Anda di halaman 1dari 19

Bidang Ilmu: Sistem Informasi

USUL PENELITIAN

HIBAH INTERNAL UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

EMOTION MINING: Otomatisasi Pengenalan Emosi


(InSERt: INDONESIAN SPEECH EMOTION RECOGNITION)

TIM PENGUSUL :

1. Yustinus Eko Soelistio (023955)


2. …
3. …

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

2017
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Emotion Mining: Otomatisasi Pengenalan Emosi (InSERt:


Indonesian Speech Emotion Recognition)

Kode/Bidang Penelitian : …/Sistem Informasi


Ketua Peneliti
A. Nama Lengkap : Yustinus Eko Soelistio, S. Kom., M.M.
B. NIDN : 032409197901
C. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
D. Fakultas/Program Studi : Teknologi Informasi dan Komunikasi/Sistem Informasi
E. Nomor HP : 0817790345
F. E-mail : yustinus.eko@umn.ac.id

Lama Penelitian Keseluruhan : 1 tahun


Penelitian Tahun ke :1
Biaya Penelitian Keseluruhan :Rp,-
Biaya Tahun Berjalan : - diusulkan ke DIKTI Rp 0,00
- diusulkan internal PT Rp 4.500.000,00

Tangerang, …- 3 - 2017

Mengetahui Dekan Fakultas ICT Ketua Peneliti,

(Kanisius Karyono, S.T., M.T.) (Yustinus Eko Soelistio, S.Kom., M.M.)


NIK.023872 NIDN. 030111198701

Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat

(Dr. Ir. PM Winarno, M.Kom)


NIK.085201

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................... 2


PENELITIAN DOSEN PEMULA .................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3
RINGKASAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 1PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................................... 6
BAB 3METODE PENELITIAN................................................................................................................... 11
BAB 4BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 1 ............................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2 ............................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3 ............................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat tidak dapat dipisahkan oleh
perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi komputerisasi, Setiap perusahaan atau
instansi baik pemerintah maupun swasta dituntut untuk dapat menyesuaikan perkembangan
teknologi tersebut guna meng-hasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat

RCB WATER PARK yang beralamatkan di Ranca Bulong Perusahaan tersebut merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Tempat Pariwisata Kolam Renang, Sistem
pengolahan data penjualan tiket pada saat ini masih menggunakan pengolahan data secara
manual yaitu menggunakan pengolahan data dengan menulis di dalam buku. Pengelolaan
penjualan yang berjalan saat ini masih memiliki kendala antara lain pencatatan dan
penghitungan penjualan tiket masih rawan terjadi kecurangan karena di Water Park ada
beberapa jenis tiket mulai dari harga Rp. 15.000, Rp. 20.000 dan Rp. 25.000, Tingkat
keamanan yang masih kurang baik, dapat mengakibatkan pencurian data dari pihak yang
tidak bertanggung jawab dan kurang cepat dalam penyajian laporan penjualan tiket ke
manajemen.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka dibutuhkan rancangan sistem informasi yang
mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan. Dengan adanya
sistem informasi yang baru maka mampu memberikan laporan-laporan penjualan secara cepat
dan akurat, mempermudah melakukan pengawasan penjualan tiket dan dapat meminimalisir
kecurangan penjualan tiket, tingkat keamanan sudah di jamin dengan adanya password ketika
akan masuk ke sistem. Dengan adanya database yang berbasis Multiuser maka tiap-tiap user
akan lebih efektif pada saat bekerja.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kemukakan di atas, maka timbulah permasalahan yang
akan dibahas sebagai berikut:

 Bagaimana cara menangani kecurangan penjualan tiket?


 Kurang cepatnya laporan penjualan
4
 Bagaimana cara menampilkan hasil penjualan di dalam sistem informasi?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian dari penulisan tersebut antara lain sebagai berikut:

 Melakukan penjualan tiket yang aman untuk RCB Water Park.


 Pengimplementasian sistem informasi yang dapat digunakan di RCB Water Park.

Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi para pembaca hasil
penulisan ini, manfaatnya antara lain:

 Melalui penelitian ini penulis mengharapkan dapat membantu penjualan tiket di RCB
Water Park lebih aman dan bisa melihat laporan penjualan setiap saat.
 Menjadi bahan pembelajaran mengenai sistem informasi kolam renang.

Hasil Keluaran

Adapun hasil keluaran penelitian yang diharapkan adalah berupa sebuah program sistem
informasi yang dapat membantu penjualan tiket dengan cara komputerisasi.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu dilihat dari pendekatan yang
menekankan pada prosedur dan dilihat dari pendekatan yang menekankan pada elemen atau
komponen.

Pendekatan sisten yang lebih menekankan pada prosedur didefiniskan sebagai berikut: “Suatu
sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan sasaran tertentu.”

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen didefinisikan:
“Sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.”

Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebagai sustu
kumpulan atau him punan antar group dan subsistem/bagian/komponen yang terorganisasi
baik fisik maupun non fisik seperti hardware, software, brainware dan procedur yang saling
berinteraksi dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.1 Karakteristik Sistem

Sesuatu dapat dikatakan sistem jika didalamnya terdapat ciri-ciri atau larakteristik sebuah
sistem.

1. Komponen Sistem (Components)


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau
elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu siste menunjukan ruang lingkup
(scope) darfi sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

6
Lingkungan Luar Sistem adalah pihak-pihak diluar sistem yang mempengaruhi
sistem.
4. Penghubung (Interface) Sistem
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antara subsistem dengan subsistem
lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar.
5. Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Masukan perawatan (maintenance input) adalah energi yang dimasukan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Masukan sinyal (signal input) adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran.
8. Tujuan (Goal) Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu
sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.

2.2. Konsep Dasar Informasi

Menurut Jogianto “Informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.”

Sedangkan menurut Mc Leod (2001:15) “Informasi adalah data uang telah diproses atau data
yang memiliki arti.”

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan.

2.2.1 Kriteria-kriteria Informasi

Adapun kriteria-kriteria dan informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc Leod


(2001:145) adalah sebagai berikut:

7
1. Relevan
Informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan atau bernilai guna.
2. Akurat
Informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya atau bebas dari kesalahan.
3. Tepat waktu
Informasi harus tersedia pada saat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah
sebelum situasi krisis menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang tidak
usang.
4. Lengkap
Informasi yang diperoleh menyajikan gambaran lengkp dari suatu permasalahan atau
penyelesaian.

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Pengertian Sistem Informasi menurut (Azhar Susanto, 2004:56) adalah:

“Sistem Informasi merupakan susunan dari orang-orang, kegiatan, data, jaringan (network)
dan teknologi yang di intergrasikan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendukung dan
memperbaiki operasi sehari-hari perusahaan serta untuk memenuhi kebutuhan informasi baik
untuk pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah manajer.”

Jadi Sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan
atau organisasi yang berhubungan denga proses penciptaan dan pengaliran informasi.

2.3.1. Komponen-komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen Sistem Informasi adalah sebagai berikut:

1. Perangkat keras (hardware) Perangkat keras mencangkup berbagai peran fisik seperti
komputer dan printer.
2. Perangkat Lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi-instruksi yang
memungkinkan perangkat keras memproses data.
3. Prosedur (procedure) yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran uang dikehendaki.
4. Orang (brainware) yaitu semua pihak bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keliaran sistem informasi.

8
5. Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan
dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dapat secara bersama tahu diakses oleh sejumlah
pemakai.

2.3.2. Sistem informasi dalam suatu Organisasi

Sistem informasi sangat mendukung proses dalam suatu organinasi khususnya dalam
menjalankan fungsi managerial yang meliputi:

1. Perencanaan (Planning)
Proses untuk memikirkan secara matang dan bijaksana serta menetapkan sasaran serta
tindakan berdasarkan metoda yang paling baik.
2. Pelaksanaan (Organizing)
Proses unutk manata dan menetapkan pekerjaan dan sumber daya manusia yang ada.
3. Pengendalian (Controlling)
Proses untuk memastikan bahwa aktivitas organisasi sesuai dengan metode atau
prosedur yang telah ditetapkan.

2.3.3. Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Input adalah proses yang menggambarkan suatu kegiatan untuk meneyediakan data
yang akan diproses.
2. Proses adalah bagaimana suatu data yang diolah untuk menghasilkan suatu informasi
yang bernilai lebih.
3. Output adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses.
4. Penyimpanan adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
5. Kontrol adalah suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut bisa
berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

2.4 System Development Life Cycle

System Development Life (SDLC) adalah suatu pendekatan yang memiliki tahap-tahap
untuk melakukan analisa dan membangun suatu rancangan sistem dangan siklus yang lebih
spesifik tergadap kegiatan pengguna (Kendall & Kendalll, 2006). Terdapat empat langkah

9
kunci yaitu, perencanaan dan seleksi analisis, desain, implementasi, dan operasional (Valacic,
George & Hoffer, 2012). SDLC juga merupakan sebuah proses memahami bagaimana sistem
informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun sistem, dan
memberikannya kepada pengguna (Dennis, Wixom &Tegarden, 2005).

Ada empat metodologi pengembangan software berbasis SDLC, yaitu:

 Waterfall
 Prototyping
 RAD (Rapid Application Development)
 Iterasi

2.5 Metode Waterfall

Metode ini menampilkan proses pengembangan secara keseluruhan digambarkan dalam


urutan linear. Dalam tahap awal, dokumen desain produk dipersiapkan. Ada tujuh tahapan
pada metode ini, yaitu:

 Requirements Definition
 Analysis
 Design
 Coding
 System Tests
 Installation and Conversion
 Operation and Maintenance

10
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 System Development Life Cycle

Model perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Waterfall. Model ini
menggambarkan proses software development dalam aliran linear yang berurutan, sehingga
apabila suatu proses dalam pengembangan proyek belum selesai, maka proses selanjutnya
tidak dapat dimulai, serta tidak dapat kembali ke tahap sebelumnya. Hal tersebut berbeda
dengan model iterasi dimana model tersebut memperbolehkan pengulangan tahap jika
terdapat kekurangan atau kesalahan, yang mana kurang cocok untuk proyek ini karena
memiliki tenggat waktu yang singkat. Berbeda dengan model waterfall, metode RAD (Rapid
Application Development) memerlukan beberapa teknik dan alat-alat khusus agar proses bisa
lebih cepat, misalnya melakukan sesi Joint Application Decelopment (JAD), atau penggunaan
alat-alat Computer Aided Software Engineering (CASE Tools). Model waterfall biasa
digunakan pada proyek berskala kecil dimana model ini menganggap bahwa requirement dari
user sudah tetap dan tidak akan berubah lagi. Penulis tidak menggunakan model prototyping
karena adanya pembuatan prototype dari sebuah aplikasi sebelum aplikasi tersebut memasuki
tahap design. Untuk menggunakan model ini, pengembang harus memiliki kemampuan yang
baik karena hanya memiliki waktu singkat untuk mengembangkan prototype. Model waterfall
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti yang akan dipaparkan dibawah ini.

Kelebihan metode Waterfall:

 Pengembangannya terstruktur/bertahap.
 Pengerjaan proyek akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
 Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
 Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap tahap harus
diselesaikan secara lengkap sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.

11
Kekurangan metode Waterfall:

 Diperlukan manajemen yang baik karenaprosespengembangan tidak dapat dilakukan


secara berulang.
 Kesalahan kecil pada suatu tahap akan berdampak besar pada tahap selanjutnya.
 Model ini tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek yang memiliki
kompleksitas tinggi karena fase-tahap pada model waterfall tidak dapat berulang.
 Waktu pengembangannya lama karena input tahap berikutnya adalah output dari
tahap sebelumnya. Maka, jika satu tahap waktu penyelesaiannya terlambat, maka
waktu keseluruhan pemgembangan juga akan terlambat.

Gambar 3. 1 Model Waterfall

Sumber: Galin, Daniel. Software Quality Assurance. 2004

Berikut deskripsi masing-masing bagian pada pembangunan sistem:

 Requirements Definition

Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap apa yang harus dikerjakan oleh sistem,
proses-proses apa saja yang akan dilakukan oleh sistem, seperti pengumpulan informasi
terkait apa yang menjadi kriteria supplier dan berapa besar kepentingan masing-masing
kriteria, sehingga dapat dilakukan penghitungan terhadap pengambilan keputusan.

12
 Desain

Pada tahapan ini penulis melakukan rancangan desain sistem yang akan dibangun. Hal
tersebut mencakup perancangan user interface, mendesain flow chart, activity diagram,
dan use case diagram.

 Coding

Dalam tahap ini akan dilakukan perancangan aplikasi yang meliputi penulisan kode
dalam html, javascript, PHP, css, dan Java untuk membuat website. Perancangan website
akan menggunakan PHP dan HTML.

 Uji Coba

Tahap ini dilakukan untuk menguji apakah aplikasi sudah berjalan sesuai keinginan,
apakah ada kesalahan pada website, bila ada akan dicari tahu letak kesalahannya. Jika
telah ditemukan, maka akan dilakukan perubahan.

 Installation and Conversion

Pada tahap ini dilakukan penerapan atas website yang telah selesai dibangun. Semua
fungsi harus sudah dapat dijalankan dengan baik. Website yang dibangun kemudian dapat
digunakan oleh pengguna.

3.2 AHP

Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang
komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan
memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan
variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut.

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik.
Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penenetapan nilai
kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu,
dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun

13
terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar
pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal.

Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah
kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelomok-kelompoknya dan diatur
menjadi suatu bentuk hirarki.

Kelebihan Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Kelebihan AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :

 Struktur yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam
 Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan
 Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif
dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam
hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif

Prinsip Dasar Pemikiran AHP

Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga prinsip yang
mendasari pemikiran AHP, yakni : prinsip menyusun hirarki, prinsip menetapkan prioritas,
dan prinsip konsistensi logis.

Prinsip Menyusun Hirarki

Prinsip menyusun hirarki adalah dengan menggambarkan dan menguraikan secara hirarki,
dengan cara memecahakan persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah. Caranya
dengan memperincikan pengetahuan, pikiran kita yang kompleks ke dalam bagian elemen
pokoknya, lalu bagian ini ke dalam bagian-bagiannya, dan seterusnya secara hirarkis.

Penjabaran tujuan hirarki yang lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperolah
kriteria yang dapat diukur. Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian keadaannya.
Dalam beberapa hal tertentu, mungkin lebih menguntungkan bila menggunakan tujuan pada

14
hirarki yang lebih tinggi dalam proses analisis. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu
tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran obyektif dan kriteria-kriterianya. Akan tetapi,
ada kalanya dalam proses analisis pangambilan keputusan tidak memerlukan penjabaran yang
terlalu terperinci. Maka salah satu cara untuk menyatakan ukuran pencapaiannya adalah
menggunakan skala subyektif.

3.3 Perancangan Sistem

Dalam membangun sebuah sistem atau aplikasi yang baik diperlukan perancangan yang baik
terlebih dahulu. Tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem ini adalah sebagai
berikut:

3.3.1 Proses Perancangan

Perancangan seluruh proses yang akan terjadi pada sistem digambarkan pada diagram UML
yang terdiri dari use case diagram dan activity diagram. Selain itu juga akan didesain
beberapa flow charts terkait dengan perancangan sistem ini.

3.3.2 Rancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka berguna sebagai fasilitas komunikasi yang akan membantu pengguna
dalam mengakses informasi dan keterangan yang diberikan aplikasi.

3.3.3 Perancangan Sistem

Sistem pengambilan keputusan ini dilakukan menggunakan metode AHP. Kemudian rumus
AHP tersebut akan diimplementasikan ke dalam website sehingga dilain kesempatan,
pengguna hanya tinggal memasukan nilai kriteria untuk mengetahui supplier mana yang
memberikan keuntungan terbaik.

15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kriteria dan Subkriteria dalam menentukan supplier

Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan supplier. Choy dan
Hartley (1996) mengemukakan 7 faktor yang bisa dijadikan ukuran performansi dan dasar
pemilihan supplier yaitu Finances, Consistency, Reability, Relationship, Flexibility,
Technological capability, dan Services. Sedangkan Fun dan Hung (1997) menyatakan salah
satu kerangka Vendor Performance Indicator adalah Quality, Cost, Delivery, Flexibility dan
Responsivness. Gary W Dickson (1966) mengemukakan dua puluh tiga kriteria untuk
pemilihan dan evaluasi supplier seperti harga bersih, kualitas, lokasi geografis, posisi
keuangan, dll.

Sedangkan di Toko Y memiliki kriteria penilaian untuk evaluasi supplier. Berikut adalah
kriteria dan subkriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian untuk menentukan supplier
pada Toko Y.

4.1.1. Mutu

Kriteria ini berhubungan dengan kualitas barang yang dimiliki supplier,


kriteria ini penting karena berpengaruh pada tingkat kualitas produk yang akan
dijual dan kepuasan pelanggan terhadap toko, pada kriteria mutu merupakan
perpaduan dari berbagai faktor, seperti:

 Kemasan
Kriteria ini berhubungan dengan kemasan dari produk (minuman) yang
supplier miliki. Untuk mengetahui kriteria ini toko meminta sample
yang akan dipesan kepada supplier. Kriteria ini penting karenan
berpengaruh pada kualitas produk yang akan dijual oleh toko.
 Merk
Kriteria ini berhubungan dengan merk dari produk (minuman) yang
supplier miliki.

4.1.2. Biaya

16
Kriteria ini merupakan kriteria finansial yang menjadi pertimbangan utama
setiap toko dalam memilih supplier. Kriteria harga dalam hal ini mencangkup
seluruh faktor yang berbau finansial, yaitu:

 Diskon
Kriteria ini berhubungan dengan potongan harga yang diberikan
supplier kepada toko. Data diskon diperoleh dari setiap penawaran
yang diberikan supplier kepada perusahaan. Kriteria ini dinilai
berdasarkan perbandingan diskon yang diberikan antara supplier satu
dengan yang lainnya.
 Jenis Pembayaran
Kriteria ini berhubungan dengan pemilihan dalam melakukan
pembayaran yang ditawarkan supplier terhadap toko. Supplier
menawarkan beberapa macam jenis pembayaran, semakin banyak jenis
pembayaran yang ditawarkan maka semakin bagus.
 Waktu pembayaran
Kriteria ini berhubungan dengan jangka waktu pelunasan produk
(Minuman). Kriteria ini didapat dari tawaran yang supplier berikan.
Penilaian kriteria ini dilihat dari lamanya waktu pelunasan. Semakin
lama waktu pembayaran semakin bagus.

4.1.3. Pelayanan

Kriteria ini menilai supplier dari segi pelayanan dan respon terhadap toko baik
dari awal pemesanan sampai dengan pengiriman barang. Semakin baik
pelayanannya, semakin bagus.

4.1.4. Pengiriman

Kriteria ini menilai supplier dari segi pelayanan pengiriman produk


(Minuman) dan kinerja supplier, pada kriteria pengiriman merupakan
perpaduan dari beberapa faktor, seperti:

 Ketepatan waktu pengiriman


Kriteria ini berhubungan dengan ketepatan waktu pengiriman sesuai
dengan permintaan dari toko. Kriteria ini dilihat dari waktu supplier

17
mengirim barang sampai diterima oleh toko. Kriteria ini berpengaruh
terhadap proses penjualan produk. Semakin tepat supplier mengirim
produk, maka proses penjualan tidak akan terganggu.
 Kelengkapan dan kesesuaian pesanan
Kriteria ini berhubungan dengan kesesuaian produk (Minuman) yang
dipesan dengan yang dikirim . kriteria ini diperoleh dari pengecekan
produk (Minuman) yang datang. Jika yang dipesan lengkap dan sesuai
dengan pesanan maka semakin baik.

4.2. Nilai Perbandingan Kriteria

4.2.1. Nilai Perbandingan kepentingan antara kriteria

Nilai perbandingan antar kriteria didapat dari hasil wawancara dengan Pemilik
Toko Y. Jumlah pertanyaan didapat dengan menggunakan rumus n(n-1)/2,
dimana n adalah jumlah kriteria, berikut adalah hasil wawancara:

1) Biaya 5 (lima) kali lebih penting dari Mutu


2) Mutu 4 (empat) kali lebih penting dari Pelayanan
3) Mutu 4 (empat) kali lebih penting dari Pengiriman
4) Pelayanan 3 (tiga) kali lebih penting dari Biaya
5) Biaya 4 (empat) kali lebih penting dari Pengiriman
6) Pelayanan 2 (dua) kali lebih penting dari Pengiriman

4.2.2. Nilai Perbandingan Kepentingan antar subkriteria

Nilai perbandingan antar subkriteria didapat dari hasil wawancara dengan


Pemilik Toko Y. Jumlah pertanyaan didapat dengan menggunakan rumus n(n-
1)/2, dimana n adalah jumlah subkriteria, berikut adalah hasil wawancara:

Mutu:

1) Warna 5 (lima) kali lebih penting dari kemasan

Biaya:

2) Diskon 5 (lima) kali lebih penting dari Jenis Pembayaran


3) Diskon 4(empat) kali lebih penting dari waktu pembayaran
4) Waktu pembayaran 4(empat) kali lebih penting dari jenis pembayaran

18
Pengiriman:

5) Kelengkapan dan kesesuaian barang 4(empat) kali lebih penting dari


ketepatan waktu

4.2.3. Data alternatif

Data supplier yang menjadi alternative adalah semua supplier Aluminium


yang menjadi pemasok di Toko Y.

19

Anda mungkin juga menyukai