Anda di halaman 1dari 24

BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

BUKU AJAR 1
UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

GEOMETRI BIDANG
UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

SAKUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2020

0
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

A. Indikator Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (ISub-CPMK)

Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi untuk dapat

Mensintesa unsur-unsur geometri batasan unsur-unsur geometri, dan kongruensi ruas garis dan

sudut, Mendeskripsikan aksioma kesejajaran, hubungan garis dan sudut serta teoremanya

dengan indikator capaian:

1. Menjelaskan ide dasar dalam geometri bidang yang disertai contoh masing-masing

dalam klasifikasi fakta, konsep, prinsip serta algoritma atau prosedur

2. Menjelaskan batasan sudut dan unsur-unsur sudut dan kongruensi sudut

3. Membuktikan teorema- teorema tentang sudut

4. Menjelaskan kesejajaran dua garis

5. Membuktikan teorema-teorema yang berkaitan dengan kongruensi sudut sebagai

akibat dari dua garis sejajar di potongan sebuah garis

B. Ide Dasar Geometri

Geometri adalah ilmu cabang matematika yang sudah lama yakni sama lamanya dengan ilmu

pengetahuan. Bermula dari zaman pra sejarah; Geometri adalah subjek ilmu pengetahuan tentu

memiliki objek dan metoda. Objek geometri merupakan hal-hal yang ditelaah

(diselidiki/dipikirkan). Sedangkan metoda merupakan cara untuk memperoleh fakta/konsep

dan prosedur menetapkan hukum-hukum/prinsip (dalil atau teorema) yang diberlakukan dalam

geometri. Objek dan metoda dalam geometri keduanya telah mengalami perkembangan. Untuk

memahami geometri sebagai sub disiplin ilmu matematika perlu mengikuti sejarah

perkembangan geometri dan hakekat matematika.

1
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

1. Sejarah Perkembangan Geometri

Ketika penduduk suatu wilayah berkembang, mereka berfikir perlu membangun tempat

perlindungan yang cukup besar yang menampung ahli keluarga. Tempat tinggal yang cukup

kuat untuk menahan Angin, hujan dan badai sangat diperlukan. Untuk membuat tempat

berlindung dengan ukuran yang tepat, seseorang harus membanding-bandingkan ukuran

panjang dan luas. Begitulah asal mula munculnya ilmu geometri.

Di Mesir kuno orang yang memiliki ladang pertanian di sepanjang tepi sungai Nil. Banjir

sungai Niil menghanyutkan semua tanda-tanda batas pemilikan tanah. Setelah banjir surut,

orang-orang yang telah dilatih secara khusus disebut tukang perentang tali menetapkan

penunjuk batas baru. Orang Yunani menamakan pengukur tanah bangsa Mesir zaman dahulu

para geometer atau pengukur tanah (dari bahasa Yunani geo ’tanah’ dan metria ’ukuran’).

Pengukur tanah menemukan banyak fakta tentang segitiga, persegi, persegi panjang, dan

bahkan lingkaran. Fakta ini menjadi inti ilmu yang oleh orang Yunani disebut geometri atau

ilmu tentang ukuran tanah.

FASE-1

Mula-mula yang menjadi objek geometri adalah benda-benda kongret (benda alam, benda fisik)

misalnya: Sebatang tongkat, sebidang tanah, selembar kertas, tumpukan gandum, bahan

bangunan seperti potongan kayu, batu bata dan lain-lain. Metoda yang dipergunakan adalah

metoda empiris. Fakta/konsep diperoleh dengan pengamatan, pengukuran dan percobaan.

Hukum-hukum yang biasanya disebut proposisi atau dalil diperoleh secara induksi atau coba

jaya.

Dalam fase ini ba nyak disimpulkan rumus sebagai dalil atau teorema, bahkan tidak dibedakan

definisi dan dalil yang disebut dengan proposisi. Tiap-tiap proposisi berdiri sendiri; Misalnya

Keliling suatu lingkaran sama dengan tiga kali garis tengah.

2
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Orang Babilonia purba adalah perintis dalam cabang matematika ini. Tanah antara sungai

Tigris dan Eufrat, tempat tinggal orang Babilonia, semula berupa rawa, mereka perlu meneliti

tanah. Dalam melakukan hal itu, orang Babilonia menciptakan kaidah-kaidah untuk mencari

luas tanah. Kaidah-kaidah ini tidak terperinci benar tetapi pengetahuan mereka merupakan

pengetahuan yang diperoleh secara empiris.

Di Mesir orang yang memiliki ladang pertanian di sepanjang tepi sungai Nil dikenakan pajak

sesuai dengan tanah yang mereka garap. Dalam musim hujan, sungai akan meluap

menggenangi tanah itu, dan menghanyutkan semua tanda-tanda batas pemilikan tanah. Oleh

karena itu, orang perlu mengukur lagi tanah sehingga masing-masing pemilik akan

memperoleh bagian mereka yang sah. Setelah banjir surut, orang-orang yang telah dilatih

secara khusus disebut tukang perentang tali menetapkan penunjuk batas baru. Mereka

menggunakan simpul-simpul tali yang berjarak sama, sehingga mereka dapat mengukur

panjang yang diinginkan dan membagi tanah itu ke dalam bentuk-bentuk segitiga, peregi

panjang, trapesium dan segi empat lain. Mereka menciptakan kaidah-kaidah yang praktis untuk

mengukur luas bentuk-bentuk ini. Kaidah itu beraneka ragam dan bersifat universal sering

tidak tepat, berbeda dengan pengetahuan sekarang, misalnya bahwa luas setiap segitiga adalah

setengah hasil kali alas dan sisinya. Orang Mesir memberikan ukuran luas segitiga ini sebagai

setengah hasil kali dari alasnya dengan sebuah sisi. Sebagian besar dari segitiga-segitiga yang

dipergunakan dalam kegiatan pemeriksaan mereka adalah segitiga yang panjang dan sempit

(ide awal siku-siku). Dalam segitiga seperti itu tidak terdapat banyak perbedaan antara

panjang sisi dan tingginya. Oleh karena itu, hasil dari perhitungan orang Mesir berguna sekali

sebagai dasar pembagian tanah dan penarikan pajak garapan tanah.

Para geometer atau pengukur tanah menemukan banyak fakta tentang segitiga, persegi, persegi

panjang, dan bahkan lingkaran. Fakta ini menjadi inti ilmu yang oleh orang Yunani disebut

3
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

geometri atau ilmu tentang ukuran tanah. Geometri dewasa ini lebih luas daripada tahap

awalnya, tetapi ilmu ini masih menyangkut ukuran, bentuk, dan kedudukan benda-benda.

FASE-2

Orang Yunani membuat kemajuan penting dalam bidang geometri. Mereka tidak hanya

mengoreksi kaidah-kaidah orang Mesir yang salah, tetapi juga mempelajari berbagai bentuk

geometris agar dapat menyusun hubungan-hubungan. Thales, seorang ahli matematika Yunani

yang hidup 2500 tahun sebelum masehi, menemukan bahwa setiap garis tengah yang ditarik

dalam sebuah lingkaran akan membagi lingkaran menjadi dua buah tengahan. Dia juga

mengamati bahwa apabila dua garis lurus memotong satu sama lain maka sudut yang bertolak

belakang selalu sama, tidak menjadi soal sudut apa pun yang dibentuk oleh garis-garis itu. Hal

ini merupakan permulaan perhitungan angka-angka untuk menghitung tanah milik mereka,

bukan untuk penggunaan secara praktis. Orang Yunani mengubah geometri menjadi pengkajian

mengenal hubungan antara berbagai bagian dari bentuk-bentuk yang ada dalam ruang. Hal

inilah yang sekarang ini dimaksudkan dengan geometri.

Semakin banyaknya dalil-dalil yang dikenal, timbul keperluan untuk menghubungkan secara

logis dalil yang satu dengan dalil lainnya. Salah satu contoh diterangkan dengan cara

bagaimana rumus luas derah jajar-genjang dapat diperoleh dari rumus luas daerah persegi.

Dengan cara deduktif, dari dalil-dalil yang sudah dikenal dapat disimpulkan dan diperoleh

dalil yang baru. Antara lain; Hippocrates berhasil menemukan luas daerah yang berbentuk

bulan sabit seperti beberapa gambar 1.0 di bawah ini

Gambar 1.0

4
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

(https://en.wikipedia.org/wiki/Lune_of_Hippocrates).

Seiring dengan itu objek geometri mengalami pergantian. Disadari bahwa hal-hal yang

dibicarakan dalam geometri seperti titik, garis, bidang dan bangun-bangun lainnya bukanlah

benda alam, melainkan ‘benda’ yang hanya dipikirkan saja. “Benda-benda yang hanya ada

dalam pikiran” dan karena itu selanjutnya kita sebut benda pikiran. Benda pikiran berlainan

dengan benda alam, tetapi kemiripan antar kedua benda tadi ditetapkan sedemikian sehingga

tepat. Benda pikiran merupakan imajinasi dari benda alam dengan melakukan abstraksi dan

idealisasi.

Abstraksi merupakan proses imajinasi bahwa dari sifat-sifat suatu benda alam hanya sebagian

saja yang diperhatikan, dalam geometri umumnya adalah ukuran dan bentuk saja, sedangkan

sifat lain seperti suhu, warna diperhatikan apabila diperlukan. Idealisasi merupakan

penyempurnaan, misalnya kertas yang tipis disempurnakan tipisnya dalam arti tebalnya tidak

ada dinyatakan sebagai bidang. Seutas benang disempurnakan kecilnya sehingga lenyap tebal

dan lebarnya yang diperhatikan memanjangnya saja adalah ilustrasi untuk garis. Dan lain-

lainnya.

Setelah objek geometri yang semula benda kongret diganti dengan benda pikiran, maka cara

yang dipergunakan pada benda alam tidak lagi logis dipergunakan. Benda yang ada dalam

pikiran tidak dapat diangkat atau diukur. Dengan demikian pemikiran induktif yang didasarkan

atas hasil-hasil pengamatan dan percobaan juga tidak logis dipakai. Kecuali dengan alasan

bahwa induksi tidak selalu menghasilkan dalil yang benar, namun masih diperlukan. Induksi

Matematika diterima sebagai satu cara membuktikan teorema.

FASE-3

Jalan pikiran yang selanjutnya diberlakukan yang deduktif saja. Tetapi dalil-dalil yang sudah

dikenal diperoleh dengan cara induksi, suatu jalan pemikiran yang berlawanan dengan metode

keilmuan yang diberlakukan. Dalam fase ini timbul gagasan untuk mengurangi dalil-dalil yang

5
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

diperoleh dengan cara induksi (dari pengamatan, pengukuran dan percobaan) sehinggga sedikit

mungkin. Pemikiran ini merupakan awal disusunya ilmu aksiomatik. Awal disusunnya ilmu

aksiomatis; disepakati dalil-dalil yang diperoleh dari pengalaman (pengamatan, pengkuran dan

percobaan) secara induktif tidak boleh disebut dalil lagi, apabila proposisi dalil itu urgen dan

mendasar dapat disebut aksioma atau postulat kemudian dengan aksioma-aksioma proposisi

dinalar secara deduktif sehingga menjadi dalil.

Konsep-konsep juga disusun berdasarkan pemikiran deduktif, diinginkan agar semua

pengertian atau konsep didefinisikan, tetapi tidak mungkin karena definisi tiap-tiap pengertian

menggunakan pengertian lain, dengan demikian ada beberapa pengertian yang tertentu dan

cukup jelas sehingga tidak perlu didefinisikan. Pengertian yang seperti itu dinamakan

pengertian pangkal. Semua pangertian lain (yang bukan pengertian pangkal) harus

didefinisikan dengan menggunakan pengertian pangkal atau pengertian yang sudah

didefinisikan terlebih dahulu. Pernyataan dianggap general apabila sudah dibuktikan dengan

penalaran logis melalui definisi atau pernyataan yang mendahului telah dibuktikan sebelumnya,

pernyataan awal yang diterima umum tanpa bukti adalah asumsi dasar yang juga disebut

postulat atau aksioma.

Banyak ahli matematika berusaha menyusun ilmu yang aksiomatis. Mereka pada umumnya

membuat buku dengan judul ‘The Element’. Pada tahun 300 SM ‘The Element’ tulisan Euclid

diterbitkan. The Element diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “unsur-unsur”.

Pada umumnya ahli matematika menerima buku-buku Euclids sebagai satu-satunya edisi yang

memenuhi sistem aksioma pada fase itu. “Unsur-unsur” tulisan Euclids terdiri atas 13 buku,

buku-buku ini yang keseluruhannya memuat 465 proposisi. 13 buah buku tersebut diantaranya

juga memuat aljabar bilangan. “Unsur-unsur” diajarkan disekolah dari tahun pertama sampai ke

perguruan tinggi, dan bertahan lebih dari 20 abad.

6
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

FASE-4

Dalam fase ini geometri dikembangkan dimulai dari sekelompok istilah yang tidak

didefinisikan dan sekelompok pernyataan yang tidak dibuktikan. Istilah-istilah yang tidak

didefinisikan disebut pengertian pangkal. Pernyataan yang tidak diperlukan bukti disebut

aksioma. Istilah-istilah pada pengertian pangkal kosong dari arti fisik dengan maksud kita

bebas memberikan arti kepada istilah itu hanya dengan syarat arti itu cocok dengan aksioma-

aksioma yang ditetapkan. Aksioma tidak dipersoalkan kebenarannya (benilai benar atau salah),

tetapi kelompok aksioma tidak boleh mengandung pertentangan (harus konsisten), kelompok

aksioma tidak boleh mengandung dependensi (masing-masing pernyataan dalam kelompok

aksioma tidak saling bergantung), kelompok aksioma harus lengkap (dalam arti masing-

masing pernyataan mencukupi untuk menyusun teorema sehingga lengkap menjadi satu sub

disiplin ilmu).

Dengan dasar sistem aksioma berkembang cabang-cabang matematika modern. Dalam sub

disiplin geometri dikembangkan sub-ilmu geometri modern; seperti geometri hingga, geometri

insidensi, geometri affin, geometri kongruensi terurut, geometri non Euclids, geometri fraktal,

geometri netral dan lainnya. Geometri adalah subjek ilmu pengetahuan yang dikembangkan

dengan objek benda pikiran dengan semesta HIMPUNAN TITIK. Geometri adalah salah satu

ilmu deduktif-aksiomatik yang mempelajari tentang relasi dan sifat-sifat pada himpunan titik.

Geometri Euclids mengalami perkembangan untuk memenuhi sistem aksiomatik dalam fase

ini. Sistem aksioma Euclids terdapat beberapa variasi (versi) sesuai penulisnya; antara lain:

1) Sistem Aksioma Euclids versi Hilbert disebut Sistem Aksioma Hilbert disingkat SAH,

2) versi Joyce Dept. Math. & Comp. Sci.

(sila akses http://www.aleph0.clarku.edu/~djoyce/java/elements/elements.html).

7
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Sistem aksioma dalam sub disiplin geometri dikembangkan dengan berbagai versi yang

seyogyanya bertujuan untuk menjadikan geometri menjadi lebih eksak, dengan demikian

geometri dikatakan ketat dengan kebenaran logika.

Dalam geometri Euclid, terdapat lima aksioma.

Aksioma 1: Dari dua buah titik yang berbeda dapat dibuat tepat sebuah garis.

Aksioma 2: Suatu ruas garis yang terbatas, jika diperpanjang akan menghasilkan sebuah garis.

Aksioma 3: Untuk mendeskripsikan suatu lingkaran diperlukan suatu pusat dan jari-jari.

Aksioma 4 : Semua sudut siku-siku sama satu dengan lainnya.

Aksioma 5 : Jika suatu garis memotong dua garis lainnya sedemikian hingga sudut dalam yang

terletak pada sisi yang sama jumlahnya kurang dari dua sudut siku-siku, dua garis

tersebut jika diperpanjang akan berpotongan pada sisi dimana terletak sudut-sudut

yang jumlahnya kurang dari dua sudut siku-siku.

Aksioma yang berkaitan langsung dengan garis dan sudut, pada aksioma 1, 2, dan 4.

2. Hakekat Matematika.

Matematika merupakan ilmu abstrak deduktif-aksiomatis, merupakan kumpulan ide/gagasan,

struktur-struktur yang dikomunikasikan dengan aturan logis. Selain itu matematika juga

merupakan wahana latihan penataan nalar, sehingga matematika mempunyai makna latihan

pembinaan berpikir.

Matematika sebagai salah satu dasar IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) bahwa aturan-

aturan dalam sain diungkapkan dengan bahasa matematika, yaitu bahasa universal yang

menggunakan simbol-simbol. Pemahaman terhadap simbol-simbol merupakan salah satu kiat

dalam memahami matematika, yang mana simbol-simbol itu dikomunikasikan secara logis.

Aturan logika berkenaan dengan penalaran secara sahih dan menggunakan simbol-simbol yang

bebas dari arti fisik hanya dengan syarat penggunaan simbol yang konsisten.

8
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Contoh;

Untuk p,q,r ∈ℤ; Jika pℛ


ℛq, dan qℛ
ℛr maka pℛ
ℛr. ℤ menyatakan ‘semesta pembicaraan’; dan

ℛ menyatakan ‘relasi’.

Kesahihan penalaran tidak bergantung pada p,q,r ∈ℤ; tetapi terpengaruh pada aturan logis

dengan relasi dasar yang bersifat isomorfisme dan relasi ekuivalen yaitu: simetris, refleksif

dan transitif.

Bandingkan pernyataan berikut;

1. Jika Tono saudara kandung Tini dan Tini saudara kandung Rinto, maka Tono saudara

kandung Rinto

2. Jika Rudi teman Budi dan Budi teman Ahmad, maka Rudi teman Ahmad.

Dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar kemungkinan selalu ada

hal yang mirip seperti di atas ini. Penggunaan bahasa sehari-hari dalam matematika harus

benar-benar terseleksi dan sadar memenuhi relasi pangkal, pengertian pangkal dan prinsip

logik. Contoh di atas; Pernyataan 1 merupakan pernyataan benar, tetapi pernyataan 2 masih

diragukan.

Sasaran atau objek penelaahan matematika pada dasarnya adalah HIMPUNAN. para pakar

pendidikan matematika mengklasifikasikan objek matematika pada fakta, konsep, prinsip

dan skil(prosedural).

Pada dasarnya objek matematika merupakan himpunan yang anggotanya merupakan

ide/gagasan yang dibentuk dengan memandang ciri-ciri atau sifat objek tersebut. Jika objek

yang dimaksud hanya satu asfek maka ide/gagasan itu disebut fakta. Sedangkan Konsep

merupakan konsekuensi antar fakta, karena itu konsep dapat berupa definisi atau pengertian

keterkaitan antar fakta yang merupakan kesepakatan. Konsep dapat dibentuk dari pengertian-

pegertian yang sudah diterima dengan memberikan relasi tertentu. Prinsip adalah suatu

ide/gagasan yang merupakan relasi dua konsep atau lebih, prinsip selalu berupa pernyataan

9
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

atau sekumpulan pernyataan, sedangkan relasi dua fakta/konsep atau lebih yang evident (jelas

tanpa bukti) disebut prinsip dasar (disebut juga postulat/aksioma) atau juga disebut sifat dasar,

Misalnya sifat dasat bilangan real.

Struktur penelaahan objek matematika dapat disintesa dengan dua nama, namun keduanya

tidak dapat dipisahkan yakni: sistem simbolik dan sistem aksiomatik. Struktur penelaahan

objek matematika yang memuat beberapa konsep dan prinsip secara sistematis, hirarkhis dan

berurutan merupakan prosedur.

Sering nama matematika dipandang dari lingkup objeknya, seperti nama geometri yang

digolongkan pada geometri bidang dan geometri ruang atau kalkulus multi variabel dan

sebagainya. Nama matematika juga dipandang dari cara menyajikan objek, dalam geometri

antar lain seperti geometri analitik, geometri hyperbolik, geometri syntetik, dan lain-lain. Nama

matematika dipandang dari pendekatan menelaah sifat objek dalam geometri antara lain

geometri tranformasi, geometri deferensial, geometri vektor. Nama matematika diidentikkan

dengan sistem aksiomatik dalam geometri dikenal geometri insidensi, geometri affin, geometri

kongruensi, geometri Desarques, geometri Euclid, geometri Labosevsqy, geometri netral dan

lainnya.

Aksioma merupakan pernyataan yang evident (jelas tanpa bukti). Teorema/dalil adalah

pernyataan tentang sifat atau hubungan tertentu dari beberapa konsep atau teorema yang dapat

dibuktikan dengan aksioma atau definisi atau teorema sebelumnya. Aksioma diterima sebagai

pernyataan awal, tidak dipersoalkan benar atau salah tetapi harus memenuhi tiga kreteria sistem

aksioma sebagaimana disebutkan pada fase-4 di atas.

Pengertian yang lebih umum matematika diidentikkan dengan sistem aksioma, dengan

demikian matematika dipandang dengan unsur pembangunnya(yakni sistem aksioma dan

penalaran deduktif). Apa saja yang menjadi objek suatu ilmu jika disusun secara aksiomatik

10
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

maka ilmu itu menjadi cabang matematika. Sistem aksiomatik dapat dipandang atas dua

struktur; yakni struktur pengertian dan struktur prinsip yang digambarkan pada gambar 1.1
Struktur pengertian Struktur prinsip
Kelompok Relasi pangkal Kelompok
pengertian/kesepakatan pernyataan Pangkal
(Unsur pangkal) (aksioma)

defenisi Sistem/struktur dalil


relasi
defenisi Dalil/lemma

Dalil/teorema
defenisi
dst.
dst.
Gambar 1.1

C. UNSUR-UNSUR PANGKAL GEOMETRI

Titik, garis, sinar garis, ruas garis, bidang dan ruang kesemuanya merupakan objek-objek

geometri. Objek geometri ini merupakan ide dasar yang tidak didefinisikan (undefined term)

atau disebut unsur pangkal bagian dari pengertian pangkal, Termasuk unsur pangkal adalah

relasi pangkal seperti; terletak pada, berpotongan, bahagian, dan lain sebagainya dalam

kategori relasi yang tidak didefinisikan. Beberapa unsur pangkal dibahas pada materi ini

seperti; titik, garis, bidang dan ruang, Pembahasan unsur-unsur pangkal sukar dipisahkan dari

pada konsep dasar, oleh karena itu pembahasan unsur pangkal diiringi dengan definisi.

TITIK

Titik tidak berbentuk dan tidak mempunyai ukuran. Titik adalah unsur yang paling sederhana

dalam geometri. Titik merupakan suatu ide yang abstrak. Ide sebuah titik digambarkan oleh

sebuah noktah dengan menggunakan alat tulis seperti pensil atau kapur. Dalam konstruksi

. . . .
A B C D

Gambar 1.2

11
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

geometris, kita harus mempergunakan titik fisik, seperti titik pensil untuk menunjukkan letak

titik geometris karena akan tidak mungkin bagi kita untuk menuliskan titik di atas kertas tanpa

dimensi.

Ada kesepakatan umum untuk memberi nama sebuah titik dengan huruf kapital, seperti pada

Gambar 1.2. Sebuah titik dapat pula dipandang sebagai sebuah tempat tertentu dalam ruang.

Posisi atau kedudukan sesuatu secaga geometris pada bidang dan sebagainya.

GARIS

Garis tidak memiliki lebar dan tinggi. Sebuah garis lurus (selanjutnya disebut garis) yang kita

gambar di atas kertas dengan sebuah pensil memang memiliki lebar dan ketebalan, oleh karena

itu, bila kita menggambar sebuah garis yang membentuk sebuah gambar geometris, hanyalah

memberikan penampilan fisik dari unsur geometrisnya.

Sesungguhnya tidak ada model yang baik bagi sebuah garis, karena garis memanjang terus

tanpa batas di kedua arahnya. Namun dengan hati-hati tepi sebuah penggaris atau benang yang

ditegangkan dapat digunakan sebagai model sebuah garis. Sebuah garis hendaknya

digambarkan dengan diberi tanda panah untuk menunjukkan bahwa garis ini tidak ada

akhirnya.

Pada Gambar 1.3 diberikan dua buah garis AB atau BA dan g


A P B T

CD atau DC . Garis juga dinotasikan dengan sebuah huruf l


C D

kecil, misalnya garis AB = garis g atau garis CD = garis l. Gambar 1.3

Semua titik-titik yang membentuk satu garis atau titik-titik yang ada pada satu garis disebut

titik-titik segaris (points colinier). Jika sebuah titik terletak antara dua titik yang lain maka

ketiga titik itu terletak pada sebuah garis lurus (tiga titik kolinier). Gambar 1.3 memperlihatkan

bahwa titik-titik P, A, B dan T adalah titik-titik kolinier pada garis g

12
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Bila ada dua buah titik maka jarak yang terdekat di antara dua titik itu adalah panjang suatu

segmen garis. Segmen garis (ruas garis) adalah bagian dari garis. Sebuah ruas garis ialah

suatu himpunan titik-titik yang tertentu atas dua titik dan semua titik di antara kedua titik itu.

A B Pada Gambar 1.4 titik A dan titik B adalah titik-titik ujung


P
T ruas garis AB. Ruas garis ini dinamakan AB atau BA . Ruas
M
K
Q garis lain seperti PQ atau QP dan KT atau TK . Titik
Gambar 1.4
tengah ruas garis KT adalah titik M dengan M∈ KT jarak

titik M ke titik K sama dengan jarak titik M ke titik T.

Seberkas cahaya dari suatu sumber seperti lampu senter adalah ilustrasi yang bagus tentang

sinar garis. Sinar-sinar yang digambarkan pada Gambar 1.5


B A

masing-masing diberi nama AB dengan titik berpangkal A


R

sedangkan B adalah sebarang titik pada sinar itu. Dan SR dengan


S
Gambar 1.5 titik berpangkal S sedangkan R adalah sebarang titik pada sinar itu.

Sinar garis atau sinar adalah sebahagian daripada garis, sinar garis (selanjutnya sinar)

merupakan setengah garis.

Aksioma I (Garis Lurus)

Dua buah titik hanya dapat dilalui oleh satu garis lurus.

Atau: Garis lurus ditentukan oleh dua buah titiknya.

Akibat dari aksioma ini:

1. dua buah garis lurus berimpit seluruhnya, kalau garis-garis itu mempunyai dua buah

titik persekutuan.

2. dua buah garis lurus tidak berimpit seluruhnya, kalau hanya satu saja titik

persekutuannya.

13
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Pengertian pangkal 1.1

Dua titik berimpit adalah dua titik yang sama, dan dua garis berimpit adalah dua garis yang

sama

Pengertian pangkal 1.2

Simbol ∈ dibaca ‘anggota’ atau ‘terletak pada’

Simbol ∉ dibaca ‘ bukan anggota’ atau ‘ tidak terletak pada’

Simbol = dibaca ’berimpit’ atau ’sama dengan’

Simbol ≠ dibaca ’tidak berimpit’ atau ’tidak sama dengan’

Simbol ∩ dibaca ‘bersekutu’ atau ‘beririsan’ atau ’berpotongan’

Simbol ⊃ dibaca ‘mememuat’ atau ‘mencakup’

lemma 1.1 Apabila titik A∉ BC , maka titik-titik A, B, dan C berlainan dan tidak kolinier.

Bukti induktif;

Garis BC dapat diilustrasikan dengan gambar 1.6 di atas. Bermakna titik B ≠ titik C, andaikan

titik A tidak pada garis BC, sedemikian sehinga dapat digambar garis AB dan Garis AC yang

berbeda, dengan A≠B dan A≠C. Jadi A, B, C berlainan. Karena AB berbeda dengan AC dan

juga berbeda denan BC maka A, B dan C tak segaris.

B C

Gambar 1.6

14
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Pengertian pangkal 1.3.

Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua garis itu tidak memiliki titik sekutu.

Lihat gambar 1.7 Misalkan garis-garis l dan m sejajar (ditulis lǁ m).

Gambar 1.7

Pengertian pangkal 1.4.

Garis-garis berpotongan ialah dua garis yang bersekutu pada satu titik.

Garis-garis konkuren adalah tiga atau lebih garis yang mempunyai satu titik persekutuan.

A B

Gambar 1.8

Gambar 1.9

Definisi 1.1 (sumbu ruas garis gambar 1.9)

Garis l adalah sumbu ruas garis AB apabila T titik tengah AB ,T ∈ l dan l ⊥ AB , AT = TB

BIDANG

Andaikan sekarang kita memilih sebuah titik P di luar garis tertentu. Garis-garis yang ditarik

melalui titik P dan bertemu dengan garis asli, menciptakan serentetan bentuk yang ada dalam

sebuah bidang datar. Sebuah bidang datar adalah suatu permukaan yang memiliki 2-dimensi,

yaitu panjang dan lebar. Permukaan sebuah daun meja adalah sebuah bidang datar. Perluasan

15
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

dari permukaan ini akan merupakan bagian dari bidang yang sama. Andaikan kita ini

merupakan titik dalam suatu dunia 2-dimensi, kita dapat bergerak dengan bebas ke arah

manapun, kecuali di luar bidang. Dunia kita memiliki titik-titik lain seperti kita sendiri dan juga

garis-garis. Akan ditemui juga berbagai macam bentuk yang terdiri atas kombinasi titik dan

garis yaitu bentuk seperti segitiga, persegi, lingkaran dan sebagainya.

Suatu bidang adalah kumpulan titik-titik yang dapat digambarkan oleh permukaan papan tulis,

permukaan meja, atau pintu. Idealisasi itu tidak menyesatkan karena sesungguhnya bidang

tidak mempunyai batas.

Pengertian pangkal 1.5

Andaikan A, B, C tiga titik bebeda dan tak kolinier. Satu-satunya bidang yang memuat A, B,

dan C kita tulis sebagai bidang ABC.

RUANG

Ruang adalah himpunan titik-titik. Semesta alam dapat dibayangkan penuh dengan titik-titik.

Dalam ruang terdapat himpunan titik yang membentuk bangun-bangun geometri.

H
K
Contoh; Perhatikan gambar 1.10 disamping kanan, Titik D ∉ E
G
garis AB dapat disebut bidang ABD yang juga adalah bidang F

ABCD. Bidang BDG yang dapat dilihat adalah irisan bidang D

yang dimaksud dengan balok ABCD EFGH. Titik K ∈ garis A


C
GH meperlihatkan bahwa garis DK tidak sejajar garis BG
B
lemma 1.3 Gambar 1,10

Andaikan bidang P dan bidang Q sejajar, bidang R memotong bidang P dan bidang Q maka

himpunan P∩R dan himpunan Q∩R adalah gais-garis yang sejajar.

16
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

P
Q

δ
R η

Gambar 1.11

Bukti induktif; Perhatikan gambar 1.11 di atas, terlihat dengan jelas bahwa Garis δ sejajar

dengan garis η

Aksioma 2 kesejajaran garis

Melalui satu titik di luar suatu garis dapat ditarik hanya satu garis yang sejajar dengan garis

tersebut.

Definisi 1.2

Garis-garis berpotongan ialah dua garis pada satu bidang yang bersekutu pada satu titik.

Definisi 1.3

Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua garis itu pada satu bidang dan tidak memiliki titik

sekutu. Misalkan garis-garis l dan m sejajar (ditulis lǁ m).

Definisi 1.4

Apabila garis a dan b bersifat bahwa aǁb atau a=b maka dikatakan bahwa a searah dengan b.

Kesearahan garis dapat dianggap sebagai perluasan kesejajaran. Dengan demikian kesejajaran

adalah salah satu relasi ekuivalensi.

Sila para pelajar menelaah ! Apa urgensinya definisi 1.2 dan definisi 1.3.? Apakah tidak cukup

dengan menggunakan pengertian pangkal 1.3 dan pengertian pangkal 1.4 ? Dalam hal ini

gambar 1.9 dapat digunakan sebagai illustrasi definisi 1.2 dan definisi 1.3.

17
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

D. SUDUT DAN GARIS-GARIS

1. Pengertian Sudut C

Sudut adalah himpunan titik-titik yang ditentukan oleh dua

buah sinar garis yang berpangkal sama, titik pangkal itu A B


(i)
disebut titik sudut, kedua-dua sinar disebut kaki sudut.
Gambar 1.12
Sudut diberi nama dengan menyebutkan nama titik F

sudutnya atau nama sinar garis yang membentuknya,

didahului dengan lambang “∠” (dibaca: sudut). Q E G


(ii)
Pada gambar 1.12(i) di samping kanan, sudut terbentuk

oleh sinar garis AC dan AB. Sudut tersebut dapat diberi I


J
nama ”sudut A” atau ”sudut CAB” dan dilambangkan

sebagai ∠A atau ∠CAB. Atau dibaca ∠BAC


H M
Ada dua ukuran yang digunakan untuk menentukan besar (iii)

suatu sudut, yaitu derajat dan radian. Tanda "∘" dan "rad"
V
R

2. Jenis Sudut

a. Sudut siku-siku, adalah sudut yang besarnya 90o. Pada N W

(iv)
gambar 1.12(ii) di samping menunjukkan bahwa

∠QEF=∠GEF=90o, ∠QEF dan ∠GEF adalah sudut K P L

(v)
siku-siku.
S D T
b. Sudut lancip; adalah sudut yang besarnya kurang dari
(vi)
sudut siku-siku. Pada gambar 1.12(iii), terlihat bahwa

∠JHM < ∠IHM = 90O. Berarti ∠JHM sudut lancip.

c. Sudut tumpul; adalah sudut yang besarnya lebih dari sudut siku-siku dan kurang dari 1800.

Pada gambar 1.12(iv) terlihat 900 <∠RNW < 1800 berarti ∠RNW sudut tumpul.

18
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

d. Sudut lurus; adalah sudut yang kaki-kakinya adalah sinar-sinar berlawanan arah. Sudut

lurus memperlihatkan kedua kakinya adalah satu garis lurus. Pada gambar 1.12(v)

memperlihatkan ∠KPL = sudut lurus.

e. Sudut nol; adalah sudut yang kedua kakinya berimpit. Pada gambar 1.12(vi)

memperlihatkan sinar SD = ST , ∠DST=∠TSD=00, sudut nol.

Definisi 1.5 (gambar 1.13)

Dua buah sudut dengan titik sudut sama membentuk sepasang sudut bertolak belakang apabila

kedua-dua kaki sudut saling berlawanan arah. Sudut bertolak belakang sama besar.

x
x S
Q

Gambar 1.13
P

Definisi 1.6 (gambar 1.14)

Dua buah sudut membentuk sepasang sudut sehadap apabila kedua-dua kaki sudut yang satu

searah dengan kedua-dua kaki sudut yang lain. Sudut sehadap sama besar. Bahwa BA // ED

dan BC // EF memperlihatkan ∠ABC ≅ ∠DEF

o F
E
o
C
B

Gambar 1.14

19
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

Definisi 1.7 relasi sudut dan garis-garis

Dua buah garis l dan η dikatakan membentuk sudut, apabila titik sudut berimpit dengan titik

potong kedua garis itu dan apabila kedua-dua kaki sudut termuat dalam kedua-dua garis

tersebut. Gambar 1.15

l
F

A C D
η
B

Gambar 1.15

Definisi 1.8 (gambar 1.16)

Sinar OP dinamakan garis bagi (bisektor) untuk sudut ∠AOB jika OP diantar OA dan

OB , dan m(∠AOP) = m(∠BOP)

O
B

Gambar 1.16

Definisi 1.9

Perhatikan gambar 1.17. Garis h dan garis s di potong garis g akan terbentuk pasangan sudut

yang digambarkan sebagai berikut:

(1) Pasangan sudut sepihak:

a. Pasangan sudut dalam sepihak, Contohnya; ∠A1 dan ∠B4

b. Pasangan sudut luar sepihak, Contohnya; ∠A3 dan ∠B2

20
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

g
h

4
3
A
1 2

B4 3
s
1 2

Gambar 1.17

(2) Pasangan sudut beseberangan:

a. Pasangan sudut dalam beseberangan, Contohnya; ∠A1 dan ∠B3

b. Pasangan sudut luar beseberangan, Contohnya; ∠A3 dan ∠B1

Diskusikan teorema berikut;

Teorema 1.3 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang

sudut dalam beseberangan sama besar jika dan hanya jika kedua garis itu

sejajar.

Teorema 1.4 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang

sudut dalam sepihak saling berpelurus jika dan hanya jika kedua garis itu

sejajar.

Teorema 1.5 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang

sudut luar sepihak saling berpelurus jika dan hanya jika kedua garis itu

sejajar.

Teorema 1.6 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, sepihak memiliki

sepasang sudut sehadap jika dan hanya jika kedua garis itu sejajar.

21
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

E. SOAL –SOAL 1.1 (objek geometri)

1 Selidiki apakah proposisi berikut bernilai benar? setiap n ∈ bilangan asli n(n+1)+41 adalah

bilangan prima.

2 Sebutkan nama-nama sub disiplin geometri dengan klasifikasi dan berikan alasan !

3 Sebutkan masing-masing lima contoh objek matematika pada sub geometri (dalam

klasifikasi fakta, konsep, dan prinsip) dengan alasannya !

4 Apakah yang dimaksud dengan postulat atau aksioma ?

5 Jelaskan kedudukan rumus dalam matematika dikaitkan dengan objek matematika !

Pernyataan atau proposisi berikut hendaklah diperbincangkan (didiskusikan) dengan

memberikan penalaran logis sistematis sesuai sistem matematika yaitu bukti formal atau

sekurang-kurangnya anda dapat memperlihatkan secara induktif.

6 Dua titik berbeda dilalui tepat satu garis lurus.

7 Dua garis berbeda bersekutu atau berpotongan paling banyak di satu titik.

8 Sebuah garis dan sebuah titik yang tidak pada garis itu termuat dalam tepat satu bidang.

9 Apabila garis-garis l // m , maka l dan m termuat dalam tepat satu bidang.

10 Jika dua garis berbeda berpotongan maka kedua garis itu termuat dalam tepat satu bidang.

11 Apabila dua bidang yang berlainan berpotongan maka himpunan titik potongnya adalah

sebuah garis.

12 Apabila garis-garis l // m dan titik A tidak terletak pada bidang yang memuat l dan m

maka ada garis tunggal n yang memuat A sehingga l // n dan n // m .

13 Dua garis yang berpotongan membentuk tepat empat buah sudut, atau dua pasang sudut

bertolak belakang (gunakan gambar 1.11), buktikan !

14 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang sudut dalam

beseberangan sama besar jika dan hanya jika kedua garis itu sejajar.

22
BA 1 UNSUR PANGKAL GEOMETRI, SUDUT DAN GARIS

15 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang sudut dalam

sepihak saling berpelurus jika dan hanya jika kedua garis itu sejajar.

16 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, jadi setiap pasang sudut luar

sepihak saling berpelurus jika dan hanya jika kedua garis itu sejajar.

17 Andaikan dua garis berbeda dipotong oleh satu garis lain, sepihak memiliki sepasang sudut

sehadap jika dan hanya jika kedua garis itu sejajar.

E. PENUTUP

Hippocrates

Born: about 470 BC in Chios (now Khios), Greece

Died: about 410 BC

Thales

23

Anda mungkin juga menyukai