(Model Keputusan)
(Pertemuan Kedua)
B. Konsep Model
Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran (description), memberikan
penjelasan (prescription), dan memberikan perkiraan (prediction) dari realitas yang
diselidiki. Dalam kaitan ini, Siregar (1991) mengungkapkan bahwa suatu model yang
baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1
Tingkat generalisasi yang tinggi
Semakin tinggi derajat generalisasi suatu model, maka ia semakin baik, sebab
kemampuan model untuk memecahkan masalah semakin besar.
2
Mekanisme transparansi
Suatu model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanisme suatu model dalam
memecahkan masalah, artinya kita bisa menerangkan kembali (rekonstruksi) tanpa ada
yang disembunyikan. Jadi kalau ada suatu formula, maka formula tersebut dapat
diterangkan kembali.
3
Potensial untuk dikembangkan
Suatu model yang berhasil biasanya mampu membangkitkan minat (interest) peneliti lain
untuk menyelidikinya lebih jauh.
4
Peka terhadap perubahan asumsi
Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah berakhir (selesai), selalu
memberi celah untuk membangkitkan asumsi.
MODEL
DUNIA
DUNIA
NYATA
NYATA
SUDUT
PANDANG
Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh pemodel dan membentuk image atau
gambaran tertentu di dalam pikirannya. Namun image ini tidak persis sama dengan
sistem nyata, karena pemodel membacanya dengan menggunakan sudut pandang
tertentu. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah visi atau wawasan yang
dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni:
Sistem nilai yang diyakini/dianut oleh pemodel
Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pemodel
Pengalaman hidup dari pemodel.
C. Pengembangan Model
Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian
asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang
pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi
bagi komputer, yang berupa program-program untuk komputer. Adapun ciri-ciri pokok
model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa
konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi
mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk
pemecahannya.
2.
Model Kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui
kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan
yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya
dibuatkan model.
2.
Model Matriks
Selain modal probabilitas dan nilai harapan (probability and expected value), ada
juga model lainnya. Model lain tersebut misalnya adalah model matriks (the payoff
matrix model).
Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi
yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row) bentuknya
mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya menegak (vertikal). Pada sisi baris
berisi macam alternatif strategi yang digelarkan oleh pengambil keputusan,
sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi
yang berlainan.
Nilai
Harapan
Invest.
Strategy
Resesi
Normal
Baik
Resesi
(20%)
Normal
(60%)
Baik
(20%)
Total
Agresif Rp.
100 jt.
Rp 5 jt
(5%)
Rp 8 jt
(8%)
Rp 25 jt
(25%)
Rp 1 jt
Rp 4,8 jt
Rp 5 jt
Rp 10,8 jt
Moderat Rp.
50 jt.
Rp 1 jt
(2%)
Rp 5 jt
(10%)
Rp 1 jt
(2%)
Rp 0,2 jt
Rp 3 jt
Rp 0,2 jt
Rp 3,4 jt
Minimum Rp.
10 jt.
Rp 0
(0%)
Rp 0,5 jt
(5%)
Rp 1jt
(10%)
Rp 0
Rp 0,3 jt
Rp 0,2 jt
Rp 0,5 jt
Metode ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan
suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya ke dalam
komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta
konsekuensi masing-masing.
Dengan demikian, maka pimpinan tinggal memilih alternatif mana yang sekiranya
paling tepat untuk dijadikan keputusan.
Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Comer
memberikan definisi mengenai pohon keputusan (decision tree) sebagai berikut:
"The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of
alternative decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pay offs
for each combination, and the probabilities of each event."
Model Matematika
Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan
peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya, misalnya
simulasi cockpit pesawat terbang Boeing 747, di mana calon pilot melatih diri melalui
cockpit tiruan tersebut.
c.
Manusia dapat berperan apa saja dalam suatu model, misalnya dapat berperan
sebagai perancang (designer), dapat juga berperan sebagai pemakai, pemberi data.
Tetapi dalam model permainan operasional ini, manusia berperan sebagai elemen
atau unsur. Di sini manusia digunakan atau dijadikan objek yang harus mengambil
keputusan.
Sebetulnya model simulasi dan model permainan operasional itu, termasuk
kelompok simulasi yang sering juga dinamakan model permainan (gaming models).
d. Model Verbal
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi, biasanya
berlakunya model verbal ini kerapkali dikombinasikan dengan model matematika,
model simulasi dan/atau model permainan operasional.
e. Model Fisik
Contoh dari model ini, misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau tata
kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan
jaringan kerja (network planning) atau model PERT (progam evaluation review
technique), dan yang sejenisnya. Model ini merupakan serangkaian keputusan
dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagianbagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dan tidak perlu berurutan, serta
bagian mana yang harus berurutan menunggu bagian lain selesai terlebih dahulu.
E. Kesimpulan
Thank You
Any Questions?
18