Anda di halaman 1dari 25

FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA

SEJARAH PERKEMBANGAN ALIRAN


MATEMATIKA PHYTAGORAS

Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Anisa Marsella (NIM : 2205113235)
2. Marsya Hayat (NIM : 2205113233)
3. Mutiara Fitri (NIM : 2205113808)

KELAS : 1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Sejarah Perkembangan Alirean Matematika Phytagoras” ini.

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Matematika dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dan kami berterima kasih
kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat dan Sejarah Matematika.

Makalah ini kami buat dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah meminta kepada semua pembaca untuk memberikan
kritik, saran dan pesan yang membangun sebagai bahan koreksi untuk kami.

Pekanbaru, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Aliran Pythagoras......................................................................................6
2.2 Aliran Pythagoras dan Ketidakrasionalan...............................................11
2.3 Teorema Pythagoras................................................................................18
BAB III..................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..............................................................................................24
3.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pythagoras  adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang


paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan
pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat
banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras
memiliki peran yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan
Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun
teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di


dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan
matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam
bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.

Selain teorema Phytagoras masih ada beberapa aliran matematika


Phytagoras yang mempengaruhi perkembangan matematika dunia saat ini
yang perlu kita ketahui. Di makalah ini kami akan menyajikan secara rinci
tentang bagaimana peran Phytagoras terhadap perkembangan Matematika
Dunia serta sejarah singkat mengenai aliran matematika yang dibawanya.

1.2 Rumusan Masalah

4
Bagaimana aliran Matematika yang dikembangkan Phytagoras?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui Sejarah perkembangan aliran Matematika Phytagoras


serta penjelasan rinci tentang pola pikir pengembangannya.

1.4 Manfaat

Manfaat dalam pembutan makalah ini, diharapkan agar kita semua


mengetahui secara mendalam bagaimana Aliran Matematika yang
dikembangkan oleh phytagoras serta mengetahui bagaimana peran dan
manfaatnya untuk perkembangan matematika hingga saat ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Aliran Pythagoras

2.1.1. Pythagoras dan Theano

Pythagoras ( 570 – 500 S.M. ) lahir di Samos, pesisir pulau Yunani yang
sekarang kita kenal dengan Turki. Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes
Laertus, Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah
bertemu dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton
322, kita mengenal bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori
‘segitiga Pythagoras’ dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras
mungkin yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi tentu
saja bukan ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras juga
belajar dari ‘Magi’ atau aliran Zoroastria. Tentu saja, tidak mungkin Pythagoras
berbicara langsung dengan Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa
Pythagoras belajar di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh
bangsa asli India. Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha, yang hidup pada
jaman yang sama.

6
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota di sebelah
selatan Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran Pythagoras. Dia menikah
dengan wanita aliran Pythagoras yang bernama Theano. Theano mungkin menjadi
matematikawati pertama.

2.1.2. Mistisme Bilangan

Sementara Thales menyatakan bahwa “semua adalah air” Pythagoras


mengajarkan bahwa “semua adalah bilangan”. Bagi Pythagoras, hal ini berakibat
bahwa segala sesuatu dapat dipahami dalam istilah bilangan cacah dan rasionya.
Secara khusus, setiap ruas garis adalah suatu bilangan cacah atau rasio bilangan
cacah. Meskipun penemuan irasionalitas panjang diagonal persegi dengan panjang
sisi 1 dibuat oleh pengikut Pythagoras, Pythagoras sendiri tidak menyadari hal
tersebut.
Pythagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan 10. Dia
menyebut bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia tertarik dengan bilangan
tersebut dengan alasan-alasan berikut. Angka tersebut digunakan oleh orang
Yunani kuno sebagai basis perhitungan. Sebagai jumlahan empat bilangan bulat
positif pertama, hal ini merepresentasikan dimensi tiga – dengan 1 untuk titik, 2
untuk garis, 3 untuk bidang, dan 4 untuk ruang. Yang terakhir, ada sepuluh titik
dalam bintang Pythagoras titik-lima.

2.1.3. Matematika Aliran Pythagoras

Aliran Pythagoras berasal dari semua penemuan matematika mereka untuk


Pythagoras, tetapi tidak, pada kenyataannya, kita hanya mengetahui suatu teorema
tunggal yang dominan. Prestasi Pythagoras termasuk hal-hal berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras.

7
Aliran Pythagoras bertanggung jawab pada pembuktian teorema ini
yang ditemukan oleh Euclid. Mereka juga menemukan bukti kebalikan
dari teorema ini.

2. Rata-rata.
Aliran Pythagoras memeriksa rata-rata aritmatika (a+b)/2, rata-rata
geometrik √ ab, rata-rata harmonik 2ab/(a+b), dan hubungan antara
mereka.

3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable.


Suatu bilangan sempurna adalah suatu bilangan bulat positif,
sebagai contoh 6, yang mana sama dengan jumlahan faktor sejatinya
(faktor selain bilangan itu sendiri), yaitu bahwa: 6 = 1+2+3. Aliran
Pythagoras menemukan suatu rumus yang memberikan bilangan sempurna
genap. Suatu pasangan amicable adalah dua bilangan bulat positif, yang
mana masing-masing merupakan jumlahan faktor sejati dari yang lain.
Iamblichus (300 M), menghargai Pythagoras dengan suatu pengetahuan
dari pasangan bilangan amicable 220 dan 284.

4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).


Aliran Pythagoras menemukan bidang 12-beraturan, dan
membuktikan bahwa ada 5 polihedra beraturan. Prestasi ini tidak dapat
dikalahkan sampai J Kepler (1571 – 1630) menemukan ada bidang
beraturan yang lebih kurang dan lebih besar bintang bidang 12.

5. Irasionalitas √ 2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √ 2 itu bukan rasio dari
bilangan cacah. Mereka menggunakan penyelesaian bulat persamaan x2 –
2y2 =1 untuk mencari pendekatan yang baik.

8





Sepuluh sebagai suatu segitiga

6. Bilangan figurative.
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t adalah suatu
bilangan bulat nonnegatif, maka suatu bilangan (m+2) -gonal adalah suatu
bilangan asli yang berbentuk
(m (t2-t)/2) + t
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau bilangan segitiga,
adalah :
0, 1, 3, 6, 10,…
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau bilangan persegi,
adalah :
0, 1, 4, 9, 16, …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau bilangan segilima,
adalah :
0, 1, 5. 12, 22, …
Bilangan tersebut disebut ‘figurative‘, karena bilangan tersebut
dapat ditunjukkan oleh gambar (figure) yang dibuat dari batu kerikil.
Sebagai contoh, bilangan segitiga 10 dapat diperlihatkan dalam bentuk
segitiga seperti yang ada pada gambar di atas.
Lihat barisan dari persegi, ditunjukkan oleh diagram batu kerikil.
Aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa
n2 + (2n+1) = (n+1)2 dan
1+ 3 + 5 + …+ (2n-1) = n2
Penyusunan dua bilangan segitiga yang sama bersama-sama untuk
membentuk segi empat, aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa kedua

9
bilangan segitiga positif ke-n adalah alas x tinggi = n ( n + 1 ). Karena
bilangan segitiga positif ke-n 1 + 2 + … + n, maka berakibat bahwa
1 + 2 + … + n = ½ ( n ( n+1 ) )

C.F. Gauss

Studi tentang bilangan “figurative” mengingatkan bagian utama


dari teori bilangan. Salah satu hal pokok karir C.F Gauss (tahun 1777 –
1855 ) adalah buktinya bahwa setiap bilangan positif adalah jumlah dari 3
bilangan segitiga. Sebagai contoh lain, pada tahun 1989 paper yang berjudul
Journal of Number theory oleh N Tzahakis dan B de Weger memperlihatkan
bahwa terdapat tepat 6 bilangan segitiga yang merupakan hasil kali tiga
bilangan bulat berturutan. (Bilangan yang terbesar dari bilangan segitiga ini
adalah 258.474.216).

2.2. Aliran Pythagoras dan Ketidakrasionalan

2.2.1. Hipassus dan Suatu Kebocoran


Panjang a dan b disebut sepadan jika ada bilangan bulat positif p
a p
dan g sehingga = . Ketika aliran Pythagoras menyatakan bahwa
b g
semuanya adalah bilangan, aliran pythagoras bermaksud untuk
menyatakan secara tidak langsung bahwa semua pasangan panjang adalah

10
sepadan. Dalam aliran Pythagoras, “bilangan“ yang dimaksud adalah“
bilangan rasional“.

Sayangnya, mereka segera menemukan bahwa diagonal dari suatu


kuadrat tidak sepadan dengan sisinya. Bukti dari semua ini ditemukan
pada Aristotle’s Prior Analytic 41 a 23 – 30. Misalkan ABCD adalah
persegi yang sisi–sisinya mempunyai panjang 1. Dengan teorema
Pythagoras, diagonal AC panjangnya √ 2 . Sehingga
AC p
√ 2 = AB = q
di mana p dan q adalah bilangan bulat positif. Kita dapat menganggap
bahwa p dan q adalah prima secara relatif (tidak mempunyai faktor
persekutuan). Secara khusus, kita dapat menganggap bahwa p dan q bukan
bilangan genap.

Sekarang p2 = 2q2, Sehingga p2 adalah bilangan genap. Dalam


aliran Pythagoras telah diketahui dengan benar, bahwa kuadrat bilangan
ganjil adalah ganjil, Dimana kuadrat dari bilangan genap adalah genap.
Jadi, dari pernyataan bahwa p2 adalah genap, itu berarti bahwa p adalah
genap. Sehingga p = 2r. Maka (2r)2 = 2g2 dan sebab itu g2 = 2r2 , tetapi ini
berarti bahwa g bilangan genap adalah benar. Bertentangan. Asumsi
bahwa AC dan AB disebut sepadan menunjukkan kemustahilan.

Pada awalnya, aliran Pythagoras mencoba untuk menjaga


kerahasiaan penemuan ini, itu mengurangi filosofinya. Beberapa orang
mengatakan bahwa Hippasus ( 470 S.M ) yang membocorkan rahasia ini
dan dia ditenggelamkan sebagai hukuman untuk apa yang telah
dilakukannya.

Orang–orang Yunani tidak tahu bagaimana menghandle 2 dengan


cara aritmatika atau aljabar. Namun demikian, mereka tahu bahwa 2
adalah panjang ( dari diagonal ), dan orang-orang Yunani berpindah pada

11
geometri untuk menjelaskan hal itu. Masalah dari ketidak sepadanan
adalah satu alasan mengapa orang-orang Yunani kuno berpikir dengan
hukum distributif a ( b + c) = ab +ac sebagai aturan penambahan untuk
persegi panjang dengan lebar yang sama yaitu a.

2.2.2. Persamaan Diophantus dan Pendekatan Irrasional

Aliran Pythagoras menemukan sebuah cara pendekatan 2, dengan


bilangan rasional secara teliti seperti yang diinginkan. Metode mereka
meliputi penggunaan Algoritma Euclides, caranya ditemukan pada
Proposition 2 of Book VII of the elements, dan mungkin juga dalam dalam
Pythagoras Archytas. Secara garis besar, dikerjakan sebagai berikut.

Mengingat jika x adalah bilangan real, maka x adalah bilangan


bulat terbesar x . Ambil beberapa bilangan real x , kita bentuk juga
persamaan dibawah ini. Pertama kita punyai

1
x 2=
x1− [ x 1 ]

1
x 3=
x2 −[ x2 ]

.
.
.
Jika x1 adalah bilangan rasional maka semua xs yang lain juga
merupakan bilangan rasional, dan persamaan ini akan mempunyai
penyelesaian ketika kita menemukan 0 sebagai penyebut. Jika x bilangan
irrasional maka semua xs yang lain merupakan bilangan irrasional, dan
persamaan ini tidak akan pernah mempunyai penyelesaian.
Kedua kita buat persamaan:

f 1= [ x 1 ]

12
f 2 = [ x 2 ] f 1+ 1

f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1

f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2

Dan seterusnya.

Ketiga, kita buat persamaan:

g1=1

g2= [ x 2 ]

g3= [ x 3 ] g 2+ g 1

g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2

Dan seterusnya.

a
Jika x 1 = , sebuah bilangan rasional, maka, untuk suatu n, kita
b
mempunyai: x n−[ x n ] = 0, dan

a gn−2−b fn−2=±FPB (a,b)

sebab itu kita dapat menggunakan Algoritma Euclides untuk


menyelesaikan:

a x −b y =± FPB (a,b)

Selain itu jika x1 = √ R adalah bilangan irrasional maka:

| |
fn
gn
1
√R < 2
gn

13
Sehingga fn / gn kita mendapatkan pendekatan terhadap √ R.
Akhirnya p dann g adalah bilangan bulat maka p2 – Rq2 = ±1 hanya
berlaku dalam hal ini, untuk suatu n sehingga [ x n ] = 2 ⌊ √ R ⌋ .

Sebagai contoh, misalkan aliran Pythagoras ingin menemukan


penyelesaian bilangan bulat untuk
17x - 19y = 320
Dia beralasan dengan cara mendiskripsikan seperti dibawah ini:

17
x 1=
19

1
17

19 19[ ]
x 2= 17 17 =
19

1
17

17 17[ ]
x 3= 19 19 =
2

2

2 [ ]
x 4 = 17 17 = 2

1
x 5= = tidak terbukti
2−[ 2 ]

juga,

f 1=0

f 2=1

f 3=8

Dan akhirnya,

g1=1

14
g2=1

g3=9

sebab itu,
17 x 9 -19 x 8 = ±1
17 x (9 x 320) – 19 x(8 x 320 ) = ± 320

Memberikan kita sebuah penyelesaian bilangan bulat untuk persamaan


sebenarnya.
Seharusnya dicatat bahwa aliran Pythagoras tidak mempunyai konsep
dari bilangan negatif (karena mereka berfikir bahwa bilangan adalah kumpulan
dari batu-batu kerikil atau panjang ). Brahmaghupta (628 M) adalah orang yang
pertamakali menunjukkan bagaimana amendapatkan penyelesaian-penyelesaian
semua bilangan bulat, bilangan negatif seperti halnya bilangan positif, untuk
persamaan seperti 17x - 19y =320.

Untuk mendapatkan pendekatan terhadap √ 2 aliran Pythagoras akan


mengerjakan seperti berikut:

x 1= √ 2

1
x 2= = √ 2+1
√2−[ √ 2 ]

1
x 3= = √ 2+1
√2+1−[ √2+1 ]

Sehingga [ x 2 ]=[ x 3 ]= ........ = 2. Sebab itu

f 1=1

f 2=3

f 3=7

15
f 4=17

Dan seterusnya. Juga

g1=1

g2=2

g3=5

g4 =12

Dan juga. Persamaan

1 3 7 7
, , , , ..............
1 2 5 12

Memberikan perkiraan yang telah mendekat √ 2 persamaan ini juga memberikan


semua penyelesaian bilangan bulat positif dari x2 – 2y2 = ±1 , dapat ditulis,

(1,1),(3,2),(7,5), .....

cara bagaimana algoritma Euclides menghubungkan persamaan seperti x2 - Ry2 =1


tidak dimengerti sepenuhnya sampai tahun 1768, di mana J.L. Lagrange
mempublikasikan naskah pasti pada pokok permasalahan.
Aliran Pythagoras membutuhkan waktu lebih dari 2000 tahun untuk memahami
pengetahuan itu. Sebagai contoh terakhir, mari kita gunakan algoritma euclides
untuk menemukan suatu penyelesaian yang tidak mudah dari x2 – 29y2 = ±1.

x 1= √ 29

[ x 1 ]=5

x 2=
1 √29+5 = √29+5
√29−5 √29+5 4

x 2= 2

16
x 3= √ 29+ 3
5

[ x 3 ]=1

x 3= √29+ 2
5

[ x 4 ]=1

x 5 = √29+ 3
4

[ x 5 ]=2

x 6 = √ 29+ 5
1

[ x 6 ]=10

Karena [ x 6 ] adalah dua kali [ x 1 ] kita berhenti disini dan menghitung f 6−1 dan
g6−1

f 1=5

f 2=[ x 2 ] f 1+ 1=11

f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1 =16

f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2=27

f 5=[ x 5 ] f 4 + f 3=70

g1=1

g2= [ x 2 ] =2

g3= [ x 3 ] g 2+ g 1=3

17
g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2=5

g5= [ x 5 ] g 4 + g3 =13

Sebab itu satu penyelesaian untuk x2 – 29y2 = ±1 adalah x = 70 dan y = 13.

2.3. Teorema Pythagoras

Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan


dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku.
Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani
abad ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu
teorema ini meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui
oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan
Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras
lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan
kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis.

Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan


tertua mengenai teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou
Pei Suan Ching (sekitar 500-200 SM), satunya lagi dalam buku Elemen
Euklides.

Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama
dengan luas bujur sangkar di hipotenus.

Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah


sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku
tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut
siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga
siku-siku dan c adalah hipotenus:

18
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai
pernyataan tentang luas bujur sangkar:

Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur
sangkar ungu.

Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:

Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi


panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan
horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang
teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil catatan
bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:

Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b


dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' = c

2.3.1. Sejarah Singkat Teorema Pythagoras

Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan


banyak perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak
yang diketahui dari Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi
terkenal setelah mendirikan sebuah kelompok, “the Brotherhood of
Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang dikhususkan untuk
mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol, ritual
dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta,”
dan ilmu Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan
gagasan. Nilai-nilai numerik, pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik
dan spiritual.

Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaiakan teorema yang


terkenal itu, Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun ia sangat

19
diagungkan dengan penemuan teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas
diketahui apakah Pythagoras adalah penulis yang sebenarnya. Para pengkaji
dalam kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menulis banyak bukti
geometris, tetapi sulit untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu
sendiri, sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan
mereka. Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide
matematika yang penting yang harus diketahui publik. Kelompok the Brotherhood
of Pythagoreans telah menemukan bilangan irasional! Jika kita mengambil
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring
adalah √ 2. Namun jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat
diukur dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat
mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah
angka.” Mereka menyebutnya angka-angka “alogon,” yang berarti
“unutterable.” Akhirnya mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini, sehingga
mereka dihukum mati seorang anggota yang berani menyebutkan keberadaan
mereka kepada publik. Barulah 200 tahun kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang
matematikawan Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk berurusan
dengan angka-angka unutterable tersebut.

Jumlah dari kuadrat sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring.

Hubungan ini telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno,
meskipun mungkin belum dinyatakan secara eksplisit seperti di atas. Sekitar
pertengahan tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar tahun1900 SM), yang
sekarang dikenal sebagai Plimpton 322 , (dalam koleksi dari Columbia University,
New York), terdapat daftar kolom nomor yang menunjukkan apa yang sekarang
kita sebut Triples Pythagoras – yaitu kumpulan angka yang memenuhi persamaan:

a 2 + b2 = c2

Perjalanan Selanjutnya

20
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk
mengakui keberadaan, yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang
bilangan tersebut. Dalah satunya adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita dapat membangun
segitiga siku-siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √ 2, √ 3, √ 4
, √ 5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.

Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pengetahuan dari Triple Pythagoras,


2. Hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang
berdekatan,
3. Bukti dari teorema.

Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah
menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus
merupakan segitiga siku-siku. Mereka menggunakan konsep ini untuk

21
membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga siku-siku dengan membagi
panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga
adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.

Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara
terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel
Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras
diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 -
1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang
terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum
masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel
Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk
segitiga siku-siku sama kaki.

Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk


membangun Tripel Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada
penentuan sebab dari teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras
menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero
mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan
dikenal secara luas. Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencari
Tripel Pythagoras yang baik dipadukan dengan aljabar and geometri. Sekitar 300
SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang tertua) menyajikan teorema tersebut.
Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang ditulis antara 500 SM sampai 200 sesudah
masehi memiliki bukti visual dari Teorema Pythagoras atau disebut dengan
"Gougu Theorem" (sebagaimana diketahui di Cina) untuk segitiga berukuran 3,
4, dan 5. Selama Dinasti Han (202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras muncul di
Sembilan Bab pada Seni Mathematika seiring dengan sebutan segitiga siku-siku.
Rekaman pertama menggunakan teorema berada di Cina sebagai 'theorem Gougu',
dan di India dinamakan "Bhaskara theorem".

Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang


pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena

22
tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama
Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Phytagoras menganggap bahwa bilangan itu memiliki sifat mistis. Hal ini
di tunjukkannya dengan mengagungkan angka 10, karena menurutnya angka
sepuluh memilki beberapa keistimewaan.

Selama perjalanan hidupnya Pythagoras telah memiliki beberapa perstasi


berikut dalam bidang matematika berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras yang merupakan penemuan yang
paling terkenal dari beberapa penemuan lainnya.
2. Rata-rata.
3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable.
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).
5. Irasionalitas √ 2
6. Bilangan figurative.

Ada beberapa aliran yang dikembangkan Phytagoras dalam dunia


matematika, yaitu.
 Hipassus dan suatu kebocoran, kasus ini merupakan kesalahan
aliran Phytagoras yang menyatakan secara tidak langsung bahwa

23
semua pasangan panjang adalah sepadan, padahal setelah
dibuktikan ada ketidak tepatan dalam asumsinya.
 Persamaan Diophantus dan Pendekatan Irrasional

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembangan aliran
matematika phytagoras ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam tentang
phytagoras dan peranannya dalam matematika, tidak hanya sekedar tahu tentang
teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali secara umum.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Pythagoras

http://labarasi.wordpress.com/2011/01/25/sejarah-singkat-teorema-phytagoras/

http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/sejarah-4-aliran-pythagoras.html

http://pmatandy.blogspot.com/2009/01/sejarah-7-aliran-pythagoras-dan.html

http://math07.findtalk.biz/t38-sejarah-singkat-teorema-pythagoras

25

Anda mungkin juga menyukai