Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“PHYTAGORAS DAN ALIRANNYA”

Diajukan untuk memenuhi tugas


Filsafat Ilmu

DISUSUN OLEH :

Nama/NIM : Finni Aulia Sari (21308251034)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU.

JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN SAINS


PRODI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Phytagoras
dan alirannya”.Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Ilmu”.

Penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada “Dosen Pengampu Mata Kuliah


“Filsafat Ilmu” yaitu Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU dan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, baik materi
maupun teknik penulisannya.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan sebagaimana mestinya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya terhadap
penulis.Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terimakasih.

Padang, 12 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 6

C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 9

A. Phytagoras............................................................................................................. 9

B. Pemikiran Phytagoras............................................................................................ 20

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 76

A. Kesimpulan............................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Arti filsafat menurut bahasa Arab, filsafat terdiri dari dua kata, yaitu philos dan shopia yang

berarti pecinta pengetahuan. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher. Dalam

bahasa Arabnya adalah failasuf. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan

sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.

Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat

artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara

mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang

mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Sebuah semboyan

mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua

manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia

yang berpikir adalah filsuf.

Phytagoras adalah ahli filsafat sekaligus ahli pikir.Terutama dalam ilmu matematika dan

ilmu berhitung.Selain itu falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka.

Phytagoras  penah mengungkapkan kata-kata,bahwa ”All Things Are Number”. Kata-kata ini

tampak seolah-olah nonsense dan omong kosong belaka,akan tetapi justru ajaran itulah yang

menjadi segala pokok pangkal ilmu-hakikat,ilmu pasti dan theology 

Phytagoras memiliki peran yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan

Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat

hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisisiku-sikunya). Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini

berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur

dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam yang

ada dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah riwayat hidup dari Phytagoras?

2. Apa-apa saja pemikiran dari Phytagoras?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui riwayat hidup dari phytagoras

2. Untuk mengetahui pemikiran dari phytagoras


BAB II

PEMBAHASAN
1. Riwayat Hidup Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras adalah

seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal

sebagai “bapak bilangan”, dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran

keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat

banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras melakukan perjalanan

kekreta untuk mempelajari sistem hukum disana. Kembali di samos dia mendirikan sebuah

sekolah yang disebut setengah lingkaran. Phytagoras meninggalkan samos dan pergi ke italia

selatan pada sekitar 518 SM.

Mnesarchus adalah ayah dari phytagoras, sementara ibunya bernama Pythais adalah

penduduk asli Samos. Mnesarchus adalah seorang pedagang yang datang dari Tirus (Lebanon). Ia

pernah membawa jagung ke Samos pada masa kelaparan dan mendapat kewarganegaraan dari

Samos sebagai tanda syukur. Sebagai seorang anak Pythagoras menghabiskan tahun-tahun awal

di Samos, lalu ia melakukan perjalanan secara luas dengan ayahnya. Mnesarchus pernah kembali

ke Tirus bersama Phytagoras, ia mengajar di sana oleh Kaldea dan orang-orang terpelajar dari

Suriah.

Tiga filsuf yang mempengaruhi Pythagoras ketika ia masih muda. Salah satunya adalah

Pherekydes yang banyak menggambarkan sebagai guru dari Pythagoras. Dua filsuf lain yang

mempengaruhi Pythagoras dan memperkenalkan Pythagoras kepada ide-ide matematika, adalah

Thales dan Anaximander yang keduanya tinggal di Miletus. Pythagoras mengunjungi Thales di

Miletus ketika ia berusia antara 18 dan 20 tahun. Pada saat ini, Thales adalah seorang lelaki tua
dan, ia mungkin tidak mengajari phytagoras banyak hal. Namun Thales mengasah minat

Pythagoras dalam matematika dan astronomi. Thales menyarankan Pythagoras untuk pergi ke

Mesir.

Dalam tradisi yunani diceritakan bahwa phytagoras banyak melakukan perjalanan,

diantaranya ke  Mesir. Perjalanannya ke Mesir merupakan salah satu bentuk usaha untuk berguru

dan menimba ilmu kepada imam-imam di Mesir. Konon karena kecerdasannya yang luar biasa

para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid.

Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disitu ia belajar

berbagai macam misteri. Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar

astronomi, selanjutnya beliau belajar Logistik dan Geometri kepada para imam Phoenesia.

Belajar ritus-ritus mistik kepada para Magi. Dalam perjumpaannya dengan Zarathustra ia belajar

teori perlawanan.

Pada 525 SM Cambyses II, raja Persia, menyerang Mesir. Polycrates meninggalkan Mesir.

Pythagoras menjadi tawanan dan dibawa ke Babel. Pythagoras dibawa oleh para pengikut

Cambyses sebagai tawanan perang. Saat menjadi tawanan ia belajar tentang penyembahan yang

sangat mistis para dewa dan ilmu-ilmu matematika yang diajarkan oleh orang Babel.

Pythagoras membentuk sebuah sekolah di kota Samos yang bernama “setengah lingkaran”,

nama itu bahkan dikenal sampai hari ini. Phytagoras menjadi guru untuk anak Polycartes seorang

penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530 SM, karena tidak setuju dengan pemerintahan

tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras

mendirikan sebuah sekolah beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum

Phytagorean”. Pythagoras menjadi kepala masyarakat. Mereka tinggal permanen, tidak punya
barang pribadi dan vegetarian. Kaum Phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-

pemikiran Phytagoras.

pengikut-pengikut Phytagoras,pada kemudian hari berkembang dua aliran:

1) Aliran yang pertama disebut akusmatikoi  (akusma = apa yang telah didengar;peraturan)

mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama.

2) Aliran yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan)

mereka mengutamakan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pasti.

Pada akhir hidupnya  Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya berpindah ke kota Metapontion

karena alasan-alasan politik dan ia meninggal di sana.

2. Pemikiran Phytagoras
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya

sebagai unsur semua benda. Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi

berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur

dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu

segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.

Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules the

universe = bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik

yang termasuk teori bilangan. Pemikirannya tentang bilangan,ia mengemukakan bahwa setiap

bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri.Satu adalah asal

mula segala sesuatu sepuluh,dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih

sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas).Salah seorang penganut

Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,jiwa itu bilangan enam,badan itu

bilangan empat.
Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu

keseluruan yang teratur,sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.Keharmonisan dapat tercapai

dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan,seperti:

a. Terbatas-Tak terbatas

b. Ganjil-Genap

c. Satu-Banyak

d. Laki-laki – Perempuan

e. Bujur sangkar – Empat persegi panjang

f. Diam – Gerak

g. Lurus – Bengkok

h. Baik –Buruk

i. Terang – Gelap

j.  Kanan – Kiri

Menurut Phytagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja,oleh

karenanya iya tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales,akan tetapi menyebut dirinya

sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini kemudian menjadi

philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga

sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta

atau kebijaksanaan.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang

menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah

kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Secara sistematis, teorema ini biasanya ditulis

sebagai : a2 + b2 = c2, dimana a dan b mewakili panjang dari dua sisi lain dari segitiga siku-siku

dan c mewakili panjang dari hipotenusnya (sisi miring).Walaupun fakta di dalam teorema ini
telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dinobatkan kepada

Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis. Sebagai

seorang ahli matematika abadi dengan dalil-dalilnya yaitu jumlah dari luas dua sisi sebuah

segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan

dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur. Ia percaya

keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-

bilangan atau perbandingan bilangan. Berikut ajaran yang dianut Phytagoras

a) Ajaran Tentang Jiwa / Manusia

Pythagoras tentang perpindahan jiwa yaitu apabila seorang meninggal jiwanya akan kembali

lagi kedunia dan Pythagoras percaya akan kepindahan  jiwa dari makhluq yang sekarang kepada

makhluq yang akan datang  yang kemudian masuk kedalam badan salah satu hewan.

Menurut kepercayaan Pythagoras manusia itu asalnya tuhan,  jiwa itu adalah penjelmaan dari

pada tuhan yang  jatuh kedunia karena berdosa. Apabila dosanya sudah habis ia akan kembali

kelangit kedalam lingkungan tuhan tempat semula. Hidup murni adalah  jalan untuk

menghapuskan dosanya itu.

Tetapi kemurnian tidak tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Sebab jiwa itu berulang-

ulang turun ketubuh makhluq dahulu. Begitu seterusnya sampai ia mencapai kemurnian.

Seseorang tak cukup jika hanya membersihkan hidup jasmani nya saja tetapi hidup rohani

juga harus diperhatikan. Manusia harus berzikir senantiasa untuk mencapai kesempurnaan

hidupnya. Menurut keyakinan kaum Pythagoras  setiap waktu orang harus memiliki rasa

tanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Sebelum ia tidur malam,

hendaklah diperiksanya dalam hatinya segala perbuatannya hari itu. Ia harus menanyai dirinya :

apa kekuranganku hari ini ? Larangan mana yang kulanggar ? Periksa peristiwa itu sampai
sehabis-habisnya. Jika ada engkau berbuat salah, hendaklah engkau menyesal. Jika baik segala

perbuatanmu, hendaklah engkau gembira !

Hidup ini menurut paham Pythagoras adalah bekal untul akhirat. Berlagu dengan musik

adalah sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik itu

dimuliakan.

Jadi, menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati .Sesudah kematian manusia jiwanya

berpindah ke dalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia berpindah lagi, dan seterusnya. Tetapi

dengan menyucikan dirinya jiwa bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu

dihasilkan dengan berpantang jenis makanan tertentu, seperti hewan dan kacang. Memenuhi

peraturan-peraturan semacam itu adalah unsur penting dalam kehidupan kaum Pythagorean.

b) Filsafat Tentang Alam

Phytagoras mengatakan tentang alam bahwa alam ini tersusun sebagai angka-angka di mana

terdapat matematik dan susunan kesejahteraan. Bintang yang banyak di langit itu menyatakan

kedudukan yang teratur, kesejahteraan yang sebesar-besarnya. Benda-benda di langit itu

mempunyai gerak yang tertentu dan mempunya edaran yang pasti menurut irama yang tetap.

Sebab itu Pyhtagoras suka berkata tentang “ kesejahteraan di langit” Mana yang bergerak,

berbunyi. Di langit ada bunyi di timbulkan oleh gerakan bintang-bintang.Tinggi rendah bunyi itu

semata-mata di tentukan oleh perbandingan jarak masing-masing.

c) Filsafat Tentang Matematika

Dalam filsafat Phytagoras tidak berkuasa dialam saja tetapi berkuas di matematik. Ia juga

berkuasa dalam segala bidang. Phytagoras sampai pada pokok ajarannya yang mengatakan ”

segala barang adalah angka-angka”. Demikianlah pengaruh matematika atas dirinya dan

pandangannya, sehingga dalam segala hal ia melihat angka-angka. Phytagoras membedakan


angka genap dengan angka yang ganjil. Yang genap itu tidak berhingga, dan yang ganjil itu

menentukan. Angka menjadi dasar ialah satu, angka satu itu genap dan juga ganjil. Angka tiga

adalah angka ajaib, karena pada angka tiga terdapat awal, pertengahan dan akhir. Angka  empat

maha besar, sebab 1+2+3+4=10. Dan 10 adalah angka yang sepenuh penuhnya. Demikianlah

caranya kaum Phytagoras mengajarkan bahwa semuanya itu angka-angka, dalam segala benda

terdapat paduan dan hasil dari pada dasar angka-angka. Angka itu adalah asal dari segalanya.

Segala perhubungan dapat ditentukan dengan angka-angka, demikianlah tadi angka satu ialah

titik,  angka dua baris, angka tiga dataran, angka empat badan, selanjutnya angka satu jugaa dasar

laki-laki, angka dua dasar perempuan.

Ajaran Phytagoras pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya yang banyak, sebab itu

terjadi perpecahan dalam dua cabang:

1.      Aliran mistik keagamaan

2.      Aliran ilmu

d) Perbandingannya Dengan Islam

Ahli-ahli kalam (Ketuhanan), kebanyakannya berpendapat bahwa yang dikatakan manusia

yaitu “rangka yang kelihatan “Manusia itu tidak akan lupa kepada dirinya walaupun ia lupa

kepada anggota-anggotanya. Di dalam Al-Qur’an ada tersebut supaya “orang jangan mengatakan

orang yang mati dalam perang itu mati, tetapi yang sebenarnya mereka itu hidup lagi diberi

rezki”

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan senang lagi disenangi.

Masuklah engkau kepada hamba-hambaKu. Masuklah engkau kedalam Syurga Ku”


Dalam hadis Nabi Muhammad tersebut pula : “Penolong Allah tidak mati, tetapi pindah dari

satu negeri kepada lain negeri”. Demikian juga hadis yang mengatakan  : “Kuburan itu suatu

taman daripada syurga atau suatu lobang daripada neraka”.

Maksud dari ayat-ayat dan hadis  diatas adalah “Bahwa apabila seseorang telah meninggal,

maka ruhnya akan keluar berpindah ke alam lain yang sudah dijanjikan oleh Allah, sesuai dengan

amal perbuatannya ketika masih hidup didunia. Tidak seperti yang dikatakan oleh Pythagoras

bahwa ruh seseorang yang telah mati pindah ketubuh hewan (reinkarnasi).

Pembersihan jiwa menurut ajaran Islam adalah dengan cara menghilangkan sifat-sifat 

tidak terpuji yang terdapat pada diri seseorang seperti Hasad, Dengki, Sombong, Pemarah, dan

lain-lain. Dengan mengucap istighfar, atau dengan mengetahui betapa buruknya  akibat yang

akan diperoleh jika mengerjakan hal tersebut. Kalau hati / jiwa sudah terlanjur sakit, maka

hendaklah diobati seperti yang dianjurkan oleh Imam Ghazali yaitu :

1.  Membaca Al-Qur’an beserta maknanya

2.  Perbanyaklah melakukan puasa sunnat

3.  Hendaklah selalu melakukan shalat malam / tahajud

4.  Sering-seringlah hadir ke dalam majlis ilmu

5.  Perbanyaklah berdzikir (mengingat Allah)

Dengan demikian secara perlahan jiwa kita akan bersih dari segala hal-hal yang

mengotorinya. Tidak seperti  ajaran Pythagoras, jika ingin jiwanya bersih harus berpantangan

dengan suatu makanan tertentu.

Saya sangat setuju dengan pendapat Pythagoras bahwa manusia hendaklah selalu

mengontrol dirinya diwaktu malam , dengan mengingat hal-hal apa saja yang sudah diperbuatnya
seharian tadi, sehingga dengan demikian manusia bisa cepat menyesali perbuatannya yang tidak

baik,dengan mengucap istighfar dan segera bertaubat. Karena apa-apa yang telah diperbuat di

dunia ada kaitannya dengan pertanggungjawaban di akhirat kelak.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia dilahirkan kira-kira dalam

tahun 580 sebelum Masehi. Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara

lain ke Mesir), tetapi tentang itu tidak ada kepastian apa pun. Phytagoras adalah seorang

matematikawan dan filsuf Yunani yang paling terkenal melalui teoremanya. Phytagoras dikenal

sebagai “Bapak Bilangan”.

Hidup ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari

sini dikerjakan hidup di hari kemudian itu. Berlagu dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk

membersihkan ruh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik itu dimuliakan.  Salah satu

peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Phytagoras yang menyatakan bahwa

kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-

kakinya ( sisi-sisi siku-sikunya ).


REFERENSI

  Ahmad, T. 2001  Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosda karya.

Hasyimsyah, N., M., A. 2002. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Hatta,Mohammad.1986.Alam Pikiran Yunani.Jakarta:Universitas Indonesia

Mary Evelyn Tucker & John A. Grim. 2003. Agama, Filsafat, & Lingkungan Hidup: Penerbit

Kanisius

Muzairi,M.Ag.2002. filsafat umum,Yogyakarta : Teras

Anda mungkin juga menyukai