Anda di halaman 1dari 22

Metode Branch and Bound

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah program linear


Dosen pengampu: Hayatun Nufus, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Kelompok 2
Ferihandi 11715100043
Indra Pebriandi 11710514089
Muhammad Alde Putra 11715101479
Nofri Aldo 11715101145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2018 M/1439 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala


karena dengan rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam
kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam yang menjadi teladan dalam
kehidupan manusia. Makalah dengan judul “Metode Branch and Bound” ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah program linear. Dalam penulisan
makalah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak terutama Ibu
Hayatun Nufus, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah program linear.
Makalah ini berisi tentang pemecahan masalah program linear dengan
metode branch and bound. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi pembaca dalam melaksanakan pembelajaran matematika.
Makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik dalam penulisan, maupun
pembahasan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah
ini kedepannya.

Pekanbaru, 25 April 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
A. Pengantar and Bound Metode Branch .................................................................... 3
B. Langkah-Langkah Metode Branch and Bound ....................................................... 3
C. Contoh Penerapan Metode Branch and Bound ....................................................... 4
D. Soal Latihan .......................................................................................................... 16
E. Kunci Jawaban ...................................................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................................. 18
A. Simpulan ............................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terdapat berbagai permasalahan yang dapat kita pecahkan dengan
menggunakan program linear. Terkadang, beberapa masalah mengharuskan solusi
berupa bilangan bulat. Namun, beberapa metode lain kadang tidak menghasilkan
solusi berupa bilangan bulat. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah program linier adalah metode branch and bound. Metode
ini merupakan pengembangan dari program linier dengan semua variabel
keputusannya harus berupa integer atau bilangan bulat.
Prinsip yang mendasari teknik ini yaitu bahwa total set solusi yang mungkin
dapat dibagi menjadi subset-subset atau cabang-cabang solusi yang lebih kecil.
Cabang-cabang tersebut dapat dievaluasi secara sistematis sampai solusi yang
terbaik ditemukan. Teknik branch and bound pada persoalan program linier
digunakan bersama-sama dengan metode lainnya, seperti simpleks.
Metode branch and bound sering digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah program integer, karena hasil yang diperoleh dalam penyelesaian optimal
lebih teliti dan lebih baik dari metode lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis
merumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode branch and bound?
2. Apa saja langkah-langkah metode branch and bound?
3. Bagaimana contoh penerapan metode branch and bound?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin
penulis sampaikan, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian metode branch and bound.
2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah metode branch and bound.
3. Untuk mendeskripsikan contoh penerapan metode branch and bound.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar and Bound Metode Branch


Metode branch and bound merupakan teknik solusi yang tidak terbatas
hanya untuk permasalahan program integer saja. Tetapi juga merupakan
pendekatan solusi yang dapat diterapkan untuk berbagai macam permasalahan
yang berbeda.1
Metode branch and bound adalah metode solusi untuk persoalan program
linier yang mengharuskan variabelnya berupa bilangan bulat. Metode ini metode
umum untuk mencari solusi optimal dari berbagai permasalahan optimasi. Metode
branch and bound didasarkan pada prinsip bahwa himpunan total solusi layak
dapat dipartisi menjadi subset yang lebih kecil dari solusi. Subset yang lebih kecil
ini kemudian dapat dievaluasi secara sistematis sampai solusi terbaik ditemukan.
Metode ini menggunakan suatu diagram yang terdiri dari node dan cabang
(branch) sebagai suatu kerangka dalam proses pemerolehan solusi optimal.
Masing-masing node memuat solusi program linier relaksasi (program linier yang
mengabaikan batas-batas bilangan bulat) sesuai dengan fungsi tujuan dan
batasannya. Node pertama akan memuat solusi program linier relaksasi dari
persoalan yang diberikan. Node kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya memuat
solusi program linier relaksasi dari persoalan yang diberikan ditambah dengan
batasan yang terdapat pada masing-masing cabangnya.2

B. Langkah-Langkah Metode Branch and Bound


Langkah-langkah penggunaan teknik branch and bound adalah sebagai
berikut:3

1
Bernard W Taylor, Sains dan Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 205
2
Hayatun Nufus & Erdawati Nurdin, Program Linear, (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016), hlm 46.
3
Ibid, hlm 46-47.

3
1. Mencari solusi optimal dari program linear relaksasi yang bersangkutan.
Solusi dapat dicari dengan menggunakan metode program linier biasa
2. Menyatakan solusi persoalan program linear relaksasi sebagai batas atas
(upper bound) dan pembulatan ke bawah sebagai batas bawah (lower bound)
pada node 1
3. Memilih variabel dengan pecahan yang terbesar untuk pencabangan (branch)
dan menciptakan dua batasan baru
4. Menciptakan dua node baru, satu dengan batasan ≤ dan satu dengan batasan

5. Menyelesaikan model program linear relaksasi dengan batasan baru yang
ditambahkan pada tiap node
6. Solusi simpleks relaksasi adalah merupakan batas atas pada tiap node, dan
solusi bilangan bulat maksimum yang ada (pada node mana saja) adalah
merupakan batas bawah
7. Jika proses ini menghasilkan solusi bilangan bulat fisibel dengan nilai batas
atas pada akhir node mana saja, maka solusi bilangan bulat optimal telah
tercapai. Jika tidak muncul solusi bilangan bulat fisibel, lakukan pencabangan
dari node dengan batas atas terbesar.

C. Contoh Penerapan Metode Branch and Bound


1. Sebuah perusahaan lembaga pendidikan les bahasa arab menambah cabang ke
dua wilayah yang baru dan sedang berencana untuk memindahkan beberapa
tenaga pengajarnya yang ada ke dua wilayah tersebut. Perusahaan
mempunyai 6 orang tenaga pengajar yang bersedia untuk dipindahkan.
Karena perbedaan geografik, gaji rata-rata perbulan untuk seorang tenaga
pengajar berbeda di kedua wilayah tersebut. Gaji tenaga pengajar adalah
sebesar Rp.5 Juta untuk wilayah 1 dan Rp.9 Juta untuk wilayah 2. Total
anggaran biaya per-bulan untuk wilayah baru tersebut adalah sebesar Rp.45
Juta. Diestimasikan seorang tenaga pengajar akan menghasilkan rata-rata
pendapatan bersih bagi perusahaan perbulan sebesar Rp.5 Juta di wilayah 1

4
dan Rp.8 Juta di wilayah 2. Berapa orang tenaga pengajar yang harus
dipindahkan ke wilayah 1 dan wilayah 2 agar perusahaan mencapai
keuntungan maksimum?
Penyelesaian:
Model matematika untuk persoalan di atas adalah:
Memaksimumkan z = 5𝑥1 + 8𝑥2
Berdasarkan:
𝑥1 + 𝑥2 ≤ 6
5𝑥1 + 9𝑥2 ≤ 45
𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0 ; 𝑥1 , 𝑥2 bilangan bulat4

a. Mencari solusi optimal dari program linear relaksasi yang bersangkutan


dengan metode simpleks
Persoalan di atas diubah menjadi program linear relaksasi sehingga:
Maksimumkan: z = 5𝑥1 + 8𝑥2
Berdasarkan:
(1) 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 6
(2) 5𝑥1 + 9𝑥2 ≤ 45
(3) 𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Persoalan yang telah dinyatakan dalam bentuk model matematis seperti di atas
diselesaikan dengan menggunakan metode simpleks, yaitu:
1) Mengubah fungsi tujuan dan batasan
Batasan (1) harus ditambah dengan sebuah slack variable 𝑠1 , sehingga:
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑠1 = 6
Batasan (2) harus ditambah dengan sebuah slack variable 𝑠2 , sehingga:
5𝑥1 + 9𝑥2 + 𝑠2 = 45
Fungsi tujuan diubah menjadi:
𝑍 - 5𝑥1 - 8𝑥2 +0𝑠1 + 0𝑠2 = 0

4
Siti Maslihah, at- Taqaddum: Metode Pemecahan Masalah Integer Programing. Vol. 7. No.2,
2015.
5
2) Menyusun persamaan-persamaan ke dalam tabel
Fungsi tujuan dan batasan yang telah diubah disusun dalam tabel simpleks
berikut:
Variabel Dasar 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝑠1 𝑠2 NK
Z -5 -8 0 0 0
𝒔𝟏 1 1 1 0 6
𝒔𝟐 5 9 0 1 45

3) Memilih kolom kunci


Kolom kunci pada tabel di atas adalah kolom yang mempunyai nilai negatif
dengan angka terbesar pada baris fungsi tujuan, yaitu kolom 𝒙𝟐 dengan nilai -8

4) Menentukan nilai indeks pada tiap-tiap baris


Nilai indeks pada masing-masing baris ditentukan dengan rumus:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚/𝑁𝐾
Indeks = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖

Indeks baris 𝑠1 = 6 : 1 = 6
Indeks baris 𝑠2 = 45 : 1 = 10
Variabel Dasar 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝑠1 𝑠2 NK Indeks
Z -5 -8 0 0 0
𝒔𝟏 1 1 1 0 6 6
𝒔𝟐 5 9 0 1 45 5

5) Memilih baris kunci


Karena nilai indeks positif dengan angka terkecil terdapat pada baris 𝑠2 , maka 𝑠2
dinyatakan sebagai baris kunci.

6
6) Menentukan angka kunci
Angka kunci pada tabel diatas adalah 9, karena merupakan angka yang termasuk
kolom kunci sekaligus baris kunci.

7) Mengubah nilai-nilai baris kunci


Baris kunci 𝑠2 diubah menjadi 𝑥2 dengan cara membagi angka-angkanya dengan
angka kunci, yaitu 5
5
Kolom 𝑥1 baris 𝑠2 = 5: 9 = 9

Kolom 𝑥2 baris 𝑠2 = 9 ∶ 9 =1
Kolom 𝑥3 baris 𝑠2 = 0 ∶ 9 = 0
1
Kolom 𝑥4 baris 𝑠2 = 1 ∶ 9 = 9

Kolom NK baris 𝑠2 = 45 ∶ 9 = 5

8) Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci


a) Baris fungsi z diubah dengan rumus:

Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)

koefisien nilai baru koefisien pada baris baru = baris lama –


baris
pada kolom baris kolom kunci x nilai (koefisien pada kolom kunci x
lama
kunci kunci baru baris kunci nilai baru baris kunci)
5 40 5
-5 -8 − −
9 9 9
-8 -8 1 -8 0
0 -8 0 0 0
1 8 8
0 -8 −
9 9 9
0 -8 5 -40 40

b) Baris fungsi 𝑠1 diubah dengan rumus:

Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)

7
koefisien nilai baru koefisien pada baris baru = baris lama –
baris lama pada kolom baris kolom kunci x nilai (koefisien pada kolom kunci x
kunci kunci baru baris kunci nilai baru baris kunci)
5 5 4
1 1
9 9 9
1 1 1 1 0
1 1 0 0 1
1 1 1
0 1 −
9 9 9
6 1 5 5 1

9) Melanjutkan perbaikan-perbaikan / perubahan-perubahan


Karena kolom kunci adalah kolom 𝑥2 dan baris kunci adalah 𝑠2 , maka 𝑥2 masuk
ke dalam variabel dasar menggantikan 𝑠2 , sehingga tabel akan berubah menjadi:
Variabel Dasar 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK
𝟓 𝟖
Z − 0 0 40
𝟗 𝟗
𝟒 𝟏
𝒔𝟏 0 1 − 1
𝟗 𝟗
𝟓 𝟏
𝒙𝟐 1 0 5
𝟗 𝟗

a) Memilih kolom kunci


Kolom kunci pada tabel di atas adalah kolom yang mempunyai nilai negatif
5
dengan angka terbesar pada baris fungsi tujuan, yaitu kolom 𝑥1 dengan nilai − 9

b) Menentukan nilai indeks pada tiap-tiap baris


Nilai indeks pada masing-masing baris ditentukan dengan rumus:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚/𝑁𝐾
Indeks = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖
4 9
Indeks baris 𝑠1 = 1 ∶ 9 = 4
5
Indeks baris 𝑥2 = 5∶ = 9
9

8
Variabel Dasar 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK Indeks
𝟓 𝟖
Z − 0 0 40
𝟗 𝟗
𝟒 𝟏 𝟗
𝒔𝟏 0 1 − 1
𝟗 𝟗 𝟒
𝟓 𝟏
𝒙𝟐 1 0 5 9
𝟗 𝟗

c) Memilih baris kunci


Karena nilai indeks positif dengan angka terkecil terdapat pada baris 𝑠1 , maka 𝑠1
dinyatakan sebagai baris kunci.

d) Menentukan angka kunci


4
Angka kunci pada tabel diatas adalah 9, karena merupakan angka yang termasuk

kolom kunci sekaligus baris kunci.

10) Mengubah nilai-nilai baris kunci


Baris kunci 𝑠1 diubah dengan cara membagi angka-angkanya dengan angka kunci
4
yang telah ditentukan, yaitu 9
4 4
Kolom 𝑥1 baris 𝑠1 = 9 ∶ 9 = 1
4
Kolom 𝑥2 baris 𝑠1 = 0 ∶ 9 = 0
4 9
Kolom 𝑥3 baris 𝑠1 = 1 ∶ 9 = 4
1 4 1
Kolom 𝑥4 baris 𝑠1 = − 9 ∶ 9 = − 4
4 9
Kolom NK baris 𝑠1 = 1 ∶ 9 = 4

11) Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci


a) Baris fungsi z diubah dengan rumus:
Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)

9
koefisien nilai baru koefisien pada baris baru = baris lama –
baris
pada kolom baris kolom kunci x nilai (koefisien pada kolom kunci x
lama
kunci kunci baru baris kunci nilai baru baris kunci)
5 5 5
− − 1 − 0
9 9 9
5
0 − 0 0 0
9
5 9 5 5
0 − −
9 4 4 4
8 5 1 5 3
− −
9 9 4 36 4
5 9 5 1
40 − − 41
9 4 4 4

b) Baris fungsi 𝑠1 diubah dengan rumus:

Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)

koefisien nilai baru koefisien pada baris baru = baris lama –


baris
pada kolom baris kolom kunci x nilai (koefisien pada kolom kunci x
lama
kunci kunci baru baris kunci nilai baru baris kunci)
5 5 5
1 0
9 9 9
5
1 0 0 1
9
5 9 5 5
0 −
9 4 4 4
1 5 1 5 1
− −
9 9 4 36 4
5 9 5 3
5 3
9 4 4 4

Karena kolom kunci adalah kolom 𝑥1 dan baris kunci adalah baris 𝑠1 , maka x1
masuk kedalam variabel dasar menggantikan 𝑠1 , sehingga tabel akan berubah
menjadi :
10
Variabel Dasar 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK
𝟓 𝟑 𝟏
Z 0 0 𝟒𝟏
𝟒 𝟒 𝟒
𝟗 𝟏 𝟏
𝒙𝟏 1 0 − 𝟐
𝟒 𝟒 𝟒
𝟓 𝟏 𝟑
𝒙𝟐 0 1 − 𝟑
𝟒 𝟒 𝟒

Pada tabel di atas, seluruh elemen pada baris fungsi tujuan telah bernilai
positif. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang dilakukan sudah merupakan hasil
optimal, sehingga tidak perlu lagi dilakukan upaya perbaikan. Nilai optimal yang
dihasilkan adalah:
1
𝑍 = 41 = 41,25
4
1 3
Dengan 𝑥1 = 2 4 = 2,25 dan 𝑥2= 3 4 = 3,75

b. pembulatan ke bawah sebagai batas bawah (lower bound) pada node 1


Menyatakan solusi persoalan program linier relaksasi sebagai batas atas
(upper bound) dan Dari tabel solusi optimal simpleks relaksasi pada node 1,
diperoleh:
1) Batas Atas (BA)= 41,25 dengan 𝑥1 = 2,25 dan 𝑥2 = 3,75
2) Batas bawah (BB)= 34 dengan 𝑥1 = 2 dan 𝑥2 = 3

c. Memilih variable dengan pecahan yang terbesar untuk pencabangan


(branch) dan menciptakan dua batasan baru
Pada langkah 2, diketahui bahwa 𝑥1 memiliki pecahan sebesar 0,25 dan 𝑥2
memiliki pecahan sebesar 0,75. Bagian pecahan 𝑥2 lebih besar dari 𝑥1. Oleh
karena itu, 𝑥2 akan menjadi variable yang diberi cabang sehingga diperoleh dua
batasan baru yang dikembangkan dari 𝑥2 yaitu: 𝑥2 3 dan 𝑥2 4.

11
d. Menciptakan dua node baru, satu dengan batasan dan satu dengan
batasan ≥
pada gambar berikut:
𝐵𝐴 = 41,24 (𝑥1 = 2,25, 𝑥2 = 3,75)
𝐵𝐵 = 34 (𝑥1 = 2, 𝑥2 = 3)

Node 1

𝑥2 ≤ 3 𝑥2 ≥ 4

Node 2 Node 3

e. Menyelesaikan model program linier relaksasi dengan batasan baru yang


ditambahkan pada tiap node
1) Node 2
Memaksimumkan Z = 5𝑥1 + 8𝑥2
Berdasarkan:
(1) 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 6
(2) 5𝑥1 + 9𝑥2 ≤ 45
(3) 𝑥2 ≤ 3
(4) 𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0
Persoalan yang telah dinyatakan dalam bentuk model matematis seperti di atas
diselesaikan dengan menggunakan metode simpleks.
Variabel 𝒔𝟑 Rasio
𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK
Dasar
Z -5 -8 0 𝟎 0 0 -
𝒔𝟏 1 1 1 𝟎 0 6 6
𝒔𝟐 5 9 0 𝟏 0 45 5
𝒔𝟑 0 1 0 0 1 3 3

12
Dengan langkah simpleks, kita memperoleh hasil seperti table di atas.
Maka kita lanjutkan dengan melakukan langkah-langkag simpleks seperti biasa.
Variabel 𝒔𝟑 Rasio
𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK
Dasar
Z -5 0 0 𝟎 8 24 -
𝒔𝟏 1 0 1 𝟎 -1 3 3
𝟏𝟖
𝒔𝟐 5 0 0 𝟏 -9 18
𝟓
𝒙𝟐 0 1 0 0 1 3 -

Karena pada baris Z masih ada yang negative, maka kita lanjutkan iterasi,
sampai tidak ada lagi elemen pada baris Z yang negative.
Variabel 𝒔𝟑
𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒔𝟏 𝒔𝟐 NK
Dasar
Z 0 0 5 𝟎 3 39
𝒙𝟏 1 0 1 𝟎 -1 3
𝒔𝟐 0 0 -5 1 -4 3
𝒙𝟐 0 1 0 0 1 3

Pada table di atas, semua elemen pada baris Z telah berupa elemen positif,
sehingga didapatlah solusi optimal simpleks relaksasi pada node 2, yaitu :
𝑍 = 39 dengan x1 = 3 dan x2 = 3.

2) Node 3
Memaksimumkan Z = 5𝑥1 + 8𝑥2
Berdasarkan:
(1) 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 6
(2) 5𝑥1 + 9𝑥2 ≤ 45
(3) 𝑥2 ≥ 4
(4) 𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0

13
Persoalan yang telah dinyatakan dalam bentuk model matematis seperti
diatas diselesaikan dengan menggunakan metode simpleks, namun karena ada
𝑥2 ≥ 4, maka harus dikerjakan dengan metode simpleks direvisi, sehingga
diperoleh solusi optimal relaksasi pada node 3 seperti pada tabel :
Varibel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
dasar
Z 0 0 0 1 1 𝑀−1 41
1 4 4 1
X3 0 0 1 − −
5 5 5 5
1 9 9 9
X1 1 0 0 −
5 5 5 5
X2 0 1 0 0 -1 1 4

Pada tabel diatas, seluruh elemen pada baris fungsi tujuan tidak ada lagi
yang bernilai negatif. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang dilakukan sudah
merupakan hasil optimal, sehingga tidak perlu lagi dilakukan upaya perbaikan.
Nilai optimal yang dihasilkan adalah fungsi tujuan Z yang maksimum yaitu 41
dengan x1 = 1,8 dan x2 = 4.
Dari tabel diatas solusi optimal simpleks relaksasi pada node 3, diperoleh :
a) Batas atas 41 dengan x1 = 1,8 dan x2 = 4
b) Batas bawah 37 dengan x1 = 1 dan x2 = 4

Pada Node 1 sudah didapatkan solusi yang semuanya bulat, akan tetapi
pada Node 2 solusinya masih ada yang pecahan, sehingga masih memungkinkan
untuk dicari solusi bulat lainnya yang nilainya mungkin lebih besar dari solusi
pada node 1. Dengan demikian, Node 2 dapat dicabangkan lagi. Untuk
mencabangkan node 2, yang pertama harus dilakukan adalah memilih variable
yang memiliki pecahan terbesar. Karena x2 memiliki nilai berupa bilangan bulat,
maka x1 dengan bagian pecahan sebesar 0,8 adalah satu-satunya variabel yang
dipilih. Jadi, 2 batasan baru dikembangkan dari x1≤ 1 dan x1˃ 2. Sehingga
diperoleh 2 node baru yang merupakan cabang dari node 3.
14
Jika diteruskan hingga hasil yang paling optimal dan berupa bilangan
bulat, maka akan diperoleh:

Node 1
BA = 41,25 (x1=2,25 ;
x2=3,75)
BB = 34 (x1=2 , x2=3)

Node 2 Node 3
x2≤ 3 x2 ˃ 4
BA = 30 (x1=3 ; x2=3) BA = 41 (x1=1,8 ; x2=4)
BB = 30 (x1=3 ; x2=3) BB = 37 (x1=1 , x2=4)

Node 4
Node 5
x1≤ 1
x1 ˃ 2
BA = 40,55 (x1=1 ; x2=4,44)
tidak layak
BB = 37 (x1=1 , x2=4)

Node 6 Node 7
x2≤ 4 x2 ˃ 5
BA = 37 (x1=1 ; x2=4) BA = 40 (x1=0; x2=5)
BB = 30 (x1=3 ; x2=3) BB = 40 (x1=0; x2=5)

Gambar di atas menunjukkan bahwa solusi bilangan bulat optimal telah


tercapai pada node 7 yaitu Z= 40 dengan x1=0; x2=5. Dapat dilihat bahwa tidak
dimungkinkan lagi memperoleh solusi yang lebih baik. Dapat dilihat juga solusi
pada node 5 tidak layak. Hal ini dikarenakan tidak memiliki wilayah penyelesaian
yang layak.

15
f. Solusi simpleks relaksasi adalah merupakan batas atas pada tiap node, dan
solusi bilangan bulat maksimum yang ada (pada node mana saja) adalah
merupakan batas bawah.
Berdasarkan uraian pada langkah 5, maka diperoleh :
1) Batas atas 41,25 dengan x1 = 2,25 dan x2 = 3,75
2) Batas bawah 40 dengan x1 = 0 dan x2 = 5

g. Jika proses ini menghasilkan solusi bilangan bulat feasible dengan nilai batas
atas pada akhir node mana saja, maka solusi bilangan bulat optimal telah
tercapai. Jika tidak muncul solusi bilangan bulat feasible, lakukan
pencabangan dari node dengan batas atas terbesar.
Berdasarkan langkah 1 – 6, pencarian solusi integer telah selesai dengan
didapatkannya solusi di node 6 dan node 7 kedua-duanya integer. Maka diperoleh
solusi bilangan bulat optimal yaitu z = 40 dengan x1 = 0 dan x2 = 5. Maka, untuk
mendapatkan pendapatan maksimal, perusahaan lembaga pendidikan les bahasa
arab tersebut hanya harus memindahkan 5 tenaga pengajar ke wilayah 2.

D. Soal Latihan

1. Seorang produsen pencetakan Alquran memproduksi 2 model Alquran, yaitu


Alquran besar dan Alquran kecil. Masing-masing dari jenis Alquran akan
melalui proses pencetakan dan finishing. Waktu yang diperlukan untuk
pembuatan pencetakan Alquran besar adalah 5 jam sedangkan untuk Alquran
kecil adalah 2 jam. Selanjutnya, waktu yang diperlukan untuk finishing
Alquran besar adalah 1 jam dan Alquran kecil 1 jam. Produsen hanya
mempunyai waktu pencetakan 10 jam per minggu dan waktu finishing 3 jam
per minggu. Alquran besar menghasilkan keuntungan 30 SR/Alquran dan
Alquran kecil menghasilkan keuntungan 20 SR/Alquran. Berapa banyak

16
Alquran besar dan Alquran kecil yang harus diproduksi agar diperoleh
keuntungan maksimal?

2. Misalkan suatu perusahaan pakaian muslim bernama ….. memproduksi 2 jenis


baju, yaitu koko dan jubah. Dua produk itu membutuhkan dua tahap
pekerjaan. Baju koko membtuhkan waktu 30 menit pada tahap satu, dan 50
menit pada tahap 2. Sedangkan jubbah membutuhkan waktu 20 menit pada
tahap satu, dan 60 menit pada tahap 2. Dalam suatu shift kerja, bagian
produksi membatasi waktu yang disediakan untuk tahap satu maksimum 120
menit dan untuk tahap 2 maksimum 300 menit. Bagi perusahaan ….., setiap
baju koko menyumbang keuntungan $7 dan $6 untuk setiap jubah. Berapa
seharusnya produksi baju koko dan jubah dalam 1 shift agar keuntungan
perusahaan maksimum?5

E. Kunci Jawaban

1. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus memproduksi 2


baju koko dan 3 jubah dengan keuntungan maksimum $32.
2. Alquran besar yang harus diproduksi adalah 1 buah dan Alquran kecil 2 buah
agar memperoleh keuntungan maksimal.

5
Hafidh Syafwan, Jurnal manajemen informatika dan teknik computer: Penerapan metode branch
and bound dalam penyelesaian masalah pada integer programing. Vol. 1. No. 2, 2015
17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode branch and bound adalah metode solusi untuk persoalan program
linier yang mengharuskan variabelnya berupa bilangan bulat. Metode ini
menghasilkan solusi yang lebih akurat, tetapi memerlukan perhitungan yang
lebih kompleks. Maka, diperlukan tingkat ketelitian dan kesabaran yang
tinggi.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penulis memberikan saran:
1. Dalam makalah ini, tim penulis belum membaha tentang branch and bound
secara lebih mendalam, misalnya dengan metode acak. Maka disarankan bagi
pembaca yang ingin memperdalam pengkajian tentang branch and bound
untuk membahas tentang metode acak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Taylor, Bernard W. 2001. Sains dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat


Nufus, Hayatun., Nurdin, Erdawati. 2016. Program Linear. Pekanbaru: Cahaya
Firdaus
Maslihah,Sitih. 2015. at- Taqaddum: Metode Pemecahan Masalah Integer
Programing. Vol. 7
Syafwan, Hafidh. 2015. Jurnal manajemen informatika dan teknik computer:
Penerapan metode branch and bound dalam penyelesaian masalah pada
integer programing. Vol. 1

19

Anda mungkin juga menyukai