BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Matematika dewasa ini, tidak terlepas dari pendahulu atau sejarawan yang telah
menemukan Matematika. Matematika sendiri berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang
berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’, sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi
dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat.
Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan
Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29 torehan yang
berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan
biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu,
diikuti dengan tanda yang berbeda.
Ada pepatah ” Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia”. Artinya
matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu
menyelesaikan masalah, sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide atau gagasan serta
yang ada dalam pikiran manusia. Sekarang kontribusi matematika terhadap sience dan kehidupan dapat
kita lihat.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak terlepas dari adanya campur
tangan matematika. Sebagai contoh adalah penggunaan logika matematika sebagai dasar bahasa
pemrograman, struktur data, kecerdasan buatan, sistem digital, basis data, teori komputasi, rekayasa
perangkat lunak, jaringan saraf tiruan dan lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Selain
itu, ada pula penggunaan lain dari matematika terhadap perkembangan TIK, yaitu penggunaan algoritma
untuk menghemat ukuran file serta dalam pemrograman komputer, penggunan segitiga pascal dalam
program turbo pascal, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
D.Manfaat
Dengan membaca makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Terutama dalam hal:
PEMBAHASAN
A. Sejarah Matematika
Metode yangdigunakan adalah eksperimen atau penalaran induktif dan penalaran deduktif.Penalaran
induktif adalah penarikan kesimpulan setelah melihat kasus-kasus yangkhusus. Kesimpulan penalaran
induktif memiliki derajat kebenaran barangkalibenar atau tidak perlu benar.
Sebelum zaman modern danpenyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis
daripengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat.Tulisan
matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton322 (matematikaBabilonia sekitar 1900 SM),
Lembaran Matematika Rhind (MatematikaMesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika
Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang
umumdikenal sebagai teorema Pythagoras,yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua
dan paling tersebar luassetelah aritmetika dasar dan geometri.
B. Secara Geografis
1. Mesopotamia
- Tahun 2500 SM system desimal tidak lagi digunakan dan lidi diganti oleh notasi berbentukbaji
2. Babilonia
- Aritmatika tumbuh dan berkembang baik menjadi aljabar retoris yang berkembang
3. Mesir Kuno
4. Yunani Kuno
- Archimedes mencetuskan nama parabola, yang artinya bagian sudut kanan kerucut
5. India
pascal
6. China
- Mengenal sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000 SM
C. Berdasarkan Tokoh
Dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi,dimana tradisi ini
menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmuterapan rupanya
sudah diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras yangmembuat bilangan.
Pythagoras adalah orang yang pertama kali mencetuskan aksioma-aksioma,postulat-postulat yang perlu
dijabarkan ter lebih dahulu dalam mengembangkangeometri. Pythagoras bukan orang yang menemukan
suatu teorema Pythagoras namundia berhasil membuat pembuktian matematis. 2 sebagai bilangan
irrasional.ÖPersaudaraanPythagoras menemukan
Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemuka teori bilangan dangeometri. Subyek-
subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema Pythagoras,persamaan dalam aljabar, lingkaran,
tangen,geometri ruang, teori proporsi danlain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan
jangka.
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan juga menemukanperhitungan π (pi) dalam
menghitung luas lingkaran. Ia adalah ahli matematikaterbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga
kaaarya Archimedes membahasgeometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran, kuadratur dari
parabola danspiral.
Konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak memberi sumbangan bagiastronomi
modern. Ia merupakan seorang matematikawan tang ahli dalam geometri.Teorema Appolonius
menghubungkan beberapa unsur dalam segitiga.
Matematika dan filsafat memilikihubungan yang cukup erat, dibandingkan ilmu2 lainnya. alasannya,
filsafatmerupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segalailmu. ada juga
yang beranggapan bahwa filsafat dan matematika adalah ibu darisegala ilmu yang ada. hubungan
lainnya dari matematika dan filsafat karenakedua hal ini adalah apriori dan tidak eksperimentalis. hasil
dari keduanyatidak memerlukan bukti secara fisik.
Di Indonesia sendiri pengamalanfilsafat dalam ilmu, khususnya matematika, masih sangat amat jarang,
bahkantidak ada. terlebih lagi setelah menjamurnya pusat bimbingan belajar yangmengajarkan rumus2
praktis tanpa menyodorkan dasar pemahaman yang cukupmemadai. akhirnya ilmu hanya dipandang
sebagai sesuatu yang pragmatis.
Matematika danfilsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain sejak jaman YunaniKuno.
Matematika di samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf,metodenya juga banyak
diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat. Kitabahkan mengenal beberapa matematikawan
yang sekaligus sebagai sorang filsuf,misalnya Descartes, Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege, Brouwer,
Hilbert,G¨odel, and Weyl. Pada abad terakhir di mana logika yang merupakan kajiansekaligus pondasi
matematika menjadi bahan kajian penting baik oleh paramatematikawan maupun oleh para filsuf.
Logika matematika mempunyai perananhingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak para
filsuf kemudianmempelajari logika. Logika matematika telah memberi inspirasi kepada pemikiranfilsuf,
kemudian para filsuf juga berusaha mengembangkan pemikiran logikamisalnya “logika modal”, yang
kemudian dikembangkan lagi oleh paramatematikawan dan bermanfaat bagi pengembangan program
komputer dan analisisbahasa. Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh
matematikamaupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika.
Paramatematikawan dan para filsuf secara bersama-sama masih terlibat di dalamperdebatan mengenai
peran intuisi di dalam pemahaman matematika dan pemahamanilmu pada umumnya.
Banyak filsuftelah menggunakan matematika untuk membangun teori pengetahuan dan penalaranyang
dihasilkan dengan memanfaatkan bukti-bukti matematika dianggap telah dapatmenghasilkan suatu
pencapaian yang memuaskan. Matematika telah menjadi sumberinspirasi yang utama bagi para filsuf
untuk mengembangkan epistemologi danmetafisik.
Hannes Leitgeb di(Antonelli, A., Urquhart, A., dan Zach, R. 2007) di “Mathematical Methods
inPhilosophy” telah menyelidiki penggunaan matematika di filsafat. Diamenyimpulkan bahwa metode
matematika mempunyai kedudukan penting di filsafat.Pada taraf tertentu matematika dan filsafat
mempunyai persoalan-persoalanbersama.
Hannes Leitgeb telah menyelidikiaspek-aspek dalam mana matematika dan filsafat mempunyai
derajat yang samaketika melakukan penelaahan yatitu kesamaan antara obyek, sifat-sifat obyek,logika,
sistem-sistem, makna kalimat, hukum sebab-akibat, paradoks, teoripermainan dan teori kemungkinan.
Para filsufmenggunakan logika sebab-akibat untuk untuk mengetahui implikasi dari konsepatau
pemikirannya, bahkan untuk membuktikan kebenaran ungkapan-ungkapannya.Joseph N. Manago
(2006) di dalam bukunya “ Mathematical Logic and thePhilosophy of God and Man” mendemonstrasikan
filsafat menggunakan metodematematika untuk membuktikan Lemma bahwa terdapat beberapa
makhluk hidupbersifat “eternal”. Makhluk hidup yang tetap hidup disebut bersifat eternal.
D. Matematika prasejarah
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun. Pengkajian
modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep
ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan
berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan
perbedaan antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian.
Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan
Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29 torehan yang
berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan
biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu,
diikuti dengan tanda yang berbeda. Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun
35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu.
Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi
yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango
menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan prima atau kalender
lunar enam bulan. Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan
rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari
milenium ke-3 SM, menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips, dan tripel
Pythagoras di dalam rancangan mereka.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan. Secara
umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta-fakta. Berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara
“sementara” dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa
teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan
kesimpulan pada pembuktian matematika. Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak
pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Teori merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk
menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-
kejadian dialam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas
kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk
generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol
ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang
bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk
meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah dan perkembangan bilangan (teori bilangan) dari jaman
dahulu sampai yang dipergunakan sekarang ini.
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia
(kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai “Matematika
Babilonia” karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban
helenistik, Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan
Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali
lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia
diturunkan dari lebih dari pada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Lempengan ditulis
dalam tulisan paku ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah
terik matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan.
Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun peradaban kuno di
Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-kira
2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan
dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM,
dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan
regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan
metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban
helenistik matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan
Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai
bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Mesir.
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga
“Lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin
lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-
1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Lembaran itu juga
berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu juga barisan aritmetika dan geometri.
Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman Kerajaan
Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita, yang barangkali
ditujukan sebagai hiburan.
Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan
irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian
dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara
aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Kira-kira abad ke-5 SM merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta menggunakan notasi yang
sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan
rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalah prosodynya
menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner.
Pada sekitar abad ke 6 SM, kelompok Pythagoras mengembangkan sifat-sifat bilangan lengkap (perfect
number), bilangan bersekawan (amicable number), bilangan prima (prime number), bilangan segitiga
(triangular number), bilangan bujur sangkar (square number), bilangan segilima (pentagonal number)
serta bilangan-bilangan segibanyak (figurate numbers) yang lain. Salah satu sifat bilangan segitiga yang
terkenal sampai sekarang disebut triple Pythagoras, yaitu : a.a + b.b = c.c yang ditemukannya melalui
perhitungan luas daerah bujur sangkar yang sisi-sisinya merupakan sisi-sisi dari segitiga siku-siku dengan
sisi miring (hypotenosa) adalah c, dan sisi yang lain adalah a dan b. Hasil kajian yang lain yang sangat
popular sampai sekarang adalah pembedaan bilangan prima dan bilangan komposit.
Awal kebangkitan teori bilangan modern dipelopori oleh Pierre de Fermat (1601-1665), Leonhard Euler
(1707-1783), J.L Lagrange (1736-1813), A.M. Legendre (1752-1833), Dirichlet (1805-1859), Dedekind
(1831-1916), Riemann (1826-1866), Giussepe Peano (1858-1932), Poisson (1866-1962), dan Hadamard
(1865-1963). Sebagai seorang pangeran matematika, Gauss begitu terpesona terhadap keindahan dan
kecantikan teori bilangan, dan untuk melukiskannya, ia menyebut teori bilangan sebagai the queen of
mathematics.
Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep, tapi juga banyak diaplikasikan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada pemanfaatan konsep
bilangan dalam metode kode baris, kriptografi, komputer, dan lain sebagainya.
G.SEJARAH GEOMETRI
1. Pengertian Geometri
Geometri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari matematika yang mengambil
persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu dari
ilmu yang tertua. Awal mulanya sebuah badan pengetahuan praktikal yang mengambil berat dengan
jarak, luas dan volume, tetapi pada abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk
aksiometik oleh Euclid, yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad berikutnya.
Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika. Ilmu Geometri secara harfiah berarti
pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Sejatinya, ilmu
geometri sudah dipelajari peradaban Mesir Kuno, masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia.
Peradaban-peradaban kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam drainase rawa, irigasi, pengendalian
banjir dan pendirian bangunan-bagunan besar. Kebanyakan geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas
hanya pada perhitungan panjang segmen-segmen garis, luas, dan volume.
H. Tokoh-Tokoh Geometri
Pada mulanya geometri lahir semata-mata didasarkan oleh pengalaman. Namun matematikawan yang
pertama kali merasa tidak puas terhadap metode yang didasari semata-mata pada pengalaman adalah
Thales (640-546 SM). Masyarakat matematika sekarang menghargai Thales sebagai orang yang selalu
berkarta “Buktikan itu” dan bahkan ia selalu melakukan itu. Dari sekian banyak teorema adalah:
- Sebuah sudut yang dinyatakan dalam sebuah setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
Hasil kerja dan prinsip Theles jelas telah manandai awal dari sebuah era kemajuan matematika yang
mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasa logis yang dapat diterima. Pembuktian deduktif
diperlukan untuk menurunkan teorema dari postulat-postulat. Selanjutnya untuk disusun suatu
pernyataan baru yang logis.
Sepeninggal Thales muncullah Pythagoras (582-507 SM) berikut para pengikutnya yang dikenal dengan
sebutan Pythagorean melanjutkan langkah Thales. Para Pythagorean menggunakan metode pembuktian
tidak hanya untuk mengembangkan Teorema Pythagoras, tetapi juga terhadap teorema-teorema jumlah
sudut dalam suatu poligon, sifat-sifat dari garis-garis yang sejajar, teorama tentang jumlah-jumlah yang
tidak dapat diperbandingkan, serta teorema tentang lima bangun padat beraturan.
Selain kemasyhurannya, hampir tak ada keterangan yang terperinci mengenai kehidupan Euclid yang
bisa diketahui. Misalnya, kita tahu dia pernah aktif sebagai guru di Iskandariah, Mesir, di sekitar tahun
300 SM, tetapi kapan dia lahir dan kapan dia wafat betul-betul gelap. Bahkan, kita tidak tahu di benua
apa dan di kota apa dia dilahirkan. Meski dia menulis beberapa buku dan diantaranya masih ada yang
tertinggal, kedudukannya dalam sejarah terutama terletak pada bukunya yang hebat mengenai ilmu
ukur yang bernama The Elements.
Dalam The Elements, Euclid menggabungkan pekerjaan disekolah yang telah ia ketahui dengan semua
pengetahuan matematika yang ia ketahui dalam suatu perbandingan yang sistematis hingga menjadi
sebuah hasil yang menakjubkan. Kebanyakan dari pekerjaannya itu bersifat original, sebagai metode
deduktif ia mendemonstrasikan sebagian besar pengetahuan yang diperlukan melalui penalaran. Dalam
Element Euclid pun menjelaskan aljabar dan teori bilangan sebaik ia menjelaskan geometri.
Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang
dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis orang
sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada cara
pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam
perencanaan penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-dalil serta
perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus diantara dua titik.
Sesudah itu dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah difahami oleh orang-orang
sesudahnya. Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang belum
terpecahkan dan mengembangkan percobaan-percobaan terhadap permasalahan yang terlewatkan.
Perlu dicatat bahwa buku The Elements selain terutama merupakan pengembangan dari bidang
geometri yang ketat, juga di samping itu mengandung bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori
penjumlahan.
Buku The Elements sudah merupakan buku pegangan baku lebih dari 2000 tahun dan merupakan buku
yang paling sukses yang pernah disusun manusia. Begitu hebatnya Euclid menyusun bukunya sehingga
dari bentuknya saja sudah mampu menyingkirkan buku yang pernah dibuat orang sebelumnya.
Sebagai alat pelatih logika pikiran manusia, buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang
semua risalah Aristoteles tentang logika. Buku itu merupakan contoh yang komplit sekitar struktur
deduktif dan sekaligus merupakan buah pikir yang menakjubkan dari semua hasil kreasi otak manusia.
Adil jika kita mengatakan bahwa buku Euclid merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ilmu
pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari pengamatan-pengamatan
yang cermat dan bukan pula sekedar generalisasi yang tajam serta bijak. Hasil besar yang direnggut ilmu
pengetahuan modern berasal dari kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan percobaan-
percobaan di satu pihak, dengan analisa hati-hati dan kesimpulan yang punya dasar kuat di lain pihak.
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isaac Newton sangat terasa sekali, sejak Newton menulis buku yang
terkenal dengan nama The Principia dalam bentuk kegeometrian, mirip dengan The Elements. Berbagai
ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid dengan jalan memperlihatkan bagaimana semua
kesimpulan mereka secara logis berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang diperbuat oleh ahli
matematika seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza.
Kini, para ahli matematika sudah memaklumi bahwa geometri Euclid . bukan satu-satunya sistem
geometri yang memang jadi pegangan pokok dan teguh serta yang dapat direncanakan pula, mereka
pun maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang yang merumuskan geometri bukan a la
Euclid. Sebenarnya, sejak teori relativitas Einstein diterima orang, para ilmuwan menyadari bahwa
geometri Euclid tidaklah selamanya benar dalam penerapan masalah cakrawala yang sesungguhnya.
Pada kedekatan sekitar "Lubang hitam" dan bintang neutron --misalnya-- dimana gayaberat berada
dalam derajat tinggi, geometri Euclid tidak memberi gambaran yang teliti tentang dunia, ataupun tidak
menunjukkan penjabaran yang tepat mengenai ruang angkasa secara keseluruhan. Tetapi, contoh-
contoh ini langka, karena dalam banyak hal pekerjaan Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan yang
mendekati kenyataan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sejarah matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di dalam matematika dan sedikit
perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan notasi matematika pada masa silam.
Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis
dari pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat. Tulisan
matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900
SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika
Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum
dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan
paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_matematika
http://afrigz.blogspot.co.id/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://miftakhuljannah96.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-matematikafilsafat-dan-sejarah.html
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini
Tugas ini disusun untuk sebagai tugas mata pelajaran Matematika dengan judul “Sejarah Matematika”.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya dan pendidikan
linguistik pada khususnya.
Demikianlah tugas ini kami susun, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, kepada para siswa/siswi serta guru dan orang tua yang telah membimbing dalam
pembuatan makalah ini,kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Mamfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Sejarah Matematika 3
C. Berdasarkan Tokoh 6
D. Matematika Prasejarah 9
E. Sejarah Teori Bilangan 10
G. Sejarah Geometri 13
H. Tokoh-tokoh Geometri 14
BAB IIIPENUTUP 17
A. Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
MAKALAH
SEJARAH MATEMATIKA
Reina Agneza
Kelas : VIII –B
SINDANGWANGI – MAJALENGKA
1 View comments