Anda di halaman 1dari 15

Cabang pengkajian yang dikenal sebagai sejarah matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula

penemuan di dalam matematika dan sedikit perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan notasi
matematika pada masa silam.

Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis
dari pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat. Tulisan
matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900
SM),[1] Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM)[2] dan Lembaran
Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang
umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika
tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.

Sumbangan matematikawan Yunani memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan


penalaran deduktif dan kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok
bahasan matematika.[3] Kata "matematika" itu sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα
(mathema), yang berarti "mata pelajaran".[4] Matematika Cina membuat sumbangan dini, termasuk
notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga
kini, mungkin dikembangakan melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India
dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam.[5][6] Matematika Islam, pada gilirannya,
mengembangkan dan memperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini.[7] Banyak naskah
berbahasa Yunani dan Arab tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang
mengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan Eropa.

Dari zaman kuno melalui Zaman Pertengahan, ledakan kreativitas matematika seringkali diikuti oleh
abad-abad

kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada abad ke-16, pengembangan matematika baru,

berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan eksponensial yang berlanjut
hingga kini.
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun.[8] Pengkajian
modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep
ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan
berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan
perbedaan antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian.[8]
Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan
Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM.[9] Tulang ini berisi 29 torehan yang
berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon.[10] Terdapat bukti bahwa kaum
perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang
atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.[11] Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan
Prancis, dari tahun 35.000 SM dan berumur 20.000 tahun,[12] menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.[13]

Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi
yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango
menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan prima[10] atau kalender
lunar enam bulan.[14] Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan
rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari
milenium ke-3 SM, menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips, dan tripel
Pythagoras di dalam rancangan mereka
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia
(kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik.[16] Dinamai "Matematika
Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban
helenistik Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan
Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali
lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam.

Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia
diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an.[17] Ditulis di dalam
tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur
di bawah terik matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan.

Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun peradaban kuno di
Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-kira
2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan
dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga
merujuk pada periode ini.[18]

Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM,
dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan
regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar.[19] Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian
dan metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.

Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis-60). Dari sinilah
diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6)
derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang
melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia di dalam matematika didukung oleh fakta
bahwa 60 memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan Romawi, orang
Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri
menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun, mereka kekurangan
kesetaraan koma desimal, dan sehingga nilai tempat suatu simbol seringkali harus dikira-kira
berdasarkan konteksnya.

Mesir Sunting
Artikel utama: Matematika Mesir
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban
helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Bangsa
Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang
membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah
Islam sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar Mesir.

Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga
"Lembaran Ahmes" berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin
lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-
1800 SM.[20] Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain
memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran
itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya,[21] termasuk bilangan komposit dan
prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes
dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6).[22] Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan
persamaan linear orde satu [23] juga barisan aritmetika dan geometri.[24]

Juga tiga unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana
mengenai geometri analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran
π
\pi yang akurat kurang dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga,
penggunaan terdini kotangen.

Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman Kerajaan
Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM.[25] Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita, yang
barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan khusus karena soal itu
memberikan metode untuk memperoleh volume limas terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas
terpenggal setinggi 6 satuan panjang, yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas.
Anda menguadratkan 4, sama dengan 16. Anda menduakalilipatkan 4, sama dengan 8. Anda
menguadratkan 2, sama dengan 4. Anda menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28. Anda ambil
sepertiga dari 6, sama dengan 2. Anda ambil dua kali lipat dari 28 twice, sama dengan 56. Maka lihatlah,
hasilnya sama dengan 56. Anda memperoleh kebenaran."

Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300 SM [26]) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno dapat
menyelesaikan persamaan aljabar orde dua.[27]

Pythagoras dari Samos


Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM
sampai 300 M.[28] Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania bagian timur,
dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama.
Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut Matematika
Helenistik.

Thales dari Miletus


Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-
kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan
penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk
mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif.
Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan
menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.[29]

Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan
Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka
dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Menurut legenda,
Pythagoras bersafari ke Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta
Mesir.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan
jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran
deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales.
Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan
temuan matematika.[30] Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan bahwa
matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah "semua adalah bilangan".[31]
Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang memulakan
pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama teorema
Pythagoras,[32] meskipun diketahui bahwa teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan
bukti keujudan bilangan irasional.

Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metode kelelahan, sebuah rintisan dari
Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides
(kira-kira 300 SM) adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini,
yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen, dikenal di
segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20.[33] Selain teorema geometri yang
terkenal, seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua adalah
irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM)
digunakan untuk menemukan bilangan prima.

Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari Syracuse menggunakan metode kelelahan untuk
menghitung luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan
hampiran yang cukup akurat terhadap Pi.[34] Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya,
rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang sangat besar.

Sembilan Bab tentang Seni Matematika.


Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia
lain, sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri.[35] Tulisan
matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching, berangka tahun antara 1200 SM
sampai 100 SM, meskipun angka tahun 300 SM juga cukup masuk akal.[36]

Hal yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina adalah sistem notasi posisional
bilangan desimal, yang disebut pula "bilangan batang" di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan
untuk bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai perpangkatan dari
sepuluh.[37] Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan lambang untuk "1", diikuti oleh
lambang untuk "100", kemudian lambang untuk "2" diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh lambang
untuk "3". Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan yang paling canggih di dunia pada saat itu,
mungkin digunakan beberapa abad sebelum periode masehi dan tentunya sebelum dikembangkannya
sistem bilangan India.[38] Bilangan batang memungkinkan penyajian bilangan sebesar yang diinginkan
dan memungkinkan perhitungan yang dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan
suan pan tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 M, di dalam Catatan Tambahan
tentang Seni Gambar karya Xu Yue.

Karya tertua yang masih terawat mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik filsafat
Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo Jing
menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan dengan ilmu fisika, dan juga
memberikan sedikit kekayaan informasi matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti) memerintahkan semua buku di dalam
Kekaisaran Qin selain daripada yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak
dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu sedikitnya informasi tentang
matematika Cina kuno yang terpelihara yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran buku
pada tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya matematika yang barangkali
sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang. Yang terpenting dari semua ini adalah
Sembilan Bab tentang Seni Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud
sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari 246 soal kata yang melibatkan pertanian,
perdagangan, pengerjaan geometri yang menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan dimensi
untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-siku dan π. Ia juga
menggunakan prinsip Cavalieri tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri
mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti matematika untuk teorema Pythagoras, dan rumus
matematika untuk eliminasi Gauss. Liu Hui memberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3 M.

Zhang Heng (78–139)


Sebagai tambahan, karya-karya matematika dari astronom Han dan penemu Zhang Heng (78–139)
memiliki perumusan untuk pi juga, yang berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui.
Zhang Heng menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga terdapat karya tertulis
dari matematikawan dan teoriwan musik Jing Fang (78–37 SM); dengan menggunakan koma Pythagoras,
Jing mengamati bahwa 53 perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini kemudian mengarah pada
penemuan 53 temperamen sama, dan tidak pernah dihitung dengan tepat di tempat lain hingga seorang
Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada abad ke-17.

Bangsa Cina juga membuat penggunaan diagram kombinatorial kompleks yang dikenal sebagai kotak
ajaib dan lingkaran ajaib, dijelaskan pada zaman kuno dan disempurnakan oleh Yang Hui (1238–1398
M). Zu Chongzhi (abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan Utara menghitung nilai pi sampai tujuh tempat
desimal, yang bertahan menjadi nilai pi paling akurat selama hampir 1.000 tahun.

Bahkan setelah matematika Eropa mulai mencapai kecemerlangannya pada masa Renaisans,
matematika Eropa dan Cina adalah tradisi yang saling terpisah, dengan menurunnya hasil matematika
Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo Ricci membawa gagasan-gagasan
matematika kembali dan kemudian di antara dua kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.

Arca Aryabhata. Karena informasi tentang keujudannya tidak diketahui, perupaan Aryabhata didasarkan
pada daya khayal seniman.
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara tahun
2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi
dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.[39]

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9
SM), menghampiri nilai π,[40] dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan
geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung
akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang
luasnya menghampiri persegi yang diberikan,[41] menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik
untuk teorema Pythagoras.
Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.[42] Notasi yang
dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta,
transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalahnya
prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya tentang
kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema binomial. Karya Pingala juga berisi
gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).[43]

Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus,
dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian
dengan posisi mereka sebenarnya di langit.[44] Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu,
yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627
hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.

Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India
pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan algoritme aljabar, infinitesimal, dan
persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah
metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan perhitungan astronomi yang akurat
berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.[45] Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya
Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga
memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-14, Madhava dari
Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai
π sebagai 3,14159265359.
Matematika (sekangdari basa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) kuwe nyinauni besaran, struktur,
ruang, lan perubahan. Para matematikawan ngoleti rupa-rupa pola,[2][3] ngrumusna konjektur anyar,
lan mbangun kebenaran melalui metode deduksi sing kaku sekang aksioma-aksioma lan definisi-definisi
sing bersesuaian.[4]

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan lan titik hadir secara
alami, atawa hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut
matematika sebagai "ilmu sing menggambarkan simpulan-simpulan sing penting".[5] nang pihak lain,
Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan,
mereka tidaklah pasti; lan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."[6]

Melalui penggunaan penalaran logika lan abstraksi, matematika berkembang sekang pencacahan,
perhitungan, pengukuran, lan pengkajian sistematis terhadap bangun lan pergerakan benda-benda
fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi
kaku pertama muncul nang jero Matematika Yunani, terutama nang jero karya Euklides, Elemen.
Matematika selalu berkembang, misalnya nang Cina pada tahun 300 SM, nang India pada tahun 100 M,
lan nang Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi
dengan penemuan ilmiah baru sing mengarah pada peningkatan sing cepat nang jero laju penemuan
matematika sing berlanjut hingga kini.[7]

Saiki, matematika digunakna nang seluruh donya sebagai alat penting nang berbagai bidang, termasuk
ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, lan ilmu sosial kaya ekonomi, lan psikologi. Matematika terapan,
cabang matematika sing melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain,
mengilhami lan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, lan kadang-kadang mengarah
pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu sing sepenuhnya anyar, seperti statistika lan teori permainan.
Para matematikawan uga bergulat nang jero matematika murni, atawa matematika untuk
perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan nang jero pikiran, meskipun penerapan
praktis sing menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.[8]

Etimologi Besut

Kata "matematika" berasal sekang bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), sing berarti pengkajian,
pembelajaran, ilmu, sing ruang lingkupnya menyempit, lan arti teknisnya menjadi "pengkajian
matematika", bahkan demikian uga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός
(mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atawa tekun belajar, sing lewih jauhnya berarti
matematis. Secara khusus, μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ tékhnē), nang jero bahasa Latin ars
mathematica, berarti seni matematika.

Bentuk jamak sering dipakai nang jero bahasa Inggris, seperti uga nang jero bahasa Perancis les
mathématiques (dan jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal la mathématique), merujuk pada
bentuk jamak basa Latin sing cenderung netral mathematica (Cicero), berdasarkan bentuk jamak basa
Yunani τα μαθηματικά (ta mathēmatiká), sing dipakai Aristotle, sing terjemahan kasarnya berarti "segala
hal sing matematis".[9] Tetapi, nang jero basa Inggris, kata benda mathematics mengambil bentuk
tunggal bila dipakai sebagai kata kerja. nang jero ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat
sebagai math nang Amerika Utara lan maths nang tempat lain.

Sejarah Besut

Sebuah quipu, sing dipakai oleh Inca untuk mencatatkan bilangan.


!Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe: Sejarah matematika
Evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan abstraksi sing selalu bertambah banyak, atawa
perkataan lainnya perluasan pokok masalah. Abstraksi mula-mula, sing uga berlaku pada banyak
binatang[10], adalah tentang bilangan: pernyataan bahwa dua apel lan dua jeruk (sebagai contoh)
memiliki jumlah sing sama.

Selain mengetahui cara mencacah objek-objek fisika, manusia prasejarah uga mengenali cara mencacah
besaran abstrak, seperti waktu — hari, musim, tahun. Aritmetika dasar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, lan pembagian) mengikuti secara alami.

Langkah selanjutnya memerlukan penulisan atawa sistem lain untuk mencatatkan bilangan, semisal tali
atawa dawai bersimpul sing disebut quipu dipakai oleh bangsa Inca untuk menyimpan data numerik.
Sistem bilangan ada banyak lan bermacam-macam, bilangan tertulis sing pertama diketahui ada nang
jero naskah warisan Mesir Kuno nang Kerajaan Tengah Mesir, Lembaran Matematika Rhind.

Sistem bilangan Maya


Penggunaan terkuno matematika adalah nang jero perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan, lan pola-
pola penenunan lan pencatatan waktu lan tidak pernah berkembang luas hingga tahun 3000 SM ke
muka ketika orang Babilonia lan Mesir Kuno mulai menggunakan aritmetika, aljabar, lan geometri untuk
penghitungan pajak lan urusan keuangan lainnya, bangunan lan konstruksi, lan astronomi.[11]
Pengkajian matematika sing sistematis nang jero kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno
antara tahun 600 lan 300 SM.
Matematika sejak saat itu segera berkembang luas, lan terdapat interaksi bermanfaat antara
matematika lan sains, menguntungkan kedua belah pihak. Penemuan-penemuan matematika dibuat
sepanjang sejarah lan berlanjut hingga kini. Menurut Mikhail B. Sevryuk, pada Januari 2006 terbitan
Bulletin of the American Mathematical Society, "Banyaknya makalah lan buku sing dilibatkan nang jero
basis data Mathematical Reviews sejak 1940 (tahun pertama beroperasinya MR) kini melebihi 1,9 juta,
lan melebihi 75 ribu artikel ditambahkan ke jero basis data itu tiap tahun. Sebagian besar karya nang
samudera iki berisi teorema matematika baru beserta bukti-buktinya."[12]

Ilham, matematika murni lan terapan, lan estetika Besut

Sir Isaac Newton (1643-1727), seorang penemu kalkulus infinitesimal.


!Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe: Keindahan matematika
Matematika muncul pada saat dihadapinya masalah-masalah sing rumit sing melibatkan kuantitas,
struktur, ruang, atawa perubahan. Mulanya masalah-masalah itu dijumpai nang jero perdagangan,
pengukuran tanah, lan kemudian astronomi; kini, semua ilmu pengetahuan menganjurkan masalah-
masalah sing dikaji oleh para matematikawan, lan banyak masalah sing muncul nang jero matematika
itu sendiri. Misalnya, seorang fisikawan Richard Feynman menemukan rumus integral lintasan mekanika
kuantum menggunakan paduan nalar matematika lan wawasan fisika, lan teori dawai masa kini, teori
ilmiah sing masih berkembang sing berupaya membersatukan empat gaya dasar alami, terus saja
mengilhami matematika baru.[13] Beberapa matematika hanya bersesuaian nang jero wilayah sing
mengilhaminya, lan diterapkan untuk memecahkan masalah lanjutan nang wilayah itu. Tetapi seringkali
matematika diilhami oleh bukti-bukti nang satu wilayah ternyata bermanfaat uga nang banyak wilayah
lainnya, lan menggabungkan persediaan umum konsep-konsep matematika. Fakta sing menakjubkan
bahwa matematika "paling murni" sering beralih menjadi memiliki terapan praktis adalah apa sing
Eugene Wigner memanggilnya sebagai "Ketidakefektifan Matematika tak ternalar nang jero Ilmu
Pengetahuan Alam".[14]

Seperti nang sebagian besar wilayah pengkajian, ledakan pengetahuan nang zaman ilmiah telah
mengarah pada pengkhususan nang jero matematika. Satu perbedaan utama adalah nang antara
matematika murni lan matematika terapan: sebagian besar matematikawan memusatkan penelitian
mereka hanya pada satu wilayah ini, lan kadang-kadang pilihan iki dibuat sedini perkuliahan program
sarjana mereka. Beberapa wilayah matematika terapan telah digabungkan dengan tradisi-tradisi sing
bersesuaian nang luar matematika lan menjadi disiplin sing memiliki hak tersendiri, termasuk statistika,
riset operasi, lan ilmu komputer.

Mereka sing berminat kepada matematika seringkali menjumpai suatu aspek estetika tertentu nang
banyak matematika. Banyak matematikawan berbicara tentang keanggunan matematika, estetika sing
tersirat, lan keindahan sekang dalamnya. Kesederhanaan lan keumumannya dihargai. Terdapat
keindahan nang jero kesederhanaan lan keanggunan bukti sing diberikan, semisal bukti Euclid yakni
bahwa terdapat tak-terhingga banyaknya bilangan prima, lan nang jero metode numerik sing anggun
bahwa perhitungan laju, yakni transformasi Fourier cepat. G. H. Hardy nang jero A Mathematician's
Apology mengungkapkan keyakinan bahwa penganggapan estetika ini, nang dalamnya sendiri, cukup
untuk mendukung pengkajian matematika murni.[15] Para matematikawan sering bekerja keras
menemukan bukti teorema sing anggun secara khusus, pencarian Paul Erdős sering berkutat pada
sejenis pencarian akar sekang "Alkitab" nang mana Tuhan telah menuliskan bukti-bukti
kesukaannya.[16][17] Kepopularan matematika rekreasi adalah isyarat lain bahwa kegembiraan banyak
dijumpai ketika seseorang mampu memecahkan soal-soal matematika.

Notasi, bahasa, lan kekakuan Besut

Leonhard Euler. Mungkin seorang matematikawan sing terbanyak menghasilkan temuan sepanjang
masa
!Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe: Notasi matematika
Sebagian besar notasi matematika sing digunakan saat iki tidaklah ditemukan hingga abad ke-16.[18]
Pada abad ke-18, Euler bertanggung jawab atas banyak notasi sing digunakan saat ini. Notasi modern
membuat matematika lewih mudah bagi para profesional, tetapi para pemula sering menemukannya
sebagai sesuatu sing mengerikan. Terjadi pemadatan sing amat sangat: sedikit lambang berisi informasi
sing kaya. Seperti notasi musik, notasi matematika modern memiliki tata kalimat sing kaku lan
menyandikan informasi sing barangkali sukar bila dituliskan menurut cara lain.

Bahasa matematika dapat uga terkesan sukar bagi para pemula. Kata-kata seperti atau lan hanya
memiliki arti sing lewih presisi daripada nang jero percakapan sehari-hari. Selain itu, kata-kata semisal
terbuka lan lapangan memberikan arti khusus matematika. Jargon matematika termasuk istilah-istilah
teknis semisal homomorfisme lan terintegralkan. Tetapi ada alasan untuk notasi khusus lan jargon teknis
ini: matematika memerlukan presisi sing lewih sekang sekadar percakapan sehari-hari. Para
matematikawan menyebut presisi basa lan logika iki sebagai "kaku" (rigor).

Lambang ketakhinggaan ∞ nang jero beberapa gaya sajian.


Kaku secara mendasar adalah tentang bukti matematika. Para matematikawan ingin teorema mereka
mengikuti aksioma-aksioma dengan maksud penalaran sing sistematik. iki untuk mencegah "teorema"
sing salah ambil, didasarkan pada praduga kegagalan, nang mana banyak contoh pernah muncul nang
jero sejarah subjek ini.[19] Tingkat kekakuan diharapkan nang jero matematika selalu berubah-ubah
sepanjang waktu: bangsa Yunani menginginkan dalil sing terperinci, namun pada saat itu metode sing
digunakan Isaac Newton kuranglah kaku. Masalah sing melekat pada definisi-definisi sing digunakan
Newton akan mengarah kepada munculnya analisis saksama lan bukti formal pada abad ke-19. Kini, para
matematikawan masih terus beradu argumentasi tentang bukti berbantuan-komputer. Karena
perhitungan besar sangatlah sukar diperiksa, bukti-bukti itu mungkin saja tidak cukup kaku.[20]

Aksioma menurut pemikiran tradisional adalah "kebenaran sing menjadi bukti dengan sendirinya",
tetapi konsep iki memicu persoalan. Pada tingkatan formal, sebuah aksioma hanyalah seutas dawai
lambang, sing hanya memiliki makna tersirat nang jero konteks semua rumus sing terturunkan sekang
suatu sistem aksioma. Inilah tujuan program Hilbert untuk meletakkan semua matematika pada sebuah
basis aksioma sing kokoh, tetapi menurut Teorema ketaklengkapan Gödel tiap-tiap sistem aksioma (yang
cukup kuat) memiliki rumus-rumus sing tidak dapat ditentukan; lan oleh karena itulah suatu
aksiomatisasi terakhir nang jero matematika adalah mustahil. Meski demikian, matematika sering
dibayangkan (di jero konteks formal) tidak lain kecuali teori himpunan nang beberapa aksiomatisasi,
dengan pengertian bahwa tiap-tiap pernyataan atawa bukti matematika dapat dikemas ke jero rumus-
rumus teori himpunan.[21]

Matematika sebagai ilmu pengetahuan Besut


Carl Friedrich Gauss, menganggap dirinya sebagai "pangerannya para matematikawan", lan mengatakan
matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".
Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".[22] nang jero basa
aslinya, Latin Regina Scientiarum, uga nang jero bahasa Jerman Königin der Wissenschaften, kata sing
bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan) pengetahuan. Jelas, inipun arti asli nang jero
basa Inggris, lan tiada keraguan bahwa matematika nang jero konteks iki adalah sebuah ilmu
pengetahuan. Pengkhususan sing mempersempit makna menjadi ilmu pengetahuan alam adalah nang
masa terkemudian. Bila seseorang memandang ilmu pengetahuan hanya terbatas pada donya fisika,
maka matematika, atawa sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan. Albert
Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, maka
mereka tidaklah pasti; lan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."[6]

Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidaklah terpalsukan berdasarkan percobaan, lan dengan
demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi Karl Popper.[23] Tetapi, nang jero karya penting tahun
1930-an tentang logika matematika menunjukkan bahwa matematika tidak bisa direduksi menjadi
logika, lan Karl Popper menyimpulkan bahwa "sebagian besar teori matematika, seperti halnya fisika lan
biologi, adalah hipotetis-deduktif: oleh karena itu matematika menjadi lewih dekat ke ilmu pengetahuan
alam sing hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lewih daripada sebagai hal sing baru."[24]
Para bijak bestari lainnya, sebut saja Imre Lakatos, telah menerapkan satu versi pemalsuan kepada
matematika itu sendiri.

Sebuah tinjauan alternatif adalah bahwa lapangan-lapangan ilmiah tertentu (misalnya fisika teoretis)
adalah matematika dengan aksioma-aksioma sing ditujukan sedemikian sehingga bersesuaian dengan
kenyataan. Faktanya, seorang fisikawan teoretis, J. M. Ziman, mengajukan pendapat bahwa ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan umum lan dengan demikian matematika termasuk nang
dalamnya.[25] nang beberapa kasus, matematika banyak saling berbagi dengan ilmu pengetahuan fisika,
sebut saja penggalian dampak-dampak logis sekang beberapa anggapan. Intuisi lan percobaan uga
berperan penting nang jero perumusan konjektur-konjektur, baik itu nang matematika, maupun nang
ilmu-ilmu pengetahuan (lainnya). Matematika percobaan terus bertumbuh kembang, mengingat
kepentingannya nang jero matematika, kemudian komputasi lan simulasi memainkan peran sing
semakin menguat, baik itu nang ilmu pengetahuan, maupun nang matematika, melemahkan objeksi sing
mana matematika tidak menggunakan metode ilmiah. nang jero bukunya sing diterbitkan pada 2002 A
New Kind of Science, Stephen Wolfram berdalil bahwa matematika komputasi pantas untuk digali secara
empirik sebagai lapangan ilmiah nang jero haknya/kebenarannya sendiri.

Pendapat-pendapat para matematikawan terhadap hal iki adalah beraneka macam. Banyak
matematikawan merasa bahwa untuk menyebut wilayah mereka sebagai ilmu pengetahuan sama saja
dengan menurunkan kadar kepentingan sisi estetikanya, lan sejarahnya nang jero tujuh seni liberal
tradisional; sing lainnya merasa bahwa pengabaian pranala iki terhadap ilmu pengetahuan sama saja
dengan memutar-mutar mata sing buta terhadap fakta bahwa antarmuka antara matematika lan
penerapannya nang jero ilmu pengetahuan lan rekayasa telah mengemudikan banyak pengembangan
nang jero matematika. Satu jalan sing dimainkan oleh perbedaan sudut pandang iki adalah nang jero
perbincangan filsafat apakah matematika diciptakan (seperti nang jero seni) atawa ditemukan (seperti
nang jero ilmu pengetahuan). Adalah wajar bagi universitas bila dibagi ke jero bagian-bagian sing
menyertakan departemen Ilmu Pengetahuan lan Matematika, iki menunjukkan bahwa lapangan-
lapangan itu dipandang bersekutu tetapi mereka tidak seperti dua sisi keping uang logam. Pada tataran
praktisnya, para matematikawan biasanya dikelompokkan bersama-sama para ilmuwan pada tingkatan
kasar, tetapi dipisahkan pada tingkatan akhir. iki adalah salah satu sekang banyak perkara sing
diperhatikan nang jero filsafat matematika.

Penghargaan matematika umumnya dipelihara supaya tetap terpisah sekang kesetaraannya dengan
ilmu pengetahuan. Penghargaan sing adiluhung nang jero matematika adalah Fields Medal (medali
lapangan),[26][27] dimulakan pada 1936 lan kini diselenggarakan tiap empat tahunan. Penghargaan iki
sering dianggap setara dengan Hadiah Nobel ilmu pengetahuan. Wolf Prize in Mathematics,
dilembagakan pada 1978, mengakui masa prestasi, lan penghargaan internasional utama lainnya,
Hadiah Abel, diperkenalkan pada 2003. iki dianugerahkan bagi ruas khusus karya, dapat berupa
pembaharuan, atawa penyelesaian masalah sing terkemuka nang jero lapangan sing mapan. Sebuah
daftar terkenal berisikan 23 masalah terbuka, sing disebut "masalah Hilbert", dihimpun pada 1900 oleh
matematikawan Jerman David Hilbert. Daftar iki meraih persulangan sing besar nang antara para
matematikawan, lan paling sedikit sembilan sekang masalah-masalah itu kini terpecahkan. Sebuah
daftar baru berisi tujuh masalah penting, berjudul "Masalah Hadiah Milenium", diterbitkan pada 2000.
Pemecahan tiap-tiap masalah iki berhadiah US$ 1 juta, lan hanya satu (hipotesis Riemann) sing
mengalami penggandaan nang jero masalah-masalah Hilbert.

Bidang-bidang matematika Besut

Sebuah sempoa, alat hitung sederhana sing dipakai sejak zaman kuno.
Disiplin-disiplin utama nang jero matematika pertama muncul karena kebutuhan akan perhitungan nang
jero perdagangan, untuk memahami hubungan antarbilangan, untuk mengukur tanah, lan untuk
meramal peristiwa astronomi. Empat kebutuhan iki secara kasar dapat dikaitkan dengan pembagian-
pembagian kasar matematika ke jero pengkajian besaran, struktur, ruang, lan perubahan (yakni
aritmetika, aljabar, geometri, lan analisis). Selain pokok bahasan itu, uga terdapat pembagian-
pembagian sing dipersembahkan untuk pranala-pranala penggalian sekang jantung matematika ke
lapangan-lapangan lain: ke logika, ke teori himpunan (dasar), ke matematika empirik sekang aneka
macam ilmu pengetahuan (matematika terapan), lan sing lewih baru adalah ke pengkajian kaku akan
ketakpastian.

BesaranBesut
Pengkajian besaran dimulakan dengan bilangan, pertama bilangan asli lan bilangan bulat ("semua
bilangan") lan operasi aritmetika nang ruang bilangan itu, sing dipersifatkan nang jero aritmetika. Sifat-
sifat sing lewih jero sekang bilangan bulat dikaji nang jero teori bilangan, sekang mana datangnya hasil-
hasil popular seperti Teorema Terakhir Fermat. Teori bilangan uga memegang dua masalah tak
terpecahkan: konjektur prima kembar lan konjektur Goldbach.

Karena sistem bilangan dikembangkan lewih jauh, bilangan bulat diakui sebagai himpunan bagian
sekang bilangan rasional ("pecahan"). Sementara bilangan pecahan berada nang jero bilangan real, sing
dipakai untuk menyajikan besaran-besaran kontinu. Bilangan real diperumum menjadi bilangan
kompleks. Inilah langkah pertama sekang jenjang bilangan sing beranjak menyertakan kuarternion lan
oktonion. Perhatian terhadap bilangan asli uga mengarah pada bilangan transfinit, sing memformalkan
konsep pencacahan ketakhinggaan. Wilayah lain pengkajian iki adalah ukuran, sing mengarah pada
bilangan kardinal lan kemudian pada konsepsi ketakhinggaan lainnya: bilangan aleph, sing
memungkinkan perbandingan bermakna tentang ukuran himpunan-himpunan besar ketakhinggaan.

1
,
2
,
3
{\displaystyle 1,2,3\,\!}

2
,

1
,
0
,
1
,
2
{\displaystyle -2,-1,0,1,2\,\!}

2
,
2
3
,
1.21
{\displaystyle -2,{\frac {2}{3}},1.21\,\!}

e
,
2
,
3
,
π
{\displaystyle -e,{\sqrt {2}},3,\pi \,\!}
2
,
i
,

2
+
3
i
,
2
e
i
4
π
3
{\displaystyle 2,i,-2+3i,2e^{i{\frac {4\pi }{3}}}\,\!}
Bilangan asli Bilangan bulat Bilangan rasional Bilangan real Bilangan kompleks
Ruang Besut
Pengkajian ruang bermula dengan geometri – khususnya, geometri euclid. Trigonometri memadukan
ruang lan bilangan, lan mencakupi Teorema pitagoras sing terkenal. Pengkajian modern tentang ruang
memperumum gagasan-gagasan iki untuk menyertakan geometri berdimensi lewih tinggi, geometri tak-
euclid (yang berperan penting nang jero relativitas umum) lan topologi. Besaran lan ruang berperan
penting nang jero geometri analitik, geometri diferensial, lan geometri aljabar. nang jero geometri
diferensial terdapat konsep-konsep buntelan serat lan kalkulus lipatan. nang jero geometri aljabar
terdapat penjelasan objek-objek geometri sebagai himpunan penyelesaian persamaan polinom,
memadukan konsep-konsep besaran lan ruang, lan uga pengkajian grup topologi, sing memadukan
struktur lan ruang. Grup lie biasa dipakai untuk mengkaji ruang, struktur, lan perubahan. Topologi nang
jero banyak percabangannya mungkin menjadi wilayah pertumbuhan terbesar nang jero matematika
abad ke-20, lan menyertakan konjektur poincaré sing telah lama ada lan teorema empat warna, sing
hanya "berhasil" dibuktikan dengan komputer, lan belum pernah dibuktikan oleh manusia secara
manual.

Illustration to Euclid's proof of the Pythagorean theorem.svg Sine cosine plot.svg Hyperbolic
triangle.svg Torus.png Mandel zoom 07 satellite.jpg
Geometri Trigonometri Geometri diferensial Topologi Geometri fraktal
Perubahan Besut
Memahami lan menjelaskan perubahan adalah tema biasa nang jero ilmu pengetahuan alam, lan
kalkulus telah berkembang sebagai alat sing penuh-daya untuk menyeledikinya. Fungsi-fungsi muncul
nang sini, sebagai konsep penting untuk menjelaskan besaran sing berubah. Pengkajian kaku tentang
bilangan real lan fungsi-fungsi berpeubah real dikenal sebagai analisis real, dengan analisis kompleks
lapangan sing setara untuk bilangan kompleks. Hipotesis Riemann, salah satu masalah terbuka sing
paling mendasar nang jero matematika, dilukiskan sekang analisis kompleks. Analisis fungsional
memusatkan perhatian pada ruang fungsi (biasanya berdimensi tak-hingga). Satu sekang banyak terapan
analisis fungsional adalah mekanika kuantum. Banyak masalah secara alami mengarah pada hubungan
antara besaran lan laju perubahannya, lan iki dikaji sebagai persamaan diferensial. Banyak gejala nang
alam dapat dijelaskan menggunakan sistem dinamika; teori kekacauan mempertepat jalan-jalan nang
mana banyak sistem iki memamerkan perilaku deterministik sing masih saja belum terdugakan.

Integral as region under curve.svg Vector field.svg Airflow-Obstructed-Duct.png Limitcycle.jpg


Lorenz attractor.svg Princ Argument C1.svg
Kalkulus Kalkulus vektor Persamaan diferensial Sistem dinamika Teori chaos Analisis
kompleks
Struktur Besut
Banyak objek matematika, semisal himpunan bilangan lan fungsi, memamerkan struktur bagian dalam.
Sifat-sifat struktural objek-objek iki diselidiki nang jero pengkajian grup, gelanggang, lapangan lan sistem
abstrak lainnya, sing mereka sendiri adalah objek juga. iki adalah lapangan aljabar abstrak. Sebuah
konsep penting nang sini yakni vektor, diperumum menjadi ruang vektor, lan dikaji nang jero aljabar
linear. Pengkajian vektor memadukan tiga wilayah dasar matematika: besaran, struktur, lan ruang.
Kalkulus vektor memperluas lapangan itu ke jero wilayah dasar keempat, yakni perubahan. Kalkulus
tensor mengkaji kesetangkupan lan perilaku vektor sing dirotasi. Sejumlah masalah kuno tentang
Kompas lan konstruksi garis lurus akhirnya terpecahkan oleh Teori galois.
Elliptic curve simple.svg Rubik's cube.svg Group diagdram D6.svg Lattice of the divisibility of
60.svg
Teori bilangan Aljabar abstrak Teori grup Teori orde
Dasar lan filsafat Besut
Untuk memeriksa dasar-dasar matematika, lapangan logika matematika lan teori himpunan
dikembangkan, uga teori kategori sing masih dikembangkan. Kata majemuk "krisis dasar" mejelaskan
pencarian dasar kaku untuk matematika sing mengambil tempat pada dasawarsa 1900-an sampai 1930-
an.[28] Beberapa ketaksetujuan tentang dasar-dasar matematika berlanjut hingga kini. Krisis dasar
dipicu oleh sejumlah silang sengketa pada masa itu, termasuk kontroversi teori himpunan Cantor lan
kontroversi Brouwer-Hilbert.

Logika matematika diperhatikan dengan meletakkan matematika pada sebuah kerangka kerja aksiomatis
sing kaku, lan mengkaji hasil-hasil kerangka kerja itu. Logika matematika adalah rumah bagi Teori
ketaklengkapan kedua Gödel, mungkin hasil sing paling dirayakan nang donya logika, sing (secara
informal) berakibat bahwa suatu sistem formal sing berisi aritmetika dasar, jika suara (maksudnya
semua teorema sing dapat dibuktikan adalah benar), maka tak-lengkap (maksudnya terdapat teorema
sejati sing tidak dapat dibuktikan di jero sistem itu). Gödel menunjukkan cara mengonstruksi, sembarang
kumpulan aksioma bilangan teoretis sing diberikan, sebuah pernyataan formal nang jero logika yaitu
sebuah bilangan sejati-suatu fakta teoretik, tetapi tidak mengikuti aksioma-aksioma itu. Oleh karena itu,
tiada sistem formal sing merupakan aksiomatisasi sejati teori bilangan sepenuhnya. Logika modern
dibagi ke jero teori rekursi, teori model, lan teori pembuktian, lan terpaut dekat dengan ilmu komputer
teoretis.

p

q
{\displaystyle p\Rightarrow q\,} Venn A intersect B.svg Commutative diagram for morphism.svg
Logika matematika Teori himpunan Teori kategori
Matematika diskret Besut
Matematika diskret adalah nama lazim untuk lapangan matematika sing paling berguna nang jero ilmu
komputer teoretis. iki menyertakan teori komputabilitas, teori kompleksitas komputasional, lan teori
informasi. Teori komputabilitas memeriksa batasan-batasan berbagai model teoretis komputer,
termasuk model sing dikenal paling berdaya - Mesin turing. Teori kompleksitas adalah pengkajian
traktabilitas oleh komputer; beberapa masalah, meski secara teoretis terselesaikan oleh komputer,
tetapi cukup mahal menurut konteks waktu lan ruang, tidak dapat dikerjakan secara praktis, bahkan
dengan cepatnya kemajuan perangkat keras komputer. Pamungkas, teori informasi memusatkan
perhatian pada banyaknya data sing dapat disimpan pada media sing diberikan, lan oleh karenanya
berkenaan dengan konsep-konsep semisal pemadatan lan entropi.

Sebagai lapangan sing relatif baru, matematika diskret memiliki sejumlah masalah terbuka sing
mendasar. sing paling terkenal adalah masalah "P=NP?", salah satu Masalah Hadiah Milenium.[29]

(1,2,3) (1,3,2) (2,1,3) (2,3,1) (3,1,2) (3,2,1)


{\displaystyle {\begin{matrix}(1,2,3)&(1,3,2)\\(2,1,3)&(2,3,1)\\(3,1,2)&(3,2,1)\end{matrix}}}
DFAexample.svg Caesar3.svg 6n-graf.svg
Kombinatorika Teori komputasi Kriptografi Teori graf
Matematika terapan Besut
Matematika terapan berkenaan dengan penggunaan alat matematika abstrak guna memecahkan
masalah-masalah konkret nang jero ilmu pengetahuan, bisnis, lan wilayah lainnya. Sebuah lapangan
penting nang jero matematika terapan adalah statistika, sing menggunakan teori peluang sebagai alat
lan membolehkan penjelasan, analisis, lan peramalan gejala nang mana peluang berperan penting.
Sebagian besar percobaan, survey, lan pengkajian pengamatan memerlukan statistika. (Tetapi banyak
statistikawan, tidak menganggap mereka sendiri sebagai matematikawan, melainkan sebagai kelompok
sekutu.) Analisis numerik menyelidiki metode komputasional untuk memecahkan masalah-masalah
matematika secara efisien sing biasanya terlalu lebar bagi kapasitas numerik manusia; analisis numerik
melibatkan pengkajian galat pemotongan atawa sumber-sumber galat lain nang jero komputasi.

Fisika matematika

Mekanika fluida

Analisis numerik

Optimisasi

Teori peluang

Statistika

Matematika keuangan

Teori permainan

Biologi matematika

Kimia matematika
Ekonomi matematika

Teori kontrol

Anda mungkin juga menyukai