Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 B. Tujuan
 BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Sosial Budaya
 B. Unsur-unsur Keragaman Sosial Budaya
 C. Faktor Penyebab Keragaman Sosial Budaya
 D. Contoh Keragaman Sosial Budaya
 E. Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
 F. Masalah yang Timbul Akibat Keragaman Sosial Budaya
 G. Manfaat Keragaman Sosial Budaya
 H. Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya
 BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman sosial budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada
di bumi Indonesia. Keragaman sosial budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk,
selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.

Dengan jumlah penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal tersebar
dipulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang
berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia.

Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia


turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang
tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga
keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern,
dan kewilayahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sosial budaya?
2. Apa saja unsur-unsur keragaman sosial budaya?
3. Apa faktor penyebab keragaman sosial budaya?
4. Apa contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
5. Bagaimana keragaman sosial budaya di Indonesia?
6. Apa masalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
7. Apa manfaat keragaman sosial budaya?
8. Bagaimana peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di Indonesia?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sosial budaya?
2. Untuk mengetahui unsur-unsur keragaman sosial budaya?
3. Untuk mengetahui faktor penyebab keragaman sosial budaya?
4. Untuk mengetahui contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
5. Untuk mengetahui keragaman sosial budaya di Indonesia?
6. Untuk mengetahuimasalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
7. Untuk mengetahui manfaat keragaman sosial budaya?
8. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosial Budaya


Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah cultural-determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai super organik.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai


sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

B. Unsur-unsur Keragaman Sosial Budaya


1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan
besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut,
warna kulit, ukuran, tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.

2. Agama dan keyakinan


Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindra. Dalam
praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah:

 Berfungsi edukatif: ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan


melarang.
 Berfungsi penyelamat.
 Berfungsi sebagai perdamaian.
 Berfungsi sebagai social control.
 Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
 Berfungsi transformatif.
 Berfungsi sublimatif.
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
dan kepercayaan yang fundamental.

4. Tata krama
Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat, sopan santun,
basa basi”. Pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Seperti norma agama dan norma
kesopanan.

5. Kesenjangan ekonomi dan sosial


Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam
tingkat, pangkat, dan strata sosial.

C. Faktor Penyebab Keragaman Sosial Budaya


Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman budaya
Indonesia sebagai berikut:

1. Latar belakang historis


Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di Nusantara mereka
berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam jangka waktu yang lama, bahkan
mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di tempat-tempat tersebut,
mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum
melakukan perjalanan. Dengan perbedaan pengalaman dan pengetahuan telah
menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang beraneka
ragam di Indonesia.

2. Perbedaan kondisi geografis


Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa
dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan: pola kegiatan
ekonomi, perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan, pertanian,
kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan corak
kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka tanpa
mengganggu kebudayaan yang lainnya.

3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar


Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh
wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang India, Cina, dan
Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut datang membawa kebudayaan
yang beraneka ragam.

Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling cepat


mengalami perubahan. karena:

 Dengan semakin banyaknya sarana dan prasarana transportasi;


 Hubungan antar kelompok semakin intensif; dan
 Semakin sering mereka melakukan pembauran.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak
terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas.
Contoh: Jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan yang
cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit budaya Cina,
Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang yang datang/singgah di
kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.

D. Contoh Keragaman Sosial Budaya


Kebudayaan dibagi menjadi dua yakni kebudayaan jasmani dan kebudayaan
rohani. Kebudayaan jasmani dapat dirasakan, dilihat, dan diraba. Sebagai contoh
keragaman sosial budaya adalah alat musik tradisional, pakaian adat, dan arsitektur
bangunan. Sedangkan contoh keragaman sosial budaya rohani adalah kebudayaan
yang hanya bisa dirasakan namun tidak dapat diraba dan dilihat contohnya
kepercayaan dan ideologi. Contoh keragaman sosial budaya di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1. Keragaman suku bangsa


Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial
lainnya karena memiliki ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul
dan tempat asal dan kebudayaannya. Ciri suku bangsa, antara lain bersifat tertutup
dari kelompok lain, memiliki nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan,
memiliki komunikasi dan interaksi. Suku bangsa yang terkenal di Indonesia adalah
Suku Jawa (Pulau Jawa), Batak dan Nias (Sumatera Utara), Minangkabau (Sumatera
Barat), Sunda (Jabar), Betawi (DKI Jakarta), Suku Madura dan Tengger (Jatim), Dayak
(Kalimantan), Sasak dan Sumbawa (NTB), Bugis dan Toraja (Sulsel), Sentani dan Asmat
(Papua). Selain itu di Indonesia juga terdapat etnis Cina yang terbagi menjadi Cina
Peranakan dan Cina Totok.

2. Keragaman bahasa
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik lewat
tulisan, lisan ataupun gerakan. Fungsi budaya secara umum adalah alat berekspresi,
komunikasi dan adaptasi sosial. Contoh bahasa Aceh (Aceh), Batak (Sumut),
Minangkabau (Sumbar), Betawi (DKI Jakarta), Sunda (Banten dan Jabar), Jawa (Jateng,
Jatim dan DIY).

3. Rumah adat
Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku yang
lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo (Jawa),
Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua).

4. Pakaian tradisional
Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain:
Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan blangkon (Yogyakarta),
baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).

5. Senjata tradisional
Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat.
Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi), Celurit
(Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).

6. Makanan khas
Contoh: Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rujak
Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).

7. Upacara adat
Upacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu
masyarakat. Contoh: Upacara Kasodo (Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg Suro
(Solo), Ngaben (Bali).

8. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian antara lain: Tarian Tradisional, contoh tarian tradisional:
Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut), Piring dan
Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel dan Ronggeng
(DKI Jakarta), Jaipon dan Merak (Jabar), Serimpi, Bambangan Cakil dan Gandrung
(Jateng), Jaran Kepang, Jejer Remong, Ketek Ogleng (Jatim), Kecak dan Pendet (Bali)
Alat Musik Tradisional, Contoh Tambo (Aceh), Anglung (Jabar), Gamelan (Jawa),
Sasando (NTT dan NTB), Kolintang ( Sulut dan Gorontalo), Tifa (Papua), Babun
(Kalsel).

Seni Pertunjukan contoh: Ketoprak dan Wayang (Jateng), Ludrok (Jatim), Lenong
(DKI Jakarta) dan Mamanda (Kalsel) Lagu Daerah Contoh: Bungong Jeumpa (Aceh),
Ayam den lapeh (Sumbar), Soleram (Riau), Injit-injit semut (Jambi), Jali-jali (DKI),
Bubuy Bulan dan Dadali (Jabar), Gundul Pacul, Gambang Suling dan Lir-ilir (Jateng),
Pitik Tukung (Yogyakarta), Karapan Sapid an Tanduk Majeng (Jatim), Desaku, Potong
bebek, anak kambing saya (NTT), Indung-indung (Kaltim), Ampar-ampar pisang
(Kalsel), O ina ni keke (Sulut), burung kaka tua (Maluku) dan Apuse (Papua) Cerita
Rakyat contoh: Malinkundang (Minangkabau), Sangkuriang (Jabar), Kleting Kuning
dan Keong Mas (Jateng).
9. Keragaman religi
Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh negara yakni Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap agama memiliki hari raya masing-masing
seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Islam), Natal (Kristen), Paskah (Katolik),
Nyepi (Hindu), Waisak (Budha) dan Capgome (Konghucu). Setiap agama memiliki
lembaga keagamaan sendiri yaitu MUI (Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI
(Hindu), Walubi (Budha) dan Matakin (Konghucu).

E. Keragaman Sosial Budaya di Indonesia


Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman
budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam
konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku
bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku
bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan keanekaragaman kebudayaannya
Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara
lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan
tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak
dulu.

Interaksi sosial antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok


suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah
membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu.
Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang
penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya
elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi yang lain
bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal
ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Dengan jumlah penduduk 200 juta
orang di mana mereka tinggal terbesar di pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari
pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.

Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku


bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan
kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias dikatakana bahwa Indonesia adalah
salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku
bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional
hingga ke modern, dan kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai


keunggulan di bandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial
budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. 

F. Masalah yang Timbul Akibat Keragaman Sosial Budaya


1. Konflik
Konflik merupakan proses sosial disosiatif yang memecah kesatuan dalam
masyarakat. Meskipun demikian, tak selamanya konflik itu negatif. Misalnya dari
konflik tentang perbedaan pendapat dalam diskusi. Dari konflik pendapat tersebut
dapat memperjelas hal-hal yang sebelumnya tidak jelas, menyempurnakan hal-hal
yang tidak sempurna, bahkan kesalahan dapat diperbaiki dengan cara-cara kritis dan
santun. Berdasarkan tingkatannya, ada dua macam konflik yaitu konflik tingkat
ideologi atau gagasan dan konflik tingkat politik. Berdasarkan jenisnya ada tiga,
yaitu konflik rasial, konflik antar suku, dan konflik antar agama.
Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat adanya keragaman sosial
budaya sebagai berikut:

 Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit


diatasi;
 Menimbulkan konflik antareit dan golongan politik;
 Menimbulkan konflik antarsuku bangsa, antar golongan, atau antar kelas
sosial;
 Menimbulkan perubahan sosial budaya yang lebih cepat.
2. Integrasi
Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antar bagian
dalam organisme hidup atau antar anggota di dalam masyarakat sehingga terjadi
penyatuan hubungan yang dianggap harmonis.

 Faktor pendorong integrasi.1) Tingginya tingkat kesadaran akan integrasi dan


partisipasi;2) Adanya pengawasan yang intensif dan efektif;3) Terwujudnya
asas keadilan sosial dan asas-asas sub solidaritas/power sharing secara
efektif;4) Adanya ancaman dan tekanan dari pihak luar;5) Adanya simbol
persatuan.
 Faktor penghambat integrasi1) Berkembangnya paham kedaerahan;2)
Berkembangnya paham stratifikasi sosial atau kelompok;3) Berkembangnya
anggapan bahwa agama dan kepercayaan tertentu yang paling benar;4)
Berkembangnya anggapan bahwa kebudayaan tertentu yang paling tinggi
dibanding dengan kebudayaan yang lain.
3. Disintegrasi
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi pada
setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai
organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.

4. Reintegrasi
Reintegrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-
nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat. Berikut ini merupakan
pengaruh kemajemukan Indonesia terhadap potensi politik.

 Hubungan suku bangsa;


 Hubungan antar penganut agama;
 Hubungan dengan penduduk pendatang.

G. Manfaat Keragaman Sosial Budaya


Tidak semua negara memiliki keragaman sosial budaya seperti yang dimiliki oleh
negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman sosial budaya memberikan
manfaat bagi bangsa kita. Beberapa manfaat keragaman sosial budaya di Indonesia,
adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Identitas Bangsa kepada Dunia Internasional


Salah satu manfaat keragaman sosial budaya yaitu, adanya sosial budaya yang
beraneka ragam di Indonesia menjadikan ciri tersendiri untuk bangsa. Di mana ragam
budaya yang begitu banyak hanya ada di Indonesia. Di mana negara lain boleh juga
memiliki budaya, mungkin hanya beberapa. Namun tidak seperti Indonesia yang
memilikinya dengan beraneka ragam. Sehingga akan menjadikan ragam budaya ini
sebagai ciri khusus di mata internasional.

2. Sebagai Ikon Pariwisata yang Menarik


Biasanya kalau mendengar kata wisata, mungkin banyak di antara kita yang
berasumsi adalah sebuah tempat yang indah. Dengan melestarikan budaya yang
dimiliki setiap daerah di Indonesia akan dapat menjadikan tambahan wisata atau
bahkan menjadi ikon tersendiri sebagai pariwisata yang berbeda dengan negara lain.
Sehingga akan mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan mancanegara maupun
lokal.

3. Sebagai Mata Pencarian Warga Setempat


Ketika para warga dari setiap wilayah yang memiliki kebudayaan unik
melestarikannya maka kebudayaannya akan tetap ada. Adanya kebudayaan yang
masih bagus dapat mendatangkan wisatawan asing maupun domestik. Sehingga
dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang dikelola dengan baik. Dari obyek wisata
itulah yang digunakan sebagai mata pencaharian.

4. Menambah Pendapatan Negara


Dengan adanya keragaman budaya yang dapat mendatangkan banyak
wisatawan akan menambah pendapatan negara apabila dikelola dengan baik oleh
pemerintah. Sehingga keragaman budaya menjadi obyek wisata khusus bagi negara
serta dapat menambah jumlah obyek wisata yang ada. Bisa dipastikan bertambahnya
obyek wisata yang bagus dapat menambah pula pendapatan bangsa.

H. Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya


Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselarasan budaya antara lain
sebagai berikut:

1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma


sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan
kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya;
2. Meninggalkan sikap primordialisme terutama yang menjurus pada sikap
etnosentrisme dan ekstremismu (berlebih-lebihan);
3. Menegakkan supremasi hukum yang artinya suatu peraturan formal harus
berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras,
etnik, dan agama yang mereka anut;
4. Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan
wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari
sikap chauvimisme  yang akan mengarah pada sikap ekstrem dan menutup
diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat;
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah.
Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada dasarnya berasal
dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah
karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.

Untuk memelihara dan menjaga eksistensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa
melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang
bernafaskan kebudayaan nasional sehingga akan terjagalah kebudayaan kita dari
keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi
keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang
beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada ideologi Pancasila.

B. Saran
1. Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik
nasional yang dapat mengakomodasikan apresiasi masyarakat yang
memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
2. Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada
kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk


SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. (2010). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Sudarmi, Sri dan Waluyo. (2008). Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wijayanti, Diatmika., et.al. (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII


Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai