Anda di halaman 1dari 9

Sejarah - Asal Usul dan Biografi Ilmuan dan Penemu Pythagoras

Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani Selatan, pada sekira tahun 580 SM. Ayahnya
bernama Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre. Pythagoras sendiri sering
mengadakan perjalanan ke Babilonia, Mesir, bahkan India. Di Babilonia, dia menjalin
hubungan dengan para ahli Matematika.

Pythagoras lantas meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crontona, Italia.


Diperkirakan dia sudah melihat tujuh keajaiban duni kuno yang salah satunya adalah Kuil Hera
yang terletak di kota kelahirannya. Kini Kuil Hera hanya menyisakan satu pilar yang tidak jauh
dari kota Pythagorian.

Pada usia 18 tahun, Pythagoras bertemu dengan Thales yang mengenalkan matematika mealuli
muridnya, Anaximander. Anehnya, Pythagoras sendiri mengakui bahwa gurunya adalah
Pherekdes.

Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya
sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean
menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan
pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni
terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa
segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional
dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan
bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat
dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras
karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Sejarah Teorema Pythagoras

Sejarah teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai: pengetahuan tentang segitiga Pythagoras,
hubungan antara sisi-sisi segitiga siku-siku dan sudut yang berdekatan mereka, dan bukti-bukti
dari teorema. Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina menyadari fakta
bahwa sebuah segitiga dengan sisi-sisi 3, 4, dan 5 satuan panjang menjadi segitiga siku-siku.

Mereka menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku, dan merancang segitiga
siku-siku dengan membagi panjang tali menjadi dua belas bagian yang sama, sehingga satu sisi
segitiga adalah tiga, sisi kedua adalah empat, dan sisi ketiga adalah lima bagian panjang .

Sekitar 2500 SM, monumen megalitik di Mesir dan Eropa Utara terdiri segitiga siku-siku
dengan sisi bilangan bulat. Bartel Leendert van der Waerden dalam hipotesisnya bahwa
segitigat Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi (1790 –
1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamia 32 terdiri dari banyak entri yang berkaitan erat dengan
segitiga Pythagoras. Di India (8 – abad ke-2 SM), Baudhayana Sulba Sutra terdiri daftar
segitiga Pythagoras, pernyataan dari teorema, dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga
siku-siku sama kaki.

Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk membangun segitiga


Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada anggapan dari teorema selama hampir
lima abad setelah zaman Pythagoras. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero disebabkan
teorema untuk matematikawan Yunani ini sedemikian rupa, bahwa atribusi itu diketahui secara
luas dan diterima. Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencari segitiga
Pythagoras, yang dicampur baik aljabar dan geometri. Sekitar 300 SM, di Elemen Euclid ini,
yang tertua ada bukti aksiomatis dari teorema disajikan. Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang
ditulis antara 500 SM dan 200 AD memiliki bukti visual dari Teorema Pythagoras atau ‘Gougu
Teorema’ (sebagaimana diketahui di Cina) untuk segitiga siku-siku. Selama Dinasti Han (202
SM – 220 M), segitigat Pythagoras muncul di Sembilan Bab pada Seni Matematika, bersama
dengan penyebutan segitiga tersebut. Penggunaan tercatat pertama dari teorema di Cina dikenal
‘Gougu Teorema’, dan di India sebagai ‘Bhaskara Teorema’.

Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang pertama yang menemukan
hubungan antara sisi segitiga siku-siku, karena tidak ada bukti tertulis yang ditemukan. Namun
demikian, teorema masih ini masih menggunakan nama Pythagoras.

Pythagoras meninggalkan Samos pada 1518 SM. Tidak lama kemudian dia membuka sekolah
di Croton yang menerima murid tanpa membedakan jenis kelamin. Sekolah itu menjadi sangat
terkenal bahkan dia akhirnya menikah dengan salah satu muridnya.

Gambaran rinci tentang Pythagoras tidak terlalu jelas. Dikatakan setalah itu, dia pergi ke Delos
pada 513 SM untuk merawat penolong sekaligus gurunya, Pherekydes. Pythagoras menetap di
sana sampai dia meninggal pada 475 SM.

Sepeninggal Pythagoras, sekolah Croton berjalan terseok-seok dan banyak mengalami konflik
internal, tetapi dapat terus berjalan sampai tahun 500 SM sebelum menjadi alat politik.
Pythagoras barangkali dapat disebut sebagai pemikir garda depan di zamannya. Dia juga
seorang orator ulung, intelektual terkenal, sekaligus guru yang karismatik. Semua itu membuat
banyak orang belajar darinya. Tidaklah mengherankan apabila tidak lama kemudian dia
mempunyai banyak pengikut dan akhirnya mendirikan sekolah.

Falsafah dasar yang paling penting bagi Pythagoras adalah angka. Yunani mewarisi
pemahaman tentang angka dari geomatrik Mesir. Hasilnya, ahli matematika Yunani tidak dapat
membedakan antara bentuk (shapes) dengan bilangan (numbers). Pada saat ini untuk
membuktikan teorama matematika biasa digunakan gambar-gambar yang digambar dengan
menggunakan sejenis penggaris yang terbuat dari logam atau batu dan kompas. Nisbah – nisbah
adalah kunci untuk memahami alam.

Kaum Pythagoras dan matematikawan lebih modern menasbihkan banyak energy dengan
menggali lebih dalam teori-teori mereka. Akhirnya, meraka memilah proporsi ke dalam
sepuluh kategori berbeda yang disebut dengan titik tengah harmonis (harmonic means).

Selah satu titik tengah ini mengandung angka paling cantik di dunia, yaitu nisbah emas (golden
ratio). Tidak ada yang istimewa dari nisbah emas ini, tetapi sesuatu yang terinspirasi oleh
nisbah emas tampaknya merupakan objek-objek yang sangat indah. Bahkan sampai saat ini,
artis dan arsitek secara intuitif mengetahui bahwa objek-objek yang mengandung nisbah emas
tampak artistic. Dan nisbah ini memengaruhi banyak pekerjaan pada bidang seni dan arsitektur.
Partheon, kuil Athena terbesar, dibangun dengan kaidah nisbah emas ada pada setiap aspek
konstruksinya. Dalam pikiran Pythagorean, nisabah mengendalikan alam semesta dan berarti
shih bagi seluruh dunia barat pula.

Para pengikut Pythagoras menyatakan bahwa guru mereka meninggal dengan cara yang unik.
Beberapa dari mereka menyatakan Pythagoras mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa
dia mengurun dan berdiam diri.

Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh musuh-musuhnya, yaitu orang-
orang yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat itu. Semua pengikutnya
keluar dari rumah terbakar itu untuk menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah
kemudian membantai Pythagorean satu per satu. Persaiudaraan pun dihancurkan.
Pythagoras sendiri berusaha melarikan diri tetapi terlangkap dan dipukuli. Dia disuruh berlari
di suatu ladang, tetapi mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian, diambil
keputusanbersama bahwa Pythagoras dihukum pancung di muka umum.

Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran Pythagiras terus
bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pythagoras,
termasuk doktrin Aristoteles yang mampu bertahan selama dua millennium.

Soal Penerapan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari

1. Sebuah kapal berlayar sejauh 100 km ke arah barat, kemudian berbelok ke arah
selatan sejauh 75 km. Jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan
adalah ….
A. 75 km
B. 100 km
C. 125 km
D. 175 km

Pembahasan:
Perhatikan gambar di bawah.

Jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan dapat dicari dengan
menggunakan teorema pythagoras.
Jarak = 1002+752−−−−−−−−−√
= 10.000+5.625−−−−−−−−−−−−√
= 15.625−−−−−√
= 125
Jadi, jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan adalah 125 km.
(Jawaban: C)

2. Sebuah tiang tingginya 12 m berdiri tegak di atas tanah datar. Dari ujung atas
tiang ditarik seutas tali ke sebuah patok pada tanah. Jika panjang tali 15 m, maka
jarak patok dengan pangkal tiang bagian bawah adalah ….
A. 13,5 m
B. 10 m
C. 9 m
D. 3 m
Pembahasan:
Soal di atas dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah.

Jarak patok dengan pangkal tiang bagian bawah dapat dicari dengan menggunakan
teorema pythagoras:
Jarak = 152−122−−−−−−−−√
= 225−144−−−−−−−−√
= 81−−√
=9
(Jawaban: C)

3. Sebuah tangga yang panjangnya 5 meter bersandar pada pohon. Jarak ujung
bawah tangga terhadap pohon = 3 meter. Hitunglah tinggi pohon yang dapat dicapai
oleh tangga.

Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut:

Berdasarkan gambar di atas, tinggi pohon dapat dicari dengan menggunakan


teorema pythagoras.
Tinggi = 52−32−−−−−−√
= 25−9−−−−−√
= 16−−√
=4
Jadi, tinggi pohon yang dapat dicapai oleh tangga adalah 4 meter.

4. Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 120


meter. Jarak kaki anak dengan permukaan tanah yang berada tepat di bawah
layang-layang adalah 40 meter. Hitunglah tinggi layang-layang tersebut jika tinggi
tangan yang memegang ujung benang berada 1,2 meter di atas permukaan tanah!
(Benang dianggap lurus)

Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut:

Dengan menggunakan teorema pythagoras, maka tinggi (t):


Tinggi = 1202−402−−−−−−−−−√
= 14.400−1.600−−−−−−−−−−−−√
= 12.800−−−−−√
= 113,1
Tinggi layang-layang = 113,1 + 1,2 = 114,3
Jadi, tinggi layang-layang tersebut adalah 114,3 meter.

5. Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di atas


sebuah tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak tersebut ingin
menggunakan sebuah tangga untuk mengambil layang-layang tersebut dengan cara
meletakan kaki tangga di pinggir kali. Jika lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi
tembok 12 meter, hitunglah panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung
tangga bertemu dengan bagian atas tembok

Pembahasan:
Perhatikan gambar di bawah.
BC adalah tinggi tembok, BC = 12 m
AB adalah lebar kali, AB = 5 m.
AC adalah panjang tangga.
Dengan menggunakan teorema pythagoras, maka panjang tangga minimal:
AC = 122+52−−−−−−−√
= 144+25−−−−−−−√
= 169−−−√
= 13
Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu dengan
bagian atas tembok adalah 13 meter.

6. Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-masing


adalah 22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung antara ujung tiang
tersebut.

Pembahasan:
Pehatikan gambar berikut:

A merupakan tiang pertama dengan tinggi 12 meter dan B merupakan tiang kedua
dengan tinggi 22 meter. AB merupakan panjang kawat penghubung antara tiang A
dan tiang B. Dengan menggunakan teorema pythagoras, panjang kawat
penghubung kedua tiang:
AB = AC2+BC2−−−−−−−−−−√
= 242+(22−12)2−−−−−−−−−−−−−√
= 242+102−−−−−−−−√
= 576+100−−−−−−−−√
= 676−−−√
= 26
Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut adalah 26 meter

7. Seorang nakhoda kapal melihat pun cak mercusuar yang berjarak 100 meter dari
kapal. Jika diketahui tinggi mercusuar 60 meter, tentukan jarak nakhoda dari puncak
mercusuar tersebut!
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut:

Dengan menggunakan teorema pythagoras, maka jarak nakhoda dari puncak


mercusuar:
Jarak = 1002+602−−−−−−−−−√
= 10.000+3.600−−−−−−−−−−−−√
= 13.600−−−−−√
= 116,62
Jadi, jarak nakhoda dari puncak mercusuar tersebut adalah 116,62 meter.

Anda mungkin juga menyukai