Anda di halaman 1dari 47

1

MODUL

PERENCANAAN OPERASI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Program Studi Manajemen
Universitas Katolik Soegijapranata
2

Semarang
2018

POKOK BAHASAN : I. PENDAHULUAN


TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Memberi penjelasan kepada mahasiswa sehingga
mereka dapat memahami dan menganalisis tentang
sejarah perkembangan manajemen operasi, pengertian
dan lingkupnya, konsep dasar sistem produksi,
pengukuran produktivitas, peran operasi dalam
persaingan global serta strategi operasi yang mencakup
kebijakan-kebijakan operasi.

SUB POKOK BAHASAN : 1.1. SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN


OPERASI

Pergeseran istilah dari Manajemen Produksi kepada Manajemen Produksi dan Operasi
mengarah pada upaya penyesuaian pengembangan di dunia praktis khususnya pertumbuhan
yang cukup pesat di bidang jasa. Istilah Manajemen Produksi berikut materi yang dikaji
memberikan orientasi kepada industri manufaktur, di mana outputnya adalah produk yang
berupa barang dan proses produksinya mengarah kepada pabrikasi. Dengan pesatnya
perkembangan industri jasa, maka istilah Manajemen Produksi dan Operasi berupaya untuk
mengakaji keseluruhan sistem produksi yang dapat diterapkan untuk semua bidang industri,
baik manufaktur, dagang, dan jasa.
Perkembangan Manajemen Operasi sebagai sebuah ilmu, diawali dari pertumbuhan
industri yang terjadi di daratan Eropa dan Amerika yang terbagi dalam empat tahap yang
dapat digambarkan sebagai berikut :

Peningkatan Produktivitas

Handicraft Revolusi Manajemen Riset Operasi


Era Industri Sains dan
Sistem Komputerisasi

1750 1800 1850 1900 1950 2000


3

Kejadian-kejadian penting dalam setiap tahap tersebut di atas yang memebrikan


kontribusi positif terhadap industri yang berkembang saat itu adalah:
A. TAHAP HANDICRAFT ERA
1. James Watt (1764), menemukan mesin uap yang dapat menjadi sumber energi alternatof
untuk peningkatan produktivitas.
2. Perang Revolusi (1776) memberikan dampak munculnya hak-hak perlindungan dunia
usaha, sehingga para pengusaha lebih bebas menentukan jenis produk apa yang akan
mereka produksi.
3. Adam Smith (1776) dengan konsepnya “Wealth of Nations”, memberikan perhatian
terhadap pengelolaan tenaga kerja dalam hal pengembangan keterampilan, penghematan
waktu, dan sistem spesialisasi.

B. REVOLUSI INDUSTRI
1. Charles Babbage, memberikan konsep analisis ekonomis di mana pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan atas dasr keterampilan, sehingga akan memberikan sistem penggajian
yang lebih adil, khususnya untuk tenaga kerja langsung.
2. Dibangunnya jalan kereta api pada tahun 1930 yang memberikan dampak pada
perkembangan industri baja. Dampak positif lebih jauh adalah meluasnya distribusi
produk kepada konsumen, karena ketersediaan sarana dan prasarana.

C. MANAJEMEN SAINS
1. Ditemukannya listrik oleh Thomas Edison pada tahun 1882, memberikan alternatif
sumber energi yang lebih dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
2. Frederick Taylor (1945) memberikan konsep Pronciples of Scientific Management.
Konsep ini mengembangkan gagasan yang telah disampaikan oleh Charles Babbage
kepada sumber daya manusia terutama dalam hal pelatihan dan instruksi, spesifikasi,
standar produk, dan pemebrian gaji insentif, yang didasarkan pada filosofi :
a. Mengumpulkan data setiap pekerjaan dan dikembangkan dalam prosedur standar.
b. Penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja atas dasar prosedur yang
baku / standar.
c. Sistem keja dua arah antara pihak manajemen dan pekerja.
d. Pembagian kerja yang jelas antara pihak manajemen dan pekerja.

D. RISET OPERASI
4

1. Perkembangan sebuah media yang disebut sebagai komputer pada tahun 1950 yang dapat
melakukan pemrosesan pekerjaan yang sifatnya klerikal, yang lebih tepat, cepat, dan
akurat.
2. Perkembangan komputer berikut perangkat lunaknya yang memungkinkan penerapan
sistem persediaan barang dengan metode Material Requirement Planning, Just in Time,
serta sistem produksi berbasis komputer.

Setiap tahap dalam sejarah perkembangana tersebut memeberikan kontribusi positif,


terutama peningkatan produktivitas.

LATIHAN :
1. Jelaskan konsep yang dikemukakan Adam Smith (Wealth of Nations) terhadap
pengelolaan sumber daya manusia.
2. Kontribusi terpenting apakah yang diberikan oleh kejadian-kejadian dalam sejarah
perkembangan manajemen operasi ? Jelaskan!

SUB POKOK BAHASAN : 1.2. PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASI

Ahyari (1996, 37) memberikan sebuah konsep bahwa sebenarnya pengertian


manajemn operasi tidak akan dapat terlepas dari masing-masing pengertian manajemen,
pengertian produksi, dan pengertian proses produksi. Dari pengertyian-pengertian tentang
manajemen, produksi dan proses produksi tersebut akan dapat diketahui pengertian dari
manajemen produksi ini. Manajemen atau yang sering disebut dengan pengelolaan atau tata
laksana, adalah merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian serta pengendalian. Dengan demikian, unsur-unsur yang terkandung di
dalam manajemen ini adalah terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, serta pengendalian.
Render dan Heizer (2001, 2) memberikan konsep manajemen operasi yang merupakan
serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi
keluaran.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen operasi
merupakan suatu proses pengkombinasian sumber daya di dalam sebuah sistem yang
ditransformasikan secara terkendali untuk memberi nilai tambah, atas dasar kebijakan-
kebijakan manajemen.
5

LATIHAN SOAL :
Jelaskan pengertian manajemen operasi dalam kaitannya dengan konsep manajemen secara
utuh !

SUB POKOK BAHASAN : 1.3. RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASI

Secara skematis, Ahyari (1996, 63) memberikan gambaran mengenai ruang lingkup
manajemen operasi sebagai berikut :

MANAJEMEN OPERASI

PERENCANAAN SISTEM SISTEM INFORMASI


SISTEM PRODUKSI PENGENDALIAN PRODUKSI
PRODUKSI

1. Perencanaan produk 1. Pengendalian proses 1. Struktur Organisasi


2. Perencanaan Lokasi produksi 2. Produksi atas dasar
Pabrik 2. Pengendalian bahan pesanan
3. Perencanaan letak baku 3. Produksi untuk
fasilitas produksi 3. Pengendalian tenaga persediaan
4. Perencanaan kerja
Lingkungan kerja. 4. Pengendalian biaya
5. Perencanaan standar produksi
produksi 5. Pengendalian kualitas
6. Pemeliharaan

PROSES MANAJEMEN

Perencanaan ( planning )
Pengorganisasian (organizing)
Pengarahan ( directing )
Pengkoordinasian ( coordinating )
Pengendalian ( controlling )

PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI


6

a. Perencanaan produk : merupakan perencanaan tentang produk apa, berapa dan bagaimana
yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
b. Perencanaan lokasi pabrik : Pabrik merupakan tempat di mana fungsi teknis dari suatu
perusahaan tersebut berada. Lokasi dari pabrik tersebut sudah seharusnya untuk
direncanakan dengan tepat, karena pemilihan lokasi pabrik yang asal saja akan dapat
menimbulkan berbagai macam kerugian dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Perencanaan letak fasilitas produksi : Letak fasilitas produksi atau biasa disebut sebagai
layout pabrik, merupakan suatu hal yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat
produktivitas dalam perusahaan. Penyusunan letak fasilitas yang teratur serta memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditentukan, akan menunjang efisiensi kerja serta efektivitas
pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan
d. Perencanaan lingkungan kerja : merupakan faktor yang sangat penting, karena lingkungan
kerja yang baik akan mendukung tingkat produktivitas yang tinggi.
e. Perencanaan standar produk : Dengan kejelasan standarisai, di dalam melakukan
pekerjaan, karyawan dapat mempunyai pegangan untuk pelaksanaan proses produksi yang
bersangkutan, sedangkan manajemen perusahaan juga akan mempunyai beberapa
kemusahan untuk melakukan pengendalian

SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI


a. Pengendalian proses produksi : menyangkut tentang beberapa masalah tentang
perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam suatu perusahaan. Produk apa
yang akan dibuat, berapa yang akan diproduksi dalam waktu mendatang, serta bagaimana
penyelesaian proses produksinya.
b. Pengendalian bahan baku : Ketersediaan persediaan bahan baku untuk keperluan proses
produksi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan, karena bila terhambat berarti
proses produksi akan terhenti.
c. Pengendalian tenaga kerja : perlu dilakukan karena tenaga kerja memiliki peranan yang
penting dan menyangkut kualitas produk yang bersangkut. Pengendalian dalam hal ini
mencakup penentuan jumlah tenaga kerja yang tepat serta penentuan waktu kerja yang
standar.
d. Pengendalian biaya produksi : biaya produksi yang dikeluarkan dalam perusahaan yang
melaksankan prose produksi dalam perusahaannya perlu untuk direncanakan dan
dikendalikan dengan sebaik-baiknya.
7

e. Pengendalian kualitas : Kualitas produk mempunyai peranan yang cukup penting pula di
dalam rangka usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan yang
bersangkutan.
f. Pemeliharaan : Penggunaan sarana dan fasilitas produksi yang terus-menerus, apabila
tidak didukung dengan pemeliharaan yang memadai, akan berakibat pada timbulnya
kerusakan dari peralatan produksi yang dipergunakannya tersebut dalm waktu relatif
singkat.

SISTEM INFORMASI PRODUKSI


a. Struktur Organisasi : dalam penyusunan sistem informasi produksi dalam sebuah
perusahaan, perlu untuk diketahui terlebih dahulu struktur organisasi yang dipergunakan
perusahaan yang bersangkutan.
b. Produksi atas dasar pesanan : berarti perusahan melakukan kegiatan produksi bila terdapat
kegiatan yang masuk. Informasi dari pesanan yang masuk sampai dengan pelaksanaan
produksi dalam perusahaan tersebut sebaiknya diatur dalam sistem yang tepat, sehingga
semua bagian yang terlibat dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya secara pasti.
c. Produksi untuk pasar : untuk perusahaan semacam ini, baik terdapat pesanan maupun
tidak, perusahaan tetap akan melaksanakan proses produksi dalam perusahaannya.

LATIHAN :
1. Jelaskan secara singkat keterkaitan perencanaan sistem produksi dengan sistem
pengendalian produksi !
2. Apa perbedaan pelaksaan produksi atas dasar pesanan dengan produksi untuk persediaan ?

SUB POKOK BAHASAN : 1.4. SISTEM OPERASI

Secara skematis, sistem operasi untuk manajemen modern dapat digambarkan sebagai berikut:
Penyesuaian pengendalian
kebutuhan

Proses transformasi
supplier inp outpu konsu
ut t menn

umpan balik
8

Sistem operasi tersebut di atas merupakan sistem operasi menyeluruh yang tidak
hanya memperhatikan internal perusahaan, tetapi juga lingkungan eksternal. Sistem operasi
untuk manajemen modern ini meliputi lima elemen yang utama, yaitu :
a. supplier
b. input
c. proses transformasi
d. output
e. konsumen

Pemahaman mengenai supplier lebih mengarah kepada supplier bahan yang diperlukan
oleh perusahaan. Kerjasama yang terjalin baik akan lebih dapat memungkinkan bagi supplier
untuk memasok bahan yang tepat waktu, jenis, jumlah, bahakan sampai dengan sistem
pembayarannya.
Sedangkan input, selain meliputi bahan yang dipasok dari supplier juga mencakup sumber
daya manusia, modal, peralatan produksi, serta informasi. Semua masukan ini harus
dikombinasikan sedemikian rupa melalui tahap penyesuaian kebutuhan terhadap rencana
operasi perusahaan. Selanjutnya dalam proses transformasi dilakukan upaya untuk
memberikan nilai tambah melalui kebijakan-kebikjakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Bagian yang mendominasi proses transformasi ini adalah proses produksi, di mana upaya
pemberian nilai tambah itu dilakukan. Selain itu, hal penting dalam proses transformasi
adalah pengaturan layout fasilitas produksi yang tepat, sehingga kelancaran proses produksi
dapat terjamin.
Upaya untuk mengahasilkan output yang sesuai standar, ditempuh melalui pengendalian
kualitas secara tepat, sehingga diharapkan konsumen yang menikmati output (produk) dari
perusahaan dapat memperoleh kepuasan. Kemungkinan munculnya penyimpangan-
penyimpanagn yang dapat merugikan perusahaan diantisipasi melalui evaluasi dalam
mekanisme umpan balik. Continuous improvement dilakukan agar peningkatan kinerja
perusahaan secara utuh dapat tercapai.
Penerapan sistem operasi untuk berbagai jenis industri tentu saja berbeda-beda untuk
setiap elemen yang terkandung di dalamnya. Bentuk umpan baliknyapun tentunya juga
demikian, dalam hal ini menuntut pihak manajemen untuk selalu melihat dan menyikapi
lingkungan persaingan di industrinya.
9

SUB POKOK BAHASAN : 1.5. PRODUKTIVITAS

Menurut Render dan Heizer (2001, 14) produktivitas secara tidak langsung
menyatakan kemajuan dari transformasi sumber daya menjadi produk. Peningkatan berarti
perbandingan yang naik antara jumlah sumber daya yang dipakai (input) dan jumlah produk
yang dihasilkan (output). Ukuran produktivitas adalah cara yang terbaik untuk mengevaluasi
kemampuan suatu negara menyediakan standar hidup yang baik bagi penduduknya.
Pengukuran produktivitas dapat dinyatakan sebagai berikut :

Efektivitas menghasilkan output


Produktivitas =
Efisiensi penggunaan input

Dari formula tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa mengukur produktivitas tidak sekedar
melihat perbandingan semua output yang dihasilkan terhadap semua input yang dipergunakan.
Produktivitas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah melihat performa perusahaan tentang
output yang berkualitas serta sesuai dengan tujuan perusahaan (efektivitas menghasilkan
poutput), terhadap penggunaan sumber daya (input) yang memang dibutuhkan, sehingga
pemborosan-pemborosan yang terjadi merupakan suatu penyimpanagn yang tidak layak untuk
diperhitungkan dalam produktivitas.
Beberapa masalah dalam pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Mutu dapat berubah sementara jumlah masukan (input) dan keluaran (output) tetap
sama.
2. Elemen eksternal dapat menyebabkan penambahan atau penurunan dalam
produktivitas di mana sistem yang sedang dipelajari tidak dapat bertanggung jawab
langsung.
3. Ukuran yang pasti mungkin tidak ada. Tidak semua produk membutuhkan masukan
yang saman, ada yang ukurannya kecil, tetapi ada juga yang ukurannya berbeda.
Contoh pengukuran produktivitas (Yamit, 1998, 19) :
1995 1996
Nilai Index harga Nilai Nilai Index Nilai
KETERANGAN sekarang (1994=100) ditetapkan sekarang harga ditetapkan
(Rp) (Rp) (Rp) (1994=100 (Rp)
)
1. Penjualan bersih 3.650.000 108 3.379.000 4.500.000 122 3.688.000
2. tenaga kerja 590.000 107 551.000 600.000 120 500.000
3. Bahan baku 1.750.000 105 1.660.000 2.300.000 131 1.755.000
4. Pelayanan 600.000 106 566.000 730.000 118 618.000
5. Penyusutan 192.000 240.000
6. Total masukan 2.969.000 3.113.000
(2+3+4+5)
7. Keluaran bersih 1.153.000 1.315.000
10

(1-3-4)
8. Total masukan tenaga 743.000 740.000
kerja & kapital (2+5)
9. Produktivitas tenaga 2,09 2,63
kerja ( 7 / 2 )
10. Produktivitas tenaga 1,55 1,78
kerja & kapital ( 7 / 8 )

LATIHAN SOAL :
Dari contoh tersebut, hitunglah produktivitas total.

SUB POKOK BAHASAN : 1.6. PERAN OPERASI DALAM PERSAINGAN GLOBAL

Era global yang semakin menipiskan bahkan meniadakan batas-batas di antara negara-
negara, memicu dunia usaha untuk semakin meningkatkan kualitas dan layanannya. Hal
tersebut juga semakin didukung oleh semakin tingginya pendidikan masyarakat, sehingga
menuntut kesempurnaan produk. Dampak yang terjadi seringkali menyulitkan perusahaan,
karena masih kentalnya pemahaman bahwa produk yang berkualitas identik dengan tingginya
biaya yang harus dikeluarkan. Tidak banyak perusahaan yang mampu melakukan trade-off
kualitas dan biaya.
Dalam hal inilah bidang operasi sangat berperan untuk dapat mewujudkan harapan
tersebut dalam kondisi yang kompetitif. Mengacu kepada kondisi persaingan era milenium
ketiga Yamit (1998, 11) menyimpulkan ada empat peran operasi yang harus diperhatikan
perusahaan, yaitu :
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, atau meningkatkan produktivitas.
b. Meningkatkan flrksibilitas operasi pabrik, sehingga mampu menghasilkan berbagai
macam kebutuhan konsumen.
c. Meningkatkan kualitas produk baik kualitas fisik maupun desain.
d. Menciptakan waktu tunggu relatif singkat dan kapasitas produksi yang mampu memenuhi
kebutuhan, sehingga memberikan kepastian akan jumlah dan waktu kepada pihak
konsumen.

Peran operasi tersebut sangat strategis dan hanya produsen yang memperhatikan faktor-faktor
tersebutlah yang akan mampu memenangkan dalam era perdagangan bebas atau globalisasi.

SUB POKOK BAHASAN : 1.7. STRATEGI OPERASI


11

Sebelum merumuskan strategi, terlebih dahulu diawali dengan perumusan misi. Misi
sebenarnya dapat dikatakan sebagi inti strategi, karena juga menyatakan apa yang akan
disumbangkan perusahaan kepada masyarakat. Menurut Render dan Heizer (2001, 28) strategi
merupakan rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Selanjutnya merujuk pada pendapat
Michael Porter, perusahaan dapat mencapai misi dalam tiga cara konseptual, yaitu :
Diferensiasi, kepeloporan biaya, dan respon yang cepat.
Contoh yang dapat menjabarkan misi perusahaan, misi manajemen operasi, dan misi
departemen operasi sebagai berikut :
Contoh Misi Perusahaan
Menjalankan bisnis pabrikasi dunia yang terdiversifikasi, bertumbuh dan menguntungkan dalam komponen,
peralatan, dan sistem elektronik, dan melayani produk-produk tersebut untuk industri perdagangan, agrikultur,
pemerintahan, dan perumahan
Contoh Misi Manajemen Operasi
Menghasilkan produk yang konsisten dengan misi perusahaan sebagai pabrikan berbiaya rendah
Contoh Misi Departemen Operasi
Manajemen Mutu Mencapai mutu yang konsisten dengan misi perusahaan dan tujuan
perusahaan dengan perhatian penuh pada desain, pembekalan, produksi,
dan peluang pelayanan lapangan untuk meningkatkan desain.
Desain produk Memimpin dalam kompetensi riset dan rekayasa di semua bidang bisnis
utama, merancang dan menghasilkan produk dan jasa dengan mutu
terbaik dan nilai pelanggan yang menyatu di dalamnya.
Desain proses Menentukan dan merancang atau memproduksi proses produksi dan
perlengkapan yang akan kompatibel dengan produk berbiaya rendah,
kualitas tinggi, dan kehidupan mutu kerja yang baik dengan biaya yang
ekonomis.
Desain tata letak Untuk mencapai melalui skill, imajinasi, dan akal yang panjang dalam
metode tata letak dan metode kerja, keefektifan produksi dan efisiensi,
yang mendukung kualitas kerja yang tinggi.
Seleksi lokasi Menempatkan, merancang, dan membangun fasilitas yang efisien dan
ekonomis yang akan menghasilkan nilai yang tinggi bagi perusahaan,
karyawan dan masyarakatnya.
Sumber Daya Manusia Memberikan kehidupan mutu kerja yang baik, dengan pekerjaan yang
dirancang dengan baik, aman, dihargai, kelangsungan kerja yang stabil,
dan bayaran yang pantas, sebagai imbalan atas kontribusi individual yang
terbaik dari para karyawan di semua tingkat.
Manajemen rantai –pasokan Bekerja sama dengan para pemasok dan subkontraktor untuk
(supply chain management) mengembangkan produk-produk inovatif, sumber-sumber pasokan yang
stabil, efektif, dan efisien.
Penjadualan Mencapai tingkat yang tinggi dari pengiriman pelanggan yang cepat dan
tepat waktu melalui penjadualan yang efektif.
Persediaan Mencapai investasi yang rendah dalam persediaan yang konsisten dengan
tingkat pelayanana pelanggan yang tinggi dan pemanfaatan fasilitas yang
tinggi.
Pemeliharaan Mencapai pemanfaatan fasilitas dan peralatan yang tinggi dengan
pemeliharaan preventif yang efektif dan perbaikan fasilitas dan perbaikan
fasilitas dan peralatan yang cepat.

Diferensiasi, kepeloporan biya, dan tanggapan yang cepat paling baik dicapai apabila
manajer operasi membuat keputusan yang efektif berdasarkan sepuluh bidang pengaruh yang
disebut sebagi keputusan-keputusan operasi seperti dijelaskan sebagai berikut :
12

1. Mutu. Harapan mutu pelanggan harus ditentukan dan kebijakan dan prosedur dibangun
untuk mengidentifikasi serta mencapai mutu yang ditetapkan.
2. Desain barang dan jasa. Merancang barang dan jasa mendefinisikan sebagian besar proses
transformasi. Keputusan mutu, biaya, dan sumber daya manusia sangat berinteraksi
dengan desain. Desain seringkali menetapkan batas bawah biaya dan batas atas mutu.
3. Desain proses dan kapasitas. Pilihan proses tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan
proses mengikat manajemen pada teknologi, mutu, pemnfaatan sumber daya manusia, dan
pemeliharaan yang spesifik. Komitmen biaya dan modal ini akan menentukan struktur
biaya atas dasar perusahaan.
4. Seleksi lokasi. Keputusan lokasi fasilitas baik untuk perusahaan manufaktur maupun jasa
bisa menentukan keberhasilan perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat
menghambat efisiensi.
5. Desain tata-letak. Kebutuhan kapasitas, tingkat personel, keputusan pembelian, dan
kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. Selain itu proses dan bahan baku harus
ditempatkan dengan memperhatikan keterkaitan satu sama lain.
6. Manusia dan sistem kerja. Manusia adalah bagian integral yang mahal dari desain sistem
total. Oleh karena itu, kehidupan mutu kerja yang disediakan, bakat dan keahlian yang
dibutuhkan, dan biayanya harus ditentukan.
7. Manajemen dan rantai-pasokan. Keputusan ini menentukan apa yang harus dibuat dan apa
yang perlu dibeli. Pertimbangan juga diperlukan untuk mutu, pengiriman, dan inovasi,
dengan harga yang memuaskan. Suasana saling menghormati antara pembeli dan pemasok
dibutuhkan untuk pembelian yang efektif.
8. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya bila keputusan pelanggan
pemasok, jadual produksi, dan perencanaan sumber daya manusia dipertimbangkan.
9. Penjadualan. Jadual produksi yang layak dan efisien harus dikembangkan, permintaan
terhadap sumber daya manusia dan fasilitas harus ditentukan dan dikendalikan.
10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat berkaitan dengan tingkat pemeliharaan yang
diinginkan. Rencana untuk implementasi dan pengawasan sistem pemeliharaan adalah
perlu.

Penerapan untuk kesepuluh keputusan manajemen operasi untuk memenuhi permintaan


barang dan jasa dapat dijabarkan sebagai berikut:
13

KEPUTUSAN BARANG JASA


OPERASI
Mutu Banyak standar mutu obyektif Banyak standar mutu subyektif
Desain barang dan jasa Produk biasanya berujud Produk tidak berujud.
Rentang ciri produk yang baru (seluas
senyum)
Desain proses dan Pelanggan tidak terlibat dalam sebagian Pelanggan bisa secara langsung terlibat
Kapasitas proses produksi dalam proses- potong rambut.
Kapasitas harus cocok dengan permintaan
agar tidak kehilangan penjualan –
pelanggan biasanya enggan menunggu.
Seleksi lokasi Perlu lebih dekat ke bahan baku atau Perlu lebih dekat ke pelanggan –
tenaga kerja. penyewaan mobil.
Desain tata-letak Tata letak bisa meningkatkan efisiensi Bisa meningkatkan produk dan proses
produksi produksi – tata letak restoran
Orang dan sistem kerja Armada kerja memfokuskan pada Armada kerja langsung biasanya perlu
keahlian teknis. berinteraksi dengan baik terhadap
Sistem upah berdasarkan output bisa pelanggan – teller.
diterapkan. Standar pekerja bervariasi bergantung
pada kebutuhan pelanggan- kasus hukum.
Manajemen rantai – Hubungan rantai suplai kritis untuk Hubungan rantai- suplai penting tapi tidak
Suplai produk akhir. kritis.
Persediaan Bahan mentah, bahan dalam proses, dan Sebagian besar jasa tidak dapat disimpan
barang jadi bisa disimpan sehingga cara-cara baru perlu ditemukan
untuk mengakomodasi perubahan dalam
permintaan.
Penjadualan Kemampuan untuk persediaan bisa Pelanggan terutama berusaha keras untuk
menentukan tingkat output. memenuhi jadualnya.
Pemeliharaan Pemeliharaan sering bersifat preventif Pemeliharaan seringkali ‘memperbaiki’
dan terjadi di sisi produksi dan terjadi di sisi pelanggan.

LATIHAN :
Restauran CHELSEA sebagai perusahaan makanan cepat saji memposisikan diri sebagai
pebisnis makanan yang berbiaya rendah. Restauran tersebut memiliki misi perusahaan yaitu
“memuaskan kebutuhan pelanggan dengan menyediakan makanan yang murah, sehat, cepat,
serta menganggap pelanggan sebagai keluarga”. Namun akhir-akhir ini semakin banyak
pesaing yang bermunculan sehingga perusahaan agak sedikit khawatir. Pemilik meminta
Saudara sebagai manajer operasi untuk membuat strategi operasi yang tidak lepas dari misi
perusahaan.
14

POKOK BAHASAN : II. PERENCANAAN BARANG DAN JASA


TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
pengertian dan perbedaan produk yang berupa barang
dan jasa, pertimbangan dan jenis desain produk, daur
hidup produk, perencanaan dan pengembangan
produk termasuk hambatan-hambatannya, serta dasar
penentuan pola produksi yang tepat.

SUB POKOK BAHASAN : 2.1. PENGERTIAN DAN PERBEDAAN BARANG


DAN JASA

Produk merupan keluaran dari sebuah sistem operasi, yang secara ekstrim dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu barang dan jasa. Perbedaannya dapat diidentifikasi sebagai
berikut (Render dan Heizer, 2001, 11) :

BARANG JASA
Produk berwujud Produk tidak berwujud
Produk bisa dijual kembali Jasa sulit dijual kembali
Produk bisa disimpan Banyak jasa tidak dapat disimpan
Produksi biasanya terpisah dari konsumsi Produksi dan konsumsi bisa terjadi secara simultan
Beberapa aspek mutu bisa diukur Banyak aspek mutu dapat diukur
Penjualan berbeda dari produksi Penjualan merupakan bagian dari jasa
Interaksi pelanggan rendah Interaksi pelanggan tinggi
Produk bisa diangkut Penyedia, bukan produk, bisa diangkut
Tempat fasilitas adalah penting untuk biaya Tempat fasilitas adalah penting untuk kontak
pelanggan
Mudah untuk melakukan otomatisasi Sulit untuk melakukan otomatisasi
Penerimaan terutama dihasilkan dari produknya Penerimaan terutama dihasilkan dari kumpulan jasa

Meskipun tabel di atas menunjukkan ciri-ciri yang dapat membedakan barang dan
jasa, tetapi kenyataannya yang terjadi di dunia bisnis adalah kombinasi di antara keduanya
seperti yang digambarkan sebagai berikut (Render dan Heizer, 2001, 12) :
15

BARANG JASA

Mobil

Komputer
Pemasangan karpet
Hidangan cepat saji
Restoran mewah
Perawatan mobil
Perawatan rumah sakit
Biro iklan
Manajemen Investasi
Jasa konsultasi / pengajaran
Konseling

100 75 50 25 0 25 50 75 100 (%)

Sebagai contoh, untuk perusahaan mobil unsur pabrikasinya memang sangat dominan
(sekitar 95 %), sehingga dominasinya memang lebih banyak unsur barangnya, sedangkan
unsur jasa mungkin hanya sekitar 5%, yang meliputi sistem penjualan secara kredit, garansi
perawatan, dan sebagainya. Contoh lain adalah jasa konsultasi (pengajaran), unsur barang
seperti kertas-kertas, dokumen pendukung mapun laporan mungkin hanya sekitar 5 %,
sedangkan produk jasa yang berupa layanan konsultasi mungkin hampir 95%.
Dengan demikian, dalam praktik memang tidak dapat dilakukan pemisahan ekstrim
antara perusahaan yang memproduksi barang atau jasa, tetapi yang terjadi adalah kombinasi
keduanya.

LATIHAN :
Jelaskan 5 ciri barang dan jasa secara singkat dan terapkan masing-masing ke dalam contoh !

SUB POKOK BAHASAN : 2.2. DESAIN PRODUK

Mendesain atau merancang suatu produk yang berupa barang dan jasa merupakan
langkah awal yang harus ditempuh sebelum produk tersebut diproduksi dalam jumlah dan
waktu tertentu. Desain produk yang memenuhi standar kualitas merupakan kunci sukses
dalam dunia bisnis. Menurut Render dan Heizer (2001, 147) desain produk yang terjadi secara
16

terus menerus disebabkan adanya peluang hadirnya produk baru. Ada lima faktor yang
mempengaruhi peluang pasar, yaitu :
a. Perubahan ekonomi, dalam jangka panjang perubahan ekonomi mendorong kenaikan
tingkat kekayaan masyarakat, tetapi dalam jangka pendek memicu perubahan siklus
ekonomi dan harga.
b. Perubahan sosiologi dan demografi, yang dapat terjadi pada faktor-faktor seperti
menurunnya jumlah anggota keluarga.
c. Perubahan teknologi, yang memungkinkan akan segala sesuatu, mulai dari komputer
pribadi sampai ke telepon mobil dan bahkan jantung buatan.
d. Perubahan politik, yang menimbulkan persetujuan-persetujuan perdagangan baru,
persyaratan tarif, dan kontrak pemerintah.
e. Perubahan-perubahan lain, yang bisa timbul dari dinamika pasar, standar profesi,
pemasok, dan penyalur.

Dari kelima faktor yang mempengaruhi peluang tersebut di atas, desain produk dilakukan
untuk mencapai lima tujuan penting yang meliputi :
a. Menyampaikan produk baru atau produk yang telah diperbaharui ke pasar secepat
mungkin.
b. Merancang produk yang memiliki daya tarik bagi konsumen.
c. Meningkatkan derajat kepuasan konsumen.
d. Meningkatkan kualitas
e. Mengurangi biaya

Adanya perbedaan produk (barang dan jasa) menimbulkan tuntutan pemahaman kepada
pihak manajemen untuk dapat menjabarkan tipe desain produk yang dapat dilakukan. Secara
mendasar beberapa tipe desain produk yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Produk barang, meliputi :
1. Desain fisik dasar, meliputi desain yang mengarah pada bentuk, ukuran, sampai
dengan warna produk.
2. Desain fungsi, meliputi desain produk barang yang memberikan fungsi lebih, bukan
sekedar fungsi utama dari produk, sehingga konsumen lebih dapat menikmati
manfaatnya yang lain daripada produk sejenis.
3. Desain pembuatan, meliputi desain produk yang mengarah pada proses pembuatannya.
Dalam hal ini yang didesain adalah fasilitas produksinya (termasuk tenaga kerjanya)
yang kecenderungannya sekarang ini mengarah pada fleksibilitas.
17

Produk Jasa, meliputi :


1. Pasar sasaran, meliputi desain yang diarahkan pada konsumen. Dalam hal ini apabila
konsumen yang dituju adalah konsumen luas dengan sedikit persyaratan (atau bahkan
tidak ada sama sekali) tergolong dalam pasar agregat. Contohnya : produk-produk
tabungan umum untuk industri bank. Sedangkan apabila yang dituju adalah konsumen
dengan kondisi dan persyaratan tertentu tergolong dalam segmentasi pasar, misalnya
asuransi mobil.
2. Sistem penyampaian jasa, menjelaskan bagaimana jasa tersebut disampaikan kepada
konsumen, serta elemen-elemen spesifik apa yang perlu diperhatikan dan menjadi hal
yang terpenting, misalnya jasa pengiriman paket.
3. Tipe operasi jasa :
a. Proyek, segala sesuatu diarahkan untuk melayani konsumen secara individu
dan khusus. Pada umumnya jumlah konsumen yang dilayani sangat sedikit,
bahkan mungkin hanya satu, misalnya arsitek.
b. Batch (job shop), ada kalanya konsumen dilayani secara homogen, dan ada
saatnya juga konsumen dilayani sesuai kebutuhannya. Jumlah konsumen relatif
agak banyak, misalnya poliklinik.
c. Lini, pelayanan yang diberikan kepada konsumen bersifat homogen apapun
latar belakang dari konsumen yang bersangkutan, misalnya jasa perpanjangan
STNK.
d. Berkesinambungan, merupakan bentuk layanan kepada konsumen yang
mengarah pada waktu pelayanan tanpa henti, melihat kebutuhan akan layanan
ini terjadi dalam waktu yang tidak terduga dan tidak dapat ditunda, misalnya
UGD rumah sakit, pemadam kebakaran, dll.
4. Lokasi fasilitas jasa :
a. Pelanggan mendekati lokasi, merupakan bentuk pelayanan konvensional dan
hanya dapat dipertahankan untuk jasa tertentu, misalnya sekolah, rumah sakit.
b. Penyedia jasa mendekati pelanggan, merupakan bentuk pelayanan yang
mengarah pada kompetisi untuk mendapatkan konsumen. Misaknya agen
asuransi yang aktif mendatangi calon konsumen.
LATIHAN:
CENTROCAMPO merupakan sebuah perusahaan jasa dalam bidang kursus komputer.
Supaya dapat menarik konsumen, jenis desain produk yang apa sajakah yang dapat
dilakukan? Jelaskan singkat berikut penerapannya !
18

SUB POKOK BAHASAN : 2.3. SIKLUS HIDUP PRODUK

Sebagaimana manusia, produk baik barang maupun jasa juga memiliki tahapan-
tahapan dalam ‘kehidupannya’. Hanya saja urutan tahap-tahap ini tidak mutlak urutannya,
artinya apabila pihak manajemen tidak memberikan perhatian yang cukup, maka bisa saja
dalam waktu singkat produk akan segera hilang dari persaingan.
Render dan Heizer (2001, 148) menjelaskan tahap-tahap kehidupan produk tersebut
dalam kurva berikut :
Volume
Penjualan
produk

X3
X2

X1

I II III IV

X0 Waktu

Dari gambar tersebut, setidaknya ada empat tahap yang dapat dilalui oleh sebuah produk
dalam ‘kehidupannya’ yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Handoko, 1997, 36) :
1. Tahap perkenalan / Introduction : Bila produk diperkenalkan, operasi penjualan tidak
selalu dapat bekerja dengan baik. Masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan
kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi, dan harga yang
tinggi. Hanya para konsumen yang suka mencoba yang mungkin membeli produk ini,
sehingga kegiatan pemasaran untuk menimbulkan ‘awareness’ konsumen sangat
diperlukan.
19

2. Tahap pertumbuhan / Growth : Produk diperbaiki dan distandarisaasi, menjadi dapt


diandalkan dalam penggunaan dan harga yang lebih rendah, serta para konsumen memebli
dengan sedikit desakan. Kuantitas penjualan meningkat cukup besar (X1 – X2). Bagian
penelitian perlu untuk melakukan usaha perbaikan produk dengan menambah model dan
feature produk.
3. Tahap kejenuhan / maturity : Produk adalah ‘matang’, keandalan dalam performance,
harga wajar dan tidak terjadi perubahan dari waktu ke waktu. Volume penjualan mulai
menurun tambahannya karena setiap pembeli potensial telah memiliki produk sehingga
penjualan tergantung pada tingkat penggantian produk dan pertambahan penduduk. Tugas
manajemen produksi dalam hal ini adalah memodifikasi produk dan mengusahakan
inovasinya.
4. Tahap penurunan / decline : Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat,
tahap penurunan dalam permintaan, bila produk-produk digantikan oleh yang baru,
meskipun tidak semua produk mengalami hal ini.

Dari penjelasan tersebut, kenyataannya tidak semua produk mengalami keempat tahap
tersebut. Ada produk-produk yang langsung berpindah dari tahap pengenalan ke tahap
kejenuhan, tanpa melalui tahap pertumbuhan. Ada pula yang bergerak dri tahap kejenuhan ke
tahap pertumbuhan kedua, dan sebagainya. Begitu juga dengan lama waktu yang terjadi untuk
setiap tahap juga tidak ada ukuran yang mutlak, karena hal ini tergantung dari karakter produk
dan lingkungan persaingan.

LATIHAN :
Jelaskan secara singkat tindakan konkrit yang harus dilakukan, apabila sebuah perusahaan
sepatu memasuki tahap ketiga dalam dalam siklus hidup produknya.

SUB POKOK BAHASAN : 2.4. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Melakukan pengembangan produk merupakan suatu tindakan yang menjadi tanggung


jawab bidang operasi, khususnya untuk menyikapi lingkungan yang semakin kompetitif.
Tidak semua pengembangan produk dapat berhasil dengan baik, karena seringkali tahap-tahap
penting dalam pengembangan tersebut dikesampingkan. Untuk menghindari kegagalan dalam
pengembangan produk, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini (Handoko, 1997, 39) :
20

Langgana Pencarian gagasan Teknologi


n R&D

Seleksi Produk

Desain produk Desain proses


pendahuluan Pendahuluan

Pengujian

Desain produk Desain proses


akhir akhir

Produksi produk Perencanaan


baru (barang atau kapasitas,
jasa) perencanaan
produksi,
penjadualan
1. Pencarian gagasan. Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar, atau
teknologi yang telah ada. Gagasan-gagasan pasar merupakan berbagai kebutuhan dan
keinginan para konsumen yang belum terpenuhi. Sumber lain dapat berasal dari observasi
produk yang sekarang beredar, distributor, para ahli, pesaing, salesman, maupun
manajemen puncak.
2. Seleksi produk. Tidak semua gagasan harus dikembangkan menjadi produk baru. Gagasan
produk baru perlu memnuhi paling tidak tiga kriteria yaitu: (a) potensi pasar, (b)
kelayakan finansial, dan (c) kesesuaian operasi. Hal ini dilakukan untuk menyaring
gagasan yang tidak baik supaya dapat menghindari kegagalan produk.
3. Desain produk pendahuluan dilakukan untuk pengembanagn deain terbaik bagi gagasan
produk baru. Desain yang dilakukan adalah untuk memenuhi ciri-ciri konsepsual dari
suatu gagasan yang lolos seleksi. Bila desain ini disetujui, bagian penelitian dan
pengembangan produk perusahaan kemudian perlu membuat prototype-prototype untuk
pengujian dan analisis selanjutnya.
21

4. Pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan pada pengujian pemasaran dan


kemampuan teknikal produk. Satu cara untuk menilai potensi pemasaran adalah dengan
melakukan uji pasar. Prototype produk baru selanjutnya dilempar ke sekelompok
konsumen untuk dicoba, guna mengetahui pendapat mereka. Maksud uji pasar ini adalah
untuk mendapatkan data kuantitatif tentang pendapat konsumen terhadap suatu produk
baru.
5. Desain akhir (final), dalam tahap desain akhir, spesifikasi-spesifikasi produk dan
komponen-komponennya dan gambar-gambar perakitan disusun, yang memebrikan basis
bagi proses produksinya. Sebagai hasil pengujian prototype, perubahan-perubahan tertentu
mungkin perlu dimasukkan dalam desain akhir.

Meskipun tahap-tahap tersebut di atas sudah dilakukan dengan baik, seringkali perusahaan
menemui hambatan-hambatan antara lain :
1. Kurangnya gagasan (ide) pengembangan produk baru yang baik.
2. Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya pesaing dan berbagai produk
substitusi.
3. Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan pemerintah, seperti
perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk.
4. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal, karena untuk dapat
menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan seju,lah besar
gagasan produk baru.

LATIHAN :
Jelaskan secara singkat, berikut contohnya batasan dari pemerintah maupun masyarakat yang
dapat menghambat tahap-tahap dalam pengembangan produk !

SUB POKOK BAHASAN : 2.5. POLA PRODUKSI

Dalam melakukan kegiatan berproduksi, khususnya untuk mass production atau


produksi berdasarkan persediaan, seringkali perusahaan melakukan perencanaan dengan
penyesuaian terhadap rencana penjualan dalam kurun waktu tertentu (misalnya satu tahun).
Kenyataannya dalam rentang waktu yang cukup panjang, sangat sulit bagi perusahaan untuk
melaksanakannya, sehingga perlu didistribusikan dalam rentang waktu yang lebih pendek,
misalnya triwulan, bulan, mingguan, bahkan harian. Konsep tersebut dipahamai sebagai pola
22

produksi. Setiap jenis pola produksi akan memebrikan dampak munculnya biaya tambahan
(incremental cost), sehingga untuk memeilih pola produksi yang tepat, perusahaan harus
secara cermat membandingkan stiap incremental cost dan memilih yang paling rendah.
Pola produksi dapat dijelaskan sebagai distribusi dari produksi tahunan ke dalam
periode yang lebih kecil. Selanjutnya Handoko (1997, 185) menjabarkan ada tiga jenis pola
produksi yaitu :
a. Pola produksi konstan, merupakan distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun ke
dalam jumlah produksi setiap bulan (atau rentang waktu yang lebih pendek), di mana
jumlah produksi dari bulan ke bulan sama atau relatif sama tidak tergantung jumlah
rencana penjualan. Dalam hal ini perusahaan lebih memilih kestabilan produksi, sehingga
tidak berdampak pada naik turunnya kapasitas yang mungkin mengandung biaya yang
terkait dengan tenaga kerja maupun kenaikan atau penurunan kapasitas mesin.
Konsekuensinya, persediaan di gudang akan berfluktuasi, sehingga menimbulkan biaya
simpan, terutama apabila realisasi penjualan lebih rendah daripada jumlah produksi.
Apabila yang terjadi sebaliknya, perusahaan dapat mengambil kebijakan melakukan sub
kontrak atau memilih risiko kehinlangan kesempatan menjual (mendapatkan laba). Contoh
kasus pola produksi konstan adalah sebagai berikut :
Bulan Persediaan awal Produksi Penjualan Persediaan akhir
Januari 10.000 5.000 2.000 13.000
Februari 13.000 5.000 4.000 14.000
Maret 14.000 5.000 5.000 14.000
April 14.000 5.000 8.000 11.000
Mei 11.000 5.000 9.000 7.000
Juni 7.000 5.000 8.000 4.000
Juli 4.000 5.000 7.000 2.000
Agustus 2.000 5.000 6.000 1.000
September 1.000 5.000 4.000 2.000
Oktober 2.000 5.000 2.000 5.000
November 5.000 5.000 2.000 8.000
Desember 8.000 5.000 3.000 10.000

b. Pola produksi bergelombang, merupakan distribusi produksi tahunan ke dalam bulanan


(atau rentang waktu yang lebih pendek), di mana jumlah produksi berubah-ubah menurut
fluktuasi rencana penjualan, sejauh tidak melebihi kapasitas maksimum. Dampak biaya
tambahan yang mungkin muncul dari jenis pola produksi ini adalah biaya simpan di
gudang (bila produksi lebih besar dari penjualan), dan apabila penjualan melebihi
kapasitas normal, maka akan muncul biaya lembur, bahkan apabila sudah melebihi
kapasitas maksimum akan muncul biaya sub kontrak. Fluktuasi produksi juga
23

menimbulkan dampak naik turunnya kapasitas, yang secara otomatis juga menimbulkan
biaya. Contoh kasus untuk pola produksi bergelombang :

Bulan Persediaan awal Produksi Penjualan Persediaan akhir


Januari 10.000 2.000 2.000 10.000
Februari 10.000 4.000 4.000 10.000
Maret 10.000 5.000 5.000 10.000
April 10.000 8.000 8.000 10.000
Mei 10.000 9.000 9.000 10.000
Juni 10.000 8.000 8.000 10.000
Juli 10.000 7.000 7.000 10.000
Agustus 10.000 6.000 6.000 10.000
September 10.000 4.000 4.000 10.000
Oktober 10.000 2.000 2.000 10.000
November 10.000 2.000 2.000 10.000
Desember 10.000 3.000 3.000 10.000

c. Pola produksi moderat, merupakan kombinasi dari pola produksi konstan dan pola
produksi bergelombang, sehingga distribusi jumlah produksi tahunan ke dalam bulanan
(atau rentang waktu yang lebih pendek) akan berubah-ubah menurut kebijakan
manajemen. Dampak biaya tambahan juga merupakan gabungan atau kombinasi dari pola
produksi konstan dan moderat, contohnya :
Bulan Persediaan awal Produksi Penjualan Persediaan akhir
Januari 10.000 3.000 2.000 11.000
Februari 11.000 4.000 4.000 11.000
Maret 11.000 5.000 5.000 11.000
April 11.000 7.000 8.000 10.000
Mei 10.000 7.000 9.000 8.000
Juni 8.000 7.000 8.000 7.000
Juli 7.000 7.000 7.000 7.000
Agustus 7.000 7.000 6.000 7.000
September 7.000 4.000 4.000 7.000
Oktober 7.000 4.000 2.000 9.000
November 9.000 3.000 2.000 10.000
Desember 10.000 3.000 3.000 10.000

LATIHAN :
Rencana penjualan produk PT. LIVERPOOL dalam tahun 2003 adalah sbb :

TRIWULAN PENJUALAN (unit)


I 7000
II 4500
III 5500
IV 5000

Sedangkan alternatif pola produksi yang dapat dilakukan adalah sbb :


24

TRIWULAN KONSTAN (unit) BERGELOMBANG MODERAT (unit)


I 5500 Mengikuti penjualan sejauh 6000
II 5500 tidak melebihi kapasitas 5500
III 5500 maksimum. 5800
IV 5000 6000

Keterangan lain :
 Kapasitas normal sebesar 5000 unit / triwulan, kapasitas maksimum sebesar 6000
unit / triwulan.
 Biaya lembur Rp 600,-/unit/ triwulan, akan diberikan bila jumlah produksi
melebihi kapasitas normal.
 Biaya simpan Rp 750,- / unit/triwulan.
 Biaya sub kontrak Rp 1.500,-/ unit / triwulan.
 Setiap kali terjadi penurunan produksi, perusahaan dibebani biaya sebesar Rp
475.000,-/ triwulan.
 Setiap kali terjadi kenaikan produksi sebanyak 100 unit, perusahaan akan dibebani
biaya turn over tenaga kerja sebesar Rp 25.000 / triwulan.

Tentukan incremental cost setiap alternatif pola produksi, dan pola produksi apakah yang
akan dipilih ?

POKOK BAHASAN : III. PROSES PRODUKSI


25

TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Membahas jenis dan tipe proses produksi serta
pengaruhnya terhadap penentuan layout fasilitas, upaya
untuk mencapai line balancing (keseimbangan lini),
material handling (penanganan bahan), dan
perencanaan bangunan untuk berbagai jenis perusahaan

SUB POKOK BAHASAN : 3.1. JENIS DAN TIPE PROSES PRODUKSI

Sebagai bagian yang mendominasi dalam proses transformasi, seringkali proses


produksi mendapat perhatian dan curahan biaya yang cukup banyak dari manajemen
perusahaan. Hal ini terjadi karena dalam proses produksi terjadi upaya untuk memberikan
nilai tambah maupun penciptaan produk baru. Menurut Yamit (1998, 116) proses produksi
dapat didefinisikan sebagaisuatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan, serta
peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna.
Prroses produksi yang terjadi di banyak jenis perusahaan, khususnya manufaktur telah
banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai akibat kemajuan yang dicapai di
bidang teknologi dan komputer. Faktor-faktor pendorong kemajuan di bidang teknologi
proses produksi akhir-akhir ini, terutama disebabkan oleh tiga faktor penting, yaitu :
1. Usaha untuk meningkatkan kualitas, terutama disorong oleh permintaan desain produk
yang lebih baik. Beberapa usaha untuk mencapainya antara lain :
a Memperbaiki konstruksi mesin hingga mamapu menghasilkan kualitas produk
yang diinginkan.
b Pengembangan dan penyempurnaan proses produksi yang baru.
2. Usaha untuk meningkatkan produktivitas, didorong oleh permintaan untuk
menghasilkan produk dengan harga yang lebih bersaing,melalui :
a Mengusahakan cara produksi yang tepat.
b Peningkatan waktu pemakaian mesin dengan meningkatkan otomatisasi pada
proses produksi.
3. Usaha untuk meningkatkan fleksibilitas, karena didorong berbagai hal sebagai :
a Umur produk yang semakin pendek.
b Makin banyaknya variasi produksejenis karena perbedaan selera konsumen.
c Makin sedikitnya jumlah komponen yang dibuat, sehingga tidak lagi
ekonomis.
26

Selanjutnya beberapa jenis dan tipe proses produksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. PROSES PRODUKSI BERDASARKAN UJUDNYA:
a. Proses produksi kimiawi, merupakan upaya pemberian nilai tambah atau penciptaan
produk baru karena adanya perubahan secara kimiawi, sehingga bahan baku sangat
sulit untuk diidentifkasi. Misalnya obat, shampo, dan lain-lain.
b. Proses produksi berubah bentuk, merupakan upaya pemberian nilai tambah atau
penciptaan produk baru melalui perubahan bentuk bahan, sehingga unsur bahan
tersebut masih dapat diidentifikasi, misalnya parik tekstil, garmen, sepatu, dll.
c. Proses produksi perakitan, di mana dalam upaya memberikan nilai tambah dilakukan
dengan cara menggabungkan satu elemen dengan elemen yang lain, misalnya mebel,
elektronik, mobil, dll
d. Proses produksi transportasi, merupakan upaya untuk memberikan nilai tambah
melalui pemindahan suatu obyek dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya jasa
penerbangan, kereta api, dll
e. Proses produksi khusus yang terjadi di perusahaan jasa, di mana setiap jasa yang
dihasilkanmembutuhkan proses khusus, misal perhotelan, perbankan, kursus, dll
2. PROSES PRODUKSI BERDASARKAN URUTAN / ALIRAN
a. Proses produksi terus-menerus / kontinyu, mengutamakan ketaatan proses
terhadap urutan, sehingga apabila terjadi pelanggaran dalam urutanakan
berpengaruh buruk pada hasilnya. Misalnya pabrik semen, minuman ringan, dll.
b. Proses produksi terputus-putus, di mana ketaatan urutan proses tidak terlalu
diperhatikan, karena tidak akan mempengaruhi hasil akhir. Sehingga urutan
tergantung dari kebijakan manajemen, misalnya pabrik mebel, penjahit, dll.
3. PROSES PRODUKSI BERDASARKAN KEUTAMAANNYA
a. Proses produksi utama, merupakan upaya mengahilkan nilai tambah atau
pendiptaan produk baru sesuaidengan tujuan utama perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Misalnya untuk perusahaan penerbangan,maka
penrbangan pesawat harusmenjadi keutamaan.
b. Proses produksi bukan utama, melakukan upaya pemberian nilai tambah yang
ditujukan untuk mendukung tujuan utama perusahaan. Misalnya contoh
penerbangan maka akan dilakukan layanan catering, perawatan kursi penumpang,
kebersihan toilet, dll
4. PROSES PRODUKSI BERDASARKAN PENYELESAIANNYA, yang mengarah pada
kegiatan pemeriksaan untuk menjamin kualitas / quality control (QC) produk.
27

a. Type A, di mana kegiatan pemeriksaan dilakukan di setiap tahap proses produksi.

I II III IV
QC QC QC QC

b. Type B, di mana kegiatan pemeriksaan tidak dilakukan di setiap tahap, karena ada
bagian-bagian tertentu yang saling berkaitan erat.

A B C D
I II III IV
QC QC QC

c. Type C, di mana kegiatan pemeriksaan dilakukan pada bagian akhir proses


produksi

I II III

IV

QC

atau

I II III IV

QC

d. Type D, merupakan kegiatan pemeriksaan yang hampir seluruhnayadilakukan


secara otomatis dengan mesin ataupun peralatan lain. Sehingga unsur manusia
dalam hal ini tidak begitu dominan.
e. Type E, merupakan kegiatan pemeriksaan proses produksi yang dilakukan khusus
di perusahaan dagang atau jasa berdasarkan kebijakan manajemen yang
bersangkutan.
28

LATIHAN
Dengan mengambil sebuah contoh perusahaan manufaktur, analisislah jenis proses
produksinya serta konsekuensi apa yang harus dilakukan perusahaan terkait dengan jenis
proses produksi tersebut ?

SUB POKOK BAHASAN : 3.2. LAYOUT FASILITAS

Menurut Yamit (1998, 120), pengaturan tata letak (layout) fasilitas pabrik dan area
kerja merupakan masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia
industri meskipun untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana. Pertanyaan yang sering
muncul berkaitan dengan pengaturan tata letak fasilitasini adalah apakah tata letak semua
fasilitas pabrik telah diatur dengan sebaik-baiknya, mengingat tata letak fasilitas pabrik
merupakan landasan utama dalam penempatan mesin-mesin, tempat kerja yang diperlukan,
dan tingkat keluwesan yang dikehendaki.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalm perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan
segala fasilitas produksi dan area kerja. Secara spesifik tata letak fasilitas pabrik yang baik
akan dapat memberikan manfaat-manfaat dalam sistem produksi, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkanjumlah produksi
2. Mengurangi waktu tunggu
3. Mengurangi proses pemindahan bahan
4. Penghematan penggunaan ruangn
5. Efisiensi penggunaan fasilitas
6. Mempersingkat waktu proses
7. Meningkatkan kepuasan dan keselamtan kerja
8. Mengurangi kesimpangsiuran
Berrdasarkan uraian di atas, beberapa pertimbanagn sebagai faktor pembeda yang
harus diperhatikan perusahaan dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi adalah :
1. Tipe produk : berupa barang atau jasa, desainnya sangat spesifikatau cenderung
umum.
2. Tipe proses produksi : semakin spesifik suatu produk, maka prosesnya juga
semakinspesifik, dan sebaliknya semakin umum / standar desain produk, maka
proses produksinya juga semakin standar.
29

3. Jumlah produksi : kecenderungan produk yang spesifik julah produksi semakin


sedikit bahkan mungkin hanya satu, sedangkan semakin standar sebuah produk
maka jumlah produksinya akan semakin banyak.

Dari ketiga faktor pembeda tersebut di atas, layout fasilitas dapat dijabarkan sebagai
berikut :

TIPE LAYOUT TIPE PRODUK TIPE PROSES JUMLAH


PRODUKSI PRODUKSI

POSISI TETAP (pembangunan Sangat spesifik sangat spesifik Sangat sedikit,


gedung) bahkan mingkin
hanya satu

JOB SHOP (Rumah sakit)

BATCH (pabrik anggur,


penerbangan)

LINE (Pabrik mobil, kafetaria)

CONTINUOUS (kilang minyak, Sangat standar Sangat standar Sangat banyak


jasa STNK)

LATIHAN :
Pertimbangan-pertimbangan apakah yang harus diperhatikan dalam melakukan layout fasilitas
sebuah perusahaan ? Jelaskan berikut aplikasinya untuk jasa perbankan !

SUB POKOK BAHASAN : 3.3. LINE BALANCING (KESEIMBANGAN LINI)

Mengatur tata letak fasilitas produksi untuk sebuah perusahaan yang melakukan
proses produksi secara terus-menerus tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh aturan yang
harus dipatuhi perusahaan untuk tidak merubah susunan urutan ataupun aliran proses
produksi. Adanya kepatuhan terhadapat tata urutan proses produksi seringkali menimbulkan
masalah. Salah satu masalah yang seringterjadi dalam perusahaan jenis ini adalah adanya
ketidakseimbangan beban maupun waktu proses yang diperlukan ditahap-tahap (workcenter)
tertentu dalam sebuah proses produksi. Dampaknya seringkali pada tahap tertentu tidak
pernah berhenti melakukan kegiatan, sehingga bahan harus menunggu dan terjadi akumulasi
yang dapat menganggu kelancaran.
30

Di sisi lain ada tahap tertentu yang menganggur, karena membutuhkan waktu proses
cukup singkat. Kondisi ini tentunya akan menganggu kelancaran kerja perusahaan secara
keseluruhan, karena ada ketidakseimbangan. Di samping itu, tingginya kapasitas menganggur
akan menimbulkan beban biaya.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, suatu pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengupayakan keseimbangan lini proses produksi sekaligus mengurangi beban waktu
menganggur adalah sebagai berikut (Yamit, 1998, 140):
Menentukan jumah workcenter dengan data :
1. Jumlah elemen pekerjaan aatau tugas serta hubungan antar pekerjaan atau yang
sering disebut sebagai pekerjaan yang mendahului.
2. Waktu dalam menit atau detik untuk menyelesaikan setiap pekerjaan
3. Jumlah unit output yang dihasilkan selama waktu operasi
4. Waktu operasi setiap hari.
Dari data tersebut kemudian dilakukan perhitungan jumlah stasiun kerja, cycle time,
efisiensi, danwaktu menganggur dengan langkah-langkah berikut :
1. Membuat diagram atau skema yang menunjukkan hubungan antar kegiatan.
2. Menentukan jumlah unit output per jam (r).
3. Menentukan cycle time, dengan rumus :

Waktu yang tersedia untuk operasi


Cycle time =
jumlah output

4. Menentukan teoritical minimum (TM= t/c) atau jumlah workcenter secara


matematis dengan notasi N
Total waktu pengerjaan
N =
cycle time

5. Menentukan pekerjaan-pekerjaan yang masuk dalam setiap stasiun kerja, dengan


cara menggabungkan waktu setiap pekerjaan, tetapi total waktunya tidak melebihi
jumlah cycle time.
6. Menentukan tingkat efisiensidengan rumus:
t t
Efisiensi = =
N (c) TM (c)

7. Menentukan waktu menganggur dengan rumus : 1 - efisiensi


31

CONTOH :
Sebuah perusahaan merencanakan untuk memproses produk sebanyak 300 unit per bulan (25
hari kerja). Satu hari terdiri dari 8 jam kerja dengan prosesing sebagai berikut :
Pekerjaan Pekerjaan sebelumnya waktu (menit)
A - 23
B A 37
C A 27
D A 37
E C ;D 19
F B;E 39
G F 36
TOTAL 190

1. Diagram pekerjaan
37
B

20 21 19 39 38
A C E F G

D
18

2. Menentukan cycle time


r = (300unit / 25 hari) (1 hari / 8 jam) = 12 unit / hari = 1,5 unit / jam
c = (1 / 1,5) (60 menit / jam) = 40 menit / unit
atau
waktu tersedia 25 hari(8 jam) (60 menit) 12.000
cycle timne = = = = 40
jumlah produksi 300 unit 300

3. Jumlah stasiun kerja :


Total waktu pekerjaan190
N = = = 4,75 = 5
cycle time 40

4. Efisiensi :
total waktu pekerjaan 190
= = 0,95 atau 95%
N (cycle time) 5 (40)

5. Waktu menganggur = 1 - efisiensi = 1 - 0,95 = 0,5 = 5%


32

37
B

20 21 19 39 38
A C E F G

D
18

LATIHAN :
Rencana produksi 96 unit per hari, dengan 8 jam kerja dan urutanpekerjaan sebagaiberikut :

Pekerjaan Pekerjaan sebelumnya waktu (menit)


A - 4
B A 5
C A 3
D B 2
E B;C 1
F D; E 5
TOTAL 20

SUB POKOK BAHASAN : 3.4. MATERIAL HANDLING (PENANGANAN BAHAN)

Adanya pergerakan bahan-bahan sebuah proses produksi seringkali menimbulkan


masalah. Hal ini dapat kita lihat sejak bahan-bahan diterima di tempat penerimaan, kemudian
dipindahkan dari tempat penerimaan atau pemeriksaaan ke tempat penyimpanan bahan-bahan
tersebut. Apabila bahan-bahan ini kemudian akan diproses / diolah, maka bahan-bahan
tersebut dipindahkan dari tempat penyimpanan ke tingkat proses produksi yang pertama, dan
setelah diproses kemudian dipindahkan kembali ke tingkat proses produksi yang berikutnya
untuk diproses selanjutnya.
Menurut Sutalaksana (1982, 78) sebenarnya pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
dalam suatu perusahaan pabrik / industri terdiri dari :
1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut make
ready.
33

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan


barang-barang yang disebut do.
3. Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja yang disebut put
away.

Penyebab pemborosan yang besar dalam biaya material handling:


1. Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedangatau akan
dikerjakan dalam proses produksi.
2. Sering dihandlenya hasil-hasil proses tambahan dan scrap secara tidak efisien,
sehingga membutuhkan waktu yang banyak dan biaya yang besar dalam proses
pemindahan bahan tersebut.
3. Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau
barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan, yang
disebabkan karena tempat tersebut tyidak diatur dengan baik.
4. Adanya pemborosan dalam menghandle bahan-bahan di bagian pemeliharaaan,
yang disebabkan kurangnya pengawasan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, perlu dilakukan pengkoordinasian terutama dalam


penelaahan aspek-aspek produksi yang menyangkut kegiatan material handling yang meliputi:
1. Perancangan produk
2. Perencanaan tata letak fasilitasproduksi
3. Perencanaan produksi
4. Pengepakan bahan maupun barang

Dengan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, material handling yang efisien dapat dilakukan
dengan cara-cara :
1. Biaya handling menjadi lebih murah atau mudah.
2. Hasil yang dapat ditampung oleh pabrik lebih banyak.
3. Berkurangnya waktu yang tidak produktif.
4. Mempertinggi keselamatan kerja para karyawan.
5. Menaikkan semangat kerja para karyawan.
6. Memperbaiki hubungan kerja.
7. Mengurangi biaya per unit produk.
34

Beberapa contoh perlatan yang dapatdipergunakan dalam rangka mendukung material


handling yang efisien adalah :
1. Fixed path equipment : cnveyor, derek, lift, kereta api.
2. Varied path equipment : truck, forklift, kereta dorong.

LATIHAN :
Ambillah contoh sebuah perusahaan manufaktur, lakukanlah analisis tentang kegiatan
material handling yang dilakukan perusahaan itu. Apa saran yang dapat saudara
rekomendasikan ?

SUB POKOK BAHASAN : 3.5. PERENCANAAN BANGUNAN PERUSAHAAN

Tujuan dari didirikannya sebuah bangunan pada hakekatnya adalah untuk melindungi
bahan-bahan, peralatan dan karyawan dari kerusakan akibat panas, hujan, dan kehilangan.
Oleh karenanya diperlukan perencanaan bangunan yang baik, bagaimanakah bangunan itu
dibuat, bertingkat atau tidak, desain maupun bahan-bahan yang diperlukan serta ruang-ruang
yang mencukupi kebutuhan operasional perusahaaan secara keseluruhan.
Menurut Sutalaksanan (1982, 40) suatu bangunan perusahaan yang baik akan
memberikan banyak keuntungan, seperti :
1. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
2. Menekan biaya material handling
3. Menekan biaya penyimpanan.
4. Mengurangi waktu pengerjaan
5. Menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan pegawai.
6. Mengurangi biaya pemeliharaan perusahaan.
7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas pekerjaan.
8. Memperbesar flesibilitas dan kegunaan dari perusahaan.
9. Mengurangi upah dan biaya untuk melatih buruh.
10. Memperbeeesar kenyamanan kerja dan mempertinggi moril para pekerja serta
mengurangi tingkat perputaran karyawan.

Beberapa jenis bangunan perusahaan yang dapat dipertimbangkan untuk dipilih


adalah:
35

1. Gedung yang tidak bertingkat dengan berbagai macam bentuk atap (single story) ,
tujuan dari gedung semacam ini adalah untuk menekan biaya keseluruhan. Di
samping itu, pemakaian gedung semacam ini dapat mempermudah dan
mempercepat proses pembangunan gedung tersebut.
2. High bay dan monitor building, gedung jenis ini dibuat sedemikian rupa sehingga
memberikan ruangan gerak di atas kepala yang maksimum. Apabila konstruksinya
baik, maka hawa segar dengansirkulasi yang lancar juga akan mendungun
kelancaran pekerja yang ada di dalamnya.
3. Gedung bertingkat, seringkali menjadi pilihan karena pertimbangan meningkatnya
harga tanah. Gedung jenis ini harus diperhitungkan sedemikian rupa
ketahanannya, sehingga sangat tidak cocok untuk diterapkan pada industri berat.
Kebanyakan jenis gedung ini diterapkan perusahaana jasa.
4. Gedung dengan bentuk khusus, gedung jenis ini merupakan kombinasi dari ketiga
jenis terdahulu, dan memiliki tujuan tertentu.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh fleksibilitas gedung adalah dengan
membuat :
1. Ruangan yang cukup luas sesuai dengan kebutuhan.
2. Loteng yang tinggi, sehingga ada udara segar dalam pabrik dan conveyor dapat
dipasang.
3. Lantai gedung harus cukup kuat dan jarak dengan atap harus cukup leluasa.
4. Penempatan mesin pada tempat yang mudah dipindahkan

LATIHAN
Analisislah pertimbangan-pertimbangan dan desain bangunan perusahan untuk jasa perbankan
dan perusahaan pakaian. Identifikasilah perbedaannya ! Mengapa demikian ?
36

POKOK BAHASAN :IV. PERENCANAAN LOKASI DAN LINGKUNGAN


PERUSAHAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang
perencanaan lokasi sebuah perusahaan / pabrik dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta metode
pemilihan lokasi baik pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif.

SUB POKOK BAHASAN : 4.1. KONSEP PERENCANAAN LOKASI

Sebuah perusahaan yang baru akan berdiri, maupun perusahaan yang berniat
memperluas bangunannya, ataupaun bahkan perusahaan yang akanpindah ke temapt yang
baru, tentunya harus terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap lokasi manakah yang
sebaiknya dipilih.
Bila ada kesempatan untuk mendirikan perusahaan di suatu tempat, maka
pertimbangan-pertimbangan ekonomis serta jaminan kelangsungan hidup hampir selalu
dilakukan. Sebenarnya penentuan lokasi perusahaan tidaklah semudah seperti apa yang
disampaikan di atas. Hal ini karena banyak faktor-faktor lain yang perrlu diperhatikan dalam
penentuan lokasi tersebut.
Hal juga dapat dijadikan pertimbangan adalh bahwa banyak perusahaan yang
menderita kerugian karena operasinya tidak efektif dan tidak efisien. Untuk dapat
menghindari hal tersebut perlu dilakukan penentuan lokasi yang tepat, sehingga akan dicapai
:
1. Kemampuan melayani knsumen dengan memuaskan.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan harga yang
sesuai.
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan perusahaan di kemudian hari.

Walaupun lokasi suatu perusahaan sudah cukup baik untuk suatu jangka waktu
tertentu atau saat sekarng ini, akan tetapi mungkin timbul masalah plant location yang baru di
kemudian hari karena disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
37

2. Berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan.


3. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebh baik.

LATIHAN :
Lakukanlah pengamatan di kota Semarng dan sekitarnya terhadap sebuah perusahaan yang
sudah tidak layak lagi menempati tempat / daerah yang sekarang, dikarenakan kondisi
lingkungan sekitarnya yang sudah tidak mendukung. Mengapa hal tersebut terjadi, jelaskan !

SUB POKOK BAHASAN : 4.2. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM


PENENTUAN LOKASI PERUSAHAAN

Terkait dengan beberapa hal yang perlu dipahami oleh manajemen perusahaan dalam
perencanaan maupun penentuan lokasi perusahaan seperti yang telah disampaikan dalam sub
pokok bahasan 4.1 sebelumnya, supaya tidak terjadi kesalahan perlu kiranya perusahaan
meninjau secara seksama apa yang sebenarnya menjadi tujuan dalam berbisnis.
Tujuan perusahaan selanjutnya secara rinci dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
(Sutalaksana, 1982, 24) :
1. Tujuan utama, meliputi produksi dan distribusi dari nilai-nilai yang dikonsumsi
menurut macam dan kualitas, serta menurut waktu dan tempat yang dibutuhkan pada
tingkat harga yang bersediadibayarkan oleh konsumen, dengan biaya yang akan
memberikan profit yang layak bagi perusahaan.
2. Tujuan sekunder , yaitu untuk menghasilkan nilai-nilai yang dibutuhkan perusahaan
dalam melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan utama diatas. Nilai yang
dibutuhkan perusahaan dalam hal ini misalnya perencanaan, pengorganisasian,
penyusuan orang-orang, pelaksanaan, pengendalian, dan sebagainya.
3. Tujuan tambahan, yaitu menghasilkan nilai-nilai yang dibutuhkan perusahaan kepada
individu, kelompok dalam organisasi, selain dari konsumen. Misalnya upah buruh,
gaji direktur, laba perusahaan dan sebagainya.

Dari ketiga tujuan tersebut di atas, maka dalam langkah berikutnya perusahaan dapat
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang memepengaruhi keputusan penentuan lokasi
perusahaan, yaitu :
38

1. Faktor-faktor utama
a. Letak dari pasar, akses mudah menuju pasar sasaran / knsumen mutlak
dipertimbangkan karena alasan inilah produk yang dihasilkan akan didistribusikan.
b. Letak dari sumber bahan mentah, khususnya perusahaan manufaktur, bahan
mentah merupakan masukan yang sangt penting karena selanjutnya akan diolah
dalm sebuah proses produksi untuk dihasilkan produk baru ataupun produk yang
memiliki nilai tambah.
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan, merupakan hal yang sangat mendukung
kelancaran kedekatan dengan pasar sasaranmaupun sumber bahan mentah.
d. Suplai dari tenaga kerja, khususnya untuk perusahaan manufaktur yang padat
karya seringkali ketersediaan buruh dalam jumlah yang relatif besarsangta
diperlukan sebagai sumber daya yang berperan dalam sistem operasi.
e. Terdapatnya sumber listrik atau energi lain jelas tidak dapatdikesampingkan,
karena darri energi inilah kelancaran proses produksi dapat dicapai serta
memberikan pengaruh terhadap produktifitas.
2. Faktor sekunder antara lain :
a. Rencana masa depan, misalnya kemungkinan perluasan perusahaan karena
peningkatan kapasitas produksi.
b. Biaya tanah dan gedung
c. Kemungknan perluasan atau ekspansi
d. Terdapatnya fasilitas pelayanan untuk masyarakat
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
f. Persediaan airbaik untuk kebutuhan dalam berproduksi maupun untuk para karyawan
yang bekerja di perusahaan
g. Tinggi rendahnya pajak maupun undang-undang perburuhan, akan memberikan
pengaruh terhadap besarnya upah minimal yang harus dibayarkan, sehingga akan
memberikan dampak terhadap besarnya biaya produksi.
h. Sikap masyarakat disekitar perusahaan
i. Iklim yang sesuai
j. Keadaan tanah yang stabil dan tidak membahayakan keselamatan karyawan dan
perusahaan secara keseluruhan
k. Perumahan dan fasilitas lain seperti layanan kesehatan, tempat ibadah, dan lain-lain.
39

LATIHAN :
Amatilah kawasan industri di daerah selatan kota Semarang, analisislah berdasarkan
faktor utama maupun faktor sekunder dalam penentuan lokasi perusahaan. Adakah hal-
hal yang sudah tidak mendukung kelancaran operasional perusahaan. Jelaskan singkat.

SUB POKOK BAHASAN : 4.3. METODE PEMILIHAN LOKASI PERUSAHAAN

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhiperencanaan


perusahaan dalam menentukan lokasinya, maka selanjutnya manajemen perusahaan dapat
menggunakan metode penentuannya baik kualitatif maupun kuantitatif seperti berikut ini :

METODE KUALITATIF
Langkah-langkah sistematis yang diperluakan dalam metode kualitatif adalah :
1. Mengidentifikasi seluruh faktor-faktor yang dipertimbangkan.
2. Menentukan peringkat seluruh faktor-faktor tersebut berdasarkan skala prioritas.
3. Memberikan bobot untuk setiap faktor. Faktor terpenting dengan prioritas utama
mendapat bobot terbesar (baik dinyatakan dalam desimal maupun prosentase)
4. Memberikan penilaian / skor untuk setiap alternatif lokasi dalm setiap faktor yang
dipertimbangkan.
5. Mengalikan skor dengan bobot yang sudah ditentukan.
6. Menghitung total nilai untuk setiap alternatif lokasi dan memilih dengan pertimbangan
yang total skornya tertinggi.
40

CONTOH : PENENTUAN LOKASI UNTUK PABRIK ROKOK


No KETERANGAN BOBOT LOKASI A LOKASI B LOKASI C
(%)
Nilai Nilai X Nilai Nilai X Nilai Nilai X
Skor Skor Skor
1 Ketersediaan 25 80 20 70 17,5 75 18,75
tenaga kerja
2 ketersediaan 20 60 12 70 14 60 12
bahan baku
3 Undang-undang 15 65 9,75 65 9,75 70 10,5
perburuhan
4 Pelayanan 10 70 7 65 6,5 80 8
masyarakat
5 Sumber energi 5 50 2,5 75 3,75 80 4

20 Limbah 0,5 80 0,4 80 0,4 80 0,4


TOTAL 51,65 51,5 53,65

Dari perbandingan ketiga lokasi sebaiknya dipilih Lokasi C, karena total skornya tertinggi.

METODE KUANTITATIF
Metode kuantitatif digunakan dengan cara membandingkan total biaya tahunan untuk
setiap alternatif lokasi perusahaan. Konsep total biaya merupakan penjumlahan dari biaya
tetap dan biaya variabel dengan formula sebagai berikut :

TC = FC + VC (X)

di mana :
TC = Biaya total tahunan
FC = Biaya tetap per tahun
VC = Biaya variabel per unit produk
X = Jumlah produk yang diproduksi dalam setahun
41

CONTOH:
KETERANGAN LOKASI A LOKASI B LOKASI C
Harga bangunan Rp. 250.000.000 Rp. 350.000.000 Rp 300.000.000
Biaya gaji administrasi Rp 700.000 / bulan Rp 900.000 / bulan Rp 950.000.000
Jumlah tenaga administrasi 10 orang 8 orang 8 orang
Harga bahan baku Rp 5.000 / unit Rp 4.000 / unit Rp 4.500 / unit
Biaya angkut ke pasar Rp 1.000 / unit Rp 1.500 / unit Rp 1.000 / unit
Biaya lain-lain Rp 500.000 / tahun Rp 750.000 / tahun Rp 800.000 / tahun
Upah buruh Rp 3.500 / unit Rp 4.000/ unit Rp 2.000 / unit

Catatan : Metode depresiasi adalah garis lurus,dengan umur eknomis 10 tahun.


Hitung biaya total per tahun masing-masing lokasi bila perusahaan beroperasi pada kapasitas
20.000 unit per tahun dan 250.000 unit per tahun. Lokasi manakah yang sebaiknya dipilih?

PENYELESAIAN :
BIAYA Lokasi A Lokasi B Lokasi C
TETAP
Biaya Rp 250.000.000 : 10 Rp 350.000.000 : 10 Rp 300.000.000 : 10
depresiasi tahun tahun tahun
= Rp 25.000.000 / tahun = Rp 35.000.000 / tahun = Rp 30.000.000 / tahun
Gaji Rp 700.000 X 10 orang Rp 900.000 X 8 orang X Rp 950.000 X 8 orang X
administrasi X 12 bulan = Rp 12 bulan = Rp 12 bulan = Rp
84.000.000 86.400.000 91.200.000
Biaaya lain Rp 500.000 / th Rp 750.000 / th Rp 800.000 / th
-lain
JUMLAH Rp 109.500.000 Rp 122.150.000 122.000.000

BIAYA Lokasi A Lokasi B Lokasi C


VARIABEL
Upah buruh Rp 3.500 / Rp 4.000 / Rp 2.000 /
unit unit unit
Biaya bahan baku Rp 5.000 / unit Rp 4.000 / unit Rp 4.500 /
unit
Biaya angkut ke Rp 1.000 / unit Rp 1.500 / unit Rp 1.000 /
pasar unit
JUMLAH Rp 9.500 / unit Rp 9.500 / unit Rp 7.500 /unit

KETE|RANGAN Lokasi A Lokasi B Lokasi C


Persamaan 109.500.000 + 9.500 (X) 122.150.000 + 9.500 (X) 122.000.000 + 7.500 (X)
Kapasitas 109.500.000 + 9.500 122.150.000 + 9.500 122.000.000 + 7.500
20.000 (20.000) = Rp (20.000) = Rp (20.000) = Rp
unit / th 299.500.000 312.150.000 272.000.000
Kapasitas 109.500.000 + 9.500 122.150.000 + 9.500 122.000.000 + 7.500
250.000 (250.000) = (250.000) = (250.000) =
unit / th Rp 2.484.500.000 Rp 2.497.150.000 Rp 1.997.000.000
42

Keputusan : Baik kapasitas 20.000 unit / tahun maupun 250.000 unit per tahun sebaiknya
lokasi yang dipilih adalah C, karena total biayanya paling rendah dibanding dengan lokasi
yang lain.

LATIHAN :
Perusahaan “JUVENTUS” sebagai produsen bola menghadapi permintaan yang sangat pesat.
Perusahaan merencanakan memperluas pabrik. Ide pertama akan mendirikan pabrik di Turin.
Setiap 1 unit bola memerlukan 2 unit bahan baku dan 1,5 unit bahan penolong. Harga bahan
baku di Turin Rp 8.000,00 per unit. Tetapi bila pabrik didirikan di Roma, bahan baku akan
berharga setengahnya harga bahan baku Turin. Di Milan, bahan baku per unitnya lebih mahal
Rp 500,00 dari bahan baku di Turin. Namun biaya angkut ke pasar jika pabrik didirikan di
Turin Rp 1.500 per unit; namun di Roma lebih mahal Rp 800,00 daripada di Turin. Di Milan
biaya angkut lebih murah Rp 200,00 dari Roma. Harga bangunan di Milan Rp 300.000.000,00
dengan umur ekonomis 10 tahun, di Turin Rp 450.000.000,00 dengan umur ekonomis
12 tahun, di Roma Rp 350.000.000,00 umur ekonomis sama dengan Milan. Nilai residu
bangunan adalah : Milan Rp 25.000.000,00, Turin Rp 75.000.000,00, sedangkan Roma tanpa
nilai residu. Gaji pegawai administrasi/orang/bulan Rp 75.000,00 di Turin; Rp
65.000,00/orang/bulan di Milan dan Rp 50.000,00/orang/bulan di Roma. Jumlah pegawai
administrasi yang diperlukan masing-masing kota tersebut : Turin : 9 tenaga administrasi;
Milan : 6 orang; Roma : 8 orang. Upah tenaga kerja langsung per unit di Milan Rp 2.000,00;
Turin Rp 2.500,00/unit tetapi di Roma hanya Rp 1.500/unit. Biaya bahan penolong di Turin
Rp 1000,00/unit; di Milan Rp 600,00 per ½ unit, di Roma bahan penolong Rp 300/unit. Biaya
lain di Milan sebesar Rp 1.200.000/triwulan, biaya lain di Turin Rp 1.400.000/triwulan dan di
Roma tiap tiap 2 bulan sekali mengeluarkan biaya lain sebesar Rp 350.000,00.
Hitunglah :
a. Persamaan biaya total (bobot 15)
b. Tentukan lokasi yang terbaik untuk dipilih bila perusahaan beroperasi pada
kapasitas : 25.000 unit/tahun dan 200.000 unit/tahun.
43

POKOK BAHASAN : V. LINGKUNGAN KERJA DANA ERGONOMI


TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Memberikan pengertian kepada mahasiswamengenai
lingkungan kerja dalam perusahaan yang memenuhi
persyaratan ergonomis serta memperhitungan gerakan
dan waktu kerja.

SUB POKOK BAHASAN : 5.1. LINGKUNGAN KERJA DALAM PERUSAHAAN

Untuk memperlancar sistem operasi internal perusahaan, pihak manajemen perlu


memperhatikan kenyamanan para karyawan yang ada di dalamnya. Hal ini tentunya
membutuhkan perencanaan lingkungan kerja dalam perusahaan yang baik. Denganadanya
kenyamanan tersebut, diharapkan loyalitas karyawan dapatdicapai sehinggaproduktivitas
dapat ditingkatkan dantujuan perusahaan jugadapat terealisasi.
Menurut Ahyari (1996, 124) lingkungan kerja dalam sebuah perusahaan merupakan
lingkungan di mana karyawan melakukan tugas dan pekerjaannya sehari-hari. Untuk dapat
mengadakan penyusunan perencanaan lingkungan kerja dalam perusahaan dengan baik, maka
manajemen perusahaan yang bersangkutan harus benar-benar mengetahui tentang lingkungan
kerja yang dipersiapkan untuk perusahaannya tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
baik apabila manajemen perusahaan yang bersangkutan juga mengetahui unsur-unsur apa saja
yang penting yang akan menentukan lingkungan kerja untuk para karyawan yang bekerja di
dalam perusahaan tersebut.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Pelayanan terhadap karyawan, yang meliputi ketersediaan fasilitas untuk
kebutuhan fisik seperti makan, minum, toilet, kesehatan dan lain-lain. Apabila
pelayanan dalam bentuk pemebuhan kebutuhan fisik ini dilakukan maka karyawan
dapat merasa puas dan tenang dalam menjalankan tugasnya.
2. Kondisi kerja meliputi kejelasan peraturan dalam menjalankan pekerjaan berikut
standar kerja yang dilengkapi dengan sistem penghargaan maupun sanksi yang
jelas. Dengan kejelasan peraturan, maka karyawan tidak akan bekerja sesuka
hatinya, tetapi tentu saja merujuk kepada aturan tersebut, sehingga mereka dapat
memperhitungkan akan memperoleh penghargaan atau justru sebaliknya, yaitu
sanksi atas pelanggaran aturan.
44

3. Hubungan karyawan, menyangkut hubungan kerja antar karyawan setingkat


maupun dengan yang tingkatannya lebih tinggi maupun rendah. Hubungan yang
harmonis akan menciptakan iklim kerja yang nyaman tanpa tekanan, sehingga
karyawan dapat memahami betul batas tugas, tanggung jawab dan kewenangannya
dalam menjalankan tugas dan pekerjaan.

Secara skematis ketiga unsur tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Pelayanan Kondisi
terhadap kerja
karyawan

Karyawan
perusahaan

Hubungan
karyawan

LATIHAN :
Uraikan secara singkat, bagaimana pola hubungan antara unsur-unsur lingkungan kerja dalam
perusahaan !

SUB POKOK BAHASAN : 5.2. ERGONOMI

Sepert telah disinggung dalam lingkungan kerja dalam perusahaan, keberhasilan kerja
seorang manusia sebagai karyawan tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, tetapi juga
lingkungan fisik maupun sosial keorganisasian yang ada di sekitar tempat kerjanya.
Dengan memfokuskan pada perancangan lingkungan kerja fisik yang baik, pihak
manajemen perusahaan perlu memperhatikan segala fasilitas produksi yang harus digunakan
dan dioperasikan oleh karyawan tersebut. Untuk dapat lebih mengkajinya secara benar maka
pihak manajemen perlu mendalami masalah ergonomi (Sutalaksana, 1982, 665) sebagai suatu
cabang ilmu suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan
yang diingkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, dan nyaman.
45

Untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut, sebagai suatu komponen manusia -


mesin, hasil-hasil penyelidikan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Penyelidikan tentang display sebagai bagian dari lingkungan yang
mengkomunikasikan keadaannya kepada manusia, misal speedometer kendaraan.
2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya. Hal ini
dapat dilakukan dengan pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis (denyut jantung
dan pernafasan) maupun kriteria operasional (rentangan gerakan, kekuata,
ketahanan, kecepatan, danketelitian.
3. Penyelidikan mengenai tempat kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisik
manusia.
4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik yang mencakup suhu ruangan, warna,
cahaya, sirkulasi udara, dan lain-lain.

LATIHAN :
Amatilah lingkungan kelas saudara. Analisislah apakah perancangan ruangan tersebut sesuai
menurut kriteria ilmu ergonomi !

SUB POKOK BAHASAN : 5.3. STUDI GERAKAN DAN WAKTU

Bila kita mengamati aktivitas manusia dalam sebuah lingkungan kerja, maka akan
terlihat gerakan-gerakan yang memebntuk kerja tersebut. Gerakan-gerakan harus efektif
sehingga benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan perusuhan. Supaya gerakan-gerakan
kerja yang tidak efektif dapat dihindari, maka perlu dilakukan studi gerakan yang merupakan
sebuah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Gerakan-gerakan tersebut dapat diuraikan ke dalam 17 gerakan dasar seperti yang
dikemukanan oleh Gilberth (Sutalaksanan, 1982, 95) sebagai berikut :
1. Mencari, merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi obyek.
Yang bekerja dalam hal ini adalah mata.
2. Memilih, merupakan gerakan untuk menemukan suatu obyek yang tercampur,
tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan
gerakan ini.
46

3. Memegang, merupakan gerakan untuk memegang obyek, biasanya didahului oleh


gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa.
4. Menjangkau, merupakan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik
gerakan mendekati maupun menjauhi obyek.
5. Membawa, merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan
dalam keadaan dibebani.
6. Memegang untuk memakai, merupakan gerakan memegang tanpa menggerakkan
obyek yang dipegang tersebut, perbeaannya dengan memegang terdahulu adalah
pada perlakuan terhadap obyek yang dipegang tidak dilakukan gerakan membawa.
7. Melepas, merupakan gerakan membebasskan tangan dari obyek yang dipegang.
8. Mengarahkan, merupakan dgerakan suatu obyek pada suatu lokasi tertentu.
9. Mengarahkan sementara, merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu
tempat sementara dengan tujuan memudahkan pemegangan apabila obyek tersebut
akan dipakai kembali.
10. Pemeriksaan, merupakan pekerjaan memeriksa obyek untuk mengetahui apakah
obyek telah memenuhi syarat-syarat tertentu
11. Perakitan,merupakan gerakan untuk menggabungkan satu obyek dengan obyek
yang lain sehingga menjadi satu kesatuan.
12. Lepas rakit, merupakan gerakan untuk memisahkan dua obyek dari satu kesatuan.
13. Memakai, akan terjadi bila satu tangan atau kedua-duanya dipakaiuntuk
menggunakan alat.
14. Kelambatan yang tak terhindarkan, merupakan kelambatan yang diakibatkan
olehhal-hal yang terjadi di luar pengendalian pekerja.
15. Kelambatan yang dapat dihindarkan, merupakan kelambatan yang ditimbulkan
sepanjang waktu kerja oleh pkerjanya sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
16. Merencana, merupakan proses mental, di mana operator berpikir untuk
menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatique, terjadinya secara periodik, sehingga aktu
untuk memulihkan juga berbeda-beda.
Dengan memahami gerakan-gerakan dasar tersebut, selanjutnya dapat diperhitungkan
pengukuran waktu kerja yang diperlukan oleh karyawan. Lebih jauh dalam pengukuran waktu
kerja standar merupakan materi yang akan dipelajari dalam Manajemen Operasi II.

LATIHAN :
47

Analsislah diri saudara sendiri pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Gerakan-gerakan dasar
apasajakah yang saudara lakukan. Efektif atau tidakkah gerakan saudaradalam tujuan
mengikuti pelajaran mata kuliah tersenut ? Mengapa ?

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus (1996), Manajemen Produksi : Perencanaan Sistem Produksi, Buku 1, edisi 4,
cetakan 7, BPFE UGM, Yogyakarta.

Handoko, Hani (1997), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, cetakan 11, edisi 1,
BPFE
UGM, Yogyakarta.

Render, Barry dan Jay Heizer (2001), Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat,
Jakarta.

Sutalaksana, et al (1982), Teknik Tata Cara Kerja, cetakan 3, Departemen Teknik Industri
ITB,
Bandung.

Yamit, Zulian (1998), Manajemen Produksi dan Operasi, edisi pertama, Ekonisia UII,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai