A. Totologi (Keabsahan)
Apa yang kita pelajari pada bab-bab terdahulu, kita selalu berasumsi
bahwa:
1. Setiap proposisi atau pernyataan tunggal pasti mempunyai nilai
kebenaran yaitu Benar (B) atau Salah (S).
2. Setiap proposisi (pernyataan) majemuk, nilai kebenarannya hanya
bergantung pada nilai-nilai kebenaran dari pernyatan-pernyataan
tunggalnya dan penghubung pernyataan-pernyataan itu.
Nilai-nilai kebenaran pernyataan-pernyataan majemuk yang telah kita
pelajari disajikan kembali seperti pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Baris P q p&q p q p q p q
1 B B B B B B
2 B S S B S S
3 S B S B B S
4 S S S S B B
P -p
B S
S B
53
54
Tabel 5.2
P Q r
B B B
S B B
B S B
S S B
B B S
S B S
B S S
S S S
suatu fungsi dari Wn ke W, di mana W = {B, S}. Suatu fungsi kebenaran yang
rangenya (nilai kebenarannya) hanya B atau hanya S untuk setiap nilai kebenaran dari
pernyataan tunggalnya disebut fungsi konstan. Dengan demikian, totologi dapat
dinyatakan sebagai fungsi konstan dengan nilai kebenaran B. Sedang kontradiksi
adalah fungsi konstan yang anggota rangenya hanya S saja, untuk setiap substitusi
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan tunggalnya.
Dalam bab IV telah disajikan banyak sekali totologi, berikut ini di antara
totologi itu disajikan kembali, karena totologi ini sangat penting dalam penurunan
kesimpulan atau pembuktian keabsahan suatu argumen.
1. Aturan detasemen (Law of detachement)
p&
Dalam bahasa Latin, aturan ini disebut Modus ponendo ponens.
2. Modus tollendo tollens
-q &
3. Aturan negasi rangkap
5. Aturan penyederhanaan.
7. Aturan eksportasi.
56
.
8. Aturan importasi.
.
9. Aturan kemustahilan.
Contoh 5.1
1. Apabila Andi belajar giat maka Andi lulus ujian. (B)
58
Contoh 5.2
1. Apabila matahari terbit dari barat maka Andi lulus ujian. (premis)
2. Andi tidak lulus ujian. (premis)
Ingat bahwa premis-premis bernilai B. Kedua premis ini dapat diturunkan kesimpulan
yaitu:
Matahari terbit dari barat, Andi lulus ujian (B)
Andi tidak lulus ujian (B)
Matahari tidak terbit dari barat (B)
Dengan bahasa lambang, argumen ini dapat dituliskan sebagai:
1. p q (premis)
2. –q (premis)
-p (kesimpulan)
Lebih ringkas argumen itu dituliskan sebagai
p q ; -q -p
Bandingkan premis-premis dan kesimpulannya atau argumen itu dengan pernyataan
majemuk berikut:
59
Pernyataan majemuk ini adalah suatu totologi yang merupakan aturan modus tollendo
tollens.
Contoh 5.3
1. Tini lulus tes atau membayar satu juta rupiah. (premis)
2. Tini tidak membayar satu juta rupiah. (premis)
Tini lulus tes. (kesimpulan)
Secara ringkas dengan bahasa lambang argumen itu dituliskan sebagai:
p q, -q p
Bandingkan argumen ini dengan pernyataan majemuk:
Pernyataan majemuk ini suatu totologi implikasi yang disebut modus tollendo
ponens.
Tabel 5.2
p q r (p & r & (q & p) -r) -q
B B B B B B S B B B S S B S
B B S B S S S B B B B B B S
B S B B B B B S S B B B B B
B S S B S S S S S B B B B B
S B B S S B S B S S B S B S
S B S S S S S B S S B B B S
S S B S S B S S S S B S B B
S S S S S S S S S S B B B B
Langkah ke 1 2 1 4 1 2 1 3 1 5 1
Terlihat pada langkah ke 5, semua baris terisi B, berarti pernyataan majemuk itu
suatu totologi. Totologi ini dapat dinyatakan sebagai suatu argumen dengan premis-
premis p, r, (q & p) -r dan kesimpulannya adalah –q. Sehingga argumennya
ditulis:
p, r, (q & p) –r -q
Ingat sekali lagi bahwa setiap premis dalam suatu argumen selalu bernilai benar.
Telah ditunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa pernyataan majemuk tersebut suatu
totologi, berarti argumennya absah.
Cara lain untuk menunjukkan keabsahan argumen itu adalah sebagai berikut:
(1) 1. p premis
(2) 2. r premis
(3) 3. premis
(2, 3) 4. –(q & p) 2 & 3 modus tolledo tollens
(2, 3) 5. –q –p 4 totologi De Morgan
(1, 2, 3) 6. –q 1 & 5 Modus tolledo ponens.
61
Tabel 5.3
sehingga -d bernilai B.
63
Teorema 5.1
(I) A Q suatu argumen yang absah bila dan hanya bila A Q suatu
totologi.
(II) A1, A2, A3, …, Am Q suatu argumen yang absah bila dan hanya bila
A1 & A2 & … & Am Q suatu totologi. (m 2)
Bukti:
(I) Misalkan A Q suatu argumen yang absah, berarti A maupun Q
masing-masing merupakan pernyataan-pernyataan yang bernilai B. Ini
berarti A Q adalah suatu implikasi yang selalu bernilai B (suatu
totologi). Sebaliknya, apabila A Q suatu totologi, berarti A Q
bernilai B, maka (1) A maupun Q masing-masing bernilai B, sehingga A
Q suatu argumen yang absah, (2) A maupun Q masing-masing bernilai S.
Hal ini tidak membentuk argumen, dan (3) A bernilai S dan Q bernilai B.
Inipun tidak membentuk argumen, sebab argumen terbentuk dari premis-
premis yang bernilai B dengan kesimpulan yang bernilai B pula.
(II) Misalkan A1, A2, …, Am Q suatu argumen yang absah, berarti premis-
premis A1, A2, …, Am semuanya bernilai B dan Q pun bernilai B. Jadi
pernyataan majemuk A1& A2 & … & Am bernilai B (kunjungsi dari
pernyataan-pernyataan yang bernilai B). Sehingga A1, & A2 & …Am Q
adalah implikasi yang bernilai B (suatu totologi). Sebaliknya, apabila A 1
64
& A2 & … & A m Q suatu totologi, maka ada tiga kemungkinan yang
terjadi, yaitu:
(1) A1 & A2 & … & Am bernilai S dan Q bernilai B. Hal ini tidak
menghasilkan argumen.
(2) A1 & A2 & … & Am bernilai S dan Q pun bernilai S. Hal inipun tidak
menghasilkan argumen.
(3) A1 & A2 & A3 & … & Am bernilai B dan Q pun bernilai B. Ini berarti
pernyataan-pernyataan A1, A2, …, Am masing-masing bernilai B.
sehingga A1, A2, …Am Q suatu argumen yang absah.
Teorema 5.2 A1, A2, …, Am-1 , Am Q suatu argumen yang absah bila dan hanya
bila A1, A2, …, Am-1 Am Q argumen yang absah.
Bukti: Untuk m = 1 diperoleh teorema (I) di atas. Misalkan A 1, A2, …, Am-1, Am Q
suatu argumen yang absah, maka A1 & A2 & … & Am-1 & Am Q suatu totologi.
Totologi itu ekivalen dengan
(A1 & A2 & … & Am-1) & Am Q.
Dengan aturan eksportasi diperoleh bahwa:
A1 & A2 & … & Am-1 (Am Q) suatu totologi pula. Sesuai dengan teorema 5.1
(II) diperoleh bahwa:
A1, A2, … Am-1 (Am Q) suatu argumen yang absah.
Secara umum teorema ini dapat dituliskan sebagai berikut:
suatu totologi.
Bukti:
(I) A1, A2, …, Am masing-masing adalah premis dari suatu argumen,
berarti masing-masing pernyataan itu bernilai B, sehingga A1, A2, …, Am Ai
untuk i = 1, 2, …, m suatu argumen yang absah.
(II) A1, A2, …, Am Qj untuk j = 1, 2, …, p adalah argumen-argumen yang
absah, maka premis-premis A1, A2, …Am semuanya bernilai B dan Qj (j = 1, 2, …, p)
pun semuanya bernilai B.
Q1, Q2, … , Qp C suatu argumen yang absah, sehingga Q1, Q2, … , Qp dan C
semuanya bernilai B.
Jadi A1, A2, …, Am C suatu argumen yang absah.
Selanjutnya konstruksi keabsahan argumen pada contoh 5.6 di atas dapat ditulis
lebih singkat menjadi:
(1) 1. c (d e) p
(2) 2. –g c p
(3) 3. d p
67
c d ek –c d
a e, a c, e d c d
a e, a c, e d -c d
68
Penyelesaian: 1. a b c
2. b -a
3. d -c
4. a
5. b c
6. –b
7. c
8. –d
9. a -d
C. Soal-soal.
(iii) a b, c b, d a c, d b
a b
c b
d a c
d
a c
a c b
b
73
(iv) a (c b), -d a, c d b
a (c b)
-d a
c
d
a
c b
b
d b
p t
-p t
(i). –a b, c -b a -c
(iii). a b c & d, d e f a f.
5.4. Kecuali menggunakan aturan-aturan t dan p, gunakanlah aturan cp, agar bukti
keabsahan argumen-argumen nomor 5.3. (i), (ii), (iii), dan (iv) menjadi lebih
pendek.
perangkai “&” serta menganggap bahwa setiap premis sebagai pernyataan yang
bernilai B. Berdasar anggapan ini disusun tabel kebenaran sehingga tiap-tiap
pernyataan tunggalnya akan diketahui nilai kebenarannya dan tampak pula
kontradiksinya (lihat tabel 5.4).
Tabel 5.4.
maka sekumpulan premis itu inkonsisten. Tetapi jika sekurang-kurangnya ada satu
baris dalam pernyataan majemuk (tabel kebenarannya) bernilai B, maka kumpulan
premis itu konsisten untuk pernyataan tunggal-pernyataan tunggal yang nilai
kebenarannya terletak pada baris itu. Pembaca dipersilahkan mencoba menyusun
tabel kebenaran dari:
(a b) & (b c) & (d -c) & (a &d)
Benarkah bahwa pernyataan majemuk ini suatu totologi?
Teorema 5.4 Himpunan pernyataan A1, A2, …, Am inkonsisten apabila dari himpunan
pernyataan itu dapat diturunkan suatu kontradiksi.
Bukti: Misalkan A1, A2, …, Am C & -C untuk suatu pernyataan C merupakan
argumen yang absah. Maka A1 & A2 & …& Am C & -C suatu totologi. C & -C
adalah suatu kontradiksi, berarti pernyataan itu selalu bernilai S untuk setiap nilai
kebenaran dari pernyataan C. Oleh karena itu pendahulu dari implikasi itu mesti
bernilai S. Berarti sekurang-kurangnya ada satu di antara pernyataan-pernyataan A 1,
A2, …, Am bernilai S. Sehingga A1, A2, …, Am inkonsisten.
10. d
11. –d & d
Teorema 5.5 A1, A2, …, Am, C suatu argumen yang absah, jika dari A 1, A2, …, Am
dan –C dapat diturunkan suatu kontradiksi.
Bukti: Misalkan A1, A2, …, Am, -C D & -D untuk suatu pernyataan D adalah suatu
argumen yang absah. Maka A1, A2, … Am -C D & -D pun suatu argumen yang
absah. Ingat bahwa semua premis dari argumen yang absah bernilai B dan -C D&
-D pun bernilai B. Karena D & -D bernilai S maka -C harus bernilai S. Jadi C bernilai
B. Sehingga A1, A2, …, Am C adalah argumen yang absah.
Berikut ini suatu contoh penggunaan teorema itu (pembuktian keabsahan
suatu argumen dengan metode reductio ad absurdum).
Contoh 5.15. Jika saya datang pertama kali di sekolah, maka saya harus bangun pagi-
pagi, dan jika malamnya saya nonton bioskop, maka saya akan tidur terlambat. Jika
saya tidur terlambat dan harus bangun pagi-pagi, maka saya hanya tidur selama 5
81
jam. Kenyataan, saya tidak tidur hanya selama 5 jam. Kesimpulan saya tidak datang
pertama kali di sekolah atau tidak nonton bioskop.
Buktikan keabsahan argumen tersebut dengan bukti reductio ad absurdum?
Bukti: Misalkan a = Saya datang pertama kali di sekolah. b = Saya harus bangun
pagi-pagi. c = Malam itu saya nonton bioskop. d = Saya (akan) tidur terlambat. e =
Saya hanya tidur selama 5 jam.
Dengan pemberian simbol-simbol untuk tiap pernyataan itu, maka premis-premis dan
kesimpulannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Premis 1. (a b) & (c d)
2. d & b e
3. -e
Kesimpulan: -a –c
(1) 1. (a b) & (c d) p
(2) 2. d&b e p
(3) 3. –e p
(4) 4. –(-a –c) p (premis tambahan)
(4) 5. a&c 4t
(1) 6. a b 1t
(4) 7. a 5t
(4) 8. c 5t
(1) 9. c d 1t
(1,4) 10. b 6,7 t
(1,4) 11. d 8,9 t
(1,4) 12. d&b 10,11 t
(1,2,4) 13. e 2,12 t
(1,2,3,4) 14. -e & e 3,13 t
(1,2,3) 15. -(-a –c) -e & e 4,14 cp
82
(1,2,3) 16. -a –c 15 t
Dengan menggunakan nilai-nilai kebenaran dari premis-premis dan
kesimpulannya dapat ditunjukkan keabsahan argumen itu, sebagai berikut:
Andaikan kesimpulan –a –c bernilai S, berarti –a dan –c masing-masing
bernilai S, sehingga a dan c masing-masing bernilai B. Ingat setiap premis bernilai B.
Pada premis pertama dapat ditentukan bahwa b dan d masing-masing bernilai B sebab
a dan c masing-masing bernilai B. Seterusnya dari premis kedua dapat dipastikan
bahwa e bernilai B, sebab d & b bernilai B. Padahal –e bernilai B (premis ketiga),
sehingga dicapai suatu kontradiksi. Oleh karena itu pengandaian di atas harus
diingkar, berarti –a –c bernilai B yang merupakan kesimpulan dari premis-premis
yang ditentukan.
E. Soal-soal
5.9. Apakah argumen-argumen berikut absah atau tidak absah? Tunjukkan dengan
menentukan nilai kebenaran setiap pernyataan tunggalnya? Jika absah,
konstruksikan penurunan kesimpulannya dan apabila tidak absah, turunkanlah
suatu kontradiksi dari premis-premisnya.
(i) Apabila terjadi inflasi (f), maka gaji (akan) naik (g). Jika terjadi inflasi
maka biaya hidup naik (b). Gaji naik. Kesimpulan, biaya hidup naik.
(ii) Jika 2 adalah bilangan prima (p) maka 2 adalah bilangan prima terkecil (t).
Jika 2 bilangan prima terkecil maka 1 bukan bilangan prima (-s). 1 bukan
bilangan prima terkecil.
Kesimpulan, 2 adalah bilangan prima
(iii) Jono lelah (1) atau ia sakit (s). Jika ia lelah, maka ia istirahat (t). Jono
tidak istirahat. Kesimpulan, Jono sakit.
(iv) Santi dan Bobi mempunyai umur yang sama (s) atau Santi lebih tua
daripada Bobi (t). Jika Santi dan Bobi mempunyai umur yang sama maka
Nani dan Bobi tidak mempunyai umur sama (-n). Jika Santi lebih tua
daripada Bobi, maka Bobi lebih tua daripada Gani (g). Kesimpulan, Nani
dan Bobi tidak mempunyai umur yang sama atau Bobi lebih tua daripada
Gani.
(v) Jika 6 ialah bilangan komposit (e), maka 12 adalah bilangan komposit (d).
Jika 12 bilangan komposit maka ada bilangan prima yang lebih besar
daripada 12 (p). Jika ada bilangan prima yang lebih besar daripada 12,
84
maka ada bilangan komposit yang lebih besar dari 12 (k). Jika 12 habis
dibagi 2 (h), maka 6 adalah bilangan komposit. 12 adalah bilangan
komposit. Kesimpulan, 6 adalah bilangan komposit.
(vi) Jika ia naik bus (b) dan busnya terlambat (t) maka ia mengingkari janjinya
(j). Jika ia mengingkari janjinya dan merasa tidak mempunyai harapan (h)
maka ia tidak pulang. Jika ia tidak bekerja (-k) maka ia tidak mempunyai
harapan (h) dan ia (akan) pulang (p). Kesimpulan, jika ia naik bus dan
busnya terlambat, maka ia (akan) pulang.
(vi) Jono dan Henri berumur sama atau Jono lebih tua daripada Henri. Jika
Jono lebih tua daripada Henri, maka Jono lebih tua daripada Tuti. Jika
Jono dan Henri berumur sama, maka Eli dan Jono tidak berumur sama.
Kesimpulan, Eli dan Jono tidak berumur sama atau Jono lebih tua
daripada Tuti.