Anda di halaman 1dari 18

Teori Pengambilan Keputusan

(Model Keputusan)
(Pertemuan Kedua)

Dr. H. Hilmi Aulawi, MT

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi


UNIVERSITAS GARUT

A. Pengertian Model Pengambilan Keputusan


Untuk keperluan analisis, biasanya sistem digambarkan ke dalam suatu model. Istilah model
diartikan sebagai tiruan dari kondisi sebenarnya, atau dengan kata lain, model didefinisikan
sebagai representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati berdasarkan
sudut pandang tertentu) dari suatu sistem nyata, atau penyederhanaan dari gambaran sistem
yang nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan,
sistem yang dijadikan titik perhatian dan dipermasalahkan. Sehingga dengan model,
situasi/sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang
esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada
relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/ diselesaikan itu.
2.Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan di antara unsur-unsur itu.
3.Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel.
Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4.Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan proses berurutan yang membutuhkan
penggunaan model yang tepat. Pengambil keputusan berusaha menggeser keputusan yang
semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.

B. Konsep Model
Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran (description), memberikan
penjelasan (prescription), dan memberikan perkiraan (prediction) dari realitas yang
diselidiki. Dalam kaitan ini, Siregar (1991) mengungkapkan bahwa suatu model yang
baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1
Tingkat generalisasi yang tinggi
Semakin tinggi derajat generalisasi suatu model, maka ia semakin baik, sebab
kemampuan model untuk memecahkan masalah semakin besar.
2
Mekanisme transparansi
Suatu model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanisme suatu model dalam
memecahkan masalah, artinya kita bisa menerangkan kembali (rekonstruksi) tanpa ada
yang disembunyikan. Jadi kalau ada suatu formula, maka formula tersebut dapat
diterangkan kembali.
3
Potensial untuk dikembangkan
Suatu model yang berhasil biasanya mampu membangkitkan minat (interest) peneliti lain
untuk menyelidikinya lebih jauh.
4
Peka terhadap perubahan asumsi
Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah berakhir (selesai), selalu
memberi celah untuk membangkitkan asumsi.

B. Konsep Model (cont...1)


Sedikitnya, ada empat prinsip yang harus dipegang jika membuat model, Keempat prinsip tersebut
adalah:
1
Keterorganisasian (block building)
Tujuan pengorganisasian proses pemodelan adalah untuk menyederhanakan spesifikasi interaksi
di dalam sistem. Masing-masing block menggambarkan satu bagian sistem yang bergantung pada
beberapa atau sedikitnya satu variabel input, dan yang berubah menjadi variabel output. Maka
sistem secara keseluruhan, dapat digambarkan dalam terminologi keterkaitan antar blok-blok.
2
Relevansi (relevance)
Prinsip relevansi merupakan sifat yang melekat dalam model, karena model harus
menggambarkan keadaan yang diamati. Dengan demikian, model hanya akan mencakup aspekaspek yang relevan dengan sasaran-sasaran dan sudut pandang yang telah ditetapkan.
3
Keakuratan (accuracy)
Keakuratan informasi yang dikumpulkan untuk model harus dipertimbangkan. Keakuratan
tergantung pada tingkat kebutuhan penggunaan model terhadap persoalan yang diamati atau
tergantung pada ketelitian yang diinginkan.
4
Tingkat Agregasi (aggregation)
Tingkat agregasi perlu dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kecukupan atau kepuasan minimal
yang harus didapat dengan memakai model. Maksudnya, sampai sejauhmana tiap-tiap komponen
maupun aktifitas akan diteliti. Atau, komponen-komponen mana saja yang dapat dikelompokkan
menjadi satu komponen yang lebih besar.

B. Konsep Model (cont...2)

Dalam pengembangan model umumnya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:


1
Elaborasi
Pengembangan model dimulai dengan yang sederhana dan secara bertahap dielaborasi
hingga memperoleh model yang lebih representatif. Penyederhanaan dilakukan dengan
menggunakan sistem asumsi yang ketat, yang tercermin pada jumlah, sifat, dan relasi
variabel-variabelnya. Tetapi asumsi yang dibuat tetap harus memenuhi persyaratannya,
yaitu konsistensi, independensi, ekivalensi, dan relevansi.
2
Analogi
Pengembangan model dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip hukum, teori
yang sudah dikenal secara meluas tetapi belum pernah digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
3
Dinamis
Pengembangan model bukanlah proses yang bersifat mekanistik dan linier. Oleh karena
itu dalam tahap pengembangannya mungkin saja dilakukan pengulangan.

B. Konsep Model (cont...3)

MODEL

DUNIA
DUNIA
NYATA
NYATA

SUDUT
PANDANG

Gambar Skema Proses Pemodelan

B. Konsep Model (cont...4)

Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh pemodel dan membentuk image atau
gambaran tertentu di dalam pikirannya. Namun image ini tidak persis sama dengan
sistem nyata, karena pemodel membacanya dengan menggunakan sudut pandang
tertentu. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah visi atau wawasan yang
dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni:
Sistem nilai yang diyakini/dianut oleh pemodel
Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pemodel
Pengalaman hidup dari pemodel.

C. Pengembangan Model

Secara umum, pengembangan model suatu sistem mengandung dua tahapan


proses, yang pada prakteknya, tidak selalu harus mengikuti urutan yang diusulkan.
Jadi, bisa terjadi urutan yang sebaliknya dilakukan. Kedua tahapan proses tersebut
adalah sebagai berikut:
1.Pembuatan struktur model, yaitu menetapkan batas-batas sistem (system
reference) yang akan memisahkan sistem dari lingkungannya, dan menetapkan
komponen-komponen pembentuk sistem yang akan diikutsertakan atau dikeluarkan
dari model. Dalam menetapkan keduanya, harus diingat bahwa model harus
lengkap, valid, tetapi juga cukup sederhana.
2.Pengumpulan data, yaitu untuk mendapatkan besaran-besaran atribut komponen
yang dipilih, dan untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada aktifitas-aktifitas
sistem.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan


Quade membedakan model ke dalam dua tipe, yakni model kuantitatif dan model
kualitatif.
1.

Model kuantitatif

Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian
asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang
pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi
bagi komputer, yang berupa program-program untuk komputer. Adapun ciri-ciri pokok
model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa
konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi
mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk
pemecahannya.
2.

Model Kualitatif

Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui
kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan
yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya
dibuatkan model.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...1)

Terdapat beberapa model pengambilan keputusan diantaranya adalah:


1.

Model Probabilitas dan Nilai Harapan

Model probabilitas, umumnya model-model keputusannya merupakan konsep


probabilitas dan konsep nilai harapan memberi hasil tertentu (the concept of
probability and expected value).
Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi
dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring). Misalnya
dadu terdiri atas enam sisi, maka kemungkinan (probabilitas) masing-masing sisi
untuk muncul adalah 1/6.
Sebagai contoh: Pemerintah mengeluarkan undian sosial berhadiah Rp. 400 juta.
Jumlah undian yang dijual sebanyak dua juta lembar dengan nilai nominal harga tiap
lembarnya Rp. 500,-. Kalau undian sebanyak dua juta lembar itu laku semuanya,
maka pendapatan pemerintah dari hasil penjualan (revenue) sebesar Rp. 1 milyar.
Pendapatan bersih (income) sebesar Rp. 600 juta. Kemungkinan memenangkan
hadiah dari tiap lembar undian adalah seperdua juta. Nilai harapannya sebetulnya
hanyalah 1/2 juta x 400 juta = Rp. 200.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...2)

2.

Model Matriks

Selain modal probabilitas dan nilai harapan (probability and expected value), ada
juga model lainnya. Model lain tersebut misalnya adalah model matriks (the payoff
matrix model).
Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi
yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row) bentuknya
mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya menegak (vertikal). Pada sisi baris
berisi macam alternatif strategi yang digelarkan oleh pengambil keputusan,
sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi
yang berlainan.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...3)


Contohnya seseorang ingin menggambarkan peluang strategi investasi pada
berbagai kondisi, yaitu digambarkan pada tabel dibawah ini.
Perubahan Hasil Harapan (Expected Incremental Return)
Nilai Kondisional
Nilai Normal
(Conditional Value)

Nilai
Harapan

Invest.
Strategy

Resesi

Normal

Baik

Resesi
(20%)

Normal
(60%)

Baik
(20%)

Total

Agresif Rp.
100 jt.

Rp 5 jt
(5%)

Rp 8 jt
(8%)

Rp 25 jt
(25%)

Rp 1 jt

Rp 4,8 jt

Rp 5 jt

Rp 10,8 jt

Moderat Rp.
50 jt.

Rp 1 jt
(2%)

Rp 5 jt
(10%)

Rp 1 jt
(2%)

Rp 0,2 jt

Rp 3 jt

Rp 0,2 jt

Rp 3,4 jt

Minimum Rp.
10 jt.

Rp 0
(0%)

Rp 0,5 jt
(5%)

Rp 1jt
(10%)

Rp 0

Rp 0,3 jt

Rp 0,2 jt

Rp 0,5 jt

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...4)


3.

Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)

Metode ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan
suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya ke dalam
komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta
konsekuensi masing-masing.
Dengan demikian, maka pimpinan tinggal memilih alternatif mana yang sekiranya
paling tepat untuk dijadikan keputusan.
Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Comer
memberikan definisi mengenai pohon keputusan (decision tree) sebagai berikut:
"The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of
alternative decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pay offs
for each combination, and the probabilities of each event."

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...5)


4.

Model Simulasi Komputer

Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun yang


biasanya menggunakan komputer, yang mampu menirukan apa yang dilakukan oleh
organisasi.
Selanjutnya Robert D. Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis
kebijakan pengambilan keputusan ke dalam 5 kategori, yakni sebagai berikut:
a.

Model Matematika

Model matematika ini menggunakan teknik seperti misalnya, linear programming


(linear and dynamic programming), teori jaringan kerja (network theory) dan
sebagainya. Komputer dapat digunakan, tetapi hanya sebagai alat bantu
perhitungan saja, bukan sebagai simulator (tiruan yang memegang peranan
penting). Dengan demikian, faktor matematika tetap merupakan faktor penentu, yang
memegang peranan utama dalam penyelesaian dan penetapan kebijakan dan
pengambilan keputusan.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...6)


b.

Model Simulasi Komputer

Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan
peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya, misalnya
simulasi cockpit pesawat terbang Boeing 747, di mana calon pilot melatih diri melalui
cockpit tiruan tersebut.
c.

Model Permainan Operasional

Manusia dapat berperan apa saja dalam suatu model, misalnya dapat berperan
sebagai perancang (designer), dapat juga berperan sebagai pemakai, pemberi data.
Tetapi dalam model permainan operasional ini, manusia berperan sebagai elemen
atau unsur. Di sini manusia digunakan atau dijadikan objek yang harus mengambil
keputusan.
Sebetulnya model simulasi dan model permainan operasional itu, termasuk
kelompok simulasi yang sering juga dinamakan model permainan (gaming models).
d. Model Verbal
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi, biasanya
berlakunya model verbal ini kerapkali dikombinasikan dengan model matematika,
model simulasi dan/atau model permainan operasional.

D. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan (cont...7)

e. Model Fisik
Contoh dari model ini, misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau tata
kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan
jaringan kerja (network planning) atau model PERT (progam evaluation review
technique), dan yang sejenisnya. Model ini merupakan serangkaian keputusan
dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagianbagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dan tidak perlu berurutan, serta
bagian mana yang harus berurutan menunggu bagian lain selesai terlebih dahulu.

E. Kesimpulan

Kesimpulan dari bahasan model pengambilan keputusan ini


adalah, kondisi nyata itu terkadang sangat kompleks dan sulit
diketahui secara lengkap, termasuk juga masalah-masalahnya,
sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, perlu
disederhanakan lebih dahulu. Namun dalam
penyederhanaannya unsur-unsur yang relevan dan dominan
tetap harus dihadirkan, sehingga tetap representatif.

Thank You
Any Questions?

18

Anda mungkin juga menyukai