Anda di halaman 1dari 53

Diferensial

fungsi sederhana
Pengantar
• Diferensial membahas tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan
dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi ybs
• Dapat disidik kedudukan2 khusus dari fungsi yang sedang dipelajari
spt titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya- jika ada
• Menjadi salah satu alat analisis yang sangat penting dalam bisnis
dan ekonomi. Analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab
dengan perubahan, penentuan tingkat maksimum dan tingkat
minimum
• Membahas diferensial yang menyangkut fungsi yang mengandung
hanya satu variabel bebas dalam persamannya
Materi Yang Dipelajari
• Kuosien Diferensi dan Derivatif
• Kaidah- Kaidah Diferensiasi
• Hakikat Derivatif dan Diferensial
• Derivatif dari Derivatif
• Hubungan antara Fungsi dan Derivatifnya
- Fungsi menaik dan fungsi menurun
- Titik ekstrim fungsi parabolik
- Titik ekstrim dan titik belok fungsi kubik
Kuosien Diferensi dan Derivatif
• y = f(x) dan terdapat tambahan variabel
bebas x sebesar ∆x
• Maka :

y  f ( x)
y  y  f ( x  x)
y  f ( x  x)  y
y  f ( x  x)  f ( x) (1)
• ∆ x adalah tambahan x, sedangkan ∆ y
adalah tambahan y akibat adanya
tambahan x. Jadi ∆y timbul karena
adanya ∆x.
• Apabila pada persamaan (1) ruas kiri
dan ruas kanan sama-sama dibagi ∆x,
maka diperoleh

y f ( x  x)  f ( x)

x x
• Bentuk ∆y/ ∆x inilah yang disebut
sebagai hasil bagi perbedaan atau
kuosien diferensi (difference quotient),
yang mencerminkan tingkat perubahan
rata-rata variabel terikat y terhadap
perubahan variabel bebas x
• Proses penurunan fungsi disebut juga
proses diferensiasi  merupakan
penentuan limit suatu kuosien diferensi
(∆x sangat kecil)
• Hasil proses diferensiasi dinamakan
turunan atau derivatif (derivative).
Jika y = f(x)
Maka kuosien diferensinya :

y f ( x  x)  f ( x)

x x
lim y lim f ( x  x)  f ( x)

x  0 x x  0 x
• Tentukan kuosien diferensiasi dari y = f(x)
= 3x2 - x
penotasian
• Cara penotasian dari turunan suatu fungsi
dapat dilakukan dengan beberapa macam :
Paling lazim
digunakan

lim y dy df ( x)
 y  f ' ( x)  y x  f x ( x) 
'

x  0 x dx dx

∆x sangat kecil maka = ∆y / ∆x

Kuosien diferensi ∆y/ ∆x slope / lereng dari


garis kurva y = f(x)
• Secara umum membtnuk turunan sebuah
fungsi dapat dilakukan dengan cara
menemukan kuofien diferensiasi, kemudian
menentukan limit kuosien diferensiasi tsbt
untuk pertambahan variabel bebas mendekati
nol
• Sejumlah kaidah yang dapat digunakan u
membentuk turunan sebuah fungsi :
Kaidah-kaidah diferensiasi
1. Diferensiasi konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx
=0
contoh : y = 5  dy/dx = 0
2. Diferensiasi fungsi pangkat
Jika y = xn, dimana n adalah konstanta, maka dy/dx
= nxn-1
contoh : y=x3dy/dx=3x3-1=3x2
3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan
fungsi
Jika y = kv, dimana v = h(x),
 dy/dx = k dv/dx
contoh : y = 5x3  dy/dx = 5(3x2) = 15x2

4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan


fungsi
jika y = k/v, dimana v=h(x), maka :

dy kdv / dx

dx v2
5 dy 5(3x 2 ) 15 x 2
contoh : y  3 ,   3 2   6
x dx (x ) x
5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi
jika y = u + v, dimana u = g(x) dan v = h(x)
maka dy/dx = du/dx + dv/dx
contoh : y = 4x2 + x3  u = 4x2 du/dx = 8x
 v = x3 dv/dx = 3x2
dy/dx =du/dx + dv/dx = 8x + 3x2

6. Diferensiasi perkalian fungsi


Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x)

dy dv du
maka  u v
dx dx dx
contoh : y  (4 x 2 )( x 3 )
dy dv du
u v  (4 x 2 )(3x 2 )  ( x 3 )(8 x)  12 x 4  8 x 4  20 x 4
dx dx dx
7. Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = u/v. dimana u = g(x) dan v = h(x)

du dv
v u
dy
maka   dx 2 dx
dx v
2
4x
contoh : y  3
x
du dv
v u
dy dx dx ( x 3
)(8 x )  ( 4 x 2
)(3 x 2
)
 2
 3 2
dx v (x )
8 x 4  12 x 4  4 2
6
 2
 4 x
x x
8. Diferensiasi Fungsi komposit

Jika y=f(u) sedangkan u=g(x),dengan bentuk lain


y=f{g(x)}, maka :

dy dy du
 
dx du dx
contoh : y  (4 x 3  5) 2  misal : u  4 x 3  5  y  u 2
du dy
 12 x 2 ,  2u
dx du
dy dy du
   2u (12 x 2 )  2( 4 x 3  5)(12 x 2 )  96 x 5  120 x 2
dx du dx
9. Diferensiasi fungsi berpangkat
Jika y=un, dimana u=g(x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx =nun-1 .
(du/dx)

Contoh :

du
y  (4 x  5) ,  misal : u  4 x  5 
3 2 3
 12 x 2
dx
dy n 1 du
 nu   2(4 x 3  5)(12 x 2 )  96 x 5  120 x 2
dx dx
10. Diferensiasi fungsi logaritmik
Jika y = alogx, maka

dy 1

dx x ln a
dy 1 1
contoh : y  log 2, 
5
 
dx x ln a 2 ln 5
11. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik

Jika y=alogu, dimana u=g(x),


maka :
a
dy log e du
 
dx u dx
 x3
contoh : y  log 
 x2
( x  3) du ( x  2)  ( x  3) 5
misalkan : u    
( x  2) dx ( x  2) 2 ( x  2) 2
a
dy log e du
 
dx u dx
log e 5 5 log e 5 log e
   
 x  3  ( x  2) 2 ( x  3)( x  2) ( x 2  x  6)
 
 x  2 
12. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-
berpangkat
Jika y = (alogu)n, dimana u = g(x) dan n adalah konstanta,
maka :

dy dy a log e du
  
dx du u dx
contoh : y  (log 5 x ) 2 3

du
misalkan u  5 x  2
 10 x
dx
dy 2 2  log e 
 3(log 5 x )  2 (10 x)
dx  5x 
30 x(log 5 x 2 ) 2 log e 6
 2
 (log 5 x ) log e
2 2

5x x
13. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier
Jika y = ln x, maka dy/dx = 1/x
Contoh : y = ln 5, dy/dx = 1/x = 1/5

14. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier


Jika y = ln u, dimana u = g(x), maka :

dy 1 du
 
dx u dx
 x 3
contoh : y  ln 
 x2
( x  3) du 5
misalkan : u   
( x  2) dx ( x  2) 2
dy 1 du ( x  2) 5 5
     2
dx u dx ( x  3) ( x  2) 2
( x  x  6)
15. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-
Napier-berpangkat
Jika y = (ln u)n, dimana u = g(x) dan n : konstanta
Maka :

dy dy 1 du
  
dx du u dx
contoh : y  (ln 5 x 2 ) 3
du
misalkan u  5 x  2
 10 x
dx
dy 2 2 1  6
 3(ln 5 x )  2 (10 x)  (ln 5 x 2 ) 2
dx  5x  x
16. Diferensiasi fungsi eksponensial

Jika y = ax, dimana a : konstanta, maka :dy/dx = ax ln a


Contoh : y = 5x,

dy
 a ln a  5 ln 5
x x

dx
dy
Dalam hal y  e , maka  e juga,
x x

dx
sebab ln e  1
17. Diferensasi fungsi komposit - eksponensial
Jika y = au dimana u = g(x), maka :

dy du
 a ln a
u

dx dx
3 x2 4 du
Contoh : y  9 misalkan u  3 x  4 
2
 6x
dx
dy du 3 x2 4 3 x2 4
 a ln a
u
9 (ln 9)(6 x)  (6 x)9 ln 9
dx dx
dy u du
Kasus Khusus : dalam hal y  e , maka
u
e
dx dx
18. Diferensiasi fungsi kompleks
Jika y = uv, dimana u =g(x) dan v =h(x)
Maka :
dy v 1 du dv
 vu   u  ln u 
v

dx dx dx
x3
contoh : y  4 x , misalkan : u  4 x  du / dx  4
v  x 3  dv / dx  3x 2
dy v 1 du dv
 vu   u  ln u 
v

dx dx dx
x 3 1 x3
 ( x )4 x
3
(4)  4 x ln 4 x(3x 2 )
x3  2 x3  2
 16 x  12 x ln 4 x
x 3 2
 4x (4  3 ln 4 x)
19. Diferensiasi fungsi balikan
Jika y = f(x) dan x = g(y) adalah fungsi-fungsi yang saling
berbalikan (inverse functions)
Maka :

dy 1

dx dy / dx
contoh :
x  5 y  0,5 y 4

dy dy 1 1
 5 2y 
3
 
dx dx dy / dx (5  2 y )
3
20. Diferensiasi Implisit
Jika f (x, y)=0 merupakan fungsi implisit sejati (tidak
mungkin dieksplisitkan), dy/dx dapat diperoleh dengan
mendiferensiasikan suku demi suku, dengan menganggap
y sebagai fungsi dari x

contoh :
dy
4 xy 2  x 2  2 y  0, tentukan
dx
dy dy
8 xy  4 y  2 x  2  0
2

dx dx
dy
 8 xy  2  2 x  4 y 2
dx
dy 2 x  4 y 2 x  2 y 2
 
dx 8 xy  2 4 xy  1
Latihan
• Hal 207
• No 1,3, 5
• Tugas
• No 2,4,6,7,8
• 1. y = 2x3 – 4x2 + 7x – 5

• 3. y = (x2 – 4) (2x-6)

• 5. y = (x2 – 4)/ (2x-6)


Hakekat Derivatif dan Diferensial

y
 lereng dari kurva y  f(x)
x
lim y dy

x  0 x dx

dy/dx  terdiri dari 2 suku, dy dinamakan diferensial


y, dx merupakan diferensial dari x.
Diferensial dari x : dx = ∆x
Diferensial dari y : dy=(dy/dx) ∆x
Variabel terikat
• dy/dx  lereng taksiran
(approximated slope) dari kurva y =
f(x) pada kedudukan x tertentu.
• ∆y/∆x  lereng yang sesungguhnya
(the true slope)
• Lereng taksiran ini dapat lebih besar
(over estimated), atau lebih kecil
(under estimated), atau sama
dengan lereng sesungguhnya
(teragantung pada jenis fungsinya
dan besar kecilnya perubahan pada
variabel bebas)
• Fungsi y = f(x) yang linier, lereng
taksiran = lereng sesungguhnya,
berapapun ∆x  dy/dx = ∆y/ ∆x

y = f(x) Perubahan x = ∆x
Perubahan y = ∆y
R Diferensial x = dx
Diferensial y = dy
∆y = dy
Kuosien diferensi =
P
Q ∆y/ ∆x
Derivatif = dy/dx
∆x = dx

dy/dx = ∆y/ ∆x
• Fungsi y = f(x) yang non-linier
y y

S
S

R QR=∆y R
P Q QR=dy
P QS=dy
Q QS=∆y

∆x = dx
∆x = dx

0 x 0 x
(a) (b)

dy > ∆y dy < ∆y
Over-estimated Under-estimated
Contoh
• Andaikan y = 3x2-4x+5 dan ingin diketahui serta
dibandingkan nilai dy dan nilai Δy untuk Δx = 0.0001
dari kedudukan x =2.
dy/dx = 6x-4 = 6(2) – 4 = 8
dy = dy/dx Δx = 8 (0,0001) = 0,0008
Δy = f(x+Δx) – f(x)
= 3(x+Δx) - 4(x+Δx)+5 – (3x-4x+5)
=3(2+0,0001) - 4(2+0,0001)+5 – 3(2)+4(2)-5=0,0008
Jadi untuk x=2 dan Δx =0,0001 ternyata dy=Δy=0,0008,
berarti lereng taksirannya sama persis dengan lereng yang
sesungguhnya
Derivatif dari derifatif
• Setiap fungsi bisa diturunkan lebih dari
1 kali (tergantung derajatnya).
• Turunan pertama (turunan dari fungsi
awal), turunan kedua (turunan dari
fungsi pertama, dst.
contoh :
y  f ( x)  x 3  4 x 2  5 x  7
y '  dy / dx  3 x 2  8 x  5
y ' '  d 2 y / dx 2  6 x  8
y ' ' '  d 3 y / dx 3  6
y 'v  d 4 y / dx 4  0
Hubungan antara fungsi dan Derivatifnya

• Dengan mengetahui hub. antara fungsi dan


derivatifnya  besarnya turunan pertama
dan turunan kedua  akan bisa dikenali
bentuk gambar dari fungsi tersebut
• Kita akan mengetahui kurva menaik atau
menurun, titik ekstrim dan juga titik beloknya.
contoh :
y  f ( x)  1 x  4 x  12 x  5  fungsi kubik
3 2
3
y '  dy / dx  x  8 x  5  fungsi kuadrat
2

y ' '  d y / dx  2 x  8  fungsi linear


2 2

y ' ' '  d 3 y / dx 3  2  konstanta

Perhatikan pengurangan derajat fungsi pada masing-


masing turunannya
Fungsi Menaik dan Menurun
• Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat
digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi
yang bersangkutan menaik atau menurun pada kedudukan
tertentu.

Lereng nol
y = f(x)

Lereng negatif f’(a)>>0,0,yy==f(x)


f’(a) f(x)menaik
menaik
fungsi
Lereng menurun
positif f’(a)<<0,0,yy==f(x)menurun
f’(a) f(x)menurun
fungsi
menaik
Lereng nol
Uji Tanda
• Apabila turunan pertama f’(x) = 0, berarti
y = f(x) berada di titik ekstrim
• Untuk menentukan apakah titik ekstrim
tersebut merupakan titik maksimum ataukah
minimum, maka perlu dilakukan uji tanda
terhadap f’(a) = 0.
• Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x >
a, maka titik ekstrimnya adalah titik
maksimum.
• Jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f’(x) > 0 untuk x >
a, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.
Contoh
Tentukan apakah y=f(x)= 1/3x - 4x+12x-5
merupakan fungsi menaik ataukah fungsi
menurun pada x=5 dan x =7. selidiki untuk
x=6?
Titik ekstrim fungsi parabolik
• Turunan pertama dari fungsi parabolik y = f(x) berguna
untuk menentukan letak titik ekstrimnya.
• Sedangkan turunan kedua berguna untuk mengetahui
jenis titik ekstrim yang bersangkutan.
• Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan-
turunannya, serta hubungan secara grafik.
y = f(x) = x2 - 8x + 12 ………….fungsi parabolik
y’ = f’(x) = dy/dx = 2x – 8 …….fungsi linear
y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……….konstanta
• Parabola y = f(x) = x2 - 8x + 12 , mencapai titik ekstrim
– dalam hal ini titik minimum yaitu (4, -4)
y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4. x=4
dimasukkan ke dalam persamaan Parabola  didapat
nilai y = -4
y

y = x2 – 8x + 12
12

y’= 2x - 8

2 y” = 2
0 x
2 4 6

-4
(4,-4)

-8
• Parabola y = f(x) mencapai titik ekstrim
pada y’ = 0
• Jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke
bawah, titik ekstrimnya adalah titik
maksimum.
• Jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke
atas, titik ekstrimnya adalah titik minimum.
• Contoh
• Andaikan y = -x2 + 6x -2
• Y’ = -2x + 6
• Y” = -2<0, maka parabola terbuka ke bawah, titik ekstrimnya
dalah titik maksimum
• Koordinat titik maksimumnya
• Syarat y maksimum  y’ = 0 -2x + 6 = 0; x = 3
• Untuk x = 3  y = -(3)2 + 6(3) – 2 = 7
• Titik maksimum (3,7)
• Andaikan y = x2 – 4x + 8
Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik
• Titik maksimum atau minimum fungsi kubik,
serta titik beloknya dapat dicari melalui turunan
pertama dan kedua dari fungsi tersebut. Derivatif
pertama berguna menentukan letak titik
ekstrimnya, sedangkan derivatif kedua
bermanfaat mengetahui jenis titik ekstrim dan
menentukan letak titik beloknya
• Perhatikan fungsi kubik dan turunannya berikut :
y = 1/3x3 – 3x2 + 8x – 3 ………….fungsi kubik
y’ = x2 – 6x + 8 ……………………fungsi kuadratik
y” = 2x – 6 ………………………..fungsi linear
• Jika y’ = 0,
x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0  x1 = 2, x2 = 4
• Untuk x1 = 2 dimasukkan pada persamaan kubik 
maka y = 3.67 (2, 3.67)  titik ekstrim maksimum
• Untuk x1 = 2 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua,
maka y” = -2 < 0 (turunan kedua negatif)
• Untuk x2 = 4 dimasukkan pada persamaan kubik 
maka y = 2.33 (4, 2.33)  titik ekstrim minimum
• Untuk x2 = 4 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua,
maka y” = 2 > 0 (turunan kedua positif)
• Jika y” = 0  2x – 6 = 0  x = 3, nilai x = 3 dimasukkan
dalam persamaan kubik  didapatkannilai y = 3  titik
belok (3,3)
y

y’ = x2 – 6x + 8
8

y’’= 2x – 6
(2,3.67)
3.67 y = 1/3x3 – 3x2 + 8x + 3
(3,3)
(4,2.33)

2 y” = 2
0 x
2 3 4

-2 (3,-1)

-4

-6
• Fungsi Kubik y = f(x) mencapai titik ekstrim pada
y’ = 0
• Jika y” < 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik maksimum
• Jika y” > 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik minimum
• Fungsi kubik y = f(x) berada di titik belok pada y” =
0
• Tentukan titik ekstrim dan titik belok fungsi kubik y = -x3 + 15x2 – 48x
• y’ = -3x2 + 30x – 48
• Y” = -6x + 30
• Syarat ekstrim : y’ = 0 x1 = 2; x2 = 8
• X = 2  y = -44, y” = 18 > 0
• Maka minimum (2,-44)
• X = 8  y = 64; y” = -18 < 0
• Maka maksimum (8,64)
• Syarat titik belok y” = 0  x = 5
• X = 5  y = 10
• Maka titik belok (5,10)
Latihan (hal 219-220)
Dikerjakan di kelas
Nomor 3a, 4a, 5, 7a, 9a.
Dikerjakan dilembar folio
Nomor 3b, 3d, 4b, 4d, 6, 7b, 7c, 7d, 9a, 9b
dan 10
Nilai 5,5,5,5, 10, 10,10,10,10,10, 20. Total 100
• Nomor 7a
Tentukan letak dan jenis titik ekstrim
parabola y = 0,5x2 – 4x + 15
• Nomor 9a
Tentukan titik ekstrim dan titik belok fungsi
kubik y = x3-9x2 + 15x + 40
Relationship between marginal-cost and
average-cost functions
• TC = C(Q) total cost
• MC = C'(Q) marginal cost
• AC = C(Q)/Q average cost
d C  Q  C  Q   Q  1  C  Q 
 2
dQ Q Q
1 C Q 
C
MC

 C  Q  
AC

Q Q  

1
  MC  AC   0
Q Q

Anda mungkin juga menyukai