Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FUNGSI MINIMUM DALAM METODE SIMPLEKS

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Program Linier”

Dosen Pengampu : Santika Lya Diah Pramesti, M. Pd

Kelompok III :

1. Kalam Hanan (2618092)

2. Syareza Dani Yusuf (2618109)

3. Abdul Rozaq Sodik (2618110)

4. Nanda Khamidah (2618117)

Kelas C

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat iman dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta
salam kami limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis mencoba untuk membuat


makalah tentang “Fungsi Minimum dalam Metode Simpleks”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah “Program Linier“.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bu Santika selaku dosen


pengampu mata kuliah “Program Linier” yang telah memberikan tugas untuk
mata kuliah terkait dan membantu dalam penyusunan makalah ini. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf dan kami sangat
menantikan saran serta kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Kajen, 22 September 2019

Penyusun

i|IAINPEKALONGAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................1
D. Manfaat Makalah...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pemrograman Linier.......................................................................................3
B. Metode M Charnes…......................................................................................3
C. Aplikasi Metode M Charnes...........................................................................6
D. Latihan Soal..................................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii | I A I N P E K A L O N G A N
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang
dihadapinya. Masalah program linear ini berkembang pesat setelah ditemukan
suatu metode penyelesaian program linear dengan metode simpleks yang
dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun 1947. Selanjutnya, berbagai
cara dan metode dikembangkan untuk menyelesaikan masalah program linear
bahkan sampai pada masalah riset operasi hingga tahun 1950an seperti
pemrograman dinamik, teori antrian, dan teori persediaan.
Program linear banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi
dalam industri, perbankkan, pendidikan dan masalah-masalah lain yang dapat
dinyatakan dalam bentuk linear. Bentuk linear di sini berarti bahwa seluruh
fungsi dalam model ini merupakan fungsi linear. Tujuan utama dari program
linear ini adalah menentukan nilai optimum (maksimal atau minimal) dari
fungsi tujuan yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud pemrograman linier ?
2. Bagaimana mencari fungsi minimum dengan metode M Charnes ?
3. Bagaimana mengaplikasiman metode M Charnes ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pemrograman linier.
2. Menjelaskan metode M Charnes untuk fungsi minimum.
3. Menjelaskan aplikasi metode M Charnes untuk fungsi minimum.

1|IAINPEKALONGAN
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pembaca, diharapkan dapat mengetahui materi program linier dengan
pokok bahasan metode simpleks dan dapat menentukan fungsi minimum
dengan menggunakan metode M Charnes.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
“Program Linier”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemrograman Linier
Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk
memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan
menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear dalam rangka untuk
mencari pemecahan yang optimal dengan memperhatikan pembatasan-
pembatasan yang ada (Johannes Supranto, 1991 : 43). Fungsi linear yang
hendak dicari nilai optimum berbentuk sebuah persamaan yang disebut fungsi
tujuan. Fungsi linear yang harus terpenuhi dalam optimisasi fungsi tujuan,
dapat berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan yang disebut fungsi
kendala (Dumairy, 2012 : 344).
Sebuah fungsi 𝑓 adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan setiap
obyek 𝑥 dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai
tunggal 𝑓(𝑥) dari suatu himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh
secara demikian disebut daerah hasil fungsi (Varberg & Purcell, 2011 : 57).
Siswanto (2007 : 26) menyebutkan definisi pemrograman linear yaitu
sebagai metode metematis yang berbentuk linear untuk menentukan suatu
penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan
fungsi tujuan terhadap suatu susunan kendala. Secara keseluruhan,
berdasarkan definisi maka tujuan pemrograman linear adalah memecahkan
persoalan memaksimumkan atau meminimumkan untuk mendapatkan
penyelesaian yang optimal.

B. Metode M Charnes
Penyelesaian dasar awal dari suatu sistem persamaan diidentifikasi dengan
adanya matriks Im di mana m adalah banyaknya persamaan
Contoh I, kendala atau syarat dari PL
 2𝑥1 + 𝑥2 ≤ 5
 𝑥1 + 𝑥2 ≤ 3
 𝑥1, 𝑥2 non negatif; m = 2
Dengan menambah 𝑥3 dan 𝑥4 sebagai variabel penambah (slack) non-
negatif di ruas kiri, maka diperoleh:
 2𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 5
 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 3
Secara langsung terlihat matriks satuan I 2 sehingga penyelesaian dasar
awalnya adalah 𝑥1 = 0, 𝑥2 = 0, 𝑥3 = 5, dan 𝑥4 = 3.

Contoh II, kendala atau syarat PL


 2𝑥1 + 𝑥2 ≤ 15.........(i)
 −𝑥1 + 2𝑥2 ≥ 10…(ii)
 𝑥1, 𝑥2 non negatif; m = 2
Dengan menambah 𝑥3 non-negatif pada pertidaksamaan (i) dan
mengurangkan 𝑥4 non-negatif pada ruas kiri pertidaksamaan (ii) diperoleh:
 2𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 15
 −𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥4 = 10
Dari contoh tersebut, belum terlihat adanya matriks satuan I2 agar langsung
dapat menemukan penyelesaian dasar awal. Untuk itu, perlu menambah lagi
variabel semu (tiruan, artifisial) 𝑥𝑎 pada pertidaksamaan (ii) supaya
memperoleh I2 dan penyelesaian dasar awal 𝑥1 = 0, 𝑥2 = 0, 𝑥3 = 15, 𝑥4 = 0,
dan 𝑥𝑎 = 10.

Contoh III, kendala atau syarat PL


 2𝑥1 + 𝑥2 ≥ 5.........(i)
 𝑥1 + 𝑥2 ≥ 3...........(ii)
 𝑥1, 𝑥2 ≥ 0; m = 2
Contoh tersebut tidak langsung menunjukkan adanya I2 sehingga perlu
menambah variabel pengurang (surplus) 𝑥3dan 𝑥4 serta variabel tiruan (semu)
𝑥𝑎1 dan 𝑥𝑎2 yang non-negatif. Sistem persamaannya menjadi:
 2𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥𝑎1 = 5
 𝑥1 + 𝑥2 − 𝑥4 + 𝑥𝑎2 = 3
Dengan demikian menunjukan solusi dasar awal 𝑥1 = 𝑥2 = 𝑥3 = 𝑥4 = 0,
𝑥𝑎1 = 5, dan 𝑥𝑎2 = 3, sebab sudah ada matriks I2.

Dari ketiga contoh di atas, yang menjadi persoalan adalah bagaimana


variabel tiruan (artifisial) itu dapat digunakan untuk membantu mencari
penyelesaian masalah program linier.
Charles mencoba mencari jawaban atas persoalan tersebut dan
menggunakan metode simpleks untuk memaksa variabel artifisial menjadi nol,
dengan menentukan konstanta (-M) jika masalah yang dihadapi adalah
memaksimumkan fungsi tujuan dan menentukan nilai konstanta (M) pada
variabel artifisial jika masalah yang dihadapi adalah meminimumkan fungsi
tujuan.
Bagaimana memaksa variabel artifisial mencapai nilai nol ?. Jawabannya
sederhana saja, yaitu memasukkan variabel pokok menjadi variabel basis
menggantikan variabel tiruan yang sementara menjadi variabel basis.
Prosedur pemecahan mengikuti prosedur analisis simpleks baku, yaitu:
1. Merumuskan masalah PL dalam bentuk baku dengan kendala atau
syarat berbentuk persamaan, dengan cara menambah variabel slack
atau menambah dengan negative slack variabel bila tanda
pertidaksamaan “≥” (surplus variabel) sekaligus menambah variabel
tiruan, di ruas kiri tanda pertidaksamaan.
2. Pada fungsi tujuan, konstanta variabel slack atau surplus adalah nol,
sedangkan variabel tiruan diberi nilai (-M) untuk memaksimumkan
dan
(M) untuk meminimumkan.
3. Variabel tiruan sebagai variabel basis awal, yang akan segera
meninggalkan basis menjadi non-basis (bernilai nol).
4. Ikuti aturan simpleks untuk menentukan nilai fungsi tujuan,
a. Bila memaksimumkan maka pemecahan selesai atau fungsi
tujuan optimal pada saat semua (elemen) pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗
bernilai non-negatif.
b. Bila meminimumkan, pengerjaan selesai pada saat semua
(elemen) pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 non-positif (lawan dari
memaksimumkan).

C. Aplikasi Metode M Charnes


Untuk menyelesaikan persoalan program linier dengan fungsi tujuan
memaksimumkan dan meminimumkan memiliki cara yang berbeda. Metode M
Charnes dapat dinyatakan dalam bentuk sistem persamaan AX = B sebagai
berikut:
 Fungsi tujuan:
Meminimumkan 𝑍 = 𝐶1𝑋1 + 𝐶2𝑋2 + ⋯ + 𝐶𝑛𝑋𝑛
 Dibuat dalam bentuk matriks sebagai berikut:
𝑋1
𝑋
𝑍 = [𝐶1 𝐶2 … 𝐶𝑛] [ 2 ]

𝑋𝑛
 Batasan
𝑎11𝑋1 + 𝑎12𝑋2 +…+ 𝑎1𝑛𝑋𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏1
𝑎21𝑋1 + 𝑎22𝑋2 +…+ 𝑎2𝑛𝑋𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏2
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑎𝑚1𝑋1 + 𝑎𝑚2𝑋2 +…+ 𝑎𝑚𝑛𝑋𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏𝑚
 Bisa ditulis dalam bentuk matriks
𝑎11 𝑎12 ⋯ 𝑎1𝑛 𝑋1 𝑏1
𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎2𝑛 𝑋2 𝑏
[ ⋮ ] [ ] ≤ 𝑜𝑟 ≥ [ 2 ]
⋮ ⋱ ⋮ 𝑋3 ⋮
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 ⋯ 𝑋4 𝑏𝑚
𝑎𝑚𝑛
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan simpleks minimum,
sebagai berikut :
1. Mengubah semua kendala ke Bentuk Kanonik dengan menambah
variable Slack S. Variable slack yang ada dimasukkan (ditambahkan) ke
fungsi sasaran dan diberi koefisien 0.
2. Jika dalam matriks A sudah terbentuk Matriks Identitas maka disusun
tabel awal simpleks sebagai berikut :
𝐶𝑗 𝐶1 𝐶2 .. 𝐶𝑛 0 0 .. M

𝑋𝑗
𝐶𝑖 𝑋1 𝑋2 .. 𝑋𝑛 𝑆1 𝑆2 .. 𝑉1 𝑏𝑖 𝑅𝑖
𝑋𝑖

𝐶1 𝑋1 𝑎11 𝑎12 .. 𝑎1𝑛 .. 𝑏1 𝑅1

: : : : .. .. … …

𝐶𝑚 𝑋𝑚 𝑎𝑚1 .. 𝑏𝑚 𝑅𝑚

𝑍𝑗 𝑍1 𝑍2 .. 𝑍𝑛 ..

𝑍1 𝑍2 𝑍𝑛
𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 .. ..
− 𝐶1 − 𝐶2 − 𝐶𝑛

Keterangan :
 Baris 𝐶𝑗 diisi dengan para koefisien Fungsi Tujuan (sasaran)
 Baris 𝑋𝑗 diisi dengan nama-nama perubah (variabel) yang ada
 Kolom 𝑋𝑖 diisi dengan nama-nama perubah yang menjadi basis
(variabel yang menyusun matriks Identitas)
 Kolom 𝐶𝑖 diisi dengan para konstanta fungsi kendala (Nilai Sebelah
Kanan/NSK)
 Baris 𝑍𝑗 diisi dengan rumus :
𝑚

𝑍𝑗 = ∑ 𝐶𝑖 𝑎𝑖𝑗 , 𝑗 = 1, … , 𝑛
𝑖=1

 Kolom 𝑅𝑖 𝑏𝑖
,
diisi dengan rumus 𝑅𝑖 = 𝑖𝑘 = elemen-elemen yang
(𝑎
𝑎𝑖𝑘

berada dalam kolom kunci, dan 𝑅𝑖 dihitung hanya untuk 𝑎𝑖𝑘 ≥ 0


3. Jika belum terbentuk matriks identitas (𝐼𝑛), maka matriks identitas
dimunculkan dengan menambah perubah semu dan diberi notasi V.
Perubah semu yang dimasukkan pada fungsi sasaran dengan koefisien
sebesar (+M), dengan M adalah bilangan yang cukup besar.
Contoh dalam menyelesaikan simpleks minimum adalah sebagai berikut :
a. Meminimumkan 𝑍 = 22𝑋1 + 6𝑋2
b. Fungsi Kendala :
 11𝑋1 + 3𝑋2 ≥ 33
 8𝑋1 + 5𝑋2 ≤ 40
 7𝑋1 + 10𝑋22 ≤ 70, dan 𝑋1 ≥ 0, 𝑋2 ≥ 0
c. Bentuk Baku :
1) Meminimumkan 𝑍 = 22𝑋1 + 6𝑋2
2) Fungsi Kendala :
a) 11𝑋1 + 3𝑋2 − 1𝑆1 + 0𝑆2 + 0𝑆3 = 33
b) 8𝑋1 + 5𝑋2 + 0𝑆1 + 1𝑆2 + 0𝑆3 = 40
c) 7𝑋1 + 10𝑋2 + 0𝑆1 + 0𝑆2 + 1𝑆3 = 70
d) 𝑋1, 𝑋2, 𝑆1, 𝑆2, 𝑆3 ≥ 0
3) Jika ditulis dalam matriks :
𝑋1
11 3 −1 0 0 𝑋2 33
[8 5 0 1 0] 𝑆 = [40]
1
7 10 0 0 1 𝑆2 70
[𝑆3 ]

Bukan matriks identitas


4) Supaya muncul matriks identitas
a) Ditambah peubah semu Vk ke kendala
 11𝑋1 + 3𝑋2 − 1𝑆1 + 0𝑆2 + 0𝑆3 + 1𝑉1 = 33
 8𝑋1 + 5𝑋2 + 0𝑆1 + 1𝑆2 + 0𝑆3 + 0𝑉1 = 40
 7𝑋1 + 10𝑋2 + 0𝑆1 + 0𝑆2 + 1𝑆3 + 0𝑉1 = 70
Bisa ditulis menjadi
 11𝑋1 + 3𝑋2 + 1𝑉1 + 0𝑆2 + 0𝑆3 − 1𝑆1 = 33
 8𝑋1 + 5𝑋2 + 0𝑉1 + 1𝑆2 + 0𝑆3 + 0𝑆1 = 40
 7𝑋1 + 10𝑋2 + 0𝑉1 + 0𝑆2 + 1𝑆3 + 0𝑆1 = 70
Dan X1, X2, S1, S2, S3, V1, V2 ≥ 0
5) Jika ditulis dalam matriks :
𝑋1
𝑋2
11 3 1 0 0−1 33
𝑉1
[8 5 0 1 0 0 ] 1 = [40]
7 10 0 0 10 𝑆 70
𝑆2
[𝑆3 ]
Merupakan matriks identitas
Fungsi tujuan menjadi :
𝑍 = 22𝑋1 + 6𝑋2 + 𝑀𝑉1 + 0𝑆1 + 0𝑆2 + 0𝑆3, Dengan M adalah bilangan
yang sangat besar.
Cara mengetahui tabel sudah minimum dengan melakukan pemeriksaan
terhadap nilai 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 . Berikut adalah langkah-lagkah dalam melakukan
pemerikasaan terhadap nilai 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 , ialah :
1. Tabel dikatakan sudah minimum, jika semua 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≤ 0.
2. Jika ada 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 > 0 (positif), maka dibuat tabel baru dengan cara
sebagai berikut :
a. Menentukan kolom kunci yaitu memilik nilai 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 yang terbesar.
Sebut dengan 𝑍𝑘 − 𝐶𝑘 , maka kolom ke-k disebut kolom kunci.
b. Pada kolom ke-k dilakukan pemeriksaan terhadap nilai 𝑎𝑖𝑘.
1) Jika untuk semua 𝑎𝑖𝑘 negatif (𝑎𝑖𝑘 < 0), maka nilai fungsi tujuan
tidak terbatas.
2) Jika terdapat 𝑎𝑖𝑘 yng positif, hitung nilai 𝑅𝑖 (untuk 𝑎𝑖𝑘 yang
positif saja).
c. Menentukan baris kunci, yaitu nilai 𝑅𝑖 yang terkecil, kemudian baris
yang memuat 𝑅𝑖 terkecil disebut baris kunci.
d. Kemudian susun tabel, dimulai dari baris kunci baru :
1) Untuk elemen baris kunci baru :
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖 𝑙𝑎𝑚𝑎
 Elemen baris kunci baru =
𝑎𝑖𝑘

2) Untuk elemen baris lain :


 Elemen baris baru = elemen baris lama – (𝑎𝑖𝑘 ×
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑟 𝑏𝑎𝑟𝑢)
3. Kemudian tentukan lagi nilai 𝑋𝑖, 𝐶𝑖, 𝑍𝑗, 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 .
Sebenarnya langkah metode simpleks minimum hampir sama dengan
maksimum, hanya saja ada beberapa perbedaan diantara keduanya, antara lain :
1. Pengubahan bentuk kanonik, koefisien dari peubah (variabel) semu (V)
pada fungsi sasaran adalah +M, dimana M adalah bilangan yang sangat
besar.
2. Tabel dikatakan sudah minimum, jika semua nilai dari 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≤ 0.
3. Penentuan kolom kunci berdasarkan nilai 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 yang paling besar yaitu
(maks {𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 }).
Contoh dalam menyelesaikan simpleks minimum adalah sebagai berikut :
a. Meminimumkan 𝑍 = 40𝑋1 + 80𝑋2, dengan batasan/kendala :
 𝑋1 + 𝑋2 ≥ 4
 𝑋1 + 3𝑋2 ≥ 6
𝑋1 ≥ 0, 𝑋2 ≥ 0
Penyelesaian :
a) Bentuk Kanonik :
 X1 + X2 - 1S1 + 0S2 + 1V1+ 0V2 = 4
 X1 + 3X2 + 0S1 – 1S2 + 0V1 + 1V2 = 6
b) Meminimumkan :
 Z = 40X1 + 80X2 + 0S1 + 0S2 + MV1 + MV2

Karena semua Zj – Cj ≤ 0, maka tabel sudah minimal, dengan nilai X1 = 3,


dan X2 = 1, dan Zmin = 200
D. Latihan Soal
Berikut ini, ada beberapa latihan soal yang dapat dikerjakan oleh pembaca
makalah ini:
1. Selesaikan Persoalan Program Linier berikut dengan metode M Charnes
a. Meminimumkan Z = 3X1 + 2X2, dengan batasan atau kendala :
 X1 + X2 ≥ 2
 2X1 + X2 ≥ 3
 X1 ≥ 0, X2 ≥ 0

b. Meminimumkan Z = 6X1 + 4X2, dengan batasan atau kendala:


 2X1 + X2 ≥ 1
 3X1 + 4X2 ≥ 1,5
 X1 ≥ 0, X2 ≥ 0
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis simpleks dengan metode M Charnes digunakan bila pada saat
menerjemahkan data program linier pada kendala atau syarat tidak dijumpai
matriks satuan M di mana In adalah jumlah persamaan untuk menentukan
penyelesaian dasar awal. Untuk itu perlu menambahkan variabel tiruan (semu,
artifisial) non-negatif di ruas kiri kendala atau syarat yang bertanda “=” atau
“>”.
Konstanta (harga) variabel tiruan pada fungsi tujuan dikenakan nilai M
bila meminimumkan fungsi tujuan, atau –M bila memaksimumkan fungsi
tujuan.
Analisis selanjutnya menggunakan aturan simpleks untuk masalah
meminimumkan fungsi tujuan. Fungsi tujuan mencapai optimal bila semua
elemen pada basis evaluasi 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≥ 0 (kecuali kasus khusus).
Fungsi tujuan mencapai nilai minimum bila semua elemen pada baris
evaluasi 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≤ 0 (kecuali kasus khusu).
Daftar Pustaka

Bazaraa Mokhtar dan Jarvis John J. (1977). Linear Programming and Network
flows. New York London Santa Barbara Sydney Toronto: John Wiley &
Sons.
Bunday Brian D. (1984). Basic Linear Programming. Baltimore USA: Eduard
Arnold.
Bunarso T. (1976). Program Linear (Diktat Terbatas). Bandung: Jurusan
Matematika, IKIP Bandung.
Kakisina Stephen dan Bambang Handoyo. (1986). Programasi Linear. Semarang:
Satya Wacana.
Marthen Tapilouw dan N. Soemartojo. (2016). Program Linier. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Staffnew UNY. (2019). Metode Simpleks Minimum. Diakses dari website:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319413/pendidikan/Modul+OR+-
+Simpleks+Minimum.pdf pada tanggal 24 September 2019

Anda mungkin juga menyukai