, tenggang waktu testing, dan lain-lain.
• Mengembangkan umpan balik terhadap kedalaman dan waktu:
Rencana tes dapat menghasilkan banyak kontroversi – testing terlalu
sedikit atau terlalu banyak, tenggang waktu dari jadual yang tidak
diperlukan, dan lain-lain. Rencana tes membantu dalam
memfokuskan diskusi saat rapat dan menghilangkan kebingungan.
• Akan lebih mudah untuk mendelegasikan dan mensupervisi testing
suatu aplikasi bila dapat memberikan tester seperangkat instruksi
yang tertulis dan detil.

3. Menyediakan struktur untuk pengorganisasian, penjadualan, dan


pengaturan proses testing, antara lain:
• Mencapai persetujuan akan tugas-tugas tes: Secara spesifik
mengidentifikasi apa yang akan (dan tidak akan) dilakukan oleh
tester.
• Mengidentifikasi tugas-tugas: Saat batasan didefinisikan, dapat
menentukan sumber daya yang dibutuhkan (dana, waktu, manusia
dan peralatan).
• Struktur: Mengelompokan tugas-tugas yang sama,
mengarahkan kelompok- kelompok tersebut ke orang yang sama.
• Organisasi: Mengidentifikasi siapa yang melakukan tes, bagaimana
mereka akan melakukan tes, dimana, kapan dan dengan sumber daya
apa (hardware/software khusus, manusia, dan lain-lain)
• Koordinasi: Mendelegasikan tugas berdasarkan pada seksi-seksi dari
rencana tes.
• Meningkatkan akuntabilitas: Tester mengerti tugas mereka,
membantu identifikasi masalah staf atau rencana tes tertentu,
bilamana terdapat bug yang terlewatkan dari test cases, spesifikasi
tes, dan melihat bilamana tak tercakup dalam rencana tes.

Tujuan Pembelajaran 13.2:


Rencana Testing Berdasarkan Standar IEEE

Standar IEEE mengidentifikasikan komponen-komponen utama dari


rencana tes menurut struktur dari dokumen rencana tes, yaitu:
1. Identitas – memberikan identitas yang unik terhadap rencana.
2. Pengantar – memberikan gambaran besar (rangkuman) tentang apa saja
yang terdapat di dalam rencana, apa yang menjadi isu utama dimana
pembaca harus melihatnya lebih detil jika mereka membaca rencana
lebih lanjut, dan menyediakan referensi ke dokumen yang lain.
3. Item-item tes – memberikan identifikasi komponen-komponen yang
akan dites, termasuk versi ataupun varian tertentu.
4. Fitur-fitur yang dites – mencakup aspek-aspek sistem yang akan dites.
5. Fitur-fitur yang tidak dites – mencakup aspek-aspek sistem yang tidak
akan dites dan alasan mengapa mereka diabaikan.
6. Pendekatan – memberikan gambaran umum pendekatan testing tiap
fitur yang dites.
7. Item kriteria berhasil/gagal – memberikan kriteria yang menentukan
apakah tiap item tes berhasil atau gagal dites.
8. Kriteria penundaan dan pelaksanaan kembali – memberikan
identifikasi kondisi- kondisi dimana testing dapat ditunda, dan aktifitas
testing apa yang harus diulang jika testing dilaksanakan kembali.
9. Serahan tes – menjelaskan dokumentasi yang ada di semua aktifitas
testing, yang dipakai untuk item-item tes yang tercakup dalam rencana
tes.
10. Tugas-tugas testing – memberikan identifikasi semua tugas-tugas
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan testing, termasuk depedensi
antar tugas, atau kemampuan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan
tugas tersebut.
11. Kebutuhan lingkungan – menjelaskan lingkungan tes, termasuk tiap
fasilitas hardware, fasilitas software, dan alat bantu pendukung yang
khusus.
12. Tanggung jawab – mengelompokan tanggung jawab untuk
mengatur (manage), mendisain, menyiapkan, mengeksekusi,
melakukan kesaksian, melakukan cek, dan memecahkan masalah.
13. Stafing dan kebutuhan pelatihan – memberikan spesifikasi terhadap
siapa saja yang melaksanakan tugas-tugas testing, kebutuhan tingkat
kemampuan, dan tiap kebutuhan akan pelatihan khusus.
14. Jadual – Memberikan batas-batas waktu dan kejadian tes, dan proposal
untuk koordinasi tugas dan estimasi usaha.
15. Resiko dan kontingensi – memberikan identifikasi tiap asumsi
resiko tinggi dari rencana, dan kontingensi untuk tiap resiko yang
terdaftar.
16. Persetujuan – kebutuhan akan penandatanganan rencana, sebagai
tanda bahwa rencana telah diketahui dan disetujui.

Tujuan Pembelajaran 13.3:


Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Testing
Tester dapat menjadi frustasi dalam menyelesaikan rencana tes sebelum
detil sistem yang mereka testing diselesaikan. Berdasarkan pada hal ini, skenario
“To Be Defined” – “TBD” dapat digunakan sebagai tanda untuk bagian-bagian
dari rencana yang belum diketahui. Terminologi ini juga menyediakan suatu
mekanisme sederana untuk pencarian bagian-bagian dari rencana yang masih
membutuhkan pengembangan.

Tujuan Pembelajaran 13.4:


Kerangka Rencana Tes Sederhana

Secara sederhana dokumen rencana tes, terdiri dari:


1. Obyektifitas, berisi tujuan akhir yang akan dicapai oleh testing, dan
produk testing yang diharapkan.
2. Strategi dan pendekatan, berisi diskripsi lingkungan tes, dan cakupan dari
testing.
3. Spesifikasi tes, untuk tiap bagian-bagian dari tes, berisi diskripsi tes, data
masukan, kondisi inisial yang dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan.
4. Rencana kerja dan jadual tes, berisi tentang daftar tugas-tugas testing
secara berurutan (sekuensial), kriteria dan rencana tes ulang, batasan
waktu secara umum.
5. Kriteria pemenuhan.
6. Sumber daya, berisi indentifikasi tim tes, jam-perorang yang dibutuhkan
untuk testing, dan alat bantu tes otomatis yang digunakan (bila ada).

13.3 LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Buatlah program sederhana untuk menghitung grade nilai, kemudian


buatlah rencana pengujian berdasarkan standar IEEE!
13.4 DAFTAR PUSTAKA
1. Chemuturi, M. (2011). Mastering Software Quality Assurance. Best
Practices, Tools And Techniques For Software Developers. J. Ross
Publishing
2. Lewis, E. W. (2009). Software Testing and Continuous Quality
Improvement. CRC Press
3. Naik, K. & Tripathy, P. (2008). Software Testing and Quality Assurance.
Theory and Practice. John Wiley & Sons

Anda mungkin juga menyukai