OLEH:
Kelompok 3:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami telah
dapat menyelesaikan Makalah Sejarah dan Filsafat Matematika mengenai “Matematika Aliran
Phytagoras dan Perkembangannya”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah dan Filsafat Matematika.
Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang
penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Phytagoras memiliki
peran yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun
fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini
secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan
dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur
dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat
dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Selain teorema Phytagoras
masih ada beberapa aliran matematika Phytagoras yang mempengaruhi perkembangan
matematika dunia saat ini yang perlu kita ketahui.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan banyak
perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak yang diketahui dari
Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi terkenal setelah mendirikan sebuah
kelompok, “the Brotherhood of Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang
dikhususkan untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol,
ritual dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta,” dan ilmu
Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan gagasan. Nilai-nilai numerik,
pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik dan spiritual.
2
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk mengakui keberadaan,
yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang bilangan tersebut. Dalah satunya adalah
dengan cara berikut. Dimulai dengan segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita
dapat membangun segitiga siku-siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √2,
√3, √4, √5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah menyadari fakta bahwa
sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus merupakan segitiga siku-siku. Mereka
menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga siku-siku
dengan membagi panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga
adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.
3
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara terdapat susunan
segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel Leendert van der Waerden meng-
hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan
Hammurabi the Great (1790 - 1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak
tulisan yang terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum
masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar TripelPythagoras yaitu
pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga siku-siku sama kaki.
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang
menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis
olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi
nama yang sesuai untuk teorema ini.
4
2.2 Pengertian Teorema Phytagoras
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur
sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-
nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga
yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki
segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus.
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi panjang akan
menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita
dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil
catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:
Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b dan hipotenus
dengan panjang c, maka :
a2+ b2 = c2
5
2.3 Pembuktian Teorema Phytagoras
Ada banyak bukti yang menunjukkan kebenaran teorema pythagoras. Beberapa diantaranya
adalah bukti pythagoras yang dikemukakan oleh Pythagoras, Bhaskara, Garfield, dan Euclid.
Dengan demikian a2 + b2 = c2
Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan
India sekitar abad X). Bangun ABCD di bawah ini berupa bujur sangkar dengan panjang
sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.
6
Luas PQRS + 4 x Luas ABQ = Luas ABCD
(b – a)2 + 4 x ½ .a.b = c2
b2 – 2ab + a2 + 2ab = c2
a2 + b2 = c2 (terbukti)
Bukti berikut ini pertama kali diberikan oleh Euclides. Perhatikan gambar di bawah ini.
= a2
= b2
c2 = DBQE + ADEP
c2 = a2 + b2 (terbukti)
7
2.4 Aliran Phytagoras
2.4.1 Pythagoras dan Theano
Pythagoras ( 570 – 500 S.M. ) lahir di Samos, pesisir pulau Yunani yang
sekarang kita kenal dengan Turki. Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes
Laertus, Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah
bertemu dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton
322, kita mengenal bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori
‘segitiga Pythagoras’ dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras
mungkin yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi tentu
saja bukan ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras juga
belajar dari ‘Magi’ atau aliran Zoroastria. Tentu saja, tidak mungkin Pythagoras
berbicara langsung dengan Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa
Pythagoras belajar di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh
bangsa asli India. Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha, yang hidup pada
jaman yang sama.
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota di sebelah
selatan Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran Pythagoras. Dia menikah
dengan wanita aliran Pythagoras yang bernama Theano. Theano mungkin menjadi
matematikawati pertama.
8
Pythagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan 10. Dia
menyebut bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia tertarik dengan bilangan
tersebut dengan alasan-alasan berikut. Angka tersebut digunakan oleh orang
Yunani kuno sebagai basis perhitungan. Sebagai jumlahan empat bilangan bulat
positif pertama, hal ini merepresentasikan dimensi tiga – dengan 1 untuk titik, 2
untuk garis, 3 untuk bidang, dan 4 untuk ruang. Yang terakhir, ada sepuluh titik
dalam bintang Pythagoras titik-lima.
9
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).
Aliran Pythagoras menemukan bidang 12-beraturan, dan membuktikan
bahwa ada 5 polihedra beraturan. Prestasi ini tidak dapat dikalahkan
sampai J Kepler (1571 – 1630) menemukan ada bidang beraturan yang
lebih kurang dan lebih besar bintang bidang 12.
5. Irasionalitas √2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √2 itu bukan rasio dari bilangan
cacah. Mereka menggunakan penyelesaian bulat persamaan x 2 – 2y2 =1
untuk mencari pendekatan yang baik.
6. Bilangan figurative.
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t adalah suatu bilangan bulat
nonnegatif, maka suatu bilangan (m+2) -gonal adalah suatu bilangan asli
yang berbentuk
(m (t2-t)/2) + t
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau bilangan segitiga, adalah :
0, 1, 3, 6, 10,…
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau bilangan persegi, adalah :
0, 1, 4, 9, 16, …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau bilangan segilima, adalah :
0, 1, 5. 12, 22, …
Bilangan tersebut disebut ‘figurative‘, karena bilangan tersebut dapat
ditunjukkan oleh gambar (figure) yang dibuat dari batu kerikil.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi menjadi pengetahuan dari Triple
Pythagoras, hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang berdekatan,
dan bukti dari teorema.
Phytagoras menganggap bahwa bilangan itu memiliki sifat mistis. Hal ini di
tunjukkannya dengan mengagungkan angka 10, karena menurutnya angka sepuluh memilki
beberapa keistimewaan. Selama perjalanan hidupnya Pythagoras telah memiliki beberapa
perstasi berikut dalam bidang matematika yaitu pembuktian teorema pythagoras yang merupakan
penemuan yang paling terkenal dari beberapa penemuan lainnya, rata-rata bilangan sempurna
dan bilangan amicable, benda padat beraturan (regular solid), irasionalitas √2 dan bilangan
figurative.
3.2 Saran
11
Daftar Pustaka
12