Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Gerak Manusia Dan Jenis Jenisnya.


B. Rangka Sebagai Alat Gerak Pasif
C. Otot Sebagai Alat Gerak Aktif
D. Jenis Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang
mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di
bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya. Kita tidak mengetahui
bagaimana cara tangan, badan dan kaki kita dapat bergerak. Dan bagaimana juga
penyusun tulang-tulang pada tubuh ita, apakah sama atau berbeda.

Otot dan rangka merupakan komponen penting dalam sistem gerak


manusia. Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya
manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh
kita dan saling berpengaruh.Otot,,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK
MANUSIA) seperti judul makalah saya pada tugas biologi ini.

Dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana sistemgerak pada manusia,


dan apa saja bagian-bagiannya.serta dalam makalah ini juga dijelaskan apa saja
gangguan pada sistem gerak manusia.

B. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Sistem Gerak manusia dan jenis jenisnya.


2. Untuk mengetahui dan memahami rangka sebagai alat gerak pasif
3. Untuk mengetahui dan memahami otot sebagai alat gerak aktif
4. Jenis penyakit yang dapat ditemukan dalam sistem gerak manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. RANGKA SEBAGAI ALAT GERAK PASIF


Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Rangka dibalut
oleh otot dan kulit. Rangka yang terdapat dalam tubuh disebut rangka dalam atau
endoskeleton. Komponen utama rangka adalah tulang. Fungsi kerangka manusia
adalah sebagai berikut :
1). sebagai penegak tubuh
2). sebagai pembentuk tubuh
3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6). sebagai alat gerak pasif
Kerangka manusia dibedakan menjadi dua kelompok besar,yaitu skeleton aksial dan
skeleton apendikuler.
a. Skeleton aksial
Tulang aksial merupakan tulang-tulang yang menyusun rangka utama mulai dari
tengkorak hingga tulang ekor.
b. Skeleton apendikuler.
Skeleton apendikuler merupakan tulang-tulang yang terdiri dari
· Anggota gerak atas
· anggota gerak bawah
· gelang bahu
· gelang panggung
· bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang

1. Pembentukan Tulang
Proses pembentukan tulang manusia atau osifikasi berasal dari tulang rawan
(kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi
oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel
tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut
saraf membentuk sistem havers. Matriks akan terisi kapur dan fosfor yang
menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang
pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik : pembentukan tulang di luar jaringan lunak

Ada beberapa tulang manusia yang akan tetap menjadi tulang rawan
meskipun telah dewasa, seperti tulang daun telinga, hidung, ujung tulang pipa, dan
ujung tulang pembentuk sendi.
Jaringan tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut
kondrosit, dibentuk oleh kondroblas. Setiap kondrosit tersimpan dalam ruang-ruag
yang disebut lakuna.
2. Macam-macam Tulang
Tulang rawan

Tulang rawan merupakan rangka penyangga tahapan embrio manusia. Namun


setelah dewasa, sebagian besar tulang rawan berkembang menjadi tulang keras. Pada
manusia dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada bagian yang memerlukan
elastisitas, seperti daun telinga, cuping hidung, dan cincin trakea. Tulang rawan terdiri
atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel tulang rawan ( kondrosit ) yang membuat
matriks kondrn. Matriks tulang rawan tersusun atas serat kolagen dan kompleks
protein-karbohidrat yang disebut kondroitin. Gabunga serat kolagen dan kondroitin
membuat tulang rawan menjadi kuat dan fleksibel. Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu
hialin, elastic, dan fibrosa.

a. Tulang Rawan Hialin


Tulang rawan hialin merupakan bentuk tulang rawan terbanyak. Tulang rawan
hialin mempunyai matriks yang homogeny dan bersifat halus serta transparan. Tulang
rawan hialin terdapat pada cincin batang tenggorokan ( trakea ), cuping hidung,
persendian, serta antara tulang rusuk dan tulang dada.

b. Tulang Rawan Elastis


Tulang rawan elastic bersifar lentur, matriksnya mengandung serat elastic
yang bercabang-cabang. Tulang rawan elastic terdapat pada epiglottis dan bagian
luar telinga.

c. Tulang Rawan Fibrosa


Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur, matriksnya mengandung serat
kolagen yang tidak teratur. Tulang rawan fibrosa terdapat pada antarruas tulang
belakang.

Tulang Keras

Rangka yang menyokong sebagian besar tubuh manusia dewasa terbuat dari
tulang keras. Bagian luar tulang keras dilapisi oleh periosteum yang merupakan
tempat melekatnya otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Sel-sel tulang keras
membentuk lingkaran konsentris berlapis-lapis.

Disekeliling sel tulang keras, terdapat matriks tulang keras. Matriks tulang keras
tersusun atas matriks kolagen dan mineral yang keras terdiri atas ion kalsium,
magnesium, dan fosfat. Kombinasi mineral yang keras dan matriks kolagen yang
fleksibel membuat tulang membentuk lingkaran konsentris yang disebut lamela.
Lingkaran sel dan matriks keras mengelilingi saluran havers.

Di dalam saluran havers, terdapat pembuluh darah yang merupakan penyuplai


zat makanan bagi sel tulang keras. Tiap sel tulang keras dihubungkan dengan sel
tulang keras lainnya dan saluran havers oleh kanalikuli. Sel tulang keras mendapatkan
oksigen, makanan, dan membuang limbah melalui kanalikuli. Saluran havers ,
lingkaran sel dan lingkaran matriks tulang keras membentuk system havers.

Didalam tulang keras terdapat sumsum tulang yang berisi sumsum kuning atau
sumsum merah. Sumsum kuning berfungsi untuk penimbunan lemak. Sumsum merah
berfungsi sebagai tempat pembuatan sel darah. Pembentukan dan perusakan tulang
diatur oleh adanya kalsium, fosfat, vitamin D, hormone kalsitonin, dan hormon
paratiroid.
Berdasarkan sifat matriksnya, tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu
Tulang kompak dan tulang spons.

a. Tulang kompak
Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang bersifat padat dan rapat,
misalnya lapisan luar tulang pipa.
b. Tulan spons
Tulang spons memiliki matriks berongga, misalnya tulang pipih dan tulang pendek.

Berdasarkan bentuknya, tulang keras dibedakan menjadi empat, yaitu tulang


pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.

a. Tulang Pipa
tulang pipa adalah tulang yang berbentuk panjang seperti pipa.tulang pipa
disebut juga tulang panjang.seperti namanya,tulang pipa berbentuk bulat memanjang
seperti pipa dengan bagian ujung berbonggol.bagian yang berbonggol merupakan
tulang spons karena berongga seperti spons. tulang spons berisi sumsum merah
tulang, yaitu tempat memperoduksi sel-sek darah merah. Bagian tengah tulang pipa
berisi jaringan lemak atau sumsum kuning. beberapa contoh tulang pipa, antara lain
,tulang paha,tulang kering,tulang betis,dan tulang hasta

b. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk sesuai dengan namanya berbentuk pendek.
Tulang ini bersifat ringan dan kuat. Meskipun tulang ini pendek, tulang ini mampu
menahan beban yang cukup berat. Contohnya adalah tulang pergelangan tangan,
telapak tangan, dan telapak kaki.

c. Tulang Pipih
Seperti namanya,tulang pipih adalah tulang yang berbentuk pipih atau
gepeng,Bagian dalam tulang pipih tidak berongga melainkan pejal. Dibawah bagian
tulang kompak atau tulang keras juga terdapat tulang spons yang berisi sumsum
merah tulang. Berapa contoh tulang pipih, antara lain tulang rusuk , tulang
tengkorak,tulang dada,dan tulang belikat.

d. Tulang tidak Beraturan


Tulang jenis ini merupakan gabungan dari berbagai bentuk tulang. Contohnya
adalah tulang wajah dan tulang yang terdapat pada ruas-ruas tulang belakang.
3. Hubungan antartulang
Antartulang dapat digerakkan karena dihubungkan oleh persendian.
Persendian dilengkapi oleh tendon dan ligamentum.
a. Pembentukan sendi
Mula-mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat.
Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel-sel tulang, keduanya
diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut sinoval.

b. Macam sendi
Persendian dapat dikelompokkan menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
Mari cermati uraian berikut ini.

a. Sinartrosis

Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan disebut sinartrosis.


Tulang-tulang dipersatukan oleh jaringan tulang, contohnya pada tulang-tulang
kepala.

b. Amfiartrosis

Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis.


Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh
sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan, sindesmosis ialah
persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.

c. Diartrosis

Diartrosis merupakan hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain, yang
dihubungkan oleh persendian.

Persendian yang menyebabkan gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar,


biasanya terjadi pada tulang-tulang panjang. Ujung tulang-tulang ini ditutupi oleh
tulang rawan dan terdapat rongga sinofial yang berisi cairan sinofial untuk
memudahkan gerakan. Persendian ini ditutupi oleh pembungkus jaringan fibrosa.
Persendian diartrosis dapat dibagi menjadi beberapa macam sendi, yaitu:

1) Sendi putar
Persendian yang memungkinkan adanya gerakan rotasi atau berputar. Hal ini terjadi
apabila ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh
sendi putar adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki.
2) Sendi engsel
Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi
engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

3) Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos
dua. Contohnya, terdapatpada ibu jari dan pergelangan tangan.

4) Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi
ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke
ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan
tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.

B. OTOT SEBAGAI ALAT GERAK AKTIF

1. KARAKTERISTIK OTOT
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan
tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga
kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yang ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

2. MACAM-MACAM OTOT
A. Otot Lurik

Disebut dengan otot lurik dikarenakan pada serabut-serabut panjang otot terdapat
garis terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) yang tersusun secara bergantian.
Otot lurik mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini
juga disebut otot rangka. Disebut otot rangka karena otot ini melekat pada tulang
rangka, sehingga ketika sedang berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Cara
kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf pusat dan juga sering disebut otot sadar.
Ciri-ciri otot lurik :

·Bentuknya silindris memanjang


·Memiliki banyak inti di tepi (multinuklei)
·Cepat menanggapi adanya rangsangan
·Bekerja menurut kesadaran (volunteer)
·Memiliki daerah yang gelap dan terang yang tersusun rapi
· Sel otot lurik lebih panjang dibandingkan dengan sel otot polos dan otot jantung

B. Otot Polos

Otot polos merupakan otot yang berbentuk gelondong dengan kedua ujungnya yang
meruncing, serta mempunyai satu inti. Jaringan pada otot polos mempunyai serabut-
serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati menggunakan mikroskop tampak
polos atau tidak bergaris. Cara kerja otot polos berkontraksi secara refleks dibawah
pengaruh saraf otonom dan bila otot polos dirangsang reaksinya lambat.

Ciri-ciri otot polos :

·Berbentuk gelondong
·Memiliki satu inti ditengah
·Lambat menanggapi jika adanya rangsangan
·Bekerja di luar kesadaran (involunteer)
·Tidak memiliki daerah gelap dan terang karena tersusun dari serabut aktin dan
miosin

C. Otot Jantung

Merupakan otot lurik tak sadar, yang hanya ditemukan di dinding jantung,
khususnya mycoradium. Sel yang meliputi otot jantung disebut cardiomyocyte atau
sel otot myocardiocyteal, yang dapat berisi satu, dua, tiga, dan juga empat inti sel
tetapi biasanya tiga atau empat sangat jarang.

Ciri-ciri otot jantung :

· Bentuknya seperti otot lurik yaitu silindris tetapi bercabang membentuk anyaman
· Memiliki banyak inti di tengah
· Bekerja sama seperti otot polos yakni tidak sadar (involunteer)
3. SIFAT KERJA OTOT
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik
atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi
akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah
otot bisep dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki
tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian
belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan
otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk
dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak
tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak
tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan
yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik
napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah
atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi.
Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga
tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang
dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu
untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi
semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak
cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang
berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama.
Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali
ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot
sinergis.
4. MEKANISME KERJA OTOT
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi
sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut
model sliding filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di
dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin. Rangsangan
yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di
antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban
A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu
kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP.
Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang
berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan
aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian
siklus tadi berulang Iagi.

5. ENERGI UNTUK KONTRAKSI OTOT


Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat
(ATP). Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi
dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak
cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan
sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan
dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot
sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang
membutuhkan ATP melalui bantuan enzim kontraksiang dikenal sebagai enzim ATP-
ase.
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah
suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam
konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah
ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak
membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses
anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat
turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini
justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.
Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen
menjadi glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot
(sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini
terjadi cepat namun hasil ATP-nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob
(ada oksigen) atau dalam kondisi anaerob (tanpa ada oksigen). Normalnya asam
piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria untuk
menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak tersedia
cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk
ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.
Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus
segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam
otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat.
Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang
berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa
yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan dahulu menjadi laktasidogen.
Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang dihasilkan
dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya
digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot
berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob). Oleh karena itu,
proses relaksasi disebut fase aerob.
Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat
menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan tersebut akan dioksidasi oleh
oksigen, apabila terlalu banyak dibutuhkan oksigen untuk mengoksidasi asam laktat
dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan (nafas tersengal-sengal).

C. GANGGUAN PADA SISTEM GERAK


1. Riketsia

Riketsia terjadi karena kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium


dan fosfor dari darah hingga pengerasan tulang. Penyakit ini terjadi pada anak.
Riketsia menyebabkan tulang kaki tumbuh membengkok. Penyembuhan dan
pencegahan dari penyakit
ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam diet. Vitamin
D bisa didapat dengan berjemur di panas matahari.

2. Osteoporosis

Osteoporosis disebabkan karena kekurangan mineral. Cobalah ingat kembali


macam mineral penyusun tulangmu! Osteoporosis umumnya terjadi pada orang
dewasa. Orang tua biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon, sehingga osteoblast
sebagai pembentuk tulang kurang aktif, dan massa tulangpun jadi berkurang. Tulang
yang kekurangan mineral menjadi rapuh dan mudah patah.

3. Fraktura (Patah Tulang)

Meskipun kuat dan lentur, tulang-tulang bisa patah. Patahnya tulang disebut
fraktura. Fraktura tertutup terjadi jika tulang patah tetapi bagian ujung yang patah
tidah menembus kulit. Fraktura terbuka terjadi jika ujung tulang yang patah keluar
menembus kulit.
Dalam masa penyembuhan, ujung patahan tulang harus saling ditempelkan.
Periosteum akan membuat sel-sel tulang baru. Jaringan tulang baru yang tebal
(disebut kalus) terbentuk di sekitar patahan menutup keretakan. Jaringan yang
bertambah tebal tersebut hilang saat tulang kembali ke bentuk semula dengan
bantuan osteoklast. Penyembuhan patah atau retaknya tulang selalu dibantu dengan
pembalut agar tidak mudah bergeser.

4. Artritis

Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai tulang rawan
sendi yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi menjadi sakit dan bengkok.
Kadangkadang sendi yang terkena artritis tidak dapat digerakkan. Rematik adalah
salah satu bentuk artritis. Sebab terjadinya artritis belum diketahui dengan pasti.
Menghindari infeksi yang akut dan mengonsumsi makanan yang seimbang
mengurangi terjadinya artritis.

5. Lordosis

Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang


berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami kelainan ini
pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa disebabkan karena perut
penderita yang terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia, atau
karena kebiasaan yang salah.

6. Kifosis

Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang


berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Penderita kifosis tubuhnya terlihat
bungkuk. Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit (misalnya TBC dan riketsia) atau
kebiasaan duduk yang salah.

7. Skoliosis

Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Skoliosis


bisa disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau berposisi yang salah.
BAB III
PENUTUP

· KESIMPULAN

1. Sistem gerak manusia terbagi menjadi sistem gerak pasif oleh rangka dan
sistem garak aktif oleh otot.
2. Fungsi rangka, yaitu sebagai penunjang tegaknya tubuh, alat gerak pasif,
tempat melekatnya otot rangka, memberi bentuk tubuh, melindungi alat-alat tubuh
yang lemah, tempat pembentukan sel-sel darah,dan sebagai tempat pemimbunan
mineral.
3. Bentuk tulang ada empat, yaitu tulang pipih, tulang pipa, tulang pendek, dan
tulang tidak beraturan.
4. Hubungan antartulang disebut persendian. Menurut besar kecilnya yang terjadi,
persendian dapat dibedakan menjadi tigamacam yaitu, diartrosis, amfiatrosis, dan
sinartrosis.
5. Otot terbagi menjadi otot polos, otot lurik dan otot jantung.
6. Sumber energi otot untuk kontraksi adalah ATP dan kreatin fosfat dan Macam
gerakan otot yaitu sinergis dan antagonis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku paket biologi kelas XI kurikulum 2013 penerbit PT Bumi Aksara


2. www.wikipedia.com
3. http://fanatoria.blogspot.co.id/2008/11/sistem-mekanisme-gerak-otot.html
4. https://mansurmok.wordpress.com/ilmu-pengetahuan/sistem-rangka

Anda mungkin juga menyukai