Anda di halaman 1dari 19

Tokoh – Tokoh Fisika Pada Perkembangan

Zaman Yunani Kuno

Kelompok 4 :
Safira 1713022015
Della Khoirunnisa 1753022005
Shafaryanida 1753022001
Preti Herdila 1713022047
Ayu Nurjanah 1713022035
Arca Hatiti 1713022029

Dosen Pengampu : Dr. Viyanti, S.Pd., M.Pd.


Mata Kuliah : Sejarah Perkembangan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
28 Februari 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Tokoh-Tokoh Fisika pada Perkembangan Zaman Yunani
Kuno”.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Perkembangan Fisika

Makalah ini disusun untuk membantu mahasiswa mengetahui tentang


Tokoh-tokoh zaman yunani kuno yang berperan dalam perkembangan Fisika.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Penulis


mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah


membantu selama proses penysunan makalah ini.

Bandarlampung, 28 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………….…………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………..…………………………………………...... iii

BAB I PENDAHULUAN…………..…………..……………………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN……...……………………………………………… 2

2.1 Biografi serta penemuan dari Tokoh Fisika Thales...................... 2


2.2 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaPhytagoras............... 2
2.3 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaDemocritus.............. 5
2.4 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaEuclid...................... 6
2.5 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaArchimedes............. 6
2.6 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaPlato........................ 7
2.7 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaEudoxus.................. 7
2.8 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaAristotle.................. 8
2.9 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaAristarchus............. 9
2.10 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaEratosthenes........... 10
2.11 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaAppolonius............. 11
2.12 Biografi serta penemuan dari Tokoh FisikaPtolomy.................. 13

BAB III PENUTUP………………..…………………………………………. 14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………....... 14
3.2 Saran………………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA…………………...……………………………………. 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah Fisika di awalidari periode massa Yunani Kuno. Perkembangan
pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban
Yunani.Terjadi perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode
dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-
mitos menjadi lebih rasionil. Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif
menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian. Dalam sebuah
peradaban pasti tidak akan terlepaskan dari tiga faktor yang menjadi
tonggak berdirinya sebuah peradaban.Ketiga faktor tersebut adalah sistem
pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK. Demikian halnya dengan
perkembangan sejarah fisika, sampai saat ini telah banyak dipergunakan dan
berkembang sangat luas dipengaruh dari hasil pemikiran para ilmuan
Yunani dalam studi fisika. Ada beberapa tokoh yangsangat berperan dalam
membangun fondasi fisika diantaranya Thales, Phytagoras, Democritus,
Euclid. Archimedes. Plato. Eudoxus. Aristotle. Aristarchus. Eratosthenes.
Appolonius dan Claudius Ptolomeus atau Ptolomy.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Biografi serta penemuan dari Tokoh Fisika Yunani Kuno
Thales.Phytagoras. Democritus. Euclid. Archimedes. Plato. Eudoxus.
Aristotle. Aristarchus. Eratosthenes. Appolonius danClaudius Ptolomeus
atau Ptolomy.

1.3 Tujuan masalah


Dapat Menjelaskan mengenai Biografi serta penemuan dari Tokoh Fisika
Yunani Kuno Thales.Phytagoras. Democritus. Euclid. Archimedes. Plato.
Eudoxus. Aristotle. Aristarchus. Eratosthenes. Appolonius dan Claudius
Ptolomeus atau Ptolomy.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Thales (629-555 SM)


Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan meninggal
di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia Keci. Dalam waktu
senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri.Hal ini dipicu
ketertarikannya bahwa dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka
dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya.Theorema Thales,
mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan
diameter. Thales berbicara tentang garis, lingkaran dan bentuk-bentuk
lainnya dengan cara membayangkan (abstrak).

Aktivitas Thales lebih dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai


matematikawan terapan. Mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi
bayangan dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari,
menentukan setahun adalah 360 hari (sudah dikenal lama oleh bangsa
Mesir) maupun jarak kapal di laut dengan lewat cara proporsi/memadankan
bentuk segitiga adalah catatan “kehebatan” Thales.Tulisan Thales dalam
bidang astronomi lebih dikenal daripada karyanya dalam bidang
geometri.Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah
diletakkan oleh Thales, sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan
adalah sesuatu yang sakral, selain memanfaatkan imajinasi

2.2 Pythagoras (580-500 SM)


Phytagoras adalah seorang filsuf yang percaya bahwa jagad raya ini dibuat
dengan bilangan-bilangan. Sekali lagi ini merupakan pemikiran yang kita
bahas dalam pola pikir yang materialistis merupakan pemikiran. Namun
pejelasan Phytagoras ini adalah penjelasan yang menarik. Alam semesta
tidak hanya bekerja atas kumpulan materi saja. Mereka juga membutuhkan
ukuran yang tepat untuk dapat bekerja dengan baik satu sama lain. Karena
tanpa ukuran yang sesuai dengan alam semesta yang kita tahu tidak akan
bekerja seperti yang kita lihat sekarang ini.

Ide matematika Phytagoras dipengaruhi oleh Thales dan


Anaximenes.Pandangan Phytagoras juga berkaitan dekat dengan pandangan
Anaximandros yaitu To Aperion (sesuatu yang tak terbatas).Phytagoras
memiliki pemikiran yang serba matematis yang kemudian menguasai semua
pengetahuan manusia pada zaman modern.Dari pherekydes lah Phytagoras
mengetahui ajaran tentang jiwa dan tubuh. Pherekydes mengatakan, “ Ada
lubang-lubang di tubuh yang menyebabkan jiwa bisa berpindah. Karena
wahai Phytagoras, belajarlah memurnikan jiwa dengan hidup
seimbang.”Dari ajaran itulah Phytagoras memeperoleh inspirasi awal
mengenai keharusan berprilaku bersih agar jiwa terjaga
kesuciannya.Phytagoras memiliki teorema yang sangat terkenal yaitu
teorema Phytagoras yang berbunyi “Jumlah luas bujur sangkar pada kaki
sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenusa”.

Pemikiran Filsafat
1. Ajaran tentang angka atau bilangan-bilangan. Menurut Phytagoras
bilangan merupakan penyusunan segala bentuk dan perhubungan.
Benda –benda merupakan imitasi dari bilangan yaitu mengubah materi
menjadi bentuk. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat
kaitannya dengan bentuk. Phytagoras mengembangkan segala sesuatu
pada bilangan.Baginya tidak ada satu pun yang ada di dunia ini yag
terlepas dari bilangan atau angka.Semua realitas dapat diukur dengan
bilangan (kuantitas). Karena itu,dia berpendapat bahwa bilangan adalah
unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Pemikirannya,
substansi dari semua benda adalah bilangan,dan segala gejala alam
merupakan pengungkapOan indrawi dan perbandingan-perbandingan
matematis bentuk. Hakekat kenyataan ini dikembangkan dalam ilmu
music dengan bukti bahwa interval antar nada dapat dinyatakan dalam
rasio 4 angka bulat pertama yang disusun menjadi sepuluh titik yang
disebut “ tetractys of decads” dan membentuk segitiga sama sisi.
Tetractys of decads Kaum Phytagorean juga mengajarkan bahwa
kosmos seluruhnya terdiri dari hal yang berlawanan.
2. Ajaran tentang kosmologi. Teori mazhab Phytagorean tentang susunan
kosmos tentu mengherankan, karena untuk pertama kalinya dinyatakan
bahwa bukan bumi yang merupakan pusat jagat raya. Menurutnya pusat
jagat raya adalah api (Hestia). Yang beredar sekeliling api sentral itu
berturut-turut : kontra bumi (antikhton), bumi, bulan , matahari, kelima
planet (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus) dan langit serta
bintang-bintang tetap.Gerhana terjadi, apabila bumi dan kontra bumi
menggelapkan api sentral.8 Langit dan bintang-bintang tetap 1.
Saturnus 2. Yupiter 3. Mars 4. Venus 5. Merkurius 6. Matahari 7. Bulan
8. Bumi 9. Kontra bumi 10. Api sentral 4. Ajaran tentang Harmony of
spheres Menurut Phytagoras gagasan jagat raya bersifat harmoni, tidak
kacau. Dalam hal keharmonisan alam, mazhab Phytagorean merujuk
pada teorinya bahwa keharmonisan alam memiliki kesesuaian dengan
harmoni pada musik. Menurutnya harmoni music ditentukan oleh
pengaturan interval dari panjang pendeknya senar. Konsep
keharmonisan suara, musik ini kemudian dijadikan prinsip umum untuk
menjelaskan gagasan tentang keharmonisan jagat raya dan semua
gerakan. Planet menyuarakan suara harmoni yang mewakili perbedaan
notasi music. Hal ini yang disebut dengan Harmony of spheres.
3. Teorema Phytagoras Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah
segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenusa.
Sebuah segitiga-segitiga adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut
siku- siku, kakinya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku
tersebut, dan hipotenusa adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan
sudut siku-siku tersebut.

Ajaran tentang bilangan merupaka ajaran Pythagoras yang penting. Tapi, di


pihak lain filsafat methematico-metafisik ini sngat sulit dipahami. Yang
penting, Pythagoras dan para pengikutnya sangat terobsesi dengan
matematika.Sampai-sampai dikatakan bahwa Tuhan itu seorang ahli
matematika.

Menurut Pythagoras, prinsip dari segala-galanya adalah matematika. Semua


benda dapat dihitung dengan angka, dan kita dapat mengekspresikan banyak
hal dengan angka-angka. Mereka terpesona oleh kenyataan bahwa interval-
interval music antara dua not pada lyra dapat dinyatakan secara numerik.
Seperti halnya harmoni musik bergantung pada angka, maka harmoni jagad
raya juga bergantung pada angka. Bahkan menurut Pythagoras, benda-benda
adalah angka-angka (things are numbers).

2.3 Democritus (460-370 SM)


Pemikiran Yunani lain yang begitu berpengaruh dalam sejarah
perkembangan fiika adalah teori atom Yunani. Teori atom Yunani
dikemukakan oleh Democritus dan sekolah filsafatnya, khususnya guru
democritus yang bernama Lucretus. Democritus mengajukan hipotesa yang
sangat menarik bahwa seluruh materi terdiri atas partikel-partikel terkecil
yang tidak bisa dibagi lagi. Dengan kata lain, apabila bijih besi dipecah-
pecah lagi maka akan sampai pada satu titik dimana bijih besi itu tidak dapat
dipecah lagi. Titik terakhir inilah yang disebut atom.

Disebut bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir dapat
bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah
atom dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan
dengan pengertian Demokritus terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi:
walaupun sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya,
butiran pasir ini tidak dapat dibagi. Demokritus juga memiliki struktur
internal. Sebagai tambahan, Demokritus juga menjelaskan bahwa untuk
menjelaskan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan dalam bentuk,
massa dan ukurannya.
2.4 Euclid (325-265 SM)
Euclid merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membangun teori
geometri.Pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai
geometri bidang datar atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia
fisika ratusan tahun lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini
benar untuk memformulasikan hukum alam.Namun pembuktian geometri
Euclid ternyata kurang akurat untuk menjelaskan bagian tertentu dari
fenomena alam baru terjadi ketika sejumlah ahli geometrio abad 19 M
menbuktikan kelemahan teori tersebut. Kemudian dikenal geometri-
Non Euclid. Namun geometri Euclid masih tetap dominan pengaruhnya.

Kehidupan Euclid sendiri memang minim catatan sejarahnya. Kita cuma


tahu bahwa dulu dia bikin sekolah di Alexandria dan mengajar Geometri di
sana, sekitar tahun 300 SM. Nama Euclid sendiri juga jarang disebut dalam
catatan sejarah. Bahkan oleh Matematikawan Yunani lainnya, dia lebih
sering dirujuk sebagai “Penulis The Elements”. Mungkin bisa dibilang
bahwa satu-satunya hal yang kita tahu dari Euclid adalah karya besarnya ini:
The Elements.

2.5 Archimedes (287 – 212 SM)


Seorang matematikawan, fisikawan, astronom sekaligus filusuf.Sebagian
sejarawan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu
matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan
Gauss.Archimedes juga merupakan orang pertama yang mendefinisikan
sistem angka yang mengandung "myriad (10000)", myramid menunjukkan
seuatu bilangan yang nilainya tak berhingga.Ia juga mendefinisikan
perbandingan antara keliling lingkaran dan jari-jari lingkaran yang dikenal
sebagai pi sebesar 3.1429.
Archimedes adalah orang yang dikenal menemukan hukum apung atau
lazim dikenal dengan prinsip Archimedes, yang menyatakan;
1. Gaya apung (gaya ke atas) yang dialami oleh sebuah benda yang
dicelupkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
2. Pada masa hiero II, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal
yang terbesar. Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan
dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini,
jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena
ituArchimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup
Archimedes". Archimedes kembali menciptkan sistem katrol yang
disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta
awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik
seutas tali.
3. Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol
yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja.
Ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan
gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di
langit.
4. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati
dari ilmuan sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70. Kemudian archimedes
menemukan suatu gaya yang disebut gaya apung.

2.6 Plato
Plato adalah salah satu tokoh yamg berperan pula dalam perkembangan
kosmologi Yunani kuno.Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah
bentuk geometri paling sempurna. Oleh sebab itu ia berpendirian bahwa
semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena
mereka semua diciptakan oleh makhluk yang paling sempurna, Tuhan.
Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam
lintasan berbentuk lingkaran.

2.7 Eudoxus
Eudoxus adalah salah satu murid plato. Dia mengembangkan teorinya
berdasarkan pengamatan benda-benda langit.Mungkin dia adalah orang
pertama yang mengembangkan teorinya tentang alam semesta berdasarkan
pengamatan.Menurut eudoxus, setiap planet terletak pada bola-bola
konsentris, dan pergerakan planet disebabkan rotasi bola-bola ini. Karena
laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda-beda, efeknya
adalah terjadinya gerak retrograde (gerak maju mundur) mars.

2.8 Aristotle (384-322 SM)


Aristotle merupakan murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah
pusat alam semesta. Aristotle mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum
yang mengajarkan berbagai bidang ilmu khususnya biologi dan ilmu
pengetahuan alam. Dia adalah orang yang pertama kali melakukan
klasifikasi terhadap binatang dan tumbuhan.

Aristotle mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat,
dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit.Bola-bola ini
masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-
kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi
seperti yang diamati pada Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan
orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola
ini merupakan kedudukan bintang yang tetap diam.

Dalam konsep gerak Aristotle membagi kedalam tiga kelompok gerak,


yaitu gerak kuantitatif, gerak kualitatif, dan gerak spasial. Gerak spasial
dibagi dalam dua kelompok yaitu gerak spasial alam semesta bagian atas
dan gerak spasial alam semesta bagian bawah. Pada alam smesta bagian
bawah, yakni dalam alam yamg disebuit lingkaran sulunr, gerak alamiah
adalah gerak yang mengarah langsung ke pusat bumi. Bumi menurut
Aristotle adalah pusat jagat raya atau lam semesta (geosentris). Sedangkan
gerak alamiah di langit (alam semesta bagian atas) adalah gerak melingkar,
sempurna, kontinue, dan tidak terbatas. Aristotle berpendapat bahwa benda
dapat bergerak hanya jika benda tersebut berhubungan langsung dengan
penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi berhubungan dengan benda yang
digerakkan, maka benda akan berhenti.
2.9 Aristarchus (310-230 SM)
Aristarchus lahir di pulau Samos pada tahun 310 SM. Dia adalah orang
pertama yang berbeda pandangan mengenai pusat jagat raya. Menurut
Aristarchus, bukan bumi sebagai titik pusat (heliosentris). Pemikiran ini
pada masanya kurang bergema, kalah dengan pandangan umum yang
meyakini bahwa bumilah sebagai sebagai titik pusat (Geosentris).
Aristarchus menulis banyak buku tentang astronomi (ilmu bintang), salah
satu bukunya yang berjudul “On The Size and Distance Of The Sun and
Moon”, menunjukkan bukti yang serius bagaimana ia melakukan
pengukuran relatif terhadap jarak matahari dan bulan dari bumi. Aristarchus
mencoba mengukur besarnya matahari dan bulan dengan trigonometri. Hasil
perhitungannya tidak tepat, karena ia tidak mempunyai peralatan yang
memadai.

Hipotesis Aristarchus
Aristarchus (310 SM - 230 SM) yang pertama mengusulkan model
heliosentris dari tata surya, menempatkan matahari dan bukan bumi di pusat
alam semesta.
1. Bulan menerima cahaya dari matahari
2. Bumi diposisikan sebagai titik di tengah bola dan menjadi pusat orbit
bulan
3. Disaat bulan terlihat separuh, lingkaran besar yang membagi bagian
gelap dan terang bulan adalah ke arah mata kita
4. Disaat bulan terlihat separuh, sudut antara bulan dan bumi dari matahari
kurang dari kuadrannya yaitu 1/30th bagian kuadran (1 kuadran =
900 derajat, yang berarti jarak sudut kurang dari 900 yaitu 1/30th dari
900, atau sama dengan 30, oleh karena itu sama dengan 870).
5. Luas dari bayangan bumi adalah dua kali bulan
6. Bulan membentang (subtends) 1/50th dari tanda zodiak (3600 dari falak
dibagi menjadi dua belas tanda-tanda zodiak masing-masing 300,
sehingga bulan memiliki diameter sudut 2 derajat).
2.10 Eratosthenes (276-194 SM)
Erastoshenes yang hidup antara tahun 276 Sebelum masehi hingga tahun
194 sebelum masehi dikenal sebagai seorang matematikawan.Selain sebagai
seorang matematikawan dia juga dikenal sebagai seorang ahli
yang menguasai geografi, astronomi. Eratosthenes dikenal hidup pada
jaman Helenistik.Bahkan Erasthothenes tercatat sebagai orang perdana yang
memikirkan sistim koordinat geografis.Sementara itu, dia juga dikenal dan
tercatat sebagai orang yang pertama kali menghitung keliling bumi.

Eratothenes tercatat sebagai orang yang menghitung keliling


bumi pertama.Bukti ini tercatat dalamOn the Circular Motions of Celestial
Bodies karya Cleomedes.Penghitungan keliling bumi ini menggunakan
metoda trigonometri. Dengan ilmu trigonometri dia bisa menerapakan
prinsip perhitungan yang berbasis sudut kemiringan Matahari di kota
Alexandria dan Cyene.

Walaupun dengan metoda yang lumayan bagus namun keakuratan


perhitungan kala itu masih terbatas.Penyimpangan akurasi tersebut
dikarenakan fakta bahwa Cyene sebenarnya tidak tepat berada di
titik Tropic of Cancer. Dan Asumsi bahwasanya Cyene juga tidak berada di
bagian selatan dari Alexandria.

Matahari sendiri merupakan sebuah pusat piringan dan berada pada sebuah
konstanta jarak terhadap bumi. Bukan merupakan a infinity point. Dalam
keilmua modern mengungkapkan bahwasanya tingkat galat alat pengukuran
sudut pada jaman itu hanyalah 1/4 galat. Meskipun sempat diragukan
sebelumnya akan perhitungan Eratosthenes ini namun setelah dilakukan
pengukuran ternyata hasilnya cukup amazing. Selisih dari keliling bumi
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dengan perhitungan
Eratosthenes.Diketahui pada akhirnya bahwa keliling bumi sesungguhnya
400008 km.Terlepas dari semua itu, hasil perhitungan dan perkiraan
Eratosthenes telah diterima hingga ratusan tahun.Namun tetap pada zaman
sekarang teknik pengukuran yang diterapkan pertama kali oleh
Eratosthenes tetap digunakan. Contohnya metoda yang digunakan
Pseidomus Tetap dihargai akan kecerdasan yang dia miliki.

2.11 Appolonius (262-190)


Tidak banyak informasi tentang Apollonius dari Perga yang lazim disebut
dengan pakar pengukur tanah (geometer) terbesar.Namun karya-karyanya
membawa dampak besar bagi perkembangan matematika. Buku karyanya
yang terkenal,Conics (kerucut), mengenalkan istilah-istilah yang sekarang
populer seperti: parabola, elips dan hiperbola.Disebut dengan kerucut
karena irisan dari sebuah kerucut akan menghasilkan tiga bentuk yang sudah
disebut di atas. Masa muda Apollonius tidak terlalu banyak dikenal, tetapi
diketahui bahwa dia mengalami masa pemerintahan Ptolemy Euergetes,
Ptolemy Philopatus; ada laporan yang menyebut bahwa Apollonius adalah
pengikut Ptolemy Philadelphus.Umurnya lebih kurang 25 – 40 tahun lebih
muda dibandingkan dengan Archimedes.

Buku pertama “Conics” (“Kerucut”) membahas segala sesuatu tentang hal-


hal mendasar tentang kurva-kurva yang disebut “paling lengkap dan lebih
umum dibanding pengarang-pengarang lain.” Dalam buku ini pula
disebutkan theorema dan transformasi koordinat dari sistem yang
didasarkan pada tangen dan diameter pada titik P yang berada pada kerucut
ke dalam sistem baru yang ditentukan oleh tangen dan diameter dari titik Q
yang berada pada kurva yang sama. Apollonius sangat mengenal
karakteristik hiperbola dengan asimtut sebagai absisnya. Persamaan xy =
c2 adalah hiperbola sama sisi yang mirip dengan rumus hukum Boyle
tentang gas.

Buku kedua melanjutkan bahasan tentang tangen dan diameter.Dengan


menggunakan proposisi-proposisi dan gambar-gambar kurva.
Buku ketiga disebut oleh Apollonius adalah yang paling membanggakan
karena disebutkan berisikan theorema-theorema yang bermanfaat untuk
melakukan (operasi) sintesis dan solid loci penentuan limit.Disebutkan
olehnya bahwa Euclid belum menyinggung topik ini. Locus tiga dan empat
garis memegang peran penting dalam matematika sejak Euclid sampai
Newton.

Buku keempat menggambarkan keinginan pengarangnya untuk


menunjukkan “Ada banyak cara bagian kerucut dapat saling berpotongan.”
Ide tentang hiperbola dua cabang yang berlawanan arah adalah gagasan
Apollonius.

Buku kelima berhubungan dengan maksimum dan minimum garis lurus


yang bersinggungan dengan kerucut. Pada saat buku ini dibuat, tidak pernah
terpikirkan bahwa konsep-konsep didalamnya kelak akan mendasari
dinamika bumi (terrestial) dan mekanika alam semesta (celestial). Tanpa
pengetahuan tentang tangen terhadap parabola mustahil analisis terhadap
lintasan peluru tidaklah dimungkinkan.

Buku keenam, berisikan proposisi-proposisi tentang bagian dari kerucut


apakah sama atau berbeda, mirip atau berlainan. Terdapat satu proposisi
yang membuktikan bahwa apabila sebuah kerucut dipotong oleh dua garis
sejajar terjadilah bagian-bagian hiperbolik dan eliptik, bagian yang mirip
namun tidak sama.

Buku ketujuh kembali membicarakan tentang mentasrifkan (conjungate)


diameter-diameter dan berbagai “proposisi-proposisi baru” yang membahas
diameter dari bagian-bagian kerucut.

2.12 Claudius Ptolomeus atau Ptolomy


Ptolomy hidup di Alexandria, Mesir. Teorinya sama dengan Aristotle yang
meletakkan bumi di alam semesta. Dia memberi penjelasan yang lengkap
tentang konsep geoentrisnya dalam buku utamanya, Almagest. Ptolomy
menjelaskan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik,
dan lintasan benda ini disebut episikel.Episikel dalam lingkaran lebih besar
yang disebut deferent.Bumi bukan merupakan pusat deferent, melainkan
terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni pada titik yang
disebut equant.

Hipotesis Ptolomy bertahan cukup lama dan dianggap sebagai model


standar alam semesta hamper 15 abad. Hal ini tidak terlalu mengherankan
karena melalui pengamatan sekilas yang dilakukan manusia.Selain itu juga
untuk memuaskan ego manusia karena bumi diletakkan pada pusat alam
semesta.Ini mengisyaratkan bahwa manusia adalah pusat alam semesta.

Perlu diketahui di Yunani, bahwa kedudukan Astronomi sama seperti


geometri, menjadi bagian terpenting bagi pertumbuhan sejarah fisika.
Bahkan astronomi lebih berkembang ketimbang fisika itu sendiri di zaman
Yunani.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Thales lebih dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai matematikawan
terapan. Mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan
dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari, menentukan
setahun adalah 360 hari.

Phytagoras memiliki teorema yang sangat terkenal yaitu teorema Phytagoras


yang berbunyi “Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-
siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenusa”.

Democritus, pengertian terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi: walaupun
sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir
ini tidak dapat dibagi. Demokritus juga menjelaskan bahwa untuk
menjelaskan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan dalam bentuk,
massa dan ukurannya.

Euclid,pengaruh teori Euclid begitu luas dan khususnya mengenai geometri


bidang datar atau bidang tiga dimensi, yang telah diterima di dunia fisika
ratusan tahun lamanya, sebagai kerangka geometri yang diyakini benar untuk
memformulasikan hukum alam.

Archimedes, Menemukan bahwa Gaya apung (gaya ke atas) yang dialami


oleh sebuah benda yang dicelupkan dalam fluida sama dengan berat fluida
yang dipindahkan.

Plato, semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran


karena mereka semua diciptakan oleh makhluk yang paling sempurna, Tuhan.
Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam
lintasan berbentuk lingkaran.Eudoxus, Menurut eudoxus, setiap planet
terletak pada bola-bola konsentris, dan pergerakan planet disebabkan rotasi
bola-bola ini.
Aristotle,berpendapat bahwa benda dapat bergerak hanya jika benda tersebut
berhubungan langsung dengan penggeraknya. Jika penggerak tidak lagi
berhubungan dengan benda yang digerakkan, maka benda akan berhenti.
Aristarchus, yang pertama mengusulkan model heliosentris dari tata surya,
menempatkan matahari dan bukan bumi di pusat alam semesta.
Erasthothenes, tercatat sebagai orang perdana yang memikirkan sistim
koordinat geografis.Sementara itu, dia juga dikenal dan tercatat sebagai orang
yang pertama kali menghitung keliling bumi.
Appolonius, Buku karyanya yang terkenal,Conics (kerucut), mengenalkan
istilah-istilah yang sekarang populer seperti: parabola, elips dan hiperbola.
Ptolomy,semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan
benda ini disebut episikel.Episikel dalam lingkaran lebih besar yang
disebut deferent.Bumi bukan merupakan pusat deferent, melainkan terletak
tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant.

1.1 Saran
Penulis membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Penulis
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang
lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku
yang menjadi referensi secarla lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. 2014. “Sejarah Perkembangan Ilmu Masa Zaman Yunani


Kuno”. Diunduh dari https://afidburhanuddin.wordpress.
com/2014/05/13/sejarah-perkembangan-ilmu-masa-zaman-yunani-kuno/
Diakses pada tanggal 27 Februari 2019 pukul 21.00 WIB.

Hajar, Sitti. 2015. “Perkembangan Fisika Pra Sains”. Diunduh dari

http://kabarsittihajar.blogspot.com/2015/03/sejarah-fisika.html

diakses pada tanggal 27 Februari 2019 pukul 20.00 WIB.

Hyuuga, Rafhachan. 2015. “Keberadaan Fisika Suda Ada Sejak Zaman Yunani
Kuno”. Diunduh dari https://www.slideshare.net/rafhahyuugauchiha
/keberadaan-fisika-sudah-ada-sejak-zaman-yunani-kuno diakses pada
tanggal 27 Februari 2019 pukul 21.00 WIB.

Sudarbi, Muhammad. 2015. “Makalah Perkembangan Fisika Klasik”. Diunduh

Dari https://www.slideshare.net/muhhilalsudarbinew/makalah-
perkembangan-fisika-klasikdiakses pada tanggal 27 Februari 2019
pukul 22.00.
Tamba, Royanti. 2014. “Makalah Perkembangan Mesir, Babilonia dan Yunani
Kuno”. Diunduh dari https://plus.google.com/10659468945378317
4091/post/4TigTXnejB8 diakses pada tanggal 27 Februari 2019
pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai