Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan matematika sebelum abad 15-16

a. Matematika Prasejarah (Prehistoric Mathematics ) 18000-35000 SM

Asal usul pemikiran matematika terletak pada konsep angka, besar, dan
bentuk. Konsep angka juga telah berevolusi secara bertahap dari waktu ke waktu.
Seperti halnya pada zaman purba, berabad-abad sebelum Masehi, manusia telah
mempunyai kesadaran akan bentuk- bentuk benda di sekitarnya yang berbeda.
Seperti batu berbeda dengan kayu, pohon yang satu berbeda dengan pohon yang lain.
Kesadaran seperti ini yang menjadi bibit lahirnya matematika terutama pada
geometri. Itulah sebabnya geometri dianggap sebagai bagian matematika yang tertua.

Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran,


dan bangun. Konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah
bukti di beberapa bahasa zaman ini mematenkan perbedaan antara "satu", "dua", dan
"banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian. Benda matematika
tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan
Lebombo di Swaziland dan berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29
torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon.
Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat
siklus haid mereka, 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan
tanda yang berbeda. Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari
tahun 35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.

Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil(timur laut Kongo),
berisi sederetan tanda lidi yangdigoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu
Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango menunjukkan peradaban terkuno yang

4
sudah diketahui tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar enam bulan.
Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan
rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa bangunan megalit di Inggris
dan Skotlandia, dari milenium ke-3 SM, menggabungkan gagasan-gagasan geometri
seperti lingkaran, elips, dan tripel Pythagoras di dalam rancangan mereka.

b. Timut Dekat Kuno (Ancient Near East)

a) Mesopotamia (Matematika Babylonia) 3000 SM – 1600 SM

Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang


dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria
hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai "Matematika Babilonia"
karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada
zaman peradaban helenistik Matematika Babilonia berpadu dengan
Matematika.

Yunani dan Mesir untuk membangkitkan Matematika Yunani.


Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad,
menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam. Bertentangan dengan
langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika
Babilonia diturunkan lebih dari 400 lempengan tanah liat yang digali sejak
1850-an. Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat

5
masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik
matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan.

Matematika babylonia telah mengembangkan matematika dengan


menuliskan tabel perkalian pada tabel tanah liat, meanangani latihan geometri,
masalah pembagian serta mencakup topik mengenai pecahan, aljabar,
persamaan kuadrat dan perhitungan pasangan berbalik nilai.

Pada masa ini telah ditulis sistem angka sexagesimal (basis-60). Dari
sini berasal penggunaan modern dari 60 detik dalam satu menit, 60 menit
dalam satu jam, dan360 (60 x 6) derajat dalam lingkaran, serta penggunaan
detik dan menit dari busur untukmenunjukkan pecahan derajat.

b) Mesir (Matematika Mesir) 1600-1800 SM

Teks matematika yang paling luas adalah papirus Rhind (Papyrus


Ahmes) yang berisi tentang uraian belajar aritmatika, geometri, teori bilangan,
dan persamaan linier. Matematika Mesir merujuk pada matematika yang
ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak  peradaban helenistik, Yunani
menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar  Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan
matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika
helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam
sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa
tertulis bagi kaum terpelajar Mesir. Tulisan matematika Mesir yang paling
panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga "Lembaran
Ahmes" berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal daritahun 1650 SM
tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari
Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM.

6
Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan
geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian,
perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti
bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk  bilangan komposit
dan prima, rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonic, serta pemahaman
sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu bilangan
6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu
juga barisan aritmetika dan geometri. Juga tiga unsur geometri yang tertulis di
dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana
mengenai geometri analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran π yang
akurat kurang dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran;
dan (3) ketiga penggunaan terdini kotangen. 

Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran


Moskwa, juga dari zaman Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM.

7
Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita. Satu soal dipandang
memiliki kepentingan khusus karena soal itu memberikan metoda untuk
memperoleh volume limas terpenggal, contoh:

"Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal setinggi 6 satuan panjang,


yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas.”

 Anda menguadratkan 4, sama dengan 16.


 Anda mendua kali lipatkan 4, sama dengan 8. 
 Anda menguadratkan 2, sama dengan 4.
 Anda menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28.
 Anda ambil sepertiga dari 6,sama dengan 2.
 Anda ambil dua kali lipat dari 28 twice, sama dengan 56.
 Maka lihatlah,hasilnya sama dengan 56. Anda memperoleh
kebenaran.

Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300 SM ) menunjukkan bahwa


bangsa Mesir kunodapat menyelesaikan persamaan aljabar orde dua.

c) Yunani (Matematika Yunani dan Helenistik) 600 SM – 300 SM

Matematikawan Yunani menggunakan logika untuk mendapatkan


kesimpulan daridefenisi dan aksioma dan digunakan ketelitian matematika
untuk bukti mereka. Matematika Yunani merujuk pada matematika yang
ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M.

a. Thales dari Miletus

8
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah
matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan
penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan
untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani
menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk
menurun kansimpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan
matematika untuk membuktikannya. 

Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-


kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai
507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka
mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Menurut legenda,
Pythagoras bersafari ke Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan
astronomi dari pendeta Mesir. Thales menggunakan geometri untuk
menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu
dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yangmenggunakan
penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan
empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai
matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan
temuan matematika.

b. Pythagoras dan samos

9
Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan
bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah
"semua adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah
"matematika", dan merekalah yang memulakan pengkajian matematika.
Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama teorema
Pythagoras. Meskipun diketahui bahwa teorema itu memiliki sejarah yang
panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan irasional.

c. Eudoxus

Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metoda


kelelahan, sebuah rintisan dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM
sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM)
adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat
ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut.
Bukunya yaitu Elemen, dikenal di segenap masyarakat hingga pertengahan
abad ke-20. Selain teorema geometri yang terkenal, seperti teorem
Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua adalah
irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Saringan
Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk menemukan bilangan
prima.

d. Archimedes

Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari Syracuse


menggunakan metoda kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur
parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran
yang cukup akurat terhadap Pi. Dia juga mengkajispiral yang mengharumkan
namanya, rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk
menyatakan bilangan yang sangat besar.

10
d) Matematika China (1200 SM – 200 SM)

Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan
Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun
300 SM juga cukup masuk akal. Hal yang menjadi catatan khusus dari
penggunaan matematika Cina adalah sistem notasi posisional bilangan desimal,
yang disebut pula "bilangan batang" di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan
untuk bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai
perpangkatan dari sepuluh. Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan
lambang untuk "1", diikuti oleh lambang untuk "100", kemudian lambang untuk
"2" diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh lambang untuk "3".

Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan yang paling canggih di
dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa abad sebelum periode masehi
dantentunya sebelum dikembangkannya sistem bilangan India. Bilangan batang
memungkinkan penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan
perhitungan yang dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal
penemuan suan pan tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 M,
di dalam Catatan Tambahan tentang Seni Gambar karya Xu Yue. Karya tertua
yang masih terawat mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik
filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi
(470–390 SM).

Mo Jing menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan


dengan ilmu fisika, dan juga memberikan sedikit kekayaan informasi matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti) memerintahkan semua
buku di dalam Kekaisaran Qin selain daripada yang resmi diakui pemerintah
haruslah dibakar. Dekret ini tidak dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari
perintah ini adalah begitu sedikitnya informasi tentang matematika Cina kuno
yang terpelihara yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran buku
pada tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220M) menghasilkan karya

11
matematika yang barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah
hilang.

Yang terpenting dari semua ini adalah Sembilan Bab tentang Seni
Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud sebagai
bagian di bawah judul yang berbeda.

Ia terdiri dari 246 soal kata yang melibatkan pertanian, perdagangan,


pengerjaan geometri yang menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan
dimensi untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-
siku dan π. Ia juga menggunakan prinsip Cavalieri tentang volume lebih dari
seribu tahun sebelum Cavalieri mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti
matematika untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk eliminasi
Gauss. Liu Hui memberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3 M.

e) India (Matematika India)

Catatan tertua matematikawan India seperti The Sulba Sutra berisi


lampiran teks-teks agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun
altar berbagai bentuk, seperti kotak, persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini
juga memberi metode untuk membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang
luasnya sama. Sedangkan catatan The Siddhanta Surya memperkenalkan fungsi

12
trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan meletakkan aturan untuk
menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda langit. Madhava dari
Sangamagrama menemukan seri Madhava-Leibniz dan menghitung nilai π
sebagai 3,14159265359.

f) Matematika Islam (Abad Pertengahan)

Matematikawan Persia, Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi sering


disebut "bapak aljabar" menulis beberapa buku metode untuk memecahkan
persamaan aljabar. Perkembangan lebih lanjut dalam aljabar dibuat oleh Al-Karaji
dengan memperluas metodologi untuk menggabungkan kekuatan dan akar integer-
integer dari jumlah yang tidak diketahui. Sedangkan Omar Khayyam menulis
Discussions of the Difficulties in Euclid, sebuah buku tentang kelemahan dalam
Euclid's Elements, terutama postulat paralel dan meletakkan dasar untuk geometri
analitik dan geometri non-Euclidean. Sharaf al-Din al-Tusi memperkenalkan
konsep fungsi dan dia adalah orang pertama yang menemukan turunan dari
polinomial pangkat tiga yang dikembangkan dari konsep kalkulus diferensial.

c. Matematika Eropa Abad Pertengahan (Medieval European Mathematics)


1. Abad Pertengahan Awal (Early Middle Ages)

Pada masa ini, Boethius seorang matematikawan memasukkan matematika ke


dalam kurikulum ketika menciptakan quadrivium istilah untuk menggambarkan studi
aritmatika, geometri, astronomi, dan musik.

2. Kebangkitan Kembali (Rebirth)

Semenjak buku Khawarizmi The Compendious Book on Calculation by


Completion and Balancing diterjemahkan dan teks lengkap Euclid's Elements.
Berdampak dengan banyaknya pembaruan dalam matematika. Seperti halnya
Fibonacci yang menulis dalam Abaci Liber.

2.2 Perkembangan matematika abad 15-16

Perkembangan matematika hampir berhenti antara abad keempat belas dan


paruh pertama abad kelima belas. Karena banyak faktor-faktor sosial menyebabkan

13
situasi ini. Namun pada awal pertengahan abad kelima belas terjadi perubahan secara
bertahap.

2.3 Perkembangan matematika setelah abad 15-16

Pada abad ke-17, Simon Stevin menciptakan dasar notasi desimal modern yang
mampumenggambarkan semua nomor, baik rasional atau tidak rasional. Gottfried
Wilhelm Leibnizdi Jerman, mengembangkan kalkulus dan banyak dari notasi
kalkulus masih digunakan sampai sekarang. Ahli matematika yang paling
berpengaruh pada abad ke-18 adalah Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian
studi tentang teori graph dengan Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk
standardisasi banyak istilah matematika modern dan notasi serta mempopulerkan
penggunaan π sebagai rasio keliling lingkaran terhadap diameternya.

Selanjutnya Joseph Louis Lagrange banyak memiliki karya pada matematika, seperti
teori bilangan, aljabar, kalkulus diferensial dan kalkulus variasi. Pada abad ke-19,
banyak matematikawan yang mengkaji berbagai bidang pada matematika. Seperti
Hermann Grassmann di Jerman memberikan versi pertama ruang vektor, William
Rowan Hamilton di Irlandia mengembangkan aljabar nonkomutatif, George Boole di
Inggris merancang aljabar yang sekarang disebut aljabar Boolean yang menjadi titik
awal dari logika matematika dan memiliki aplikasi penting dalam ilmu komputer, dan
George Cantor mendirikan dasar pertama dari teori himpunan.

Salah satu tokoh fenomenal dalam matematika abad ke-20 adalah Srinivasa Aiyangar
Ramanujan, seorang otodidak India yang membuktikan lebih dari 3000 teorema.
Termasuk sifat-sifat angka yang sangat komposit, fungsi partisi dan asymptotics,
dan fungsi theta. Dia juga membuat investigasi besar di bidang fungsi gamma, bentuk
modular, seri berbeda, seri hipergeometrik dan teori bilangan prima. Perkembangan
terakhir adalah pada tahun 2003 konjektur Poincaré diselesaikan oleh Grigori
Perelman.

14
2.4 Sejarah Matematika ditinjau dari Topik Materi

1. Prasejarah

Sistim bilangan sudah mulai digunakan, hal ini terlihat torehan pada tulang
lemboboyang digunakan oleh kaum perempuan untuk mengingat siklus haid.

2. Mesopotamia (sekarang Iraq)

a. Menentukan sistem bilangan, sistem berat dan ukur pertama kali.

b. Tahun 2500 SM sistem desimal tidak lagi digunakan dan lidi diganti oleh
notasi berbentuk baji.

c. Menggunakan sistem desimal dan π = 3,125.

d. Penemu kalkulator pertama kali.

e. geometri sebagai basis perhitungan astronomi.

f. Metode pendekatan untuk akar kuadrat.

g. Geometrinya bersifat aljabaris.

h. Sudah mengenal teorema Pythagoras

3. Mesir Kuno

a. Mengenal rumus untuk menghitung luas dan isi.

b. Mengenal sistem bilangan dan symbol pada tahun 3100 SM.

c. Mengenal tripel Pythagoras.

d. Sitem angka bercorak aditif dan aritmatika.

e. Tahun 300 SM menggunakan sistem bilangan berbasis 10

4. Yunani Kuno

a. Pythagoras membuktikan teorema Pythagoras secara matematis (terbaik).

b. Archimedes mencetuskan nama parabola, yang artinya bagian sudut kanan


kerucut.

c. Hipassus penemu bilangan irrasional.

15
d. Diophantus penemu aritmatika (pembahasan teori-teori bilangan yang
isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat
sebuah persamaan).

e. Archimedes membuat geometri bidang datar.

f. Mengenal bilangan prima

5. India

a. Aryabtha (4018 SM) menemukan hubungan keliling sebuah lingkaran.

b. Memperkenalkan pemakaian nol dan desimal.

c. Brahmagyupta menemukan bilangan negatif.

d. Rumus a2+b2+c2 telah ada pada “Sulbasutra”.

e. Geometrinya sudah mengenal tripel Pythagoras,teorema pythagoras,


transformasi dan segitiga pascal.

6. China

a. Mengenal sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000 SM.

b. Mengembangkan angka negatif, bilangan desimal, sistem desimal, sistem


biner, aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus.

c. memecahkan beberapa jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan


qualitik.

d. Aljabarnya menggunakan sistem horner untuk menyelesaikan persamaan


kuadrat.

Relevansi Pada Saat Ini

1. Aritmatika, digunakan pada pembelajaran operasi hitung campuran.

2. Geometri, digunakan pada pembelajaran bagun datar dan bangun ruang.

3. Aljabar, digunakan pada pembelajaran persamaan kuadrat, fungsi.

4. Logika, digunakan pada pembelajaran logika matematika.

16
5. Statistika, digunakan pada pembelajaran statistika inferensial & statistika
diferensial .

6. Kalkulus, digunakan pada pembelajaran turunan, integral, & limit.

Matematika terus berkembangan hingga saat ini. Hal itu tidak bisa di
pungkiri oleh hadirnya suatu sejarah yang di mana menjadi saksi bisu dalam
perjalanan matematika hingga mencapai bentuknya dewasa ini. Dimana sejarah itu
di pandang dari dua sisi yaitu Sejarah Matematika Ditinjau dari Horison Waktu
dan topik materi. sejarah matematika ditinjau dari segi waktu yaitu melewati
zaman para sejarah, mesopotamia, mesir, yunani, cina, india dan matematika
modern. Sedangkan bila ditinjau topik materi ada 6 topik besar pada matematika
saat ini yaitu aritmatika, geometri, aljabar, logika, statistika, dan kalkulus.

17
BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan

Perkembangan matematika sebelum abad 15-16 Asal usul pemikiran


matematika terletak pada konsep angka, besar, dan bentuk. Konsep angka juga telah
berevolusi secara bertahap dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada zaman purba,
berabad-abad sebelum Masehi, manusia telah mempunyai kesadaran akan bentuk-
bentuk benda di sekitarnya yang berbeda.

Perkembangan matematika abad 15-16 hampir berhenti antara abad keempat


belas dan paruh pertama abad kelima belas. Karena banyak faktor-faktor sosial
menyebabkan situasi ini. Namun pada awal pertengahan abad kelima belas terjadi
perubahan secara bertahap. Sedangkan pada abad ke-17, Simon Stevin menciptakan
dasar notasi desimal modern yang mampumenggambarkan semua nomor, baik
rasional atau tidak rasional. Semua itu merupakan sejarah menurut horizon waktunya,
lainhalnya sejarah dipandang menurut materinya, bila ditinjau topik materi maka ada
6 topik besar pada matematika saat ini yaitu aritmatika, geometri, aljabar, logika,
statistika, dan kalkulus.

1.2 Saran

Perkembangan matematika zaman Yunani Kuno mulai memperlihatkan


kemajuannya setelah banyaknya kaum pedagang dan ilmuwan Yunani merantau serta
belajar ke Mesir dan Babilonia. Sehingga mengakibatkan matematika berkembang
sangat luas dan terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan sains seperti
yang kita ketahiu sampai saat ini.Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui
sumber asal pengetahuan tentang sejarah perkembangan Matematika

18
DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, G. (1988). Sejarah Matematika. padang: Universitas Negeri Padang.

uchiha, o. (Tanpa Tahun). Sejarah Matematika. Retrieved Agustus 21, 2019,


from https://www.academia.edu/6057933/SEJARAH_MATEMATIKA

Wahyu, K., & Mahfudy, S. (2016). Sejarah Matematika: Alternatif Strategi


Pembelajaran Matematika. Retrieved Agustus 21, 2019, from
http://ejurnal.iainmatamam.ac.id/index.php/beta.

Sianturi, sinta. Tanpa tahun. 1-3 Kompilasi Sejarah. Retrieved September 5, 2019,
from https://www.academia.edu/7041417/1-3_kompilasi_sejarah.

uchiha, o. (Tanpa Tahun). Sejarah Matematika. Retrieved September 6, 2019, from


https://www.academia.edu/6057933/SEJARAH_MATEMATIKA

19

Anda mungkin juga menyukai