Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Anisa Marsella (NIM : 2205113235)
2. Marsya Hayat (NIM : 2205113233)
3. Mutiara Fitri (NIM : 2205113808)
KELAS : 1B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Sejarah Perkembangan Alirean Matematika Phytagoras” ini.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Matematika dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dan kami berterima kasih
kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat dan Sejarah Matematika.
Makalah ini kami buat dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah meminta kepada semua pembaca untuk memberikan
kritik, saran dan pesan yang membangun sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Aliran Pythagoras......................................................................................6
2.2 Aliran Pythagoras dan Ketidakrasionalan...............................................11
2.3 Teorema Pythagoras................................................................................18
BAB III..................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..............................................................................................24
3.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Bagaimana aliran Matematika yang dikembangkan Phytagoras?
1.4 Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pythagoras ( 570 – 500 S.M. ) lahir di Samos, pesisir pulau Yunani yang
sekarang kita kenal dengan Turki. Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes
Laertus, Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah
bertemu dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton
322, kita mengenal bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori
‘segitiga Pythagoras’ dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras
mungkin yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi tentu
saja bukan ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras juga
belajar dari ‘Magi’ atau aliran Zoroastria. Tentu saja, tidak mungkin Pythagoras
berbicara langsung dengan Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa
Pythagoras belajar di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh
bangsa asli India. Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha, yang hidup pada
jaman yang sama.
6
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota di sebelah
selatan Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran Pythagoras. Dia menikah
dengan wanita aliran Pythagoras yang bernama Theano. Theano mungkin menjadi
matematikawati pertama.
7
Aliran Pythagoras bertanggung jawab pada pembuktian teorema ini
yang ditemukan oleh Euclid. Mereka juga menemukan bukti kebalikan
dari teorema ini.
2. Rata-rata.
Aliran Pythagoras memeriksa rata-rata aritmatika (a+b)/2, rata-rata
geometrik √ ab, rata-rata harmonik 2ab/(a+b), dan hubungan antara
mereka.
5. Irasionalitas √ 2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √ 2 itu bukan rasio dari
bilangan cacah. Mereka menggunakan penyelesaian bulat persamaan x2 –
2y2 =1 untuk mencari pendekatan yang baik.
8
6. Bilangan figurative.
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t adalah suatu
bilangan bulat nonnegatif, maka suatu bilangan (m+2) -gonal adalah suatu
bilangan asli yang berbentuk
(m (t2-t)/2) + t
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau bilangan segitiga,
adalah :
0, 1, 3, 6, 10,…
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau bilangan persegi,
adalah :
0, 1, 4, 9, 16, …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau bilangan segilima,
adalah :
0, 1, 5. 12, 22, …
Bilangan tersebut disebut ‘figurative‘, karena bilangan tersebut
dapat ditunjukkan oleh gambar (figure) yang dibuat dari batu kerikil.
Sebagai contoh, bilangan segitiga 10 dapat diperlihatkan dalam bentuk
segitiga seperti yang ada pada gambar di atas.
Lihat barisan dari persegi, ditunjukkan oleh diagram batu kerikil.
Aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa
n2 + (2n+1) = (n+1)2 dan
1+ 3 + 5 + …+ (2n-1) = n2
Penyusunan dua bilangan segitiga yang sama bersama-sama untuk
membentuk segi empat, aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa kedua
9
bilangan segitiga positif ke-n adalah alas x tinggi = n ( n + 1 ). Karena
bilangan segitiga positif ke-n 1 + 2 + … + n, maka berakibat bahwa
1 + 2 + … + n = ½ ( n ( n+1 ) )
C.F. Gauss
10
sepadan. Dalam aliran Pythagoras, “bilangan“ yang dimaksud adalah“
bilangan rasional“.
11
geometri untuk menjelaskan hal itu. Masalah dari ketidak sepadanan
adalah satu alasan mengapa orang-orang Yunani kuno berpikir dengan
hukum distributif a ( b + c) = ab +ac sebagai aturan penambahan untuk
persegi panjang dengan lebar yang sama yaitu a.
1
x 2=
x1− [ x 1 ]
1
x 3=
x2 −[ x2 ]
.
.
.
Jika x1 adalah bilangan rasional maka semua xs yang lain juga
merupakan bilangan rasional, dan persamaan ini akan mempunyai
penyelesaian ketika kita menemukan 0 sebagai penyebut. Jika x bilangan
irrasional maka semua xs yang lain merupakan bilangan irrasional, dan
persamaan ini tidak akan pernah mempunyai penyelesaian.
Kedua kita buat persamaan:
f 1= [ x 1 ]
12
f 2 = [ x 2 ] f 1+ 1
f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1
f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2
Dan seterusnya.
g1=1
g2= [ x 2 ]
g3= [ x 3 ] g 2+ g 1
g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2
Dan seterusnya.
a
Jika x 1 = , sebuah bilangan rasional, maka, untuk suatu n, kita
b
mempunyai: x n−[ x n ] = 0, dan
a x −b y =± FPB (a,b)
| |
fn
gn
1
√R < 2
gn
13
Sehingga fn / gn kita mendapatkan pendekatan terhadap √ R.
Akhirnya p dann g adalah bilangan bulat maka p2 – Rq2 = ±1 hanya
berlaku dalam hal ini, untuk suatu n sehingga [ x n ] = 2 ⌊ √ R ⌋ .
17
x 1=
19
1
17
−
19 19[ ]
x 2= 17 17 =
19
1
17
−
17 17[ ]
x 3= 19 19 =
2
2
−
2 [ ]
x 4 = 17 17 = 2
1
x 5= = tidak terbukti
2−[ 2 ]
juga,
f 1=0
f 2=1
f 3=8
Dan akhirnya,
g1=1
14
g2=1
g3=9
sebab itu,
17 x 9 -19 x 8 = ±1
17 x (9 x 320) – 19 x(8 x 320 ) = ± 320
x 1= √ 2
1
x 2= = √ 2+1
√2−[ √ 2 ]
1
x 3= = √ 2+1
√2+1−[ √2+1 ]
f 1=1
f 2=3
f 3=7
15
f 4=17
g1=1
g2=2
g3=5
g4 =12
1 3 7 7
, , , , ..............
1 2 5 12
(1,1),(3,2),(7,5), .....
x 1= √ 29
[ x 1 ]=5
x 2=
1 √29+5 = √29+5
√29−5 √29+5 4
x 2= 2
16
x 3= √ 29+ 3
5
[ x 3 ]=1
x 3= √29+ 2
5
[ x 4 ]=1
x 5 = √29+ 3
4
[ x 5 ]=2
x 6 = √ 29+ 5
1
[ x 6 ]=10
Karena [ x 6 ] adalah dua kali [ x 1 ] kita berhenti disini dan menghitung f 6−1 dan
g6−1
f 1=5
f 2=[ x 2 ] f 1+ 1=11
f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1 =16
f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2=27
f 5=[ x 5 ] f 4 + f 3=70
g1=1
g2= [ x 2 ] =2
g3= [ x 3 ] g 2+ g 1=3
17
g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2=5
g5= [ x 5 ] g 4 + g3 =13
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama
dengan luas bujur sangkar di hipotenus.
18
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai
pernyataan tentang luas bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur
sangkar ungu.
19
diagungkan dengan penemuan teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas
diketahui apakah Pythagoras adalah penulis yang sebenarnya. Para pengkaji
dalam kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menulis banyak bukti
geometris, tetapi sulit untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu
sendiri, sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan
mereka. Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide
matematika yang penting yang harus diketahui publik. Kelompok the Brotherhood
of Pythagoreans telah menemukan bilangan irasional! Jika kita mengambil
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring
adalah √ 2. Namun jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat
diukur dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat
mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah
angka.” Mereka menyebutnya angka-angka “alogon,” yang berarti
“unutterable.” Akhirnya mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini, sehingga
mereka dihukum mati seorang anggota yang berani menyebutkan keberadaan
mereka kepada publik. Barulah 200 tahun kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang
matematikawan Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk berurusan
dengan angka-angka unutterable tersebut.
Jumlah dari kuadrat sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring.
Hubungan ini telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno,
meskipun mungkin belum dinyatakan secara eksplisit seperti di atas. Sekitar
pertengahan tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar tahun1900 SM), yang
sekarang dikenal sebagai Plimpton 322 , (dalam koleksi dari Columbia University,
New York), terdapat daftar kolom nomor yang menunjukkan apa yang sekarang
kita sebut Triples Pythagoras – yaitu kumpulan angka yang memenuhi persamaan:
a 2 + b2 = c2
Perjalanan Selanjutnya
20
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk
mengakui keberadaan, yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang
bilangan tersebut. Dalah satunya adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita dapat membangun
segitiga siku-siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √ 2, √ 3, √ 4
, √ 5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah
menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus
merupakan segitiga siku-siku. Mereka menggunakan konsep ini untuk
21
membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga siku-siku dengan membagi
panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga
adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara
terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel
Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras
diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 -
1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang
terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum
masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel
Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk
segitiga siku-siku sama kaki.
22
tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama
Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Phytagoras menganggap bahwa bilangan itu memiliki sifat mistis. Hal ini
di tunjukkannya dengan mengagungkan angka 10, karena menurutnya angka
sepuluh memilki beberapa keistimewaan.
23
semua pasangan panjang adalah sepadan, padahal setelah
dibuktikan ada ketidak tepatan dalam asumsinya.
Persamaan Diophantus dan Pendekatan Irrasional
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembangan aliran
matematika phytagoras ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam tentang
phytagoras dan peranannya dalam matematika, tidak hanya sekedar tahu tentang
teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali secara umum.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Pythagoras
http://labarasi.wordpress.com/2011/01/25/sejarah-singkat-teorema-phytagoras/
http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/sejarah-4-aliran-pythagoras.html
http://pmatandy.blogspot.com/2009/01/sejarah-7-aliran-pythagoras-dan.html
http://math07.findtalk.biz/t38-sejarah-singkat-teorema-pythagoras
25