KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosial Budaya
B. Unsur-unsur Keragaman Sosial Budaya
C. Faktor Penyebab Keragaman Sosial Budaya
D. Contoh Keragaman Sosial Budaya
E. Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
F. Masalah yang Timbul Akibat Keragaman Sosial Budaya
G. Manfaat Keragaman Sosial Budaya
H. Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman sosial budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada
di bumi Indonesia. Keragaman sosial budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk,
selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal tersebar
dipulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang
berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sosial budaya?
2. Untuk mengetahui unsur-unsur keragaman sosial budaya?
3. Untuk mengetahui faktor penyebab keragaman sosial budaya?
4. Untuk mengetahui contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
5. Untuk mengetahui keragaman sosial budaya di Indonesia?
6. Untuk mengetahuimasalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
7. Untuk mengetahui manfaat keragaman sosial budaya?
8. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat, sopan santun,
basa basi”. Pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Seperti norma agama dan norma
kesopanan.
2. Keragaman bahasa
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik lewat
tulisan, lisan ataupun gerakan. Fungsi budaya secara umum adalah alat berekspresi,
komunikasi dan adaptasi sosial. Contoh bahasa Aceh (Aceh), Batak (Sumut),
Minangkabau (Sumbar), Betawi (DKI Jakarta), Sunda (Banten dan Jabar), Jawa (Jateng,
Jatim dan DIY).
3. Rumah adat
Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku yang
lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo (Jawa),
Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua).
4. Pakaian tradisional
Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain:
Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan blangkon (Yogyakarta),
baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).
5. Senjata tradisional
Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat.
Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi), Celurit
(Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).
6. Makanan khas
Contoh: Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rujak
Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).
7. Upacara adat
Upacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu
masyarakat. Contoh: Upacara Kasodo (Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg Suro
(Solo), Ngaben (Bali).
8. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian antara lain: Tarian Tradisional, contoh tarian tradisional:
Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut), Piring dan
Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel dan Ronggeng
(DKI Jakarta), Jaipon dan Merak (Jabar), Serimpi, Bambangan Cakil dan Gandrung
(Jateng), Jaran Kepang, Jejer Remong, Ketek Ogleng (Jatim), Kecak dan Pendet (Bali)
Alat Musik Tradisional, Contoh Tambo (Aceh), Anglung (Jabar), Gamelan (Jawa),
Sasando (NTT dan NTB), Kolintang ( Sulut dan Gorontalo), Tifa (Papua), Babun
(Kalsel).
Seni Pertunjukan contoh: Ketoprak dan Wayang (Jateng), Ludrok (Jatim), Lenong
(DKI Jakarta) dan Mamanda (Kalsel) Lagu Daerah Contoh: Bungong Jeumpa (Aceh),
Ayam den lapeh (Sumbar), Soleram (Riau), Injit-injit semut (Jambi), Jali-jali (DKI),
Bubuy Bulan dan Dadali (Jabar), Gundul Pacul, Gambang Suling dan Lir-ilir (Jateng),
Pitik Tukung (Yogyakarta), Karapan Sapid an Tanduk Majeng (Jatim), Desaku, Potong
bebek, anak kambing saya (NTT), Indung-indung (Kaltim), Ampar-ampar pisang
(Kalsel), O ina ni keke (Sulut), burung kaka tua (Maluku) dan Apuse (Papua) Cerita
Rakyat contoh: Malinkundang (Minangkabau), Sangkuriang (Jabar), Kleting Kuning
dan Keong Mas (Jateng).
9. Keragaman religi
Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh negara yakni Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap agama memiliki hari raya masing-masing
seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Islam), Natal (Kristen), Paskah (Katolik),
Nyepi (Hindu), Waisak (Budha) dan Capgome (Konghucu). Setiap agama memiliki
lembaga keagamaan sendiri yaitu MUI (Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI
(Hindu), Walubi (Budha) dan Matakin (Konghucu).
4. Reintegrasi
Reintegrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-
nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat. Berikut ini merupakan
pengaruh kemajemukan Indonesia terhadap potensi politik.
A. Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah.
Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada dasarnya berasal
dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah
karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksistensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa
melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang
bernafaskan kebudayaan nasional sehingga akan terjagalah kebudayaan kita dari
keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi
keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang
beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada ideologi Pancasila.
B. Saran
1. Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik
nasional yang dapat mengakomodasikan apresiasi masyarakat yang
memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
2. Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada
kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmi, Sri dan Waluyo. (2008). Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.