Anda di halaman 1dari 24

Perencanaan

Testing
Perencanaan Testing
“Walaupun programer, tester dan manajer
pemrograman tahu bahwa kode harus didisain
dan dites, pada kenyataannya, banyak yang
tidak memperhatikan bahwa tes itu sendiri
harus didisain dan dites – didisain oleh suatu
proses yang tidak kurang dalam hal kepastian
dan pekendaliannya daripada yang digunakan
untuk kode.”
Boris Beizer
Mengapa harus direncanakan?
• Pelanggan biasanya hanya memiliki
sedikit kesabaran terhadap produk yang
tidak memenuhi kualitas yang mereka
harapkan
• Tanpa adanya perencanaan dan
organisasi, cakupan dan reliabilitas dari
pemenuhan usaha tes hanyalah berupa
dugaan
• Tanpa adanya perencanaan dan organisasi,
estimasi kebutuhan jadual dan sumber daya
tes, dan penilaian kesiapan sistem untuk
diserahkan berupa coba-coba dalam suatu
kondisi yang penuh dengan ketidakpastian
• Sistem moderen, dengan teknologi GUI,
client/server, dan teknologi baru lainnya,
adalah sangat komplek, dan banyak produk
atau subsistem yang membutuhkan untuk
diintegrasikan dan bekerja bersama
• Tanpa organisasi yang efektif, efisiensi testing
adalah rendah.
Apa rencana testing itu?
• Suatu rencana tes mendiskripsikan:
– aktifitas testing
– komponen-komponen yang dites
– pendekatan testing
– alat bantu yang dibutuhkan
– sumber daya dan jadwal
– resiko dari aktifitas testing.
• Rencana tes digunakan untuk kesiapan
dan pengorganisasian eksekusi tes, serta
memprediksikan solusi di depan
terhadap permasalahan yang butuh
untuk dipecahkan kemudian saat proses
eksekusi tes.
Obyektifitas rencana testing
Memfasilitasi tugas-tugas teknis dari
testing, antara lain:
– Meningkatkan cakupan tes
Daftar fitur, komponen, layar, pesan
kesalahan, konfigurasi hardware,
dan lain-lain, akan mengurangi
kelalaian yang mengakibatkan
kurangannya cakupan dari testing.
– Menghindarkan dari pengulangan yang
tidak perlu
Berdasarkan pada daftar cek yang ada di
dalam spesifikasi tes dan dokumentasi
lainnya, akan menghindarkan dari
redundansi usaha, dan pengecekan
proses kerja akan menghindarkan dari
kelalaian pelaksanaan suatu tugas.
–Menganalisa program untuk test
cases yang baik
Di sini spesifikasi tes sangat
membantu.
–Menyediakan struktur
Tes integrasi akhir akan dapat
dilakukan dengan lebih mudah
tanpa mengalami tekanan karena
struktur telah ada.
– Meningkatkan efisiensi tes
Dengan mengurangi jumlah tes tanpa
meningkatkan jumlah bug yang
terlewatkan secara substansial.
– Cek pemenuhan
Dengan melihat keseluruhan dari
rencana tes terhadap cakupan area
dari program, cakupan kelas-kelas
bugs, cakupan kelas-kelas tes atau
cakupan sederhana dari test cases.
Menyediakan struktur untuk
pengorganisasian, penjadwalan, dan
pengaturan:
– Mencapai persetujuan akan tugas-
tugas tes
Secara spesifik mengidentifikasi apa
yang akan (dan tidak akan) dilakukan
oleh tester.
– Mengidentifikasi tugas-tugas
Saat batasan didefinisikan, dapat
menentukan sumber daya yang
dibutuhkan (dana, waktu, manusia dan
peralatan).
– Struktur
Mengelompokan tugas-tugas yang sama,
mengarahkan kelompok-kelompok
tersebut ke orang yang sama.
–Organisasi
Mengidentifikasi siapa yang
melakukan tes, bagaimana
mereka akan melakukan tes,
dimana, kapan dan dengan
sumber daya apa
(hardware/software khusus,
manusia, dan lain-lain)
– Koordinasi
Mendelegasikan tugas berdasarkan
pada seksi-seksi dari rencana tes.
– Meningkatkan akuntabilitas
Tester mengerti tugas mereka,
membantu identifikasi masalah staf
atau rencana tes tertentu, bilamana
terdapat bug yang terlewatkan dari
test cases, spesifikasi tes, dan melihat
bilamana tak tercakup dalam rencana
tes.
Meningkatkan komunikasi
tentang tugas-tugas dan
proses-proses testing:
–Pemikiran strategi tes
Menerangkan pendekatan
testing – apa, mengapa, dan
bagaimana.
– Mengembangkan umpan balik terhadap
batasan
Tentang akurasi dan cakupan testing –
pembaca akan menunjukkan kekurangan
dari rencana tes, kesalahpahaman, dan
kesalahan tes yang berpotensi lainnya di
awal.
– Ukuran dari pekerjaan testing
Mengkomunikasikan ukuran dari pekerjaan
dengan mengindikasikan semua area yang
dites, menentukan jumlah tester, tenggang
waktu testing, dan lain-lain.
– Mengembangkan umpan balik terhadap
kedalaman dan waktu
Rencana tes dapat menghasilkan banyak
kontroversi – testing terlalu sedikit atau
terlalu banyak, tenggang waktu dari jadual
yang tidak diperlukan, dan lain-lain. Rencana
tes membantu dalam memfokuskan diskusi
saat rapat dan menghilangkan kebingungan.
–Mempermudah delegasi dan
supervisi testing
Akan lebih mudah untuk
mendelegasikan dan mensupervisi
testing suatu aplikasi bila dapat
memberikan tester seperangkat
instruksi yang tertulis dan detil.
Hal-Hal yang berhubungan
dengan rencana tes

• Tester dapat menjadi frustasi


dalam menyelesaikan rencana tes
sebelum detil sistem yang mereka
testing diselesaikan.
• Berdasarkan pada hal ini, skenario “To Be
Defined” – “TBD” dapat digunakan
sebagai tanda untuk bagian-bagian dari
rencana yang belum diketahui.
• Terminologi ini juga menyediakan suatu
mekanisme sederana untuk pencarian
bagian-bagian dari rencana yang masih
membutuhkan pengembangan.
Kerangka rencana tes sederhana
Secara sederhana dokumen rencana
tes, terdiri dari:
• Obyektifitas, berisi tujuan akhir yang
akan dicapai oleh testing, dan produk
testing yang diharapkan.
• Strategi dan pendekatan, berisi
diskripsi lingkungan tes, dan cakupan
dari testing.
• Spesifikasi tes, untuk tiap bagian-
bagian dari tes, berisi diskripsi tes,
data masukan, kondisi inisial yang
dibutuhkan, dan hasil yang
diharapkan.
• Rencana kerja dan jadual tes, berisi
tentang daftar tugas-tugas testing
secara berurutan (sekuensial),
kriteria dan rencana tes ulang,
batasan waktu secara umum.
• Kriteria pemenuhan.
• Sumber daya, berisi indentifikasi tim tes, jam-
perorang yang dibutuhkan untuk testing, dan
alat bantu tes otomatis yang digunakan (bila
ada).

Anda mungkin juga menyukai