Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATEMATIKA ALIRAN PHTAGORAS DAN PERKEMBANGANNYA

OLEH:

Kelompok 3:

1. Arisky Eka Hadiyanto (166410758)


2. Dwi Fitria Nur Laily (166410770)
3. Fadhila Tawassalna (166411310)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami telah
dapat menyelesaikan Makalah Sejarah dan Filsafat Matematika mengenai “Matematika Aliran
Phytagoras dan Perkembangannya”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah dan Filsafat Matematika.

Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Pekanbaru, 24 Februari 2017

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Teorema Phytagoras......................................................................................... 2

2.2 Pengertian Teorema Phytagoras ................................................................................... 5

2.3 Pembuktian Teorema Phytagoras ................................................................................. 6

2.3 Aliran Phytagoras.......................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11

3.2 Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang
penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Phytagoras memiliki
peran yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun
fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini
secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan
dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur
dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat
dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Selain teorema Phytagoras
masih ada beberapa aliran matematika Phytagoras yang mempengaruhi perkembangan
matematika dunia saat ini yang perlu kita ketahui.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah teorema phytagoras?
2. Apa pengertian teorema phytagoras?
3. Bagaimana membuktikan teorema phytagoras?
4. Bagaimana aliran matematika yang dikembangkan phytagoras?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah teorema phytagoras
2. Untuk mengetahui pengertian teorema phytagoras?
3. Untuk mengetahui pembuktian teorema phytagoras
4. Untuk mengetahui aliran matematika yang dikembangkan phytagoras.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Teorema Phytagoras

Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan banyak
perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak yang diketahui dari
Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi terkenal setelah mendirikan sebuah
kelompok, “the Brotherhood of Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang
dikhususkan untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol,
ritual dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta,” dan ilmu
Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan gagasan. Nilai-nilai numerik,
pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik dan spiritual.

Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaiakan teorema yang terkenal itu,


Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun ia sangat diagungkan dengan penemuan
teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas diketahui apakah Pythagoras adalah penulis yang
sebenarnya. Para pengkaji dalam kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menulis
banyak bukti geometris, tetapi sulit untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu
sendiri, sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan mereka. Sayangnya,
sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide matematika yang penting yang harus
diketahui publik. Kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menemukan bilangan
irasional! Jika kita mengambil segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki ukuran 1, maka panjang
sisi miring adalah √2. Namun jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat
diukur dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat mengganggu
Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah angka.” Mereka
menyebutnya angka-angka “alogon,” yang berarti “unutterable.” Akhirnya mereka sangat
terkejut dengan angka-angka ini, sehingga mereka dihukum mati seorang anggota yang berani
menyebutkan keberadaan mereka kepada publik. Barulah 200 tahun kemudian, yaitu oleh
Eudoxus, seorang matematikawan Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk
berurusan dengan angka-angka unutterable tersebut.

2
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk mengakui keberadaan,
yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang bilangan tersebut. Dalah satunya adalah
dengan cara berikut. Dimulai dengan segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita
dapat membangun segitiga siku-siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √2,
√3, √4, √5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.

Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pengetahuan dari Triple Pythagoras,


2. Hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang berdekatan,
3. Bukti dari teorema.

Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah menyadari fakta bahwa
sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus merupakan segitiga siku-siku. Mereka
menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga siku-siku
dengan membagi panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga
adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.

3
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara terdapat susunan
segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel Leendert van der Waerden meng-
hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan
Hammurabi the Great (1790 - 1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak
tulisan yang terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum
masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar TripelPythagoras yaitu
pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga siku-siku sama kaki.

Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk membangun Tripel


Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada penentuan sebab dari teorema ini selama
hampir lima abad setelah Pythagoras menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch
dan Cicero mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan dikenal
secara luas. Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencari Tripel Pythagoras
yang baik dipadukan dengan aljabar and geometri. Sekitar 300 SM, elemen Euclid (bukti
aksiomatis yang tertua) menyajikan teorema tersebut. Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang
ditulis antara 500 SM sampai 200 sesudah masehi memiliki bukti visual dari Teorema
Pythagoras atau disebut dengan "Gougu Theorem" (sebagaimana diketahui di Cina) untuk
segitiga berukuran 3, 4, dan 5. Selama Dinasti Han (202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras
muncul di Sembilan Bab pada Seni Mathematika seiring dengan sebutan segitiga siku-siku.
Rekaman pertama menggunakan teorema berada di Cina sebagai 'theorem Gougu', dan di India
dinamakan "Bhaskara theorem".

Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang
menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis
olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi
nama yang sesuai untuk teorema ini.

4
2.2 Pengertian Teorema Phytagoras

Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri


Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf
dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM, Pythagoras. . Pythagoras mendapat kredit karena
ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian
matematis

Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur
sangkar di hipotenus.

Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-
nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga
yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki
segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus.

Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:

Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi panjang akan
menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita
dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil
catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:

Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b dan hipotenus
dengan panjang c, maka :

a2+ b2 = c2

5
2.3 Pembuktian Teorema Phytagoras

Ada banyak bukti yang menunjukkan kebenaran teorema pythagoras. Beberapa diantaranya
adalah bukti pythagoras yang dikemukakan oleh Pythagoras, Bhaskara, Garfield, dan Euclid.

Berikut ini beberapa pembuktian dari teorema pythagoras :

2.3.1 Bukti dari Sekolah Phytagoras

Luas daerah hitam pada gambar (1) adalah a2 + b2

Luas daerah hitam pada gambar (2) adalah c2

Dengan demikian a2 + b2 = c2

2.3.2 Bukti dari Bhaskara

Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan
India sekitar abad X). Bangun ABCD di bawah ini berupa bujur sangkar dengan panjang
sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.

6
Luas PQRS + 4 x Luas ABQ = Luas ABCD

(b – a)2 + 4 x ½ .a.b = c2

b2 – 2ab + a2 + 2ab = c2

a2 + b2 = c2 (terbukti)

2.3.3 Bukti dari Euclides

Bukti berikut ini pertama kali diberikan oleh Euclides. Perhatikan gambar di bawah ini.

DBQE = NLBD ………………. kedua bangun kongruen

= MLBC ……………… alas sama BL dengan tinggi tetap BD

= SRBC ……………… alas sama BC dengan tinggi tetap BR

= a2

ADEP = KNDA ………………. kedua bangun kongruen

= KMCA ……………… alas sama AK dengan tinggi tetap AD

= UTCA ……………… alas sama AC dengan tinggi tetap AU

= b2

c2 = DBQE + ADEP

c2 = a2 + b2 (terbukti)

7
2.4 Aliran Phytagoras
2.4.1 Pythagoras dan Theano

Pythagoras ( 570 – 500 S.M. ) lahir di Samos, pesisir pulau Yunani yang
sekarang kita kenal dengan Turki. Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes
Laertus, Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah
bertemu dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton
322, kita mengenal bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori
‘segitiga Pythagoras’ dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras
mungkin yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi tentu
saja bukan ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras juga
belajar dari ‘Magi’ atau aliran Zoroastria. Tentu saja, tidak mungkin Pythagoras
berbicara langsung dengan Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa
Pythagoras belajar di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh
bangsa asli India. Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha, yang hidup pada
jaman yang sama.
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota di sebelah
selatan Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran Pythagoras. Dia menikah
dengan wanita aliran Pythagoras yang bernama Theano. Theano mungkin menjadi
matematikawati pertama.

2.4.2 Mistisme Bilangan

Sementara Thales menyatakan bahwa “semua adalah air” Pythagoras


mengajarkan bahwa “semua adalah bilangan”. Bagi Pythagoras, hal ini berakibat
bahwa segala sesuatu dapat dipahami dalam istilah bilangan cacah dan rasionya.
Secara khusus, setiap ruas garis adalah suatu bilangan cacah atau rasio bilangan
cacah. Meskipun penemuan irasionalitas panjang diagonal persegi dengan
panjang sisi 1 dibuat oleh pengikut Pythagoras, Pythagoras sendiri tidak
menyadari hal tersebut.

8
Pythagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan 10. Dia
menyebut bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia tertarik dengan bilangan
tersebut dengan alasan-alasan berikut. Angka tersebut digunakan oleh orang
Yunani kuno sebagai basis perhitungan. Sebagai jumlahan empat bilangan bulat
positif pertama, hal ini merepresentasikan dimensi tiga – dengan 1 untuk titik, 2
untuk garis, 3 untuk bidang, dan 4 untuk ruang. Yang terakhir, ada sepuluh titik
dalam bintang Pythagoras titik-lima.

2.4.3 Matematika Aliran Pythagoras

Aliran Pythagoras berasal dari semua penemuan matematika mereka untuk


Pythagoras, tetapi tidak, pada kenyataannya, kita hanya mengetahui suatu teorema
tunggal yang dominan. Prestasi Pythagoras termasuk hal-hal berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras.
Aliran Pythagoras bertanggung jawab pada pembuktian teorema ini yang
ditemukan oleh Euclid. Mereka juga menemukan bukti kebalikan dari
teorema ini.
2. Rata-rata.
Aliran Pythagoras memeriksa rata-rata aritmatika (a+b)/2, rata-rata
geometrik √ab, rata-rata harmonik 2ab/(a+b), dan hubungan antara
mereka.
3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable.
Suatu bilangan sempurna adalah suatu bilangan bulat positif, sebagai
contoh 6, yang mana sama dengan jumlahan faktor sejatinya (faktor selain
bilangan itu sendiri), yaitu bahwa: 6 = 1+2+3. Aliran Pythagoras
menemukan suatu rumus yang memberikan bilangan sempurna genap.
Suatu pasangan amicable adalah dua bilangan bulat positif, yang mana
masing-masing merupakan jumlahan faktor sejati dari yang lain.
Iamblichus (300 M), menghargai Pythagoras dengan suatu pengetahuan
dari pasangan bilangan amicable 220 dan 284.

9
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).
Aliran Pythagoras menemukan bidang 12-beraturan, dan membuktikan
bahwa ada 5 polihedra beraturan. Prestasi ini tidak dapat dikalahkan
sampai J Kepler (1571 – 1630) menemukan ada bidang beraturan yang
lebih kurang dan lebih besar bintang bidang 12.
5. Irasionalitas √2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √2 itu bukan rasio dari bilangan
cacah. Mereka menggunakan penyelesaian bulat persamaan x 2 – 2y2 =1
untuk mencari pendekatan yang baik.
6. Bilangan figurative.
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t adalah suatu bilangan bulat
nonnegatif, maka suatu bilangan (m+2) -gonal adalah suatu bilangan asli
yang berbentuk
(m (t2-t)/2) + t
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau bilangan segitiga, adalah :
0, 1, 3, 6, 10,…
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau bilangan persegi, adalah :
0, 1, 4, 9, 16, …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau bilangan segilima, adalah :
0, 1, 5. 12, 22, …
Bilangan tersebut disebut ‘figurative‘, karena bilangan tersebut dapat
ditunjukkan oleh gambar (figure) yang dibuat dari batu kerikil.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi menjadi pengetahuan dari Triple
Pythagoras, hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang berdekatan,
dan bukti dari teorema.

Ada banyak bukti yang menunjukkan kebenaran teorema pythagoras. Beberapa


diantaranya adalah bukti pythagoras yang dikemukakan oleh Pythagoras, Bhaskara, Garfield, dan
Euclid.

Phytagoras menganggap bahwa bilangan itu memiliki sifat mistis. Hal ini di
tunjukkannya dengan mengagungkan angka 10, karena menurutnya angka sepuluh memilki
beberapa keistimewaan. Selama perjalanan hidupnya Pythagoras telah memiliki beberapa
perstasi berikut dalam bidang matematika yaitu pembuktian teorema pythagoras yang merupakan
penemuan yang paling terkenal dari beberapa penemuan lainnya, rata-rata bilangan sempurna
dan bilangan amicable, benda padat beraturan (regular solid), irasionalitas √2 dan bilangan
figurative.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembangan aliran matematika phytagoras


ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam tentang phytagoras dan peranannya dalam
matematika, tidak hanya sekedar tahu tentang teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali
secara umum.

11
Daftar Pustaka

Creative. Pembuktian Teorema Pythagoras. http://matematika-


creative.blogspot.co.id/2013/11/pembuktian-teorema-pythagoras.html. (diakses tanggal 24
Februari)

Lan’s. 25 Macam Pembuktian Teorema Pythagoras.


http://seftinewulansari.blogspot.co.id/2014/01/25-macam-pembuktian-teorema-
pythagoras.html. (diakses tanggal 24 Februari)

Wikipedia. Phytagoras. https://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras. (diakses tanggal 24 Februari).

Wikipedia. Teorema Phytagoras. https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Pythagoras. (diakses


tanggal 24 Februari)

12

Anda mungkin juga menyukai