Kelompok 4 :
Safira 1713022015
Della Khoirunnisa 1753022005
Shafaryanida 1753022001
Preti Herdila 1713022047
Ayu Nurjanah 1713022035
Arca Hatiti 1713022029
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Tokoh-Tokoh Fisika pada Perkembangan Zaman Yunani
Kuno”.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Perkembangan Fisika
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………….…………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………..…………..……………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……...……………………………………………… 2
3.1 Kesimpulan……………………………………………………....... 14
3.2 Saran………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA…………………...……………………………………. 16
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pemikiran Filsafat
1. Ajaran tentang angka atau bilangan-bilangan. Menurut Phytagoras
bilangan merupakan penyusunan segala bentuk dan perhubungan.
Benda –benda merupakan imitasi dari bilangan yaitu mengubah materi
menjadi bentuk. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat
kaitannya dengan bentuk. Phytagoras mengembangkan segala sesuatu
pada bilangan.Baginya tidak ada satu pun yang ada di dunia ini yag
terlepas dari bilangan atau angka.Semua realitas dapat diukur dengan
bilangan (kuantitas). Karena itu,dia berpendapat bahwa bilangan adalah
unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Pemikirannya,
substansi dari semua benda adalah bilangan,dan segala gejala alam
merupakan pengungkapOan indrawi dan perbandingan-perbandingan
matematis bentuk. Hakekat kenyataan ini dikembangkan dalam ilmu
music dengan bukti bahwa interval antar nada dapat dinyatakan dalam
rasio 4 angka bulat pertama yang disusun menjadi sepuluh titik yang
disebut “ tetractys of decads” dan membentuk segitiga sama sisi.
Tetractys of decads Kaum Phytagorean juga mengajarkan bahwa
kosmos seluruhnya terdiri dari hal yang berlawanan.
2. Ajaran tentang kosmologi. Teori mazhab Phytagorean tentang susunan
kosmos tentu mengherankan, karena untuk pertama kalinya dinyatakan
bahwa bukan bumi yang merupakan pusat jagat raya. Menurutnya pusat
jagat raya adalah api (Hestia). Yang beredar sekeliling api sentral itu
berturut-turut : kontra bumi (antikhton), bumi, bulan , matahari, kelima
planet (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus) dan langit serta
bintang-bintang tetap.Gerhana terjadi, apabila bumi dan kontra bumi
menggelapkan api sentral.8 Langit dan bintang-bintang tetap 1.
Saturnus 2. Yupiter 3. Mars 4. Venus 5. Merkurius 6. Matahari 7. Bulan
8. Bumi 9. Kontra bumi 10. Api sentral 4. Ajaran tentang Harmony of
spheres Menurut Phytagoras gagasan jagat raya bersifat harmoni, tidak
kacau. Dalam hal keharmonisan alam, mazhab Phytagorean merujuk
pada teorinya bahwa keharmonisan alam memiliki kesesuaian dengan
harmoni pada musik. Menurutnya harmoni music ditentukan oleh
pengaturan interval dari panjang pendeknya senar. Konsep
keharmonisan suara, musik ini kemudian dijadikan prinsip umum untuk
menjelaskan gagasan tentang keharmonisan jagat raya dan semua
gerakan. Planet menyuarakan suara harmoni yang mewakili perbedaan
notasi music. Hal ini yang disebut dengan Harmony of spheres.
3. Teorema Phytagoras Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah
segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenusa.
Sebuah segitiga-segitiga adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut
siku- siku, kakinya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku
tersebut, dan hipotenusa adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan
sudut siku-siku tersebut.
Disebut bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir dapat
bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah
atom dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan
dengan pengertian Demokritus terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi:
walaupun sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya,
butiran pasir ini tidak dapat dibagi. Demokritus juga memiliki struktur
internal. Sebagai tambahan, Demokritus juga menjelaskan bahwa untuk
menjelaskan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan dalam bentuk,
massa dan ukurannya.
2.4 Euclid (325-265 SM)
Euclid merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori
geometri.Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai
geometri bidang datar atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia
fisika ratusan tahun lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini
benar untuk memformulasikan hukum alam.Namun pembuktian geometri
Euclid ternyata kurang akurat untuk menjelaskan bagian tertentu dari
fenomena alam baru terjadi ketika sejumlah ahli geometrio abad 19 M
menbuktikan kelemahan teori tersebut. Kemudian dikenal geometri-
Non Euclid. Namun geometri Euclid masih tetap dominan pengaruhnya.
2.6 Plato
Plato adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan
kosmologi Yunani kuno.Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah
bentuk geometri paling sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa
semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena
mereka semua diciptakan oleh makhluk yang paling sempurna, Tuhan.
Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam
lintasan berbentuk lingkaran.
2.7 Eudoxus
Eudoxus adalah salah satu murid plato. Dia mengembangkan teorinya
berdasarkan pengamatan benda-benda langit.Mungkin dia adalah orang
pertama yang mengembangkan teorinya tentang alam semesta berdasarkan
pengamatan.Menurut eudoxus, setiap planet terletak pada bola-bola
konsentris, dan pergerakan planet disebabkan rotasi bola-bola ini. Karena
laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda-beda, efeknya
adalah terjadinya gerak retrograde (gerak maju mundur) mars.
Aristotle mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat,
dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit.Bola-bola ini
masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-
kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi
seperti yang diamati pada Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan
orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola
ini merupakan kedudukan bintang yang tetap diam.
Hipotesis Aristarchus
Aristarchus (310 SM - 230 SM) yang pertama mengusulkan model
heliosentris dari tata surya, menempatkan matahari dan bukan bumi di pusat
alam semesta.
1. Bulan menerima cahaya dari matahari
2. Bumi diposisikan sebagai titik di tengah bola dan menjadi pusat orbit
bulan
3. Disaat bulan terlihat separuh, lingkaran besar yang membagi bagian
gelap dan terang bulan adalah ke arah mata kita
4. Disaat bulan terlihat separuh, sudut antara bulan dan bumi dari matahari
kurang dari kuadrannya yaitu 1/30th bagian kuadran (1 kuadran =
900 derajat, yang berarti jarak sudut kurang dari 900 yaitu 1/30th dari
900, atau sama dengan 30, oleh karena itu sama dengan 870).
5. Luas dari bayangan bumi adalah dua kali bulan
6. Bulan membentang (subtends) 1/50th dari tanda zodiak (3600 dari falak
dibagi menjadi dua belas tanda-tanda zodiak masing-masing 300,
sehingga bulan memiliki diameter sudut 2 derajat).
2.10 Eratosthenes (276-194 SM)
Erastoshenes yang hidup antara tahun 276 Sebelum masehi hingga tahun
194 sebelum masehi dikenal sebagai seorang matematikawan.Selain sebagai
seorang matematikawan dia juga dikenal sebagai seorang ahli
yang menguasai geografi, astronomi. Eratosthenes dikenal hidup pada
jaman Helenistik.Bahkan Erasthothenes tercatat sebagai orang perdana yang
memikirkan sistim koordinat geografis.Sementara itu, dia juga dikenal dan
tercatat sebagai orang yang pertama kali menghitung keliling bumi.
Matahari sendiri merupakan sebuah pusat piringan dan berada pada sebuah
konstanta jarak terhadap bumi. Bukan merupakan a infinity point. Dalam
keilmua modern mengungkapkan bahwasanya tingkat galat alat pengukuran
sudut pada jaman itu hanyalah 1/4 galat. Meskipun sempat diragukan
sebelumnya akan perhitungan Eratosthenes ini namun setelah dilakukan
pengukuran ternyata hasilnya cukup amazing. Selisih dari keliling bumi
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dengan perhitungan
Eratosthenes.Diketahui pada akhirnya bahwa keliling bumi sesungguhnya
400008 km.Terlepas dari semua itu, hasil perhitungan dan perkiraan
Eratosthenes telah diterima hingga ratusan tahun.Namun tetap pada zaman
sekarang teknik pengukuran yang diterapkan pertama kali oleh
Eratosthenes tetap digunakan. Contohnya metoda yang digunakan
Pseidomus Tetap dihargai akan kecerdasan yang dia miliki.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Thales lebih dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai matematikawan
terapan. Mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan
dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari, menentukan
setahun adalah 360 hari.
Democritus, pengertian terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi: walaupun
sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir
ini tidak dapat dibagi. Demokritus juga menjelaskan bahwa untuk
menjelaskan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan dalam bentuk,
massa dan ukurannya.
1.1 Saran
Penulis membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Penulis
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang
lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku
yang menjadi referensi secarla lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
http://kabarsittihajar.blogspot.com/2015/03/sejarah-fisika.html
Hyuuga, Rafhachan. 2015. “Keberadaan Fisika Suda Ada Sejak Zaman Yunani
Kuno”. Diunduh dari https://www.slideshare.net/rafhahyuugauchiha
/keberadaan-fisika-sudah-ada-sejak-zaman-yunani-kuno diakses pada
tanggal 27 Februari 2019 pukul 21.00 WIB.
Dari https://www.slideshare.net/muhhilalsudarbinew/makalah-
perkembangan-fisika-klasikdiakses pada tanggal 27 Februari 2019
pukul 22.00.
Tamba, Royanti. 2014. “Makalah Perkembangan Mesir, Babilonia dan Yunani
Kuno”. Diunduh dari https://plus.google.com/10659468945378317
4091/post/4TigTXnejB8 diakses pada tanggal 27 Februari 2019
pukul 20.00 WIB