Anda di halaman 1dari 84

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) DI KELAS VII F
MTsN 3 KOTA JAMBI

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

DISUSUN OLEH
Kelompok 5
1. Wita Hanifah (A1C216035)
2. Mardina Klanien (A1C216037)
3. Dina Indriani (A1C216039)
4. Arina Rahma Maulidya (A1C216041)

DOSEN PENGAMPU:
Rohati, S.Pd., M.Pd.
Novferma, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke kehadirat Allah SWT, karna atas kasih
sayang, rahmat serta hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian
tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas VII F
MTsN 3 Kota Jambi”. Guna memenuhi tugas mid semester dari mata kuliah
penelitian tindakan kelas (PTK).
Peneliti menyadari bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan
dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan
menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di mata Allah SWT. Oleh karna itu
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rohati, S.Pd, M.Pd dan Ibu Novferma, S.Pd, M.Pd selaku dosen yang
telah memberikan arahan dan masukkan selama penulis membuat proposal
penelitian tindakan kelas ini.
2. Siswa-siswi MTsN 3 Kota Jambi terutama siswa/i kelas VIIFyang telah
menjadi inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian
tindakan kelas ini.
3. Rekan-rekan sejawat yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini,
yang memberikan saran dan memberitahu jika ada yang salah.
Peneliti memahami sepenuhnya bahwa proposal ini tak luput dari kesalahan.
Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi
bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik dan semoga proposal
penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan.
Jambi, April 2019

Peneliti

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… .i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
Daftar Tabel …………………………………………………………………...iii
Daftar Gambar ………………………………………………………………...iv
Daftar Lampiran ……………………………………………………………….v
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah…………….……………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………….……………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian………..………………………………….………………... 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………..………………. . 4
Bab II Kajian Teoretik
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ………..…………………... 6
2.2 Kerangka Berpikir …………………….………………...………………….. 14
2.3 Hipotesis Tindakan………………………………………………………….. 17
Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………….18
3.2 Subjek Penelitian……………...…………………………………………….. 23
3.3 Data dan Sumber Data……………………………………………………… 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….. 24
3.5 Teknik Uji Validitas Data…………………………………………………… 29
3.6 Teknik Analisis Data………………………………………………………... 31
3.7 Indikator Capaian Penelitian………………………………………………... 33
3.8 Prosedur Penelitian…………………………………………………………. 33
Daftar Rujukan……………………………………………………………….... 37
Lampiran ………………………………………………………………………. 39

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah ……………...... 2


Tabel 2. Skenario Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)...... 11
Tabel 3. Waktu Penelitian ................................................................................. 18
Tabel 4. Kisi-kisi RPP dengan Model Problem Based Learning (PBL).......... 24
Tabel 5. Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan RPP dengan Model Problem Based
Learning (PBL) ................................................................................................... 26
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ...................... 28
Tabel 7. Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika 32
Tabel 8. Indikator Kinerja ................................................................................ 33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 16

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara................................................................................... 39
Lampiran 2. Hasil Wawancara ......................................................................... 40
Lampiran 3. Dokumentasi ................................................................................ 42
Lampiran 4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal ............................ 44
Lampiran 5. Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Awal ..................................................................................................... 45
Lampiran 6. Data Hasil Nilai Pretest Siswa .................................................... 46
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 48
Lampiran 8. Kisi-kisi Uji Lembar Kerja Siswa .............................................. 61
Lampiran 9. Kunci Jawaban LKS .................................................................. 62
Lampiran 10. Soal LKS .................................................................................... 64
Lampiran 11. Lembar Observasi ...................................................................... 68
Lampiran 12. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 73
Lampiran 13. Rubrik Penskoran ...................................................................... 74
Lampiran 14. Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah ............. 78

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu tujuan dari
pendidikan yaitu membangun manusia yang kritis dan memiliki kemampuan
dalam merumuskan solusi logis atas permasalahan kehidupan manusia yang
semakin komplek (problem solver). Salah satu mata pelajaran di sekolah yang
diharapkan dapat memainkan peranan penting untuk mewujudkan manusia
yang kritis dan memiliki kompetisi sebagai problem solver adalah matematika
(Mulhamah, 2016:59).
Tujuan pembelajaran matematika yang tertuang pada Peraturan
Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 menjelaskan bahwa mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; 3) Memecahkan masalah, yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan
symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaaan atau
masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Pelaksanaan pembelajaran matematika diharapkan dapat terlaksana
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat terpenuhi dan
kemampuan pemecahan masalah siswa dapat berkembang sehingga siswa
memiliki kapasitas sebagai problem solver. Kemampuan pemecahan masalah

1
2

siswa yang diukur sesuai dengan indikator pada teori Polya yaitu:
1)Memahami masalah; 2) Membuat rencana pemecahan masalah; 3)
Melaksanakan rencana pemecahan masalah; dan 4) Melihat (memeriksa)
kembali (Rahmawati, 2018:61).
Namun, pada kenyataannya berdasarkan hasil tes awal yang telah
diberikan di kelas VIIF MTsN 3 Kota Jambi, kemampuan pemecahan masalah
siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal kemampuan
pemecahan masalah siswa berupa satu soal uraian yang diberikan di kelas VII
F dengan jumlah total 35 siswa dan indikator yang digunakan yaitu: 1)
Mampu memahami masalah; 2) Mampu membuat rencana model pemecahan
masalah; 3) Mampu menyelesaikan rencana model pemecahan masalah; 4)
Mampu menafsirkan solusi yang diperoleh.

Tabel 1. Hasil Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah


Indikator Persentase
Mampu memahami masalah 67,14%
Mampu membuat rencana model
43,81%
pemecahan masalah
Mampu menyelesaikan rencana model
47,14%
pemecahan masalah
Mampu menafsirkan solusi yang
1,43%
diperoleh

Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa dapat


memahami masalah yang diberikan tetapi tidak semuanya sehingga masih ada
siswa yang belum dapat memecahkan masalah tersebut. Pada tabel juga
terlihat, lebih banyak siswa yang menyelesaikan masalah daripada membuat
rencana model pemecahan masalah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan siswa
tidak terbiasa menyelesaikan masalah secara bertahap. Banyak siswa yang
mampu membuat rencana model pemecahan masalah dan menyelesaikan
masalah juga belum setengah dari jumlah siswa di kelas. Hal ini menunjukan
walaupun siswa tersebut dapat memahami masalah ternyata masih ada yang
3

tidak dapat membuat rencana model pemecahan masalah maupun


menyelesaikan masalah. Dari tabel terlihat juga masih sangat sedikit siswa
yang dapat mampu menafsirkan solusi yang diperoleh yaitu hanya satu siswa
dari siswa yang telah mampu menyelesaikan pemecahan masalah maupun
siswa yang belum memahami masalah. Solusi yang diperoleh walaupun masih
salah tetapi siswa tersebut sudah berusaha menafsirkan solusi yang diperoleh.
Berdasarkan hasil wawancara, permasalahan tersebut bisa terjadi karena
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode
ekspositori, dimana pembelajaran lebih difokuskan kepada guru, guru yang
lebih aktif menjelaskan pelajaran di depan kelas sehingga siswa hanya
mendengarkan penjelasan oleh guru dan mencatat apa yang dituliskan oleh
guru. Kondisi ini menyebabkan keaktifan siswa secara langsung dalam
pembelajaran kurang dan inisiatif siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara individu tidak muncul karena siswa hanya mengikuti apa yang
dicontohkan oleh guru. Karena hal inilah kemampuan pemecahan masalah
siswa untuk menyelesaikan suatu masalah juga tidak akan berkembang dengan
baik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat model pembelajaran
yang dapat mendukung pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa
yaitu Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) adalah
metode pembelajaran yang dilandasi dengan sebuah persoalan sebagai
stimulus belajar. Masalah diambil dari kejadian nyata dalam kehidupan nyata
di sekitar siswa sehingga mudah untuk dipahami dan menarik untuk siswa.
Pernyataan ini sesuai dengan definisi PBL menurut Tan (dalam Gunantara,
2014), ia menyatakan PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis atau
pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks
dengan dunia nyata.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
4

1.2.1 Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui


model Problem Based Learning (PBL) di kelas VII F MTsN 3 Kota
Jambi?
1.2.2 Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran melalui model Problem Based
Learning (PBL) dalam upaya peningkatan kemampuan pemecahan
masalah siswa di kelas VII F MTsN 3 Kota Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
melalui model Problem Based Learning (PBL) di kelas VII F MTsN 3
Kota Jambi.
1.3.2 Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran melalui model Problem
Based Learning (PBL) dalam upaya peningkatan kemampuan
pemecahan masalah siswa di kelas VII F MTsN 3 Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penelitian ini
memiliki manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah:.
1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan kualitas
pembelajaran yang terus ditingkatkan sesuai kebutuhan pendidikan
di Indonesia terutama kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai
upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, dapat menarik perhatian siswa dalam memecahkan suatu
masalah, meningkatkan logika berfikir siswa dalam memecahkan
5

suatu masalah dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah


siswa.
2. Bagi guru, dapat menjadi tambahan wawasan dan keterampilan
kepada guru dalam kegiatan pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui model
Problem Based Learning (PBL).
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai peningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa melalui model Problem
Based Learning (PBL).
BAB II
KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan


2.1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Robert L. Solso (Ratnasari, 2014:11), pemecahan
masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung
untuk menemukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah
yang spesifik. Sedangakan Abdurrahman mendefenisikan
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika sebagai
aplikasi dari konsep danketerampilan yang biasanya melibatkan
beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu
situasi baru atau situasi yang berbeda (2010, 254). Dengan
demikian pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang
terarah sebagai aplikasi dari konsep dan keterampilalan untuk
suatu masalah yang spesifik.
Menurut Abdurrahman (2010: 257) menyarankan empat
langkah proses pemecahan masalah matematika, yaitu:
1. Memahami masalah
Pada tahap ini, kegiatan pemecahan masalah diarahkan
untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada
permasalahan dan apa yang akan ditanyakan. Beberapa
pertanyaan perlu dimunculkan pada siswa untuk
membantunya dalam memahami masalah.
2. Menyusun rencana penyelesaian masalah
Pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa
perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan
masalah, siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi
strategi-strategi pemecahan yang sesuai untuk
menyelesaikan masalah. Dan hal yang paling penting untuk
diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan
dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
3. Melaksanakan penyelesaian masalah

6
7

Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik


dan sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah
selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian sesuai
dengan yang telah direncanakan. Setelah itu periksalah
langkah – langkahnya, apakah sudah benar atau belum.
4. Memeriksa kembali proses dan hasil
Memeriksa kembali langkah – langkah dan
memeriksa ulang hasil tersebut merupakan tahapan tahapan
terakhir dalam pemecahan masalah. Tahap ini penting
dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh
sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak bertentangan
dengan apa yang ditanya.
Melatih siswa untuk menyelesaikan masalah membuat
siswa menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan karena
siswa itu menjadi mempunyai keterampilan tentang bagaimana
mengumpulkan informasi dan menyadari perlunya meneliti
kembali hasil yang telah diperoleh.
Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong
siswa untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara
langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Jika suatu masalah diberikan kepada seorang siswa dan siswa
tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan
benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan suatu masalah.
2.1.1.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Shadiq (2009: 14) indikator kemampuan
pemecahan masalahadalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman masalah.
2. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah.
3. Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai
bentuk.
8

4. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara


tepat.
5. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu
masalah
7. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin
2.1.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah
Menurut Shoimin (2014:137) terdapat kelebihan dan
kekurangan dalam pemecahan masalah, yaitu :
1. Kelebihan Pemecahan Masalah :
a. Dapat membuat peserta didik lebih menghayati kehidupan
sehari-hari.
b. Dapat melatih dan membiasakan peserta didik untuk
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik
secara kreatif.
d. Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan
masalahnya.
e. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realitas.
2. Kekurangan Pemecahan Masalah :
a. Memerlukan cukup banyak waktu.
b. Melibatkan lebih banyak orang.
c. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
d. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan
metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihatdan mengamati serta
akhirnya tidak dapat menyimpulkan kejadian atau konsep
tersebut.

2.1.2 Model Problem Based Learning (PBL)


2.1.2.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)
9

Problem based learning (PBL) telah dikenal sejak zaman


JohnDewey, yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau
secara umum PBL menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada
siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Menurut Trianto
(2010: 91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara
stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan. Menurut Al-Rasyidin (2015: 148)
pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dilakukan secara ilmiah.Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model PBL
adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada suatu masalah yang kemudian dengan melalui pemecahan
masalah itu siswa belajar keterampilan-keterampilan melalui
penyelidikan dan berpikir sehingga dapat memandirikan siswa
dalam belajar dan memecahkan masalah.

2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Menurut Trianto (2014: 66-67) pada dasarnya Problem
Based Learning memiliki beberapa karakterstik sebagai berikut:
a. Mengorientasi siswa kepada masalah autentik dan menghindari
pembelajaran terisolasi.
b. Berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama.
c. Menciptakan pembelajaran interdisiplin.
d. Penyelidikan masalah autentik yang terintegrasi dengan dunia
nyata dan pengalaman praktis.
e. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya.
f. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa
yang dipelajari siswa di sekolah dalam kehidupannya yang
panjang.
g. Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil.
10

h. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing.


i. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang
pembelajaran.
j. Masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan
pemecahan masalah.
k. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.

2.1.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran Problem Based Learning(PBL) menurut
Trianto (2014: 67-68) terdiri dari lima tahapan utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja
siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan tahapan-
tahapan pada tabel berikut ini:
Tahap 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan masalah,
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya.
Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini, guru membantu siswa mendefenisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah dalam pembelajaran.
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan mandiri atau kelompok
Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini, guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model
dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
kelompoknya.
11

Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah
Pada tahap ini, guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses
yang mereka gunakan.

2.1.2.4 Skenario Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)


Tabel 2. Skenario Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)
Tahap Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Tahap 1 : Guru membentuk kelompok yang heterogen, siswa


Mengorientasikan Siswa membentuk kelompok, kemudian setiap kelompok
pada Masalah diberi permasalahan.

Tahap 2 : Guru mengarahkan siswa dalam pengerjaan


Mengorganisasikan permasalahan yang telah diberikan, kemudian siswa
Siswa untuk Belajar berkolaborasi atau bekerja sama didalam kelompoknya
untuk mengumpulkan informasi dari sumber belajar
untuk menyelesaikan permasalahan.

Tahap 3 : Membimbing Siswa didorong untuk terlibat aktif dalam diskusi


penyelidikan mandiri kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang
atau kelompok diberikan. guru menjadi fasilitator selama proses
pembelajaran.

Tahap 4 : Salah satu kelompok diminta untuk menyajikan hasil


Mengembangkan dan diskusi, dan kelompok lainnya diminta untuk memberi
menyajikan hasil karya saran, masukan dan menanggapi hasil yang telah
disajikan oleh kelompok tersebut.

Tahap 5 : Menganalisis Siswa dibimbing guru untuk mengevaluasi


dan mengevaluasi proses penyelidikan dan menganalisis permasalahan, lalu
pemecahan masalah guru memberikan umpan balik mengenai hasil diskusi
lalu guru memberikan soal tes kemampuan
12

pemahaman.

2.1.3 Kaitan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Problem Based


Learning (PBL)
Menurut Wulandari (2013: 179) dalam sistem pembelajaran guru
dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, mampu
memilih dan menggunakan fasilitas pembelajaran, mampu memilih dan
menggunakan alat evaluasi, mampu mengelola pembelajaran di kelas
maupun di laboratorium, menguasai materi, dan memahami karakter
siswa, serta salah satu tuntutan guru tersebut adalah mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat untuk mengajar, apabila metode
pembelajaran yang digunakan guru itu tepat maka pencapaian tujuan
pembelajaran akan lebih mudah tercapai, sehingga nilai ketuntasan
belajar siswa akan meningkat, minat dan motivasi belajar siswa juga
akan meningkat dan akan tercipta suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Menurut Yatim Riyanto (2010: 307) model Problem Based
Learning memfokuskan pada peserta didik dengan mengarahkan peserta
didik menjadi menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung
secara aktif dengan pemecahan masalah. Sedangkan menurut Sumartini
(2016: 149) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,
perlu didukung oleh metode pembelajaran yang tepat, salah satu
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
adalah pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning.
Menurutnya pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning dirancang untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan
kemampuan intelektualnya.
Vendiagrys (2015:35) mengatakan PBL adalah suatu sistem belajar
mengajar di mana, tanpa persiapan sebelumnya, kelompok kecil siswa
mempertimbangkan keadaan yang tidak familiar, masalah atau tugas,
dengan mengeksplorasi sifat situasi asing ini, para siswa berbagi
13

pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Fatimah (2012: 160) juga


mengatakan modelProblem Based Learning lebih sesuai untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kurang tepat untuk
kemampuan komunikasi matematis. Oleh karena itu, dari beberapa
pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) dapat dijadikan suatu model pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2.1.4 Penelitian yang Relevan


Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan Riati, Ifut (2015) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas
VIII Putra SMP IT Masjid Syuhada”. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII
SMP IT Masjid Syuhada tahun ajaran 2014/2015 mata pelajaran
matematika materi pokok Teorema Phytagoras. Pada penelitian ini
menerapkan metode Problem Based Learning. Dengan penerapan
Problem Based Learning hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa siklus I sebesar 74,60 kemudian nilai hasil tes
meningkat menjadi 82,71 pada siklus II, sehingga nilai rata-rata
siswa mengalami peningkatan sebesar 8,11. Dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Penelitian yang dilakukan Indrawati, Desi. Dkk (2014) dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
melalui Penerapan Problem Based Learning untuk Siswa Kelas V
SD”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah operasi hitung bilangan pecahan pada siswa
kelas V SD Negeri Mlowo Karangtalun 04. Dalam penelitian ini
menerapkan metode Problem Based Learning. Hasil yang diperoleh
14

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based


Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
operasi hitung bilangan pecahan. Terjadi peningkatan nilai rata-rata
kelas dari 62,87% pada pra siklus menjadi 74,96% pada siklus 1 dan
84,43% pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 9
siswa (39%) pada pra siklus menjadi 17 siswa (74%) pada siklus I
dan 20 siswa (87%) pada siklus II.
Dari dua penelitian yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sudjana yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir di
kalangan siswa lewat latihan penyelesaian masalah, oleh sebab itu
siswa dilibatkan dalam proses maupun perolehan produk
penyelesaiannya. Dengan demikian model Problem Based Learning
juga akan mengembangkan keterampilan berpikir lewat fakta empiris
maupun kemampuan berpikir rasional, sehingga latihan yang berulang-
ulang ini dapat membina keterampilan intelektual dan kemampuan
pemecahan masalah. (Sudjana, 2009:87).

2.2 Kerangka Berpikir


Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data dan
mengetahui kondisi awal yang terdapat di sekolah yaitu: peneliti melakukan
wawancara dengan guru dan peneliti memberikan soal tes kemapuan awal
kepada siswa agar dapat ditemukan masalah-masalah yang timbul selama
proses pembelajaran. Masalah yang timbul pada saat pembelajaran adalah
kurangnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah sebuah rencana tindakan
yang akan dilakukan agar dapat mengatasi permasalahan itu, yaitu dengan
melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Setelah perencanaan siap dilakukan, kemudian di laksanakanlah rencana-
rencana tersebut pada kelas VII F untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
15

Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti menjadi seorang


guru (pengajar) sekaligus observer dalam pembelajaran tersebut. Peneliti
mengamati bagaimana kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa
untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang terjadi pada
kemampuan pemecahan masalah siswa.
Untuk melihat apakah kemampuan pemecahan masalah siswa
meningkat atau tidak peneliti memberikan tes disetiap akhir tindakan. Setelah
penerapan tindakan dan tes di akhir tindakan, peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Apakah proses
pembelajaran tersebut sudah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa atau belum. Jika kemampuan pemecahan masalah siswa
terjadinya peningkatan, maka penerapan model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Apabila kemampuan
pemecahan masalah siswa tidak adanya peningkatan maka dilakukan
perencanaan dan pelaksanaan ulang, dan begitulah seterusnya.
Dengan terlaksananya penelitian terebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa dan dapat membantu pembelajaran
agar terlaksana dengan baik.

Wawancara guru Matematika MTs


Negeri 3 Kota Jambi

Soal Tes Kemampuan Awal :

Untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang


materi aritmatika sosial

Kurangnya kemampuan pemecahan masalah


matematika
16

Kelas Uji Coba :


VII F

Merencanakan tindakan:
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learnign (PBL)untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

Pelaksanaan tindakan:
Melaksanakan model pembelajaran Problem Based Learnign (PBL)untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

Hasil pelaksanaan tindakan

Refleksi hasil pelaksanaan tindakan

Penarikan Kesimpulan :
Didapatkan kesimpulan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan dapat membantu
pembelajaran agar terlakana dengan baik

Gambar 1. Kerangka Berpikir


17

2.4 Hipotesis Penelitian


Jawaban sementara dari masalah yang ada di penelitian ini dengan
upaya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
mata pelajaran matematika kelas VIIFMTs N 3 Kota Jambi memiliki beberapa
hipotesis yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran
matematika kelas VIIFMTs N 3 Kota Jambi.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata
pelajaran matematika kelas VIIFMTs N 3 Kota Jambi.
3. Keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata
pelajaran matematika kelas VIIFMTs N 3 Kota Jambi terlaksana dengan
baik.
4. Keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata
pelajaran matematika kelas VIIFMTs N 3 Kota Jambi tidak terlaksana
dengan baik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian :
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Kota Jambi. Alasan
peneliti memilih MTs Negeri 3 Kota Jambi tersebut sebagai tempat
pelaksanaan PTK disebabkan lokasi Sekolah yang strategis. Lingkungan
sekolah cukup mendukung untuk dilaksanakan penelitian tindakan kelas
walaupun berada di lingkungan pedesaan. Letak wilayahnya MTs Negeri
3 Kota Jambi berada di tengah-tengah pemukiman warga.
3.1.2 Waktu penelitian :
Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Maret dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3. Waktu Penelitian
2018 2019
Tahap Pelaksanaan
No Kegiatan Peneltian Maret April Mei
(siklus PTK)
I II III IV I II III IV I II
1. Tahap Persiapan
 Observasi/pra tindakan
 Penyusunan proposal
penelitian
 Penyusunan instrumen
pembelajaran dan
pengumpulan data
 Mengurus perizinan

2.  Pengumpulan data

Siklus 1
 Perencanaan 1. Membuat RPP

18
tindakan sesuai dengan
model problem
based learning
(PBL)
2. Menyiapkan
lembar kerja siswa
(LKS)
3. Menyusun soal –
soal untuk evaluasi
4. Menyiapkan
lembar evaluasi
siswa
 Pelaksanaan 1. Melaksanakan
tindakan penelitian
berdasarkan
langkah – langkah
RPP dengan model
problem based
learning dari
kegiatan awal
sampai penutup
 Pengamatan 1. Pengamatan
tindakan pembelajaran
dilakukan pada
saat pelaksanaan
pembelajaran
untuk mengetahui
proses, situasi,
perilaku, sikap dan
kemampuan siswa

19
 Refleksi tindakan 1. Menganalisis serta
membuat
kesimpulan atas
pelaksanaan
pembelajaran.
2. Dilakukan setelah
proses
pembelajaran
berupa catatan –
catatan observasi
pada saat
pelaksanaan.
3. Jika hasilnya
belum memenuhi
apa yang
diharapkan maka
dilakukan
perbaikan dalam
siklus II
Siklus 2 Siklus II ini merupakan
perbaikan dari siklus I ,
hal yang diperbaiki
dalam siklus II yaitu
kelemahan –
kelemahan pada siklus
I. siklus II dilakukan
untuk mencapai tujuan
indicator keberhasilan
yang telah dibuat.
 Perencanaan 1. Meningkatkan
tindakan motivasi siswa
untuk

20
menyelesaikan
tugasnya masing-
masing baik tugas
menyelesaikan
LKS maupun
menyelesaikan tes
serta tugasnya
dalam kelompok
untuk mencapai
tujuan belajar.
2. Peneliti selaku
guru lebih
meningkatkan
keikutsertaan
dalam diskusi
kelompok dengan
cara menghampiri
tiap kelompok
lebih intensif lagi
agar siswa tidak
canggung jika ada
pertanyaan yang
tak terjawab dalam
kelompoknya
3. Menciptakan
suasana yang lebih
kondusif dalam
proses
pembelajarran
dengan model
problem based
learning (PBL)

21
4. Memberikan
penghargaan untuk
kelompok
 Pelaksanaan 1. Melaksanakan
tindakan penelitian
berdasarkan
langkah – langkah
RPP
2. Pada pelaksanaan
tindakan siklus II
tidak jauh beda
dengan siklus I
hanya saja pada
siklus II ini ada
sedikit tambahan
yang sifatnya
memperbaiki
kekurangan yang
ada pada siklus I.
 Pengamatan 1. Pengamatan
tindakan pembelajaran
dilakukan pada
saat pelaksanaan
pembelajaran
untuk mengetahui
proses, situasi,
perilaku , sikap
dan kemampuan
siswa

22
 Refleksi tindakan 1. Pada siklus II ini
sudah terlihat
perubahan yang
cukup positif
2. Sebagian besar
siswa sudah mulai
terbiasa dengan
kondisi belajar
menggunakan
model problem
based learning
(PBL)
3. Tiap kelompok
sudah menunjukan
perubahan yang
cukup baik dengan
mampu dalam
mempresentasikan
kegiatan

 Analisis Data
3 Penyusunan Laporan
Penelitian

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas VIIF MTs Negri 3
kota jambi, dengan jumlah siswa 35 orang antara lain 17 laki-laki dan 18
perempuan. Alasan pengambilan kelas ini sebagai subjek penelitian
didasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran
matematika. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika didapatkan beberapa karakteristik dari siswa kelas VIIF antara
lain :
1. Siswa kelas VII- F tergolong anak yang memiliki kemampuan heterogen.
2. Siswa masih cenderung kurang memahami kemampuan yang dimilkinya.
3. Siswa kurang memahami materi pelajaran matematika, hal itu terlihat dari
hasil belajar matematika.
Berdasarkan beberapa alasan yang dipaparkan diatas maka peneliti
mencoba untuk mendesain model pembelajaran yang sesuai untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti menerapkan

23
24

model Pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran


matematika di kelas VII F MTsN 3 Kota Jambi agar siswa mampu
mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika.

3.3 Data dan Sumber Data


3.3.1 Data
Data kualitatif : Data kualitatif dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah hasil observasi MTSn 3 kota jambi
Data kuantitatif : Data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah tes kemampuan pemecahan masalah
3.3.2 Sumber Data
Sumber data di dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIIF MTSn 3 Kota Jambi

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan
instrument penelitian yang telah diberikan kepada subjek penelitian. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.4.1 Rancangan pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
Rancangan pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) digunakan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran dengan model problem
based learning ( PBL ) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas VIIF MTSn 3 kota jambi dan apa
pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan.
Adapun kisi – kisi Rancangan pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
model Problem based learning sebagai berikut :
Tabel 4. Kisi-kisi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )
Aspek yang diamati Indikator penilaian Terlaksana
(√)
Kejelasan dan kelengkapan identitas
Identitas mata pelajaran
Ketepatan alokasi waktu
25

Rumusan indikator dan Kesesuaian dengan tujuan


tujuan pembelajaran pembelajaran
Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Materi pembelajaran
Kesesuaian dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa
Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Pemilihan pendekatan Kesesuaian dengan materi
dan model pembelajaran pembelajaran
Kesesuain dengan karakteristik
siswa
kegiatan dengan standar proses
kegiatan pembelajaran kesesuaian dengan pendekatan
kontekstual
kesesuaian sumber belajar dengan
tujuan pembelajaran
pemilihan sumber Kesesuain Kesesuaian dengan
belajar pendekatan kontekstual
Kesesuaian sumber belajar dengan
karakteristik siswa
Kesesuaian teknik penilaian dengan
tujuan pembelajaran
penilaian belajar
keberadaan dan kejelasan prosedur
penilaian

3.4.2 Observasi
Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengetahui apakah
dengan menggunakan model problem based learning (PBL),
pembelajaran di kelas VIIF MTSn 3 kota jambi akan lebih efektif,
Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Namun pada penelitian ini
26

hanya difokuskan tentang hasil belajar siswa, oleh sebab itu tidak
dimunculkan data observasi aktivitas siswa.
Adapun kisi – kisi Observasi model Problem based learning
sebagai berikut :
Tabel 5. Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan RPP dengan Model Problem Based
Learning
Indikator (Peserta
No Tahap Deskripsi Indikator (Guru)
Didik)
1. Membahas Guru Peserta didik
tujuan pelajaran, memberikan mengamati
mendeskripsikan suatu permasalahan yang
permasalahan diberikan guru
Memberikan berbagai
mengenai
orientasi kebutuhan kegiatan yang
tentang logistic penting, akan dilakukan
permasalahan dan memotivasi
kepada peserta peserta didik Menyampaikan Mendengarkan
didik untuk terlibat tujuan tujuan
dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran yang
mengatasi kepada peserta disampaikan guru.
masalah didik

2. Membantu Mengelompokka Peserta didik


siswa untuk n peserta didik duduk sesuai
mendefinisikan dalam dengan kelompok
dan kelompokkelomp yang telah
mengorganisasik ok kecil ditentukan
an tugas-tugas
belajar yang Guru membantu Peserta didik
Mengorganisasi terkait dengan peserta didik mengerjakan tugas
kan peserta permasalahanny untuk organisasi sesuai dengan
didik untuk a tugas masing- pembagian tugas
meneliti masing anggota
dalam kelompok

Guru Peserta didik


memberitahukan memperhatikan
waktu yang penjelasan guru
digunakan untuk
berdiskusi

3. Membantu Mendorong Guru meminta Peserta didik


investigasi peserta didik peserta didik melakukan
27

mandiri dan untuk untuk untuk pengumpulan


kelompok mendapatkan berdiskusi informasi pada
informasi yang dengan menggali sumber lain
tepat, informasi pada
melaksanakan sumber lain
eksperimen, dan
mencari Memantau Peserta didik
penjelasan dan peserta didik melakukan diskusi
solusi dalam pemecahan
melakukan masalah
pemecahan
masalah

Memberikan Peserta didik


pertanyaan yang menjawab
merangsang pertanyaanpertany
peserta didik aan yang diberikan
untuk oleh guru
menemukan
pemecahan

4. Membantu Meminta peserta Peserta didik


peserta didik didik untuk melakukan
merencanakan mempresentasika presentasi hasil
dan n hasil diskusi diskusi
Mengembangka mempersiapkan Guru meminta Peserta didik
n dan presentasi
peserta didik menanggapi salah
mempresentasik untuk saling satu kelompok
an berinteraksi yang sedang
menanggapi presentasi
kelompok yang
sedang
presentasi

5. Melakukan Guru Peserta didik


Menganalisis refleksi terhadap memberikan memperhatikan
dan investigasi dan klarifikasi klariikasi yang
mengevaluasi proses-proses terhadap hasil diberikan oleh
proses yang mereka diskusi dan guru
mengatasi gunakan penyelidikan
masalah yang telah
dilakukan
28

peserta didik

Guru Peserta didik


membimbing membuat
peserta didik kesimpulan hasil
untuk membuat pemecahan
kesimpulan hasil masalah
pemecahan
masalah

3.4.3 Tes
Soal tes ini disusun berdasarkan indikator pemecahan masalah
matematika. Setiap butir soal disusun untuk mengukur indikator
kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes ini digunakan untuk
memperoleh data tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
penggunaan model problem based learning (PBL)untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Tes ini berjumlah 2 soal
dan berbentuk soal uraian yang tidak rutin. Penyelesaian soal ini terdiri
dari empat tahap kemampuan pemecahan masalah.
Adapun kisi – kisi tes kemampuan pemecahan masalah sebagai
berikut:
Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No.
Jumlah Bentuk
No. KD Materi Indikator Urut Ket.
Soal Soal
Soal

1. 3.9 Mengenal dan Aritm 2 Menentukan nilai Uraian


menganalisis berbagai etika keseluruhan, nilai
situasi terkait Sosial unit, sebagian, harga
aritmatika sosial jual, dan harga beli
(penjualan, pembelian,
Menghitung untung,
potongan, keuntungan,
rugi, persentase
kerugian, bunga
untung, dan
tunggal, persentase,
29

bruto, neto, tara) persentase rugi

4.9 Menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan aritmatika Menyelesaikan 1
sosial (penjualan, permasalahan sehari-
pembelian, potongan, hari yang melibatkan
keuntungan, kerugian, nilai keseluruhan,
bunga tunggal, unit, sebagian, harga
persentase, bruto, neto, jual, dan harga beli
tara)
Menyelesaiakan 2
permasalahan sehari-
hari yang melibatkan
untung, rugi,
persentase untung
dan persentase rugi

3.5 Teknik Uji Validitas Data


Untuk memenuhi persyaratan tes yang baik, sebelum digunakan
instrumen tersebut akan diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa yang
bukan berasal dari kelompok sampel namun masih di dalam populasi kelas
yang dipilih. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrument tes yang
diberikan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik. Kriteria tersebut
diantaranya adalah validitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan reliabilitas.
3.5.1 Uji Validitas Butir Soal
Untuk menguji validitas item soal digunakan rumus korelasi product
moment yaitu:
N ∑ XY − ∑ X ∑ Y
rxy =
√(∑ X 2 − (∑ X)2 )(∑ Y 2 − (∑ Y)2 )
Dengan :
N= Banyak testi
30

X = Skor soal item


Y = Total nilai
Besarnya koefisien validitas diinterpretasikan kriterian validitas butir
soal yang diuraikan secara lengkap sebagai berikut:
0,90 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
0,70 ≤ rxy < 0,90 Validitas tinggi
0,40 ≤ rxy < 0,70 Validitas sedang
0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah
0,00 ≤ rxy < 0,20 Validitas sangat rendah
Soal yang memiliki koefisien negatif menunjukan hubungan kebalikan,
sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran.Semua soal yang
koefisien berkorelasi negatif dibuang dan soal yang koefisien korelasi positif
digunakan.Jadi kriteria yang dipakai adalah sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. Untuk perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran dan tabel berikut:
3.5.2 Uji Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
Dalam uji reliabilitas ini digunakan rumus Rulon.
n ∑ Si2
r11 ( ) (1 − 2 )
n−1 St
Dimana : n = Banyak butir soal
Si2 = Jumlah varians skor tiap item
St2 = Varian skor total
Skala penilaian reliabilitas soal
r11<0,20 : Soal sangat rendah
0,20 ≤r11< 0,40 : Soal rendah
0,40 <r11< 0,60 : Soal sedang
0,60 ≤r11< 0,80 : Soal tinggi
0,80 ≤r11≤ 1,00 : Soal sangat tinggi
31

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian untuk menarik
kesimpulan dari seluruh data yang telah diperoleh. Data-data yang dianalisis
adalah hasil observasi aktivitas guru dan siswa, dan hasil evaluasi siswa. Data
berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa, dan hasil catatan lapangan
dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk penarikan kesimpulan dan dianalisis
dengan angka-angka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
3.6.1 Observasi
Data kualitatif hasil observasi awal diperoleh bahwa guru masih
menggunakan model pembelajaran umum yaitu guru menjelaskan materi
dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian guru
memberi contoh soal kepada siswa dan memberi latihan dengan soal
yang berbentuk hampir sama dengan contoh soal. Kemudian dilakukan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL). Hasil
observasi yang didapatkan yaitu berupa pencapaian keterlaksanaan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL). Data
tersebut dianalisis:
1. Untuk setiap pengamatan observer, setiap aspek yang diamati diberi
skor sesuai dengan pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar
observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran matematika yang
telah dibuat.
2. Skor setiap aspek yang diamati oleh observer tersebut dikelompokkan
ke dalam kolom sesuai dengan masing-masing observer dan nomor
butirnya.
3. Menghitung skor total keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
matematika.
4. Selanjutnya, skor total keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
matematika untuk masing-masing observer tersebut dihitung
persentasenya dengan menggunakan rumus berikut ini:
𝑇
𝑃=( ) × 100%
𝐵×𝑀
Keterangan:
32

P: Persentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran matematika untuk


masing- masing observer
T : Jumlah skor total keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
matematikauntuk masing-masing observer
B: Banyaknya butir aspek yang diamati
M: Skor maksimal tiap butir aspek yang diamati
5. Hasil perhitungan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran matematika tersebut kemudian diklasifikasikan
berdasarkan kriteria seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan


Pembelajaran Matematika
Persentase Keterlaksanaan Kriteria
Pembelajaran Matematika

80 <𝑃 ≤100 Sangat baik

60 <𝑃 ≤80 Baik

40 <𝑃 ≤ 60 Sedang

20 < P≤ 40 Buruk

1 <𝑃 ≤ 20 Sangat buruk

3.6.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


Secara kualitatif, sebagian siswa mampu memahami masalah yang
diberikan tetapi tidak semuanya yang mampu menyelesaikan masalah.
Siswa yang menyelesaikan masalah kebanyakan langsung menyelesaikan
masalah seperti contoh yang diberikan oleh guru dengan langsung
memasukkan angka. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran dengan
model Problem Based Learning (PBL), siswa diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah. Secara kuantitatif, hasil tes kemampuan pemecahan
33

masalah siswa yang telah diberikan kepada siswa kelas VII F


dikumpulkan dan dilakukan analisis pada hasil tes sesuai dengan
indikator kemampuan pemecahan masalah yang digunakan pada soal dan
rubric penilaian kemampuan pemecahan masalah yang sudah
dilampirkan pada lampiran 14.
Untuk mengetahui persentase kemampuan pemecahan masalah
pada setiap indikator, dihitung dengan menggunakan:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
% indikator = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 ×𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

3.7 Indikator Kinerja atau Keberhasilan


Tabel 8. Indikator Kinerja

Kondisi Target Sikus I Siklus II Siklus n


Variabel Indikator
Awal (%) (%) (%) (%) (%)

1. Mampu memahami 67,14% 94,28%


masalah
2. Mampu membuat rencana 43,81% 91,43%
Kemampuan model pemecahan masalah
Pemecahan 3. Mampu menyelesaikan
Masalah rencana model pemecahan 47,14% 91,43%

masalah
4. Mampu menafsirkan solusi
1,43% 57,14%
yang diperoleh

Keterlaksanaan
85%
Pembelajaran

3.8 Prosedur Penelitian


Prosedur pada penelitian tindakan kelas akan diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
34

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan


modelProblem Based Learning (PBL).
2) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
3) Menyusun soal-soal untuk evaluasi.
4) Menyiapakan lembar evaluasi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana
yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses
atau kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan langkah-
langkah pembelajaran model problem based learning.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung yang
bertujuan untuk mengetahui:
1) Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan
model problem based learning.
2) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.
3) Perilaku peserta didik
4) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
5) Kemampuan siswa saat memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
Bahan refleksi didapat dari catatan-catatan observer. Kegiatan refleksi
ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada siklus
selanjutnya. Hasil refleksi ini akan menentukan apakah tindakan yang
dilakukan dapat mengatasi masalah. Jika hasilnya belum memenuhi
apa yang diharapkan pada bagian indikator kinerja atau masalah yang
ada belum terselesaikan, maka dilakukan perbaikan pada siklus
berikutnya hingga indikator kinerja yang diinginkan tercapai.
35

2. Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.Yang membedakan siklus I dan siklus II yaitu siklus II merupakan
perbaikan dari siklus I, hal yang diperbiki dalam siklus II yaitu kelemahan-
kelemahan pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk mencapai tujuan dari
indicator ketercapaian yang telah dibuat.
a. Perencanaan Tindakan
1. Meningkatkan motivasi siswa untuk menyelesaikan tugasnya
masing-masing baik tugas menyelesaikan LKS maupun
menyelesaikan tes serta tugasnya dalam kelompok untuk
mencapai tujuan belajar.
2. Peneliti selaku guru lebih meningkatkan keikutsertaan dalam
diskusi kelompok dengan cara menghampiri tiap kelompok
lebih intensif lagi agar siswa tidak canggung jika ada
pertanyaan yang tak terjawab dalam kelompoknya
3. Menciptakan suasana yang lebih kondusif dalam proses
pembelajarran dengan model problem based learning (PBL)
4. Memberikan penghargaan untuk kelompok
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana
yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses
atau kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan langkah-
langkah pembelajaran model problem based learning.
1. Melaksanakan penelitian berdasarkan langkah – langkah RPP
2. Pada pelaksanaan tindakan siklus II tidak jauh beda dengan
siklus I hanya saja pada siklus II ini ada sedikit tambahan
yang sifatnya memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus
I.
c. Pengamatan
36

Pengamatan pembelajaran dilakukan pada saat pelaksanaan


pembelajaran untuk mengetahui proses, situasi, perilaku , sikap dan
kemampuan siswa
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
Bahan refleksi didapat dari catatan-catatan observer. Kegiatan refleksi
ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada siklus
selanjutnya. Hasil refleksi ini akan menentukan apakah tindakan yang
dilakukan dapat mengatasi masalah. Jika hasilnya belum memenuhi
apa yang diharapkan pada bagian indikator kinerja atau masalah yang
ada belum terselesaikan, maka dilakukan perbaikan pada siklus
berikutnya hingga indikator kinerja yang diinginkan tercapai.
Hal – hal yang tampak pada siklus II sebagai berikut :
1. Pada siklus II ini sudah terlihat perubahan yang cukup positif
2. Sebagian besar siswa sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar
menggunakan model problem based learning (PBL)
3. Tiap kelompok sudah menunjukan perubahan yang cukup baik
dengan mampu dalam mempresentasikan kegiatan
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman, M. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:


Rineka Cipta
Al-Rasyidin, dkk. 2015. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah, F. 2012. Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Pemecahan Masalah
Melalui Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan dan Evaluasi
Pendidikan. Vol. 16. No. 1.
Gunantara, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas V. Jurnal Mimbar, 2(1). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Kesumawati, N. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Pemecahan
Masalah, dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistis. Thesis Pasca Sarjana. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Lexy J. Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Mulhamah dan Putrawangsa, S. 2016. Penerapan Pembelajaran Kontekstual
dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal
Pendidikan Matematika, 10(1).
Rahmawati, P. 2018. Mengenal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Perbatasan. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Ratnasari, Desi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa. Skripsi Sarjana. UIN
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Riyanto, Y. 2010. Metodologi Pendidikan. SIC: Jakarta.
Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana:
Jakarta.
Shadiq, F. 2009.Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Diknas PPPTK Matematika

37
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumartini, T.S. 2016. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan
Matematika STKIP Garut. Vol.8, No.3.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Kharisma Putra
Utama.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Vendiagrys, dkk. 2015. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Soal Setipe Timss Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa Pada Pembelajaran
Model Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan. Vol. 4. No.1.
Wardhani, S., dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di SMP. PPPPTK Matematika. Yogyakarta.
Wulandari, B. 2013. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar
di SMK. Jurnal Pendidikan UNY. Vol.3, No.2.
Zainal, A. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

38
Lampiran 1 ( wawancara )
INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman Wawancara untuk Guru

Nama Sekolah : MTsN 3 kota jambi


Nama Guru kelas : Deis Surya Enita, S.Pd
Hari/ tanggal wawancara : Jumat/ 15 Maret 2019
Tempat : Ruang guru MtsN 3 Kota Jambi

1. Apakah pada saat kami penellitian disekolah ini kami member latihan
pretest atau posttest boleh buk ?
2. Ibu mengajar dikelas berapa buk ?
3. Bagaimana minat siswa pada pembelajaran matematika ?
4. Apakah didalam kelas siswa itu sendiri aktif buk ?
5. Apakah biasanya dikelas bisa diterapkan metode-metode pembelajaran ?
6. Apakah pada saat belajar ibu memakai media pembelajaran ?
7. Berapa jumlah siswa didalam kelas ibu? dan berapa rata – rata siswa laki –
laki dan perempuan ?
8. Laki – laki 20 orang ,perempuan 20 orang buk ?
9. Apakah pada saat ibu mengajar siswa dapat kondusif ?

39
Lampiran 2 ( wawancara )
HASIL WAWANCARA GURU
MATEMATIKAKELAS VII-F MTs NEGRI KOTA JAMBI

Nama Sekolah : MtsN 3 Kota Jambi


Alamat Sekolah :
Nama Guru kelas :
Hari/ tanggal wawancara : Jumat/ 15 Maret 2019
Tempat : Ruang guru MtsN 3 Kota Jambi

1. Apakah pada saat kami penellitian disekolah ini kami memberi latihan
pretest atau posttest boleh buk ?
Jawab :
“Boleh”
2. Ibu mengajar dikelas berapa buk ?
Jawab :
“Kelas VII”
3. Bagaimana minat siswa pada pembelajaran matematika ?
Jawab:
“Minat belajarnya kurang dalam menganalisa soal apa yang ditanya
dan diketahui itu susah dihubungkan oleh siswa”
4. Apakah didalam kelas siswa itu sendiri aktif buk ?
Jawab :
“Beberapa siswa aktif namun bebrepa siswanya tidak aktif dalam
belajar mungkin minatnya kurang karena siswanya tidak tahu , malas
berfikir , yang aktif itu ya siswa yang diatas – atas sedikit (pintar) yang
malas itu baca soalnya saja kadang tidak mau, nulis juga kadang tidak
mau .”
5. Apakah Biasanya dikelas bias diterapkan metode-metode
pembelajaran?
Jawab :

40
“Paling biasanya ceramah, bahas materi sedikit ,contoh, dan latihan
seperti mengunakan metode eksposistori, di RPP juga begitu
diterapkan, karena murid disaat diberi latihan namun beda sedikit saja
dengan contoh yang guru berikan murid akan kebingungan.”
6. Apakah pada saat belajar ibu memakai media pembelajaran ?
Jawab:
“seperti infokusya tidak pernah, media kongkritnya juga tidak pernah”
7. Berapa jumlah siswa didalam kelas ibu ? dan berapa rata – rata siswa
laki – laki dan perempuan ?
Jawab :
“Jumlah siswanya 40 orang dan rata – rata siswa laki – laki
separuhnya dan perempuan juga separuhnya”
8. Laki – laki 20 orang ,perempuan 20 orang buk ?
Jawab :
“Iya”
9. Apakah pada saat ibu mengajar siswa dapat kondusif ?
Jawab :
“Disaat guru menerangi pembelajaran murid tidak ada yang rebut
karena murid disini menghargai guru didepannya, namun pada saat
guru keluar kelas atau permisi sebentar siswa akan ribut, siswa pada
saat guru menerangkan pembelajaran siswa masih memahami namun
kurang maksimal dalam memahami latihan yang diberikan.”

41
Lampiran 3 ( dokumentasi )

Peneliti melakukan Wawancara kepada guru matematika mts negeri 3 kota


jambi diruang guru

Siswa mengerjakan latihan yang


diberikan oleh guru

42
Guru mengawasi siswa pada saat Siswa maju kedepan untuk
siswa mengerjakan latihan mengerjakan soal latihan yang
diberikan oleh guru

43
Lampiran 4
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH AWAL

Nama :
Kelas :
Sekolah :
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Maret 2019

Soal
1. Seorang penjual soto mengeluarkan modal sebesar Rp. 750.000,00 untuk
menjalankan usahanya. Dia mematok harga sotonya adalah Rp. 10.000,00 per
porsi. Jika pada hari itu dia mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 250.000,00,
maka berapa porsi soto yang habis dijual?
Jawab:

44
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH AWAL

No. Soal Kunci Jawaban Skor

1. Seorang penjual soto Diketahui:


mengeluarkan modal sebesar
Modal: Rp. 750.000,00 2
Rp. 750.000,00 untuk
menjalankan usahanya. Dia Harga: Rp. 10.000,00 2
mematok harga sotonya
Untung: Rp.250.000,00 2
adalah Rp. 10.000,00 per
porsi. Jika pada hari itu dia Ditanya:
mendapatkan keuntungan
Berapa porsi yang habis terjual? 2
sebesar Rp. 250.000,00, maka
berapa porsi soto yang habis Jawab:
dijual?
Banyak soto yang terjual

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙+𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 5
= 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎

Rp. 750.000,00 + Rp250.000,00


=
Rp. 10.000,00
5
Rp. 1000.000,00
= 5
Rp. 10.000,00

= 100

Jadi, banyak soto yang habis 5

terjual adalah 100 porsi.


2

Total Skor 30

45
Lampiran 6
DATA HASIL NILAI PRETEST SISWA
No. Nama Siswa Kelas Nilai

1. Adhida Syaifani Ramadhan VII F 8

2. Adi Pradana VII F 8

3. Alfa Sambari VII F 8

4. Aliffia Dinda Opaliani VII F 26

5. Ammar F.N VII F 8

6. Andika Cakra S. VII F 2

7. Arya Tantowijaya VII F 23

8. Athiyyah Naila Fauziah VII F 15

9. Audry Alfahreza VII F 21

10. Ayu Wulandari VII F 21

11. Desi Indriani VII F 23

12. Desy Febriani VII F 13

13. Dimas Andika S. VII F 8

14. Dzahbi Mumtas Hafidzah VII F 23

15. Febby Dian Nafisa VII F 23

16. Imron Junaidi VII F 8

17. Indah Khoirunisa VII F 28

18. Jira Annatasya Sulistiyono VII F 15

19. Lia Aulia Muharoma VII F 16

46
20. M. Farid Saputra VII F 15

21. M. Hafiz Pratama VII F 16

22. M. Maulana Rizki VII F 21

23. M. Riski Apriyansah VII F 8

24. Nabilah Julianti VII F 5

25. Najwa B. Aminsyam VII F 15

26. Racka Aditya Muti R. VII F 23

27. Rensi Wijayanti VII F 21

28. Ridho Desta F. VII F 4

29. Rio Ramadhan VII F 8

30. Rofidah Fatimah Marzuki VII F 15

31. Salwa Alya Syakira VII F 6

32. Sekar Chairunnisa VII F 23

33. Shifa Tiara Salsabila VII F 23

34. Surya Dul Saputra VII F 8

35. Umi Khoirunnisa VII F 23

Total Nilai 531

Rata-rata Nilai 50,57

47
Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII /Genap
Pokok Materi : Aritmatika Sosial
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial
(penjualan, pembelian,potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal,persentase,bruto, neto, tara)
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara)
C. Indikator
Pertemuan ke-1
1. Menjelaskan harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi

48
2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan dengan kehidupan sehari-hari
dari harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi
3. Menentukan presentasi untung dan rugi

D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Siswa dapat Menjelaskan harga pembelian , harga penjualan , untung , dan
rugi
2. Siswa dapat Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan dengan kehidupan
sehari-hari dari harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi
3. Siswa dapat Menentukan presentasi untung dan rugi
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian( respect)
Tekun( diligence )
Tanggungjawab( responsibility)
E. Materi Pembelajaran
1. Fakta
HJ−HB
PU= x 100%
HB

2. Konsep
 Istilah Neto diartikan sebagai berat dari suatu benda tanpa
pembungkus benda tersebut. Neto juga dikenal dengan istilah
berat bersih. Misal dalam bungkus suatu snack tertuliskan
neto 300 gram. Ini bermakna bahwa berat snack tersebut tanpa
plastic pembungkusnya adalah 300 gram.
 Istilah Bruto diartikan sebagai berat dari suatu benda
bersama pembungkusnya. Bruto juga dikenal dengan istilah
berat kotor. Misal, dalam suatu kemasan snack tertuliskan
bruto adalah 350 gram. Ini berarti bahwa berat snack dengan
pembungkusnya adalah 350 gram
 Istilah Tara diartikan sebagai selisih antara brutodengan neto. Misal
diketahui pada bungus snack tertuliskan bruto tertuliskan 350 gram,
sedangkan netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa taranya

49
adalah 50 gram. Atau secara sederhana berat pembungkus
dari snack, tersebut tanpa isinya
3. Prinsip
 Neto diartikan sebagai berat bersih
 Bruto diartikan sebagai berat kotor
 Tara selisih antara bruto dengan neto
4. Prosedur
 Memecahkan masalah terkait dengan artimetika social baik melalui
Tanya jawab, diskusi, atau, presentasi

F. Bahan Pembelajaran
G. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas
2. Model pembelajaraan : Problem Based Learning ( PBL )
H. Media Pembelajaran :
1. Media Pembelajaran
LKS
2. Alat / Bahan Pembelajaran
a. Alat Tulis
b. Spidol
c. Penghapus
I. Sumber Pembelajaran :
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Modul/bahan ajar,
3. Sumber lainnya
J. Kegiatan Pembelajaran
DeskripsiKegiatan Waktu

Guru Siswa

Pendahuluan

50
Guru menyiapkankondisifisikkelas, Siswamempersiapkankondisifisikkela
dengancara: sdegancara:
10
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 1. Siswa menjawab salam yang
menit
2. Guru menanyakan kabar siswa diberikan guru
3. Guru mengajak Berdoa bersama sebagai 2. Berdoa bersama sebagai awal
awal pembelajaran pembelajaran
4. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Siswa memberikan kabar dan
5.Guru menanyakan kembali pembelajaran informasi kehadiran
pertemuan sebelumnya kepada siswa 4. Siswa mendengarkan mengenai
mengenai apersepsi pembelajaran dari guru.

Pertemuan ke -1 1. Siswa mendengarkan


penyampaian judul materi
1. Guru memberikan acuan dengan
2. Siswa mendengarkan tujuan
menyampaikan judul materi pada hari
pembelajaran yang akan dicapai
ini
3. Siswa mendengarkan manfaat
2. Guru menyampaikan tujuan
yang disampaikan oleh guru.
pembelajaran
4. Siswa membentuk kelompok
3. guru menyampaikan manfaat
sesuai dengan yang
pembelajarann hari ini Guru
diinstruksikan oleh guru
memberikan penguatan verbal Dengan
memberitahukan manafat
pembelajaran aritmatika sosial
4. Guru membentuk kelompok siswa
dengan anggota 5 orang siswa yang di
pilih secara heterogen
Kegiatan Inti

Orientasi peserta didik kepada masalah

51
1. Guru membagi LKS kepada siswa 1. siswa memperhatikan
secara berkelompok penjelasan materi kombinasi
2. Guru mengarahkan siswa untuk dengan media pembelajaran
mencermati dan mengamati masalah dari guru.
yang sudah diberikan oleh guru kepada 2. Siswa mengamati LKS yang
masing-masing kelompok diberikan oleh guru
Mengorganisasikan peserta didik 55

1. Guru meminta siswa untuk duduk 1.Siswa duduk berkelompok menit


berkelompok 2. Siswa menyelesaikan soal
2. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan latihan LKS
soal LKS dari buku siswa dan
permasalahan yang diberikian oleh guru
sebelumnya

Membimbing penyelidikanindividu dan kelompok

1. Guru mendorong siswa untuk 1. Siswa mengamati dan memahami


bertanya setelah kegiatan mengamati yang masalah yang yang sudah
diharapkan muncul dari siswa Apabila diberikan oleh guru
siswa mengalami kesulitan dalam 2. Siswa membarikan pertanyaan
menanyakan materi maka guru harus kepada guru apa-apa yang tidak
memancing siswa mengenai materi dimengerti siswa.
kombinasi 3. Siswa berdiskusi kelompok
2. Guru meminta Siswa untuk
berdiskusi mengenai tugas yang diberikan
secara berkelompok
3. Guru berkeliling mencermati siswa
yang sedang berdiskusi
Mengembangkan dan menyajikanhasil karya

1. Guru meminta perwakilan kelompok 1. Salah satu siswa maju kedepan


untuk maju kedepan untuk untuk dapat mempresentasikan

52
mempresentasikan hasil diskusi hasil diskusi kelompoknya
kelompoknya 2. Siswa lain menanyakan jika
2. Guru mengamati langkah pengerjaan belum ada yang dimengerti
siswa di papan tulis dan meminta siswa
lain untuk memperhatikan setiap langkah
pengerjaan soal.
Menganalisa dan mengevaluasiproses pemecahan masalah

1. Guru menanyakan jawaban siswa yang 1. Siswa mengerjakan soal yang


telah maju kedepan kepada kelompok didapat di papan tulis dan Siswa
lainnya, apakah terdapat kesalahan lain mengamati pengerjaan
didalam pengerjaan siswa tersebut. temannya yang berada didepan
2. Guru memberikan memberikan 2. Siswa mananggapi jawaban
penguatan non verbal dari jawaban siswa yang telah maju kedepan.
siswa yang menyampaikan pendapat
yang kurang benar atau tidak benar”.
1. Guru bersama-sama dengan siswa 1. siswa dan guru membahas soal di
membahas soal – soal yang dikerjakan papan tulis jika masih ada siswa
oleh kelompok yang telah yang belum paham.dan siswa
mempresentasikan hasil diskusi tersebut mendengarkan dan menanggapi
jika masih ada siswa yang belum paham. (jika ada)
2. Guru memberikan sebuah reward/ hadiah 2. siswa menerima reward bagi
kepada kelompok yang penampilannya kelompok terbaik
paling baik berupa alat tulis. 3. siswa bertepuk tangan.
3. Guru meminta siswa untuk bertepuk 4. Siswa mengubah tempat
tangan duduknya menghadap kedepan.
4. Guru meminta siswa untuk duduk
menghadap kedepan kembali

KegiatanPenutup 15

1.Guru meninjau kembali dengan 1. Siswa mendengarkan pertanyaan menit


spontan dari guru

53
memberikan pertanyaan spontan 2. Siswa mengangkat tangan untuk
menjawabnya
2.guru meminta siswa lain menanggapi
3. Siswa menjawab pertanyaan
jawaban dari siswa yang menjawab
spontan dari guru
pertanyaan spontan guru.
4. Siswa lain menanggapi jawaban
3.Guru membenarkan jawaban dari siswa. dari siswa yang menjawab
pertanyaan spontan dari guru.
4.Guru meminta salah satu siswa untuk
5. Siswa mendengarkan jawaban
menyimpulkan materi hari ini
benar dari guru
5.Guru menyimpulkan kembali dengan 6. Siswa mangangkat tangan untuk
membenarkan kesimpulan dari siswa menyimpulkan pembelajaran
6.Guru memberikan evaluasi keseluruhan pada hari ini
yaitu berhasil atau tidaknya pembelajaran 7. Siswa mendengarkan kesimpulan
yang telah dilakukan pada hari ini keseluruhan dari guru
7.Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 8. Siswa mendengarkan evaluasi
kepada siswa keseluruhan dari pembelajaran
8.Guru memberitahukan untuk materi pada hari ini.
pembelajaran selanjutnya 9. Siswa mencatat PR
9.Guru meminta siswa untuk berdoa menutup 10. Siswa mendengarkan
pembelajaran pada hari ini. pembelajaran selanjutnya.
10.Guru menutup pelajaran dengan 11. Siswa berdoa untuk
mengucap salam penutup. mengakhiri pembelajaran pada
hari ini dan salam dari guru.

Pertemuan ke 2
A. Indicator
1. Menjelaskan bruto, neto, dan tara
2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dari
menjelaskan bruto, neto, dan tara
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian( respect)
Tekun( diligence )

54
Tanggungjawab( responsibility)

B. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat Menjelaskan bruto, neto, dan tara
2. Siswa dapat Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari dari menjelaskan bruto, neto, dan tara

C. Materi Pembelajaran
1. Fakta
HJ−HB
PU= x 100%
HB

2. Konsep
 Istilah Neto diartikan sebagai berat dari suatu benda tanpa
pembungkus benda tersebut. Neto juga dikenal dengan istilah
berat bersih. Misal dalam bungkus suatu snack tertuliskan
neto 300 gram. Ini bermakna bahwa berat snack tersebut tanpa
plastic pembungkusnya adalah 300 gram.
 Istilah Bruto diartikan sebagai berat dari suatu benda
bersama pembungkusnya. Bruto juga dikenal dengan istilah
berat kotor. Misal, dalam suatu kemasan snack tertuliskan
bruto adalah 350 gram. Ini berarti bahwa berat snack dengan
pembungkusnya adalah 350 gram
 Istilah Tara diartikan sebagai selisih antara brutodengan neto. Misal
diketahui pada bungus snack tertuliskan bruto tertuliskan 350 gram,
sedangkan netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa taranya
adalah 50 gram. Atau secara sederhana berat pembungkus
dari snack, tersebut tanpa isinya
3. Prinsip
 Neto diartikan sebagai berat bersih
 Bruto diartikan sebagai berat kotor
 Tara selisih antara bruto dengan neto
4. Prosedur
 Memecahkan masalah terkait dengan artimetika social baik melalui

55
Tanya jawab, diskusi, atau, presentasi
D. Bahan Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas
2. Model pembelajaraan : Problem Based Learning ( PBL )
F. Media Pembelajaran :
1. Media Pembelajaran :LKS
2. Alat / Bahan Pembelajaran
a. Alat Tulis
b. Spidol
c. Penghapus
G. Sumber Pembelajaran :
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Modul/bahan ajar,
3. Sumber lainnya
H. Kegiatan Pembelajaran
DeskripsiKegiatan Waktu

Guru Siswa

Pendahuluan

Guru menyiapkan kondisi fisik kelas, Siswa mempersiapkan kondisi fisik


dengan cara: kelas dengan cara:
10
1.Guru mengucapkan salam kepada siswa 1. Siswa menjawab salam yang
menit
2.Guru menanyakan kabar siswa diberikan guru
3.Guru mengajak Berdoa bersama sebagai 2. Berdoa bersama sebagai awal
awal pembelajaran pembelajaran
4.Guru mengecek kehadiran siswa 3. Siswa memberikan kabar dan
5.Guru menanyakan kembali pembelajaran informasi kehadiran
pertemuan sebelumnya kepada siswa 4. Siswa mendengarkan mengenai
apersepsi pembelajaran dari guru.

56
Pertemuan ke -2 1. Siswa mendengarkan
penyampaian judul materi
1. Guru memberikan acuan dengan
2. Siswa mendengarkan tujuan
menyampaikan judul materi pada hari ini
pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Siswa mendengarkan manfaat
3. guru menyampaikan manfaat
yang disampaikan oleh guru.
pembelajarann hari ini Guru memberikan
4. Siswa membentuk kelompok
penguatan verbal Dengan
sesuai dengan yang
memberitahukan manafat pembelajaran
diinstruksikan oleh guru
aritmatika sosial
4. Guru membentuk kelompok siswa
dengan anggota 5 orang siswa yang di
pilih secara heterogen
Kegiatan Inti

Orientasi peserta didik kepada masalah

1. Guru membagi LKS kepada siswa 1. siswa memperhatikan


secara berkelompok penjelasan materi kombinasi
2. Guru mengarahkan siswa untuk dengan media pembelajaran
mencermati dan mengamati masalah dari guru.
yang sudah diberikan oleh guru kepada 2. Siswa mengamati LKS yang
masing-masing kelompok diberikan oleh guru
Mengorganisasikan peserta didik 55

1. Guru meminta siswa untuk duduk 1. Siswa duduk berkelompok menit

berkelompok 2. Siswa menyelesaikan soal


2. Guru meminta siswa untuk latihan LKS
menyelesaikan soal LKS dari buku
siswa dan permasalahan yang
diberikian oleh guru sebelumnya

57
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

1. Guru mendorong siswa untuk bertanya 1. Siswa mengamati dan memahami


setelah kegiatan mengamati yang masalah yang yang sudah
diharapkan muncul dari siswa Apabila diberikan oleh guru
siswa mengalami kesulitan dalam 2. Siswa membarikan pertanyaan
menanyakan materi maka guru harus kepada guru apa-apa yang tidak
memancing siswa mengenai materi dimengerti siswa.
kombinasi 3. Siswa berdiskusi kelompok
2. Guru meminta Siswa untuk berdiskusi
mengenai tugas yang diberikan secara
berkelompok.
3. Guru berkeliling mencermati siswa
yang sedang berdiskusi
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Guru meminta perwakilan kelompok 1. Salah satu siswa maju ke


untuk maju kedepan untuk depan untuk dapat
mempresentasikan hasil diskusi mempresentasikan hasil
kelompoknya diskusi kelompoknya
2. Guru mengamati langkah pengerjaan 2. Siswa lain menanyakan jika
siswa di papan tulis dan meminta belum ada yang dimengerti
siswa lain untuk memperhatikan setiap
langkah pengerjaan soal.
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

1. Guru menanyakan jawaban siswa yang 1. Siswa mengerjakan soal yang


telah maju kedepan kepada kelompok didapat di papan tulis dan Siswa
lainnya, apakah terdapat kesalahan lain mengamati pengerjaan
didalam pengerjaan siswa tersebut. temannya yang berada didepan
2. Guru memberikan memberikan 2. Siswa mananggapi jawaban siswa
penguatan non verbal dari jawaban yang telah maju kedepan.
siswa yang menyampaikan pendapat

58
yang kurang benar atau tidak benar”.
1. Guru bersama-sama dengan siswa 1. siswa dan guru membahas soal di
membahas soal – soal yang dikerjakan papan tulis jika masih ada siswa
oleh kelompok yang telah yang belum paham.dan siswa
mempresentasikan hasil diskusi mendengarkan dan menanggapi
tersebut jika masih ada siswa yang (jika ada)
belum paham. 2. siswa menerima reward bagi
2. Guru memberikan sebuah reward/ kelompok terbaik
hadiah kepada kelompok yang 3. siswa bertepuk tangan.
penampilannya paling baik berupa alat 4. Siswa mengubah tempat
tulis. duduknya menghadap kedepan.
3. Guru meminta siswa untuk bertepuk
tangan
4. Guru meminta siswa untuk duduk
menghadap kedepan kembali
Kegiatan Penutup 15

1.Guru meninjau kembali dengan 1. Siswa mendengarkan menit


memberikan pertanyaan spontan pertanyaan spontan dari guru
2. Siswa mengangkat tangan untuk
2.guru meminta siswa lain menanggapi
menjawabnya
jawaban dari siswa yang menjawab
3. Siswa menjawab pertanyaan
pertanyaan spontan guru.
spontan dari guru
3.Guru membenarkan jawaban dari siswa. 4. Siswa lain menanggapi jawaban
dari siswa yang menjawab
4.Guru meminta salah satu siswa untuk
pertanyaan spontan dari guru.
menyimpulkan materi hari ini
5. Siswa mendengarkan jawaban
5.Guru menyimpulkan kembali dengan benar dari guru
membenarkan kesimpulan dari siswa 6. Siswa mangangkat tangan untuk
6.Guru memberikan evaluasi keseluruhan menyimpulkan pembelajaran
yaitu berhasil atau tidaknya pada hari ini
pembelajaran yang telah dilakukan pada 7. Siswa mendengarkan

59
hari ini kesimpulan keseluruhan dari
7.Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) guru
kepada siswa 8. Siswa mendengarkan evaluasi
8.Guru memberitahukan untuk materi keseluruhan dari pembelajaran
pembelajaran selanjutnya pada hari ini.
9.Guru meminta siswa untuk berdoa 9. Siswa mencatat PR
menutup pembelajaran pada hari ini. 10. Siswa mendengarkan
10.Guru menutup pelajaran dengan pembelajaran selanjutnya.
mengucap salam penutup. 11. Siswa berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran pada hari ini dan
salam dari guru.

60
Lampiran 8 kisi-kisi soal LKS

KISI – KISI UJI LEMBAR KERJA SISWA

Nama sekolah : MTSn 3 KOTA JAMBI kelas : VII

Tahun pelajaran: 2018/2019 bentuk soal : uraian

mat nom sko


Kompetensi inti Kompetensi dasar Indicator soal
eri or r

3.Keberadaannya 3.9 Mengenal 4. Menjelaska


Memahami dan n harga
pengetahuan menganalisis pembelian, 1 20
(faktual, berbagai situasi harga
konseptual, dan terkait penjualan,
prosedural) aritmetika untung, dan
berdasarkan rasa sosial rugi
ingin tahunya (penjualan, 5. Menyelesai 2 20
tentang ilmu pembelian,poto kan soal
pengetahuan, ngan, yang
teknologi, seni, keuntungan, berkaitan Arit
budaya terkait kerugian, bunga dengan mati
fenomena dan tunggal,persent dengan 3 20
ka
kejadian tampak ase,bruto, neto, kehidupan
mata tara) sehari-hari sosi

dari harga al

pembelian,
harga 4 20
penjualan,
untung, dan
rugi
6. Menentukan
presentasi
untung dan 5 20
61 rugi
Lampiran 9 kunci jawaban LKS

LEMBAR KUNCI JAWABAN

LEMBAR KERJA SISWA

1. Harga pembelian sebuah kalkulator Rp. 80.000,00. Setelah terjual ternyata


pedagang itu mendapat untung Rp. 25.000,00. Tentukan harga penjualan itu!
Jawab:
Harga pembelian = Rp. 80.000,00
Untung = Rp. 25.000,00
Harga penjualan = harga pembelian + untung
= Rp. 80.000,00 + Rp. 25.000,00
= Rp. 105.000,00
2. Untuk membiayai sekolahnya, Wawan berjualan koran. Pada suatu hari ia
membeli 50 koran dari agen korannya dengan harga Rp. 2.000,00 tiap koran.
Karena hari hujan, ia hanya dapat menjual 30 koran pada pagi hari. Koran
yang tersisa dijulnya pada siang hari dengan harga Rp. 1.500,00. Setelah
dihitung-hitung, ternyata Wawan menderita rugi sebesar Rp. 10.000,00.
Berapa harga jual setiap Koran yang dijajakan Wawan pada pagi hari?
Jawab:
Harga pembelian = 50 Rp. 2.000,00 = Rp. 100.000,00
Harga penjualan seluruhnya = harga pembelian – rugi
= Rp. 100.000,00 Rp. 10.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga penjualan seluruhnya = harga penjualan pagi hari harga penjulan siang
hari
Harga penjualan pagi hari = harga penjulan seluruhnya – harga penjualan
siang hari
= Rp. 90.000,00 (50 ) Rp. 1.500,00
= Rp. 90.000,00 – Rp. 30.000,00

= Rp. 60.000,00
Harga jual setiap Koran pada pagi

62
60.000
= = Rp. 2.000,00
30

3. Pak Dono membeli sebuah mobil dengan harga Rp. 10.000.000,00. Pada
suatu saat karena ia sangat membutuhkan uang, ia bermaksud menjual
mobilnya. Ternyata ia hanya dapat menjual mobilnya dengan harga Rp.
8.000.000,00. Berapa kerugian Pak Dono?
Jawab:
Harga pembelian = Rp. 10.000.000,00
Harga penjualan = Rp. 8.000.000,00
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
= Rp. 10.000.000,00 Rp. 8.000.000,00
= Rp. 2.000.000,00
Jadi, Pak Dono mengalami kerugian sebesar Rp. 2.000.000,00.

4. Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp. 50.000.000,00 karena


sudah bosan dengan mobil tersebut maka mobil tersebut dijual dengan harga
Rp. 45.000.000,00. Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:
Harga beli Rp. 50.000.000,00
Harga jual Rp. 45.000.000,00
Rugi = Rp. 50.000.000,00 – Rp. 45.000.000,00 = Rp 5.000.000
5.000.000
Persentase kerugian = 50.000.000100% = 10%

Jadi persentase kerugiannya adalah 10%.


5. Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp. 35.000,00 kemudian
dijual dengan harga Rp. 45.000,00. Berapakah besar persentase keuntungan
pedagang tersebut?
Jawab:
Harga beli Rp. 35.000,00
Harga jual Rp. 45.000,00
Untung = Rp 45.000 – Rp 35.000 = Rp 10.000
10.000
Persentase keuntungan (%) = 35.000100% = 28,6%

Jadi persentase keuntungannya adalah 28,6 %

63
Lampiran 10 soal LKS

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Mata pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/Ganjil

Kompetensi Dasar :

3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika


sosial (penjualan, pembelian,potongan, keuntungan, kerugian,
bunga tunggal,persentase,bruto, neto, tara)
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto, tara)
Indikator :

1. Menjelaskan harga pembelian, harga penjualan, untung, dan


rugi
2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan dengan kehidupan
sehari-hari dari harga pembelian, harga penjualan, untung, dan
rugi
3. Menentukan presentasi untung dan rugi

Alokasi Waktu :

64
ARITMATIKA SOSIAL

KELOMPOK : .........................................................................................

NAMA ANGGOTA :

1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
3. ...................................................................................................................
4. ...................................................................................................................

Petunjuk pengerjaan :

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan


2. Isilah titik-titik pada setiap langkah dengan tepat.
3. Jawablah semua pertanyaan berikut pada lembar jawaban yang terlah
disediakan dengan cara berdiskusi didalam kelompok masing-masing.

SOAL
6. Harga pembelian sebuah kalkulator Rp. 80.000,00. Setelah terjual ternyata
pedagang itu mendapat untung Rp. 25.000,00. Tentukan harga penjualan
itu!
Jawab:

65
7. Untuk membiayai sekolahnya, Wawan berjualan koran. Pada suatu hari ia
membeli 50 koran dari agen korannya dengan harga Rp. 2.000,00 tiap
koran. Karena hari hujan, ia hanya dapat menjual 30 koran pada pagi hari.
Koran yang tersisa dijulnya pada siang hari dengan harga Rp. 1.500,00.
Setelah dihitung-hitung, ternyata Wawan menderita rugi sebesar Rp.
10.000,00. Berapa harga jual setiap Koran yang dijajakan Wawan pada
pagi hari?
Jawab:

8. Pak Dono membeli sebuah mobil dengan harga Rp. 10.000.000,00. Pada
suatu saat karena ia sangat membutuhkan uang, ia bermaksud menjual
mobilnya. Ternyata ia hanya dapat menjual mobilnya dengan harga Rp.
8.000.000,00. Berapa kerugian Pak Dono?
Jawab:

66
9. Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp. 50.000.000,00 karena
sudah bosan dengan mobil tersebut maka mobil tersebut dijual dengan
harga Rp. 45.000.000,00. Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:

10. Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp. 35.000,00


kemudian dijual dengan harga Rp. 45.000,00. Berapakah besar persentase
keuntungan pedagang tersebut?
Jawab:

67
Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SMP KELAS VII MATERI


ARITMATIKA SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING ( PBL )

Nama Peneliti :

Sekolah :

Kelas / Semester :

Mata Pelajaran :

Waktu :

Tanggal :

PETUNJUK!

Berilah tanda √ untuk keterlaksanaan aspek yang di observasi sesuai dengan apa
yang dilihat saat proses pembelajaran.

Keterlaksanaan Keterlaksanaan
No Kegiatan Guru No Kegiatan Siswa
Ya Tidak Ya Tidak

1 Guru mengucapkan 1 Siswa menjawab


salam salam

2 Guru menanyakan 2 Siswa memberikan


kabar kabar

3 Guru mengajak 3 Berdoa bersama


Berdoa bersama sebagai awal
pembelajaran

4 Guru mengecek 4 Siswa memberikan


kehadiran informasi kehadiran

5 Guru menanyakan 5 Siswa


kembali mendengarkan

68
pembelajaran mengenai apersepsi
pertemuan pembelajaran dari
sebelumnya guru.

6 Menyampaikan 6 Siswa
judul materi mendengarkan
penyampaian judul
materi

7 Guru 7 Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan tujuan pembelajaran
pembelajaran yang akan dicapai

8 guru 8 Siswa
menyampaikan mendengarkan
manfaat manfaat yang
pembelajarann disampaikan oleh
guru.

9 Guru membentuk 9 Siswa membentuk


siswa dalam kelompok sesuai
kelompok dengan yang
diinstruksikan oleh
guru

10 Guru membagi 10 Masing-masing


LKS kepada siswa kelompok
secara berkelompok mendapatkan LKS

11 Guru mengarahkan 11 Siswa mengamati


siswa untuk LKS yang diberikan
mencermati dan oleh guru

69
mengamati masalah
yang sudah
diberikan

12 Guru mendorong 12 Siswa membarikan


siswa untuk pertanyaan kepada
bertanya setelah guru apa-apa yang
kegiatan mengamati tidak dimengerti
siswa.

13 Guru meminta 13 Siswa berdiskusi


Siswa untuk kelompok
berdiskusi
mengenai tugas
yang diberikan
secara berkelompok

14 Guru meminta 14 Salah satu kelompok


perwakilan maju kedepan untuk
kelompok untuk dapat
mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi hasil diskusi
kelompoknya kelompoknya

15 Guru mengamati 15 Kelompok lain


langkah pengerjaan menanyakan jika ada
siswa di papan tulis yang belum
dan meminta dimengerti
kelompok lain
untuk
memperhatikan
setiap langkah
pengerjaan soal.

70
16 Guru menanyakan 16 Siswa mananggapi
jawaban siswa yang jawaban siswa yang
telah maju kedepan telah maju kedepan.
kepada kelompok
lainnya

17 Guru memberikan 17 Siswa menerima


sebuah reward/ reward
hadiah

18 Guru meminta 18 Siswa mengubah


siswa untuk duduk tempat duduknya
menghadap menghadap kedepan.
kedepan kembali

19 Guru meninjau 19 Siswa


kembali dengan mendengarkan
memberikan pertanyaan spontan
pertanyaan spontan dari guru

20 Guru meminta 20 Siswa lain


siswa lain menanggapi jawaban
menanggapi dari siswa yang
jawaban dari siswa menjawab
yang menjawab pertanyaan spontan
pertanyaan spontan dari guru.
guru.

21 Guru meminta 21 Siswa mangangkat


salah satu siswa tangan untuk
untuk menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran pada
materi hari ini hari ini

71
22 Guru 22 Siswa
menyimpulkan mendengarkan
kembali dengan kesimpulan benar
membenarkan dari guru
kesimpulan dari
siswa

23 Guru memberikan 23 Siswa


evaluasi mendengarkan
keseluruhan evaluasi keseluruhan
dari pembelajaran
pada hari ini.

24 Guru memberikan 24 Siswa mencatat PR


pekerjaan rumah
(PR) kepada siswa

25 Guru 25 Siswa
memberitahukan mendengarkan
untuk materi informasi mengenai
pembelajaran pembelajaran
selanjutnya selanjutnya.

26 Guru meminta 26 Siswa berdoa untuk


siswa untuk berdoa mengakhiri
menutup pembelajaran pada
pembelajaran pada hari ini
hari ini.

27 Guru menutup 27 Siswa menjawab


pelajaran dengan salam
mengucap salam
penutup.

72
Lampiran 12
SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

A. Petunjuk Soal
1. Berdoalah sebelum mengerjakan.
2. Tulislah terlebih dahulu Nama, Kelas dan Mata Pelajaran pada lembar
jawaban yang disediakan.
3. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda mengerjakan.
4. Soal berupa soal uraian berjumlah 2 soal.
5. Kerjakan pada lembar jawaban dengan menggunakan bolpoin.
6. Jawablah pada lembar jawaban yang telah disediakan, gunakan tulisan
yang rapi dan mudah dibaca.
7. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 30 menit.
8. Dilarang menggunakan alat bantu hitung.

B. Soal Uraian
1. Untuk membiayai sekolahnya, Wawan berjualan Koran. Pada suatu hari ia
membeli 50 koran dari agen korannya dengan harga Rp.2.000,00 tiap
Koran. Karena hari hujan, ia hanya dapat menjual 30 koran pada pagi hari.
Koran yang tersisa dijualnya pada siang hari dengan harga Rp.1.500,00.
Setelah dihitung-hitung, ternyata Wawan menerima uang sebesar
Rp.90.000,00. Berapa harga jual setiap koran yang dijajakan Wawan pada
pagi hari?
2. Seorang pedagang tas membeli 70 jaket dari grosir. Jika dia berhasil
menjual semua jaket tersebut dengan harga Rp.200.000,00 dan meraup
untung sebesar 25%, maka harga beli masing-masing jaket adalah ....

73
Lampiran 13
RUBRIK PENSKORAN
No. Soal Kunci Jawaban Kemampuan Skor
1. Untuk membiayai Diketahui:
sekolahnya, Banyak koran = 50 buah
Wawan berjualan Harga beli setiap koran = Rp.2.000,00
Koran. Pada suatu Banyak koran yang terjual pada pagi hari =
hari ia membeli 50 30 buah
Memahami
koran dari agen Harga jual tiap koran pada siang hari = masalah
6
korannya dengan Rp.1.500,00
harga Rp.2.000,00 Harga penjualan seluruhnya = Rp.90.000,00
tiap Koran. Ditanya:
Karena hari hujan, Berapa harga jual setiap koran yang dijual
ia hanya dapat pada pagi hari?
menjual 30 koran Jawab:
pada pagi hari. Harga penjualan seluruhnya = Harga
Koran yang tersisa penjualan koran pada pagi hari + Harga Membuat
6
rencana model
dijualnya pada penjualan koran pada siang hari pemecahan
siang hari dengan Harga penjualan koran pada pagi hari masalah
harga = Harga penjualan seluruhnya – Harga
Rp.1.500,00. penjualan koran pada siang hari
Setelah dihitung- = Rp.90.000,00 – (50-30) × Rp1.500,00
hitung, ternyata = Rp.90.000 – 20 × Rp1.500,00 5
Menyelesaikan
Wawan menerima = Rp.90.000 - Rp.30.000
rencana model
uang sebesar = Rp.60.000 pemecahan
Rp.90.000,00. Harga jual tiap koran pada pagi hari masalah
Berapa harga jual = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
setiap koran yang 5
Rp.60.000,00
=
dijajakan Wawan 30

pada pagi hari? = Rp.2.000,00


Jadi, harga jual setiap koran yang dijajakan Menafsirkan
solusi yang
Wawan pada pagi hari adalah Rp.2.000,00. 2
diperoleh

74
2. Seorang pedagang Diketahui:
tas membeli 70 Banyak jaket = 70 buah
jaket dari grosir. Harga jual tiap jaket = Rp.200.000,00
Memahami 4
Jika dia berhasil Persentase keuntungan = 25% masalah
menjual semua Ditanya:
jaket tersebut Berapa harga beli setiap jaket yang terjual?
dengan harga Jawab:
Rp.200.000,00 Harga Penjualan
dan meraup = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
100%
untung sebesar
Harga Pembelian Membuat
25%, maka harga 100% rencana model 9
= 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
beli masing- pemecahan
masing jaket = masalah
100%
adalah .... ×
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛+𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
100%
= 100%+25% × (70 × Rp. 200.000,00)
100%
= 125% × (Rp. 14.000.000,00)

= Rp. 11.200.000,00 5
Menyelesaikan
Harga beli setiap jaket rencana model
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 pemecahan
= masalah 5
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐽𝑎𝑘𝑒𝑡
Rp.11.200.000
= 70

= Rp.160.000,00
Jadi, harga beli masing-masing jaket adalah Menafsirkan
2
Rp.160.000,00. solusi yang
diperoleh

Total Skor 49

75
Lampiran 14
Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah
No. Aspek Penilaian Skor Deskriptor

0 Siswa tidak menuliskan apapun atau siswa salah


menginterpretasikan

Siswa salah menginterpretasikan sebagian


masalah dan siswa hanya menuliskan
1
(mengungkapkan) beberapa yang diketahui atau
1. Memahami masalah apa yang ditanyakan saja

Siswa memahami masalah dan siswa mampu


menuliskan (mengungkapkan) apa yang diketahui
2
dan ditanyakan dari masalah yang diajukan
dengan jelas

Siswa tidak ada membuat rencana model


0
pemecahan masalah

Siswa membuat rencana model pemecahan


1
Membuat rencana masalah yang tidak dapat diselesaikan

2. model pemecahan Siswa membuat rencana model pemecahan


masalah 2
masalah tetapi belum lengkap

Siswa membuat rencana model pemecahan


3 masalah sesuai dengan prosedur dan mengarah
pada solusi yang benar

Siswa tidak mampu menyelesaikan rencana


0
Menyelesaikan rencana model pemecahan masalah

3. model pemecahan Siswa menyelesaikan rencana yang telah dibuat


masalah 1 tetapi terjadi kesalahan prosedur dan kesalahan
perhitungan

76
Siswa menyelesaikan rencana yang telah dibuat,
2
tetapi terjadi kesalahan prosedur

Siswa menyelesaikan rencana yang telah dibuat


3 secara benar dan tidak terjadi kesalahan prosedur,
tetapi terjadi kesalahan perhitungan

Siswa menyelesaikan rencana yang telah dibuat


4 secara benar, tidak terjadi kesalahan prosedur,
dan tidak terjadi kesalahan perhitungan

0 Siswa tidak menafsirkan solusi yang diperoleh

Siswa menafsirkan solusi yang diperoleh tetapi


Menafsirkan solusi 1
4. solusi yang diperoleh salah
yang diperoleh
Siswa menafsirkan solusi yang diperoleh dan
2
solusi yang diperoleh benar

Skor untuk setiap indikator yaitu:


Indikator 1 memiliki skor minimum 0 dan skor maksimum 2
Indikator 2 memiliki skor minimum 0 dan skor maksimum 3
Indikator 3 memiliki skor minimum 0 dan skor maksimum 4
Indikator 4 memiliki skor minimum 0 dan skor maksimum 2

77
SARAN, KOMENTAR, DAN PERTANYAAN

 Desi Yunita Manik (A1C216064)


1. Sebaiknya ditambahkan daftar tabel
2. Penulisan kutipan masih salah, sebaiknya setelah titik dua (:) untuk
halaman diberi spasi dahulu
3. Penulisan daftar isi masih ada yang tidak sesuai
4. Pada latar belakang masih ada paragraph yang di awali kata “untuk”
dan “dan”

 Ade InkaViolita (A1C216033)


1. Rumusan masalah nomor 2 masih ada kurang kata “kemampuan
pemecahan masalah”, sebaiknyaditambahkan
2. Tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah
3. Subbab 2.1 seharusnya penelitian yang relevan
4. Waktu penelitian masih kurang rinci
5. Kisi-kisi RPP, dan Lembar Observasi seharusnya dibuat kolom
terlaksana atau tidak terlaksana
6. Pada prosedur penelitian, untuk siklus 2 sebaiknya dibuat 4
tahapannya.
7. Rubrik kemampuan pemecahan masalah tidak ada sumbernya,
sebaiknya sumbernya dituliskan di bawah tabel.

 Della Naibaho (A1C216009)


1. Latar belakang tidak memuat paragraph pentingnya kemampuan
pemecahan masalah
2. Kalimat pada tujuan sebaiknya “untuk mengetahui kemampuan …..”
3. Waktu penelitian masih menuliskan berapa lama penelitian
berlangsung, sebaiknya yang dituliskan hanya waktu memulai
penelitian, waktu akhir penelitian tidak perlu
4. Pada uji validitas dan realibilitas sebaiknya perhitungan di lampirkan
5. Pertanyaan wawancara kurang mewakili

78

Anda mungkin juga menyukai