SEGITIGA
II
I
II I
Jika rambu-rambu di atas diperhatikan dalam setiap lukisan, dan hal itu
dilaksanakan secara konsekuen oleh para guru dalam pembelajarannya, maka
pokok bahasan tentang “lukisan” akan dapat memiliki “nilai lebih”, karena dapat
menumbuhkembangkan sikap-sikap positif dalam bekerja, yaitu sikap hati-hati,
sistematis, bersih, rapi, dan cermat.
A. Pengertian Segitiga
Jika ada tiga buah titik yang tidak segaris, dua-dua dihubungkan oleh sebuah ruas
garis, maka terdapat tiga buah ruas garis. Gabungan tiga buah ruas garis ini
disebut segitiga.
Ketiga buah ruas garis itu disebut sisi. Ketiga buah titik itu disebut titik sudut.
Jumlah panjang ketiga sisi itu disebut keliling segitiga.
Garis-garis istimewa dalam segitiga yaitu: 3 buah garis tinggi, 3 buah garis berat,
3 buah garis bagi.
A, B, dan C disebut titik-titik sudut dari segitiga ABC, tetapi titik-titik sudut itu
bukan unsur dari segitiga ABC, mengapa?
Sebuah segitiga tertentu bentuk dan ukurannya jika telah diketahui tiga
unsurnya yang bebas satu sama lain, dan memenuhi sifat-sifat segitiga, yaitu:
a. Jumlah panjang dua sisinya lebih panjang dari sisi ketiga.
b. Jumlah besar ketiga sudutnya sama dengan 180
C. Jenis-jenis segitiga
Segitiga dibedakan atas:
a. Menurut sudutnya: segitiga lancip, segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
Segitiga lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku.
Segitiga tumpul yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
b. Menurut sisinya: segitiga tidak sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga sama
sisi.
Segitiga tidak sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya tidak
sama.
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang dua buah sisinya memiliki panjang
yang sama. Selanjutnya kedua sisi itu disebut kaki.
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya sama.
Teorema 1
Pada dua buah segitiga yang sama dan sebangun, sisi-sisi dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar.
Teorema 2
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama panjang dua buah sisi dan besar
sudut apitnya.(Si, Su, Si)
Teorema 3
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama panjang sebuah sisi dan
besar kedua sudut yang berdekatan.(Su, Si, Su)
Teorema 4
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama:panjang sebuah sisi, besar
sudut yang berdekatan dan besar sudut yang berhadapan. (Si, Su, Su)
Teorema 5
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama ketiga buah sisinya. (Si, Si,
Si)
F. Teorema Pythagoras
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah luas daerah-daerah persegi yang dibuat
pada kedua sisi siku-sikunya sama dengan luas daerah persegi yang dibuat pada
sisi miringnya.
Jika panjang kedua sisi siku-siku pada ∆ABC masing-masing b dan c, dan
panjang sisi miringnya a, maka teorema di atas dapat dirumuskan dengan
b2 + c2 = a2
dengan kalimat :
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya
sama dengan kuadrat panjang sisi miringnya.
Rumusan ini yang selanjutnya digunakan dalam penyelesaian soal-soal.
Tripel Pythagoras
Perangkat (a, b, c) dari tiga bilangan asli disebut Tripel Pythagoras, jika kuadrat
dari bilangan terbesar sama dengan jumlah kudrat dua bilangan yang lain.
Jika pada tripel Pythagoras (a, b, c), ketiga elemennya berupa bilangan asli yang
faktor persekutuan terbesarnya adalah 1, maka (a, b, c) disebut Tripel Pythagoras
Primitif. (3, 4, 5), (5, 12, 13) adalah contoh dua tripel Pythagoras primitif, sedang
(15, 20, 25), (10, 24, 26) masing-masing bukan tripel Pythagoras primitif.
G. Teorema Proyeksi
Dari teorema Pythagoras dapat diturunkan teorema proyeksi pada segitiga miring,
yaitu segitiga yang bukan segitiga siku-siku.
a. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Lancip
Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut lancip
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain dikurangi dengan dua
kali hasil kali panjang salah satu sisi dengan panjang proyeksi sisi lain ke sisi
tersebut.
t
p c-p
D Dibuktikan a2 = b2 + c2 -2cp
A B
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c – p)2 + t2 ................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t =b –p
2 2 2
................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c – p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c – p)2 + b2 – p2
a2 = c2 – 2cp + p2 + b2 – p2
a2 = b2 + c2– 2cp
t b
D p A c B
Diketahui:
̅̅̅̅𝐴𝐵
𝐶𝐷 ̅̅̅̅ , mA > 90, p panjang proyeksi 𝐴𝐶
̅̅̅̅ pada perpanjangan 𝐴𝐵
̅̅̅̅ (proyeksi 𝐴𝐶
̅̅̅̅
pada ̅̅̅̅
𝐴𝐵 )
Dibuktikan: a2 = b2 + c2 + 2cp
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c + p)2 + t2................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c + p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c + p)2 + b2 – p2
a2 = c2 + 2cp + p2 + b2 – p2
a2 = b2 + c2+ 2cp
𝒃𝟐 +𝒄𝟐 −𝒂𝟐
Dari teorema 6.a, yakni: a2 = b2 + c2– 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄
𝒂𝟐 −𝒃𝟐 −𝒄𝟐
Dari teorema 6.b yakni: a2 = b2 + c2+ 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄
Berarti jika dalam suatu segitiga panjang semua sisinya diketahui, kita dapat
menghitung panjang proyeksi sebuah sisi pada sisi yang lain.
H. Teorema Stewart
Jika dalam ∆ABC, x menyatakan panjang ruasgaris yang menghubungkan titik
sudut C dengan titik P yang terletak pada sisi AB, sehingga AP = c1 dan BP = c2,
maka berlaku:
x2c = a2c1 + b2c2 – c1 c2 c
C
b a 𝐶𝐷𝐴𝐵
dan BP = C2, ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ dan CP = x
t
Buktikan:
Bukti:
Dalam ∆PBC : a2 = c22 + x2 + 2c2p ..................(1) (Teorema Proyeksi)
Dalam ∆APC : b2 = c12 + x2 – 2c1p ..................(2) (Teorema Proyeksi)
Jika kedua ruas persamaan (1) dikalikan dengan c1 dan kedua ruas persamaan (2)
dikalikan dengan c2, masing-masing akan didapatkan:
Dengan menjumlah masing-masing ruas dari persamaan (3) dan (4) diperoleh:
a2c1 + b2 c2 = c22c1 + x2 c1 + 2 c1 c2 p + c12 c2 + x2 c2 – 2c1 c2 p
a2c1 + b2 c2 = c1 c2 (c1 + c2 ) + x2 (c1 + c2 )
a2c1 + b2 c2 = c1 c2 c + x2 c
x2 c = a2c1 + b2 c2 – c1 c2 c
C
D a
B
c b
ta
Bukti:
Dalam ∆ABC: b2 = a2 + c2 – 2cp (teorema proyeksi)
𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2
p= ...................... (1)
2𝑎
Dalam ∆ABD: ta = c – p ......................(2)(Teorema Pythagoras)
2 2 2
𝑎2 +𝑐 2 −𝑏 2 𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2
𝑡𝑎2 = (𝑐 + ( )) (𝑐 − ( ))
2𝑎 2𝑎
2𝑎𝑐 + 𝑎2 +𝑐 2 −𝑏 2 2𝑎𝑐−𝑎2 −𝑐 2 + 𝑏2
𝑡𝑎2 = ( )( )
2𝑎 2𝑎
(𝑎 + 𝑐)2 −𝑏2 𝑏 2 −(𝑎−𝑐)2
𝑡𝑎2 = ×
2𝑎 2𝑎
(𝑎+𝑐+𝑏)(𝑎+𝑐−𝑏)(𝑏+𝑎−𝑐)(𝑏−𝑎+𝑐)
𝑡𝑎2 = 4𝑎2
(𝑎+𝑏 + 𝑐)(𝑎+𝑏+ 𝑐−2𝑏)(𝑎+ 𝑏+𝑐−2𝑐)(𝑎 +𝑏+𝑐−2𝑎)
𝑡𝑎2 = 4𝑎2
2𝑠(2𝑠−2𝑏)(2𝑠−2𝑐)(2𝑠−2𝑎)
𝑡𝑎2 = 4𝑎2
24 𝑠(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
𝑡𝑎2 = 4𝑎2
22 𝑠(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
𝑡𝑎2 = 𝑎2
𝟐
𝒕𝒂 = 𝒂 √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
c ma b Dibuktikan:
1 2 1
𝑚𝑎2 = (𝑏 + 𝑐 2 ) − 𝑎2
2 4
1 1
B
Bukti: a D2a C
2
Bukti:
Dalam ∆ABC berlaku:
AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)
b : a = c1 : c2
c1 : c2 = b : a
c1 : c2 = b : a (c2– c1) : (a – b) = c1: b .............. (sifat)
c : (a – b) = c1: b
𝑏𝑐
c1 = 𝑎−𝑏 ................................. (1)
11.
A Di halaman depan sebuah sekolah
tumbuh pohon cemara A dan di
halaman belakang sekolah tersebut
tumbuh pohon mangga B
(dilukiskan pada gambar di sebelah
kiri). Kedua pohon tersebt terhalang
oleh bangunan sekolah.
Jelaskan bagaimana cara menentukan jarak kedua pohon tersebut, karena tidak
mungkin dilakukan pengukuran secara langsung.
Maka AD, BE dan CF akan berpotongan di satu titik (concurrent) jika dan hanya
jika
𝐴𝐹 𝐵𝐷 𝐶𝐸
∙ ∙ =1
𝐹𝐵 𝐷𝐶 𝐸𝐴
Persamaan tersebut juga ekivalen dengan Trigono Ceva.
sin 𝐵𝐴𝐷 sin 𝐶𝐵𝐸 sin 𝐴𝐶𝐹
∙ ∙ =1
sin 𝐶𝐴𝐷 sin 𝐴𝐵𝐸 sin 𝐵𝐶𝐹
Pembuktian Rumus Dalil Ceva
CE
③ Lihat gambar △ AOC dan △ ABC untuk menentukan perbandingan
EA
△ COE dan △ EOA memiliki tinggi yang sama
△ COE dengan alas CE dan △ EOA dengan alas EA dimisalkan dengan t1
1 1
Maka luas △ COE = 2 𝐶𝐸. 𝑡1 dan luas △ EOA = 2 𝐸𝐴 . t1
△ CBE dan △ EBA memiliki tinggi yang sama
△ CBE dengan alas CE dan △ EBA dengan alas EA dimisalkan dengan t2
1 1
Maka luas △ CBE = 𝐶𝐸. 𝑡2 dan luas △ EBA = 𝐸𝐴. t2
2 2
Luas △ BOC dan Luas △ AOB
1
𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐵𝑂𝐶 𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐶𝐵𝐸 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐶𝑂𝐸 𝐶𝐸(𝑡2 − 𝑡1)
= = 2
𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐴𝑂𝐵 𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐸𝐵𝐴 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐸𝑂𝐴 1
2 𝐸𝐴(t2 − t1)
𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐵𝑂𝐶 𝐶𝐸
= … (3)
𝐿𝑢𝑎𝑠 △ 𝐴𝑂𝐵 𝐸𝐴
Dalil Manelaus
Misalkan D, E dan F berturut-turut adalah titik-titik yang terletak pada sisi
BC, AC dan AB seperti pada kedua gambar berikut.
Maka D, E dan F akan berada pada satu garis lurus (collinear) jika dan hanya jika
𝐴𝐹 𝐵𝐷 𝐶𝐸
| ∙ ∙ |=1
𝐹𝐵 𝐷𝐶 𝐸𝐴
Dua bangun dikatakan sebangun jika perbandingan sisi yang bersesuaian sama.
𝐵𝐸 𝐵𝑅
∆ 𝐵𝐸𝑅 sebangun dengan ∆ 𝑄𝐸𝐶 maka = … (1)
𝐸𝐶 𝑄𝐶
𝑄𝐶 𝐶𝐷
∆ 𝐶𝐷𝑄 sebangun dengan ∆ 𝐴𝐷𝑃 maka = … (2)
𝑃𝐴 𝐷𝐴
𝐴𝐹 𝑃𝐴
∆ 𝐵𝑅𝐹 sebangun dengan ∆ 𝐴𝑃𝐹 maka = … (3)
𝐹𝐵 𝐵𝑅
𝐵𝐸 𝐶𝐷 𝐴𝐹 𝐵𝑅 𝑄𝐶 𝑃𝐴
× × ≡ × × =1
𝐸𝐶 𝐷𝐴 𝐹𝐵 𝑄𝐶 𝑃𝐴 𝐵𝑅
Latihan
1. Pada segitiga ABC yang siku-siku di C dengan AB = 10 dan AC = 8, titik P
pada BC dan titik Q pada AC sehingga CP = CQ = 2. Garis AP dan BQ
berpotongan di titik R. Garis CR dan PQ memotog sisi AB berturut-turut di titik S
dan T. Panjang TS adalah ....
Penyelesaian:
Panjang AB = 10 dan AC = 8 maka BC = 6
4 2 10 − 𝑆𝐵
∙ ∙ =1
2 6 𝑆𝐵
SB = 4 sehingga AS = 6
Titik Q, P, T berada pada satu garis lurus maka
𝐴𝑄 𝐶𝑃 𝐵𝑇
| ∙ ∙ |=1
𝑄𝐶 𝑃𝐵 𝑇𝐴
6 2 𝑇𝑆 − 𝑆𝐵
∙ ∙ =1
2 4 𝑇𝑆 + 𝑆𝐴
3(TS – 4) = 2(TS + 6)
TS = 24
Jadi, panjang TS adalah 24.
2. (OSK 2015) Pada segitiga ABC, garis tinggi AD, garis bagi BE dan garis berat
CF berpotongan di satu titik. Jika panjang AB = 4 dan BC = 5, dan CD = m 2/n2
dengan m dan n relatif prima, maka nilai dari m – n adalah ….
Penyelesaian:
Karena CF adalah garis berat maka AF = FB = 2
Ketiga garis bertemu di satu titik maka sesuai dalil Ceva didapat
𝐴𝐹 𝐵𝐷 𝐶𝐸
∙ ∙ =1
𝐹𝐵 𝐷𝐶 𝐸𝐴
2 𝐵𝐷 5
∙ ∙ =1
2 𝐷𝐶 4
Maka
𝐵𝐷 4
=
𝐷𝐶 5
Misalkan BD = 4x maka CD = 5x
5
BD + CD = 5 maka x = 9
25 𝑚2
Maka panjang 𝐶𝐷 = 9 = 𝑛2
Didapat m = 5 dan n = 3.
Jadi, nilai m n adalah 2.
3. Pada segitiga ABC, titik E pada sisi AB dan F pada sisi AC sehingga AE = AF.
𝑄𝐸
Garis median AM dari segitiga ABC memotong EF di Q. Buktikan bahwa 𝑄𝐹 =
𝐴𝐶
!
𝐴𝐵
Penyelesaian:
Misalkan garis EF memotong perpanjangan BC di P.
Perhatikan segitiga PFC dan tiga titik A, Q, M yang berada pada satu garis lurus.
Berdasarkan teorema Manelaos maka :
𝑃𝑄 𝐹𝐴 𝐶𝑀
| ∙ ∙ |=1
𝑄𝐹 𝐴𝐶 𝑀𝑃
𝑃𝑄 𝐸𝐴 𝐵𝑀
| ∙ ∙ |=1
𝑄𝐸 𝐴𝐵 𝑀𝑃
𝑃𝑄 𝐹𝐴 𝐶𝑀 𝑄𝐸 𝐴𝐵 𝑀𝑃
∙ ∙ ∙ ∙ ∙ =1
𝑄𝐹 𝐴𝐶 𝑀𝑃 𝑃𝑄 𝐸𝐴 𝐵𝑀
𝑄𝐸 𝐴𝐵
∙ =1
𝑄𝐹 𝐴𝐶
𝑄𝐸 𝐴𝐶
= 𝐴𝐵 Terbukti.
𝑄𝐹
4. (OSP 2014) Diberikan segitiga ABC lancip dengan AB < AC. Lingkaran
singgung luar dari segitiga ABC yang berlawanan terhadap B dan C berturut-turut
berpusat di B1 dan C1. Misalkan D titik tengah dari B1C1. Misalkan pula E adalah
titik perpotongan dari AB dan CD, serta F adalah titik perpotongan dari AC dan
BD. Jika EF memotong BC di titik G, buktikan bahwa AG adalah garis bagi dari
BAC.
(Lingkaran singgung luar dari segitiga ABC yang berlawanan terhadap B
didefinisikan sebagai lingkaran yang menyinggung AC di segmennya serta
menyinggung AB dan BC diperpanjangannya)
Penyelesaian:
Karena EAY = YAC maka AD adalah garis bagi CAE.
𝐴𝐶 𝐸𝐴
=
𝐶𝐷 𝐷𝐸
Karena garis BD, AC dan EG melalui 1 titik maka sesuai dalil Ceva didapat
𝐵𝐺 𝐶𝐷 𝐸𝐴
∙ ∙ =1
𝐺𝐶 𝐷𝐸 𝐴𝐵
𝐵𝐺 𝐴𝐵 𝐷𝐸 𝐴𝐵
= ∙ =
𝐺𝐶 𝐸𝐴 𝐶𝐷 𝐴𝐶
𝐵𝐺 𝐺𝐶
=
𝐴𝐵 𝐴𝐶
Jadi, terbukti bahwa AG adalah garis bagi BAC.
5. Pada sisi segitiga ABC dibuat tiga buah persegi yaitu ADEB,BFGC, dan
ACKL. Misalkan P adalah pusat segitiga BFGC. Buktikan bahwa garis AP, BL,
dan CD akan berpotongan
Penyelesaian:
Misalkan garis CD memotong sisi AB di Q, garis BL memotong sisi AC di R dan
garis AP memotong sisi BC di S.
Misalkan juga BAC = , ABC = dan ACB = .
Karena P adalah pusat persegi BFGC maka PBC = PCB = 45o dan BPC
= 90o.
Karena 𝐵𝐷 = 𝐴𝐷√2 maka
𝐴𝑄 [𝐴𝐶𝐷] 𝐴𝐶 ∙ 𝐴𝐷 ∙ sin(𝛼 + 90𝑜 ) 𝐴𝐶 ∙ sin(𝛼 + 90𝑜 )
= = =
𝑄𝐵 [𝐵𝐶𝐷] 𝐵𝐶 ∙ 𝐵𝐷 ∙ sin(𝛽 + 45𝑜 ) 𝐵𝐶 ∙ √2 ∙ sin(𝛽 + 45𝑜 )
Karena 𝐵𝑃 = 𝐶𝑃 maka
𝐵𝑆 [𝐴𝐵𝑃] 𝐴𝐵 ∙ 𝐵𝑃 ∙ sin(𝛽 + 45𝑜 ) 𝐴𝐵 ∙ sin(𝛽 + 45𝑜 )
= = =
𝑆𝐶 [𝐴𝐶𝑃] 𝐴𝐶 ∙ 𝐶𝑃 ∙ sin(𝛾 + 45𝑜 ) 𝐴𝐶 ∙ sin(𝛾 + 45𝑜 )
Karena 𝐶𝐿 = 𝐴𝐿√2 maka
𝐶𝑅 [𝐵𝐶𝐿] 𝐵𝐶 ∙ 𝐶𝐿 ∙ sin(𝛾 + 45𝑜 ) 𝐵𝐶 ∙ √2 ∙ sin(𝛾 + 45𝑜 )
= = =
𝑅𝐴 [𝐵𝐴𝐿] 𝐴𝐵 ∙ 𝐴𝐿 ∙ sin(𝛼 + 90𝑜 ) 𝐴𝐵 ∙ sin(𝛼 + 90𝑜 )
𝐴𝑄 𝐵𝑆 𝐶𝑅
∙ ∙ =1
𝑄𝐵 𝑆𝐶 𝑅𝐴
Sesuai dalil Ceva maka AP, BR dan CQ berpotongan di satu titik.
Jadi, terbukti bahwa garis AP, BL dan CD akan berpotongan di satu titik
N. Segitiga dibentuk dari tiga buah garis lurus dengan tidak ada garis
yang sejajar
a. Dalil Cosinus dan Sinus
Pada setiap segitiga sebarang selalu berlaku dalil cosinus. Misalkan segitiga ABC
memiliki sisi-sisi yang panjangnya a, b, c dengan sudut di hadapannya secara
berurutan adalah A, B, C, maka berlaku :
a2 = b2 + c2 2bc cos A
b2 = a2 + c2 2ac cos B
c2 = a2 + b2 2ab cos C
Jika salah satu sudut segitiga tersebut siku-siku misalkan di A maka
a2 = b2 + c2
yang dikenal dengan dalil pitagoras.
Latihan
1. (OSK 2013) Misalkan P adalah titik interior dalam daerah segitiga ABC
sehingga besar PAB = 10o, PBA = 20o, PCA = 30o, dan PAC = 40o.
Besar ABC adalah
2. (ME V7N1) Tentukan semua kemungkinan sisi-sisi segitiga ABC dengan
sisi-sisinya membentuk 3 bilangan bulat berurutan serta C = 2A.
3. (Canadian MO 1990) ABCD adalah segiempat tali busur. Diagonal AC
dan BD saling berpotongan di titik X. Dari titik X ditarik garis tegak lurus
sisi AB, BC, CD, DA yang masing-masing memotong keempat sisi
tersebut secara berurutan di titik P, Q, R, S. Buktikan bahwa PS + QR =
PQ + SR.
Penyelesaiannya
APB = 150O dan APC = 110O. Maka BPC = 100O. Misalkan PBC = x
maka PCB = 80O x.
Dengan dalil sinus pada ∆APB didapat
sin 20𝑜
𝐴𝑃 = sin 150𝑜 𝐴𝐵 (1)
sin 30𝑜
𝐴𝑃 = sin 110𝑜 𝐴𝐶 (2)
𝐴𝐵 sin(110𝑜 −𝑥)
= (4)
𝐵𝐶 sin(20𝑜 +𝑥)
Dari persamaan (3) dan (4) didapat
sin (20O + x) sin 30O sin 150O = sin (110o x) sin 20O sin 110O
Mengingat sin 110O = cos 20O maka
sin (20O + x) = 2 sin (110o x) sin 40O
sin (20O + x) = 2 sin (110o x) cos 50O = sin (160O x) + sin (60O x)
Mengingat bahwa sin (160o x) = sin (20O + x)
maka
sin (60O x) = 0
Jadi, x = 60O
ABC = 20O + x = 80O
Jadi, ABC = 80O.
Karena XPA = 90o dan XSA = 90o maka segiempat XSPA adalah segiempat
tali busur yang juga terletak pada suatu lingkaran yang dapat dianggap berjari-jari
r1.
Karena XPA = 90o dengan titik P terletak pada lingkaran berjari-jari r1 maka AX
adalah diameter lingkaran tersebut
AX = 2r1.
𝑃𝑆
Sesuai dalil sinus pada ΔPAS maka sin 𝑃𝐴𝑆 = 2𝑟1 = 𝐴𝑋 (1)
𝐵𝐷
Sesuai dalil sinus pada ΔBAD maka = 2𝑅 (2)
sin 𝑃𝐴𝑆
𝑃𝑆 𝐴𝑋
Dari (1) dan (2) didapat 𝐵𝐷 = 2𝑅 (3)
Karena XQC = 90o dan XRC = 90o maka segiempat QXRC adalah segiempat
tali busur yang juga terletak pada suatu lingkaran yang dapat dianggap berjari-jari
r2.
Karena QRC = 90o dengan titik R terletak pada lingkaran berjari-jari r2 maka
CX adalah diameter lingkaran tersebut
CX = 2r2.
𝑄𝑅
Sesuai dalil sinus pada ΔCQR maka sin 𝑅𝐶𝑄 = 2𝑟21 = 𝐶𝑋 (4)
𝐵𝐷
Sesuai dalil sinus pada ΔCDB maka = 2𝑅 (5)
sin 𝑅𝐶𝑄
𝑄𝑅 𝐶𝑋
Dari (4) dan (5) didapat = 2𝑅 (6)
𝐵𝐷
𝐴𝐶.𝐵𝐷
Dengan cara yang sama akan didapatkan 𝑃𝑄 + 𝑆𝑅 = 2𝑅
Terbukti bahwa PS + QR = PQ + SR
b. Kesebangunan Segitiga
Dua buah segitiga dikatakan sebangun apabila sisi-sisinya memiliki perbandingan
yang sama sedangkan segitiga yang memiliki sisi-sisi yang sama dikatakan
kongruen (sama dan sebangun).
Dua buah segitiga ABC dan DEF dikatakan sebangun jika memenuhi salah
satu syarat berikut :
I. Ketiga sudutnya sama. Dengan kata lain A = D, B = E dan C =
F. Jika diperhatikan syarat sebenarnya hanyalah dua buah sudutnya sama
sebab sudut ketiga akan sama jika dua sudut lainnya sama.
𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
II. Sisi-sisinya memiliki perbandingan yang sama, 𝐷𝐸 = 𝐷𝐹 = 𝐸𝐹 .
III. Dua sisi memiliki perbandingan yang sama serta sudut yang mengapit
kedua sisi tersebut juga sama.
𝐴𝐵 𝐴𝐶
= 𝐷𝐹 dan A = D.
𝐷𝐸
LATIHAN
1. (OSK 2014) Diberikan persegi ABCD dengan panjang sisi 1 satuan. Titik
E dan F berturut-turut berada pada sisi BC dan CD sehingga AEF
samasisi. Dibuat pula persegi yang melewati B yang sisi-sisinya sejajar
dengan ABCD dengan salah satu titik sudutnya berada pada ruas garis AE,
namun bukan A bukan pula E. Jika panjang sisi persegi yang lebih kecil
a−√b
adalah c dengan a, b, c bilangan bulat positif dan b tidak habis dibagi
suatu bilangan kuadat sempurna lebih dari 1, maka nilai a + b + c adalah
(i) Misalkan koordinat titik sudut ΔABC adalah A(xA, yA), B(xB, yB)
𝑥𝐴 +𝑥𝐵 +𝑥𝐶 𝑦𝐴 +𝑦𝐵 +𝑦𝐶
dan C(xC, yC) maka koordinat titik berat 𝐺 ( , ).
3 3
𝐶𝐸 𝐶𝐷
Karena = 𝐶𝐵 dan ECD = ACB maka CED ≅CAB.
𝐶𝐴
𝐶𝐸 𝐶𝐷 1 𝐴𝐵
Karena 𝐶𝐴 = 𝐶𝐵 = 2 maka 𝐷𝐸 = =3
2
Jadi, panjang DE = 3.
2. (OSP 2016) Segitiga ABC mempunyai lingkaran luar jari-jari 1.
Jika dua garis berat segitiga ABC masing masing mempunyai
panjang 1, maka keliling segitiga ABC adalah ...
Penyelesaian :
Jari-jari lingkaran luas ABC adalah 𝑅 = 1
Tanpa mengurangi keumuman misalkan AD dan BE adalah
garis berat dengan AD = BE = 1. Jika CF adalah garis berat
ketiga maka CF akan tegak lurus AB.
Karena simetri maka ABC adalah segitiga sama kaki dengan AC
= BC.
Misalkan panjang AB = 𝑐 dan AC = BC = 𝑎
√𝟕
Jadi, keliling segitiga ABC adalah √𝟐 + 𝟐 .
3. Titik M adalah titik tengah sisi BC dari segitiga ABC dengan
AM : BC = 3 : 2. Buktikan bahwa garis berat dari titik B dan C
saling tegak lurus.
Penyelesaian :
Misalkan garis berat yang ditarik dari titik B memotong sisi
AC di titik N dan garis berat yang ditarik dari titik C
memotong sisi AB di titik P.
P. Luas segitiga
a. Diketahui alas dan tinggi segitiga.
Misalkan ΔABC memiliki panjang alas = a dan tinggi = t maka
1
Luas segitiga ABC =[ABC] = 2 at
Dari persamaan di atas akan didapat
(i) Dua buah segitiga yang alas dan tingginya sama panjang akan
memiliki luas yang sama.
Sebagai contoh, perhatikan gambar. Garis l1 dan l2 adalah dua
garis yang sejajar. Akibatnya tinggi ΔABC, ΔABD akan sama.
Karena panjang alasnya sama yaitu AB maka ΔABC, ΔABD
keduanya memiliki luas yang sama. Sebagai tambahan,
misalkan perpotongan kedua segitiga di titik E, maka luas
ΔACE = luas ΔBDE.
(ii) Dua buah segitiga yang alas atau tingginya sama maka
perbandingan luasnya berturut-turut dapat dinyatakan sebagai
perbandingan tinggi atau alasnya.
Latihan
1. (OSK 2013) Diberikan segitiga ABC dengan luas 10. Titik-titik D, E
dan F berturut-turut terletak pada sisi-sisi AB, BC dan CA dengan AD
= 2, DB = 3. Jika segitiga ABE dengan segiempar DBEF mempunyai
luas yang sama, maka luanya sama dengan
2. (OSK 2016) Pada segitiga ABC, titik-titik X, Y dan Z berturut-turut
terletak pada sunar BA, CB dan AC sehingga BX = 2.BA, CY = 2.CB
dan AZ = 2.AC. Jika luas ABC adalah1, maka luas
XYZ adalah
3. (OSK 2014) Segitiga ABC merupakan segitiga sama kaki dengan
panjang AB = AC = 10 cm. Titik D terletak pada garis AB sejauh 7 cm
dari A dan E titik pada garis AC yang terletak sejauh 4 cm dari A. Dari
A di tarik garis tinggi dan memotong BC di F. jika bilangan rasional
menyatakan perbandingan luas segi empat ADFE terhadap luas
segitiga ABC dalam bentuk yang paling sederhana, maka nilai a+b
adalah ...
4. (OSP 2015) Diberikan segitiga ABC, melalui titik D yang terletak pada
sisi BC ditarik garis DE dan DF berturut-turut sejajar dengan AB dan
AC, (E pada AC, F pada AB). Jika luas segitiga DEC sama dengan 4
kali luas segitiga BDF, maka perbandingan luas segitiga AEF dengan
luas segitiga ABC adalah ...
5. (OSN 2009 SMP/MTs) Diketahui segitiga ABC dengan A sebagai
puncak dan BC sebagai alas. Titik P terletak pada sisi CA. Dari titik A
di tarik garis sejajar PB dan memotong perpanjangan alas di titik D.
Titik E terletak pada alas segitiga CE : ED = 2 : 3. Jika F adalah
tengah-tengah antara E dan C, dan luas segitiga ABC sama dengan 35
cm2, berapakah luas segitiga PEF ?
6. (AIME 1988) P adalah titik di dalam segitiga ABC. Perpanjangan PA
memotong sisi BC di D, perpanjangan PB memotong sisi AC di E dan
panjang PC memotong sisi AB di F. Jika panjang PD = PE = PF = 3
dan PA+PB+PC = 43 tentukan nilai dari PA . PB . PC.
7. (Flanders MO 2001 Final Round) Pada segitiga ABC titik D dan E
berturut-turut terletak pada sisi AC dan BC. Garis BD dan AE
berpotongan di titik F. Misalkan [XYZ] menyatakan luas segitiga
XYZ. Jika [ADF] = 4, [ABF]= 8 dan [BEF] = 7 maka tentukan luas
daerah CDFE.
8. (OSN 2009) Pada segitiga ABC, titik-titik D, E dan F berturut-turut
terletak pada segmen BC, CA dan AB. Nyatakan P sebagai titik potong
AD dan EF
Penyelesaian :
1. Misalkan H adalah perpotongan AE dan DF. Misalkan juga [XYZ]
menyatakan luas segitiga XYZ.
1 1 1
[𝐴𝐵𝐶] = 𝑏𝑐 sin 𝐴 = 𝑎𝑐 sin 𝐵 = 𝑎𝑏 sin 𝐶 = 1
2 2 2
1 1
[𝐴𝑋𝑍] = ∙ 𝐴𝑋 ∙ 𝐴𝑍 ∙ sin(180𝑜 − 𝐴) = ∙ 𝑐 ∙ 2𝑏 ∙ sin 𝐴 = 2[𝐴𝐵𝐶] = 2
2 2
1 1
[𝐵𝑋𝑌] = ∙ 𝐵𝑋 ∙ 𝐵𝑌 ∙ sin(180𝑜 − 𝐵) = ∙ 2𝑐 ∙ 𝑎 ∙ sin 𝐵 = 2[𝐴𝐵𝐶] = 2
2 2
1 𝑜
1
[𝐶𝑌𝑍] = ∙ 𝐶𝑌 ∙ 𝐶𝑍 ∙ sin(180 − 𝐶) = ∙ 2𝑎 ∙ 𝑏 ∙ sin 𝐶 = 2[𝐴𝐵𝐶] = 2
2 2
[𝑋𝑌𝑍] = [𝐴𝑋𝑍] + [𝐵𝑋𝑌] + [𝐶𝑌𝑍] + [𝐴𝐵𝐶] = 2 + 2 + 2 + 1 = 7
Jadi, Luas XYZ adalah 7.
3. AF adalah garis tinggi.
R. Ketaksamaan gegitiga
Pada setiap segitiga harus lah berlaku bahwa panjang setiap sisi selalu
kurang dari jumlah panjang dua sisi yang lain.
Misalkan panjang sisi-sisi segitiga ABC adalah a, b dan c maka berlaku
a < b +c ; b < a+c dan c < a+b
Latihan
1. (OSP 2014) Diberikan segitiga ABC, dengan sisi-sisi : 𝐴𝐵 = 𝑐, 𝐵𝐶 =
1
𝑎, 𝐶𝐴 = 𝑏 = 2 (𝑎 + 𝑐). Ukuran terbesar dari 𝐴𝐵𝐶 adalah
Penyelesaian :
1
𝑏 2 = (𝑎 + 𝑐)2
4
𝑎2 + 𝑐 2 − 𝑏 2 4𝑎2 + 4𝑐 2 − (𝑎 + 𝑐)2
cos 𝐴𝐵𝐶 = =
2𝑎𝑐 8𝑎𝑐
3𝑎2 + 3𝑐 2 − 2𝑎𝑐
=
8𝑎𝑐
Dengan ketaksamaan AM-GM didapat
3𝑎2 + 3𝑐 2 − 2𝑎𝑐 6𝑎𝑐 − 2𝑎𝑐 1
cos 𝐴𝐵𝐶 = ≥ =
8𝑎𝑐 8𝑎𝑐 2
1
Karena cos 𝐴𝐵𝐶 ≥ 2 maka 𝐴𝐵𝐶 ≤ 60𝑜
3. (OSP 2009) Diberikan segitiga ABC dan titik D pada sisi AC.
Misalkan r1, r2 dan r berturut-turut menyatakan jari-jari lingkaran
dalam dari segitiga-segitiga ABD, BCD, dan ABC. Buktikan bahwa r1
+ r2> r.
Penyelesaian :
Misalkan [ABC] menyatakan luas luas segitiga ABC, maka [ABC] =
[ABD] + [BCD]
1 1 1
r(AB + BC + AC) = 2r1(AB + BD + AD) + 2r2(BC + BD + DC)
2
Pada ΔABD dan ΔBCD berturut-turut berlaku BD < AD + AB dan BD
< BC + DC sehingga
r(AB + BC + AC) = r1(AB + BD + AD) + r2(BC + BD + DC) < r1(AB
+ BC + DC + AD) + r2(BC + AD + AB + DC)
Karena AD + DC = AC maka
r(AB + BC + AC) < r1(AB + BC + AC) + r2(BC + AC + AB)
r < r1 + r2
Terbukti bahwa r1 + r2> r
Segitiga BAG dan segitiga PAG adalah dua segitiga dengan tinggi
yang sama maka perbandingan luas dapat dinyatakan sebagai
perbandingan alas. [BAG] : [PAG] = AB : AP.
Dengan cara yang sama maka [CGA] : [QGA] = AC : AQ
[𝐵𝐺𝑀] [𝐶𝑀𝐺] 1 [𝐵𝐴𝐺] [𝐶𝐺𝐴] 1 𝐴𝐵 𝐴𝐶
+ = ( + )= ( + )
[𝑃𝐴𝐺] [𝑄𝐺𝐴] 2 [𝑃𝐴𝐺] [𝑄𝐺𝐴] 2 𝐴𝑃 𝐴𝑄
Tanpa mengurangi keumuman misalkan koordinat A(0, 0), B(b, 0),
𝑎+𝑏 𝑐
C(a, c) sehingga 𝐺 ( , 3). Titik M adalah pertengahan BC sehingga
3
𝑎+𝑏 𝑐
𝑀( , 2).
2
𝑐
Garis AC melalui (0, 0) dan gradien 𝑎sehingga persamaan garis AC,
𝑐
𝑦 = 𝑎 𝑥.
𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏
𝑦 = 𝑚𝑥 + .
3
𝑚𝑎+𝑚𝑏−𝑐
Garis ℓ memotong AB di titik P maka 𝑥𝑃 = sehingga
3𝑚
𝑚𝑎+𝑚𝑏−𝑐
𝑃( , 0).
3𝑚
𝑐 𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏
Garis ℓ memotong AC di Q, maka 𝑎 𝑥𝑄 = 𝑚𝑥𝑄 + .
3
𝑎(𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏) 𝑐(𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏)
𝑥𝑄 = maka 𝑦𝑄 = .
3(𝑐−𝑚𝑎) 3(𝑐−𝑚𝑎)
𝑎(𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏) 𝑐(𝑐−𝑚𝑎−𝑚𝑏)
Sehingga 𝑄 ( , ).
3(𝑐−𝑚𝑎) 3(𝑐−𝑚𝑎)
𝐴𝐵 𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 𝑏−0 3𝑚𝑏
= = =
𝐴𝑃 𝑥𝑃 − 𝑥𝐴 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑐 − 0 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑐
3𝑚
[𝐵𝐺𝑀] [𝐶𝑀𝐺] 1 𝐴𝐵 𝐴𝐶
+ = ( + )
[𝑃𝐴𝐺] [𝑄𝐺𝐴] 2 𝐴𝑃 𝐴𝑄
1 3𝑚𝑏 3(𝑐 − 𝑚𝑎)
= ( + )
2 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑐 𝑐 − 𝑚𝑎 − 𝑚𝑏
1 3(𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑐) 3
= ( )=
2 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑐 2
[𝑩𝑮𝑴] [𝑪𝑴𝑮] 𝟑
[𝑷𝑨𝑮]
+ [𝑸𝑮𝑨] = (terbukti)
𝟐
𝑦−0 𝑥−𝑎
Persamaan garis BC adalah 𝑐−0 = 𝑏−𝑎yang setara dengan 𝑦 =
𝑥−𝑎
−𝑐 (𝑎−𝑏).
𝑎−𝑑
Maka koordinat titik 𝐷 (𝑑, 𝑐 (𝑎−𝑏 )).
𝑎𝑐−𝑐𝑑
Persamaan garis AD adalah𝑦 = (𝑎𝑑−𝑏𝑑) 𝑥.
𝑐𝑒𝑥𝑃 − 𝑐𝑒𝑓 𝑎𝑐 − 𝑐𝑑
=( )𝑥
𝑏𝑒 − 𝑏𝑓 𝑎𝑑 − 𝑏𝑑 𝑃
𝐴𝐶 𝑥 −𝑥
Karena A, E dan C berada pada satu garis lurus maka𝐴𝐸 = 𝑥𝐶 −𝑥𝐴 =
𝐸 𝐴
𝑏
(2)
𝑒
𝐷𝐶 𝑥 −𝑥
Karena C, D dan B berada pada satu garis lurus maka𝐵𝐶 = 𝑥𝐷−𝑥𝐶 =
𝐵 𝐶
𝑑−𝑏
𝑎−𝑏
(3)
𝐷𝐵 𝑥𝐵 −𝑥𝐷
Karena C, D dan B berada pada satu garis lurus maka 𝐵𝐶 = =
𝑥𝐵 −𝑥𝐶
𝑎−𝑑
(4)
𝑎−𝑏
𝐴𝐷 𝑥𝐷 −𝑥𝐴
Karena A, D dan P berada pada satu garis lurus maka 𝐴𝑃 = =
𝑥𝑃 −𝑥𝐴
𝑎𝑑𝑒+𝑎𝑏𝑓−𝑏𝑑𝑓−𝑎𝑏𝑒
(5)
𝑎𝑓(𝑎−𝑏)
𝐴𝐵 𝐷𝐶 𝐴𝐶 𝐷𝐵 𝑎 (𝑑−𝑏) 𝑏 (𝑎−𝑑)
∙ 𝐵𝐶 + 𝐴𝐸 ∙ 𝐵𝐶 = 𝑓 ∙ (𝑎−𝑏) + 𝑒 ∙ (𝑎−𝑏) =
𝐴𝐹
𝑎𝑑𝑒+𝑎𝑏𝑓−𝑏𝑑𝑓−𝑎𝑏𝑒
(6)
𝑎𝑓(𝑎−𝑏)
𝐴𝐵 𝐷𝐶 𝐴𝐶 𝐷𝐵 𝐴𝐷
∙ + ∙ =
𝐴𝐹 𝐵𝐶 𝐴𝐸 𝐵𝐶 𝐴𝑃
𝑨𝑩 𝑨𝑪 𝑨𝑫
∙ 𝑫𝑪 + 𝑨𝑬 ∙ 𝑫𝑩 = 𝑨𝑷 ∙ 𝑩𝑪(terbukti)
𝑨𝑭
10. (OSP 2011) Diberikan persegi panjang (siku empat) ABCD dengan
AB = a dan BC = b. Titik O adalah perpotongan antara kedua diagonal
DB sehingga AE = BO, juga perpanjangan diagonal DB sehingga BZ =
BO. Asumsikan segitiga EZC sama sisi. Buktikan bahwa :
i. 𝑏 = 𝑎√3