Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM LINIER

Ditulis oleh :
Kelompok 2
Alfina Syahrini Ginting 4203111116
Angelin Yohanna Manurung 4203111127
Annida Aulia Zannah 4203111091
Gabriella Angelica br Ginting 4201111013
Gilberd M. Sitorus Pane 4203111013
Josua Gumsih Gultom 4203311032
Lolo Kholiza Banurea 4202411001
Sriaty Elisa Maldini Tampubolon 4201111018
Tasya Amelia 4203311013
Widiana Sari 4201111014

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kami kesehatan, pengetahuan,
kekuatan dan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul
“Program Linier” ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah untuk memaparkan dan mengulas
materi terkait Program Linier. Selain itu, tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan penulis dan pembaca terkait materi Program Linier.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Matematika Pendidikan Dasar yaitu Bapak Wingston Leonard Sihombing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, serta saran dalam membantu menyelesaikan tugas makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah ikut berkontribusi
dalam membantu menyelesaikan tugas ini terkhusus anggota kelompok 2. Selanjutnya
ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan
doa dan dukungan secara penuh sehingga penulis tetap bersemangat.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan. Demikian Makalah ini disusun semoga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, 10 Maret 2022


Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 1

BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Definisi Pemprograman Linier ...................................................................................... 2
B. Sifat Dasar/ Karakteristik Pemprograman Linier .......................................................... 2
C. Model Pemprograman Linier ......................................................................................... 3
D. Formulasi Permasalahan ................................................................................................ 5
E. Metode Grafik ................................................................................................................ 7
F. Pengertian program Linear ............................................................................................ 8
G. Program Linear dengan Metode Grafik dan Metode Simpleks Dua Variabel ............... 9

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
A. Simpulan ...................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan atau organisasi perlu merencanakan strategi yang dapat
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan maksimal atau
biaya minimal. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki keterbatasan atas sumber
dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang,
tenaga, kerja, maupun model. Dengan keterbatasan ini, setiap perusahaan melakukan
beberapa cara untuk melakukan optimasi dengan hasil yang dicapai, salah satunya
dengan program linear (Linear Programming).
Pemrograman linear (linear proramming) adalah teknik pengambilan keputusan
untuk memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara
berbagai kepentingan seoptimal mungkin. Pemrograman linear merupakan salah satu
metode dalam riset operasi yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan
dengan menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Teknik ini telah diterapkan
secara luas pada berbagai persoalan dalam perusahaan, untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan penugasan karyawan, penggunaan mesin, distribusi, dan
pengangkutan, penentuan kapasitas produk, ataupun dalam penentuan portofolio
investasi.
Linear Programming (LP) adalah suatu metode programasi yang variabelnya
disusun dengan persamaan linier. Oleh berbagai analist, maka LP diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi “programasi linier”, “pemrograman garis lurus”,
“programasi garis lurus” atau lainnya. Sebagai alat kuantitatif untuk melakuakn
pemrograman, maka metode LP juga ada kelebihan dan kelemahannya. Oleh karena
itu, pembaca atau peneliti harus mampu mengidentifikasi kapan alat ini dipergunakan
dan kapan tidak dipergunakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasi permasalahan pada Program Linear?
2. Apa pengertian Program Linear?
3. Bagaimana bentuk umum Program Linear?

C. Tujuan
1. Mengetahui formulasi permasalahan pada Program Linear
2. Mengetahui pengertian Program Linear
3. Mengetahui bentuk umum Program Linear
4. Mengetahui cara penyelesaian Program Linear dengan metode grafik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemprograman Linier


Setiap perusahaan atau organisasi memiliki keterbatasan atas sumber dayanya, baik
keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang tenaga kerja, jam
kerja, maupun modal. Dengan keterbatasan ini, perusahaan perlu merencanakan
strategi yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa
keuntungan maksimal atau biaya minimal. Berbagai cara lain telah ditemukan untuk
tujuan itu, salah satu diantaranya pemrograman linear.
Pemprograman linier adalah metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya
yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimalkan keuntungan atau
meminimumkan biaya. Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam
dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier
dengan beberapa kendala linier.
Program linier banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah optimal didalam
industri, perbankan, pendidikan, dan masalah-masalah lain yang dapat dinyatakan
dalam bentuk linier.

B. Sifat Dasar / Karakteristik Pemprograman Linier

Sifat-sifat dasar atau Karakteristik Pemrograman Linear adalah sebagai berikut:

1. Sifat linieritas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa


cara. Secara statistik, cara ini dapat diperiksa kelinearan menggunakan grafik
(diagram pencar).
2. Sifat proposional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan
atau penggunaan sumber daya yang membatasi proposional terhadap level
nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun
jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain,
jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat
proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya
tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak
dipenuhi.
3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang
diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak dapat ditemukan bentuk perkalian
silang pada model. Sifat aditivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun
pembatas (kendala). Sifat aditivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan
penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan.
4. Sifat divisiabel berarti unit aktivitas dapat dibagi dalam sembarang level
fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.
5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa
konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas
merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

2
C. Model Pemprograman Linier

Contoh:
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut!
3x + 5y ≤ 15
x≥ 0
y≥ 0

Penyelesaian:
Gambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0
Untuk 3x + 5y ≤ 15
Pilih titik (0,0), kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
3 × 0 + 5× 0 ≤ 15
0 ≤ 15 (benar), artinya dipenuhi
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (0,0)
Untuk x ≥ 0, pilih titik (1,1) kemudian disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 ≥ 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1)
Untuk y ≥ 0, pilih titik (1,1) kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga
diperoleh: 1 ≥ 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1).

Selanjutnya arsir daerah yang memenuhi persamaan, seperti gambar

dibawah ini.

Daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan merupakan irisan dari ketiga himpunan


penyelesaian pertidaksamaan di atas, yaitu seperti terlihat pada gambar berikut ini (daerah
yang diarsir).

Pertidaksamaan Linear juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan memodelkan masalah menjadi model
matematika. Jadi, Model matematika merupakan suatu cara sederhana untuk
menerjemahkan suatu masalah ke dalam bahasa matematika dengan menggunakan
persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi.

Perhatikan contoh berikut :


3
Pak Adi merupakan seorang pedagang roti. Beliau menjual roti menggunakan gerobak yang
dapat memuat 600 bungkus roti. Roti yang dijualnya yaitu roti manis dan roti tawar dengan
harga masing-masing Rp 5.500,00 untuk roti manis dan Rp 4.500,00 untuk roti tawar per
bungkusnya. Dari penjualan roti tersebut, beliau memperoleh keuntungan Rp 500,00 dari
sebungkus roti manis dan Rp 600,00 dari sebungkus roti tawar. Apabila modal yang dimiliki
oleh Pak Budi adalah Rp 600.000, buatlah model matematika agar beliau dapat memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya!

Penyelesaian :
Permasalahan Pak Adi diatas dapat dimodelkan dalam bentuk matematika dengan
menggunakan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Dengan memisalkan banyaknya
roti manis sebgai x dan roti tawar sebagai y sehingga diperoleh tabel sebagai berikut.

Roti manis sebgai x dan roti tawar sebagai y sehingga diperoleh tabel sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas jika kita tuliskan dalam bentuk pertidaksamaan linear menjadi
x + y ≤ 600,
5.500x + 4.500y ≤ 600.000,
Untuk x, y anggota bilangan cacah, x ≥ 0, y ≥ 0

Dua pertidaksamaan terakhir (baris ketiga) menunjukkan syarat dari nilai x dan y. Dikarena
x dan y merupakan pernyataan yang menyatakan banyaknya roti, maka tidak mungkin nilai
x dan y bernilai negatif.

Perhatikan kolom keempat dari tabel di atas yang menyatakan fungsi yang akan ditentukan
nilai maksimumnya (nilai optimum). Fungsi tersebut dapat dituliskan dalam persamaan
matematika sebagai berikut.

f(x,y) = 500x + 600y

Untuk menyelesaikan sistem pertidaksamaan diatas kita dapat mengikuti langkah berikut :

1. Ubah masalah tersebut ke dalam model matematika yaitu dengan membuat tabel,
fungsi pembatas dan fungsi tujuan. Tabel di sini untuk mempermudah membaca
data. Fungsi pembatas/kendala yaitu beberapa pertidaksamaan linier yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut. Fungsi tujuan/objektif yaitu suatu
fungsi yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Biasanya fungsi tujuan
dinyatakan dengan f(x,y) = ax + by atau z = ax + by

4
2. Lukislah daerah penyelesaian dari fungsi pembatasnya
3. Tentukan koordinat-koordinat titik ujung daerah penyelesaian. Jika belum ada
gunakan bantuan eliminasi dari perpotongan 2 garis
4. Ujilah masing-masing titik ujung daerah penyelesaian
5. Tentukan nilai terbesar/terkecilnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Dimana langkah no 1 telah kita dapatkan karena disini rumus matematika menunjukan
bagaimana cara membuat model matematika. Selanjutnya ikuti langkah berikutnya agar kita
memperoleh daerah penyelesaiannya.

D. Formulasi Permasalahan
• Masalah keputusan yang sering dihadapi analisis adalah alokasi optimum sumber daya.
• Sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu,
ruangan atau teknologi.
• Tugas analisis adalah mencapai hasil terbaik dengan keterbatasan sumber daya itu.
• Setelah masalah diidentifikasikan, tujuan ditetapkam, langkah selanjutnya adalah
formulasi model matematika.
• Formulasi model matematika ada 3 tahap :

1. Tentukan variabel yang tidak diketahui dan dinyatakan dalam simbol.


2. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier dari
variabel keputusan.
3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikannya dalam
persamaan atau pertidaksamaan.

Contoh kasus yang diselesaikan :

Contoh :

Tentukan nilai maksimum dari fungsi f(x,y) = 3 x + 5 y dengan batasan

3x + y ≤ 6

x + 2y ≤ 4

x ≥ dan y ≥ 0

Jawab :

Kita gambarkan derah hasil dari pertidak samaan 3x + y ≤ 6 dan x + 2y ≤ 4 pada diagram
cartesius

5
Pertidaksamaan Titik Potong Sb x Titik Potong Sb y
3x + y ≤ 6 (2,0) (0,6)
x + 2y ≤ 4 (4,0) (0,2

Dengan menggunakan yang telah kami jelaskan sebelumnya maka di dapat gambar :

Kita tentukan titik B yang merupakan titik potong dua pertidaksamaann menggunakan metode
eliminasi (bisa juga substitusi)

3x + y = 6 [x 2] ⇒ 6x + 2y = 12
x + 2y = 4 [x 1] ⇒ x + 2y = 4
—————————————— –
5x = 8
x = 8/5
x + 2y = 4
16/5 + 2y = 4
2y = 4 – 8/5 = 20/5 – 8/5 = 12/5
y = 6/5

Dari diagram cartesius tersebut sobat dapatkan titik ekstrim

O (0,0) ; A (2,0) ; B (8/5,6/5) ; C (0,2)

Nilai f (x,y) = 3 x + 5 y kita cari untuk masing-masing titik ekstrim

f(O) = 0+0 = 0
f(A) = 3(2) + 5(0) = 6
f(B) = 3(8/5) + 5(6/5) = 54/5 = 10 4/5
f (C) = 3(0) + 5.2 = 10

Jadi nilai maksimal dari fungsi tujuan adalah 10 4/5 yang didapat pada kondisi (titik) B (8/5,6/5)

6
E. Metode Grafik

Metode grafik adalah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
optimalisasi dalam programasi linier. Keterbatasan metode ini adalah variabel yang bisa digunakan
terbatas (hanya dua), penggunaan 3 variabel akan sangat sulit dilakukan.

Dua macam fungsi Program Linear:

• Fungsi tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah


• Fungsi kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas
sumber daya tersebut.

Langkah – langkah penyelesaian dengan metode grafik:

1. Buatlah model matematika / kendala


2. Tentukan fungsi sasaran (Z).
3. Menyelesaikan fungsi pertidaksamaan :

• Jadikan setiap kendala menjadi bentuk persamaan,


• Buat grafik untuk setiap kendala dan kemudian tentukan daerah penyelesaian atau HP,
• Setelah grafik dibuat, kemudian tentukan himpunan penyelesaian (HP). Setelah itu, kita
menentukan titik – titik terluar yang terdapat didalam grafik tersebut.
• Setelah titik – titik terluar ditentukan, Uji titik – titik terluarnya untuk menentukan nilai
maksimumnya.

7
F. PENGERTIAN PROGRAM LINEAR

Program linear, kata benda dari pemrograman linear (linear programming), muncul dalam
bidang penelitian operasional (operational research), telah terbukti sebagai cara yang paling tepat
26 untuk penyelesaian masalah tertentu. Ide ini pertama kali dikembangkan dalam bidang
kemelitiran selama Perang Dunia Kedua, kemudian dikembangkan di dalam bidang pemerintahan,
manajemen, komersial dan perdangangan, aplikasi dalam bidang industri, dan lainnya.
Formulasi atau Model matematika suatu program linear menunjukan bentuk sajian data
program linear dengan simbol (notasi lambang) matematika, yaitu (1) Fungsi tujuan Z = f(𝑥1 , 𝑥2 ,
. . ., 𝑥𝑛 ) sebagai fungsi linear dengan variabel aktivitas (keluaran) 𝑥1 , 𝑥2 , . . ., 𝑥𝑛 , (2) sumber daya
yang terbatas di mana tiap pembatas secara proporsional menunjang tiap variabel aktivitas.
Umumnya variabel aktivitas non-negatif.
Pembatas adalah suatu sistem pertidaksamaan linear.
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + … 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏2
… + … + ….
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + … 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 ≤ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 𝑏𝑚
Dengan notasi matriks/ vektor rumusan di atas menjadi

Z = 𝑐 𝑇 𝑥𝑖 maks (atau Min)


𝑋0 ≥ 0
𝐴0 𝑥0 ≤ atau ≥ b

𝐶 𝑇 = (𝑐1 , 𝑐2, . . ., 𝑐𝑛 ); vektor baris 1 x n; 𝑥0 = (𝑥1 , 𝑥2 , . . ., 𝑥𝑛 ) vektor kolom n x 1; b = (𝑏1 ,


𝑏2 , . . ., 𝑏𝑛 ) vektor kolom m x 1 dan 𝐴0 = (𝑎𝑖𝑗 ) matriks orde m x n dari koefisien 𝑥1 pada pembatas.

Rumusan pembatas di atas menunjukan bahwa terdapat kombinasi tanda “≤” atau “≥”
dalam satu sistem pertidaksamaan sebagai pembatas. Rumusan resmi (kanonik) atau masalah
program linear adalah sebagai berikut.
1. Masalah memaksimumkan
Fungsi tujuan Z = ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗 𝑥𝑗 ; 𝑗 = 1,2,…,n

Pembatas ∑𝑛𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 ≤ 𝑏𝑖

Untuk i = 1,2,…, m ; xj > 0

8
2. Masalah meminimumkan
Fungsi tujuan Z = ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗 𝑥𝑗 ; 𝑗 = 1,2,…,n

Pembatas ∑𝑛𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑗 ≥ 𝑏𝑖 ; 𝑥𝑖 ≥ 0 ; I = 1,2,….,m

Tanda pertidaksamaan yang sama dalam rumusan suatu program linear dalam bentuk
kanonik akan membantu kita untuk menyusun program dual dari masalah primal yang sudah
ditetapkan lebih dahulu (akan dibahas pada modul 5).
Memperhatikan daerah hasil layak yang kita gambar dan juga penerapan pengertian rank
matriks koefisien dan rank matriks yang diperbesar dari suatu masalah program linear (1)
mempunyai pemecahan optimal tunggal, (2) optimal alternatif, (3) optimal tanpa batas, dan (4)
tidak terdapat nilai Z optimal yang mungkin berdampak kurang tepat dalam penetapan sebaran
yang proporsional dari tiap pembatas (persediaan) untuk menunjang tiap variabel aktivitas.

G. PROGRAM LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN METODE SIMPLEKS DUA VARIABEL
Metode/ cara grafik ialah suatu cara penyelesaian masalah program linear berdasarkan
pendekatan geometriks dengan tahap kegiatan sebagai berikut.
1. Terjemahkan persoalan yang dihadapi ke dalam model matematika sehingga jelas,
Fungsi tujuan z = F (𝑥1 , 𝑥2 , . . ., 𝑥𝑛 ) = 𝑐1𝑥1 + 𝑐𝑛 𝑥𝑛 atau z = ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑖 𝑥𝑖 . j = 1,2,…,n; untuk
persoalan dua variabel j= 1,2
pembatas: ∑𝑛𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 ≤ b, Maks; ∑𝑛𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 ≥ b1 Min

I = 1,2, …,m; j= 1,2,…,n 𝑥𝑖 non-negatif

2. Kalau rumusan persoalan z = 𝑐1𝑥1 + 𝑐2𝑥2 Maksimum/Minimum


Pembatas a11x1 + a12x2 ≤ atau ≥ b1
a21x1 + a22x2 ≤ atau ≥ b2
Gambarlah garis a11x1 + a12x2 = b1 ; a21x1 + a22x2 = b2 kemudian arsirlah daerah layak
hasil sesuai dengan tanda pertidaksamaan. Gambarlah garis selidik yaitu garis yang Program
Linier 59 sejajar garis c1x1 + c2x2 = 0 yang melalui titik sudut dalam daerah layak hasil.
Substitusikan koordinat titik sudut yang dilalui oleh garis selidik terjauh dari 0 (0,0) untuk
persoalan memaksimumkan atau terdekat kalau persoalan meminimumkan.

9
3. Kalau ternyata ada 3 variabel aktivitas dan terikat pada beberapa pembatas berbentuk
pertidaksamaan linear maka daerah layak hasil terdapat di dalam ruang/permukaan
bangunan ruang. Hal ini dimungkinkan sebab harus digambar bidang datar a11x1 + a12x2 +
a13x3 = b1 dan seterusnya untuk pembatas lainnya.
Dengan bantuan pengertian matriks/vektor gambaran daerah peyelesaian dapat
ditampilkan dengan gambar kerucut yang dibangun dengan vektor kolom koefisien
pembatas
Selain cara grafik, suatu persoalan program linear dapat diselesaikan dengan cara simpleks
(operasi aljabar), di sini diperkenalkan juga penggunaan matriks/ vektor kolom t sebagai operator
untuk transmormasi vektor 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2, … , 𝑎𝑛+𝑚 + 𝑏 ; n ialah banyaknya variabel pokok; m ialah
banyak persamaan dan banyak variabel penambah 9slack) bernilai non-negatif sebanyak (n-m):
Misalkan z = c1x1 + c2x2 Maks
Syarat a11x1 + a12x2 + x3 = b1

A21x1 + a22x2 + x4 = b1
1. Penyelesaian awal x1 = 0, x2 = 0, x3 = b1, x4 = b2
2. Dalam contoh ini diambil semua koefisien positif. Memilih variabel x1 atau x2 masuk menjadi
basis dilihat dari nilai terbesar, karena dinilai memberi imbalan terbesar bila x1 60 atau x1
menjadi baasis, yaitu dari nol menjadi satu, dua dan seterusnya.
Kemudian melihat baris (persamaan) manakah yang menjadi kunci dilihat perbandingan
antara tiap entri b dengan entri bersesuaian pada aj; variabel yang dipilih menjadi basis. Misalnya
x1 menjadi basis karena c1 lebih besar dari c2 dan pilihan berdasarkan.
𝑏 𝑏
X = Min (𝑎 1 , 𝑎 2 )
11 21

𝑏
Kalau 𝑎 2 minimum, maka x4 menjadi variabel non-basis x4 = 0, vektor kolom 𝑡 dicari dari
21
vektor kolom 𝑎1 menjadi [0,0,1]
𝑐 −𝑎11 1−𝑎11
𝑡 = (𝑎 1 , , )
21 𝑎21 𝑎21

Dalam hal ini a21 sebagai elemen (entri) kunci pada baris ke-2 atau persamaan ke-2 koefisien
variabel x – 1a

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Program linear adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang terbatas untuk mencapai optimasi,
yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergabung pada sejumlah
variabel input. • Yang termasuk dalam komponen model program linear adalah variable
keputusan, fungsi tujuan, dan batasan model. Program linier bisa di selesaikan menggunakan
metode grafik untuk menentukan persoalan maksimum maupun minimum.

B. Saran

Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi program linear ini
terutama pengaplikasiannya di bidang sosial ekonomi pertanian. Jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdilah. 2013. Program Linear. Makassar: Dua Satu Press


Zulyadaini. 2017. Program Linier. Yogyakarta: Tangga Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai