Anda di halaman 1dari 10

Nama : Kamia Nur Azizah

NPM : 195050012
Kelas : A
Tugas Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat Matematika

Soal:

1. Jelaskan oleh saudara mengenai matematika di zaman; Mesir Kuno, Babilonia Kuno
dan Yunani Kuno!
2. Diberikan n adalah bilangan bulat positif > 1. Diberikan p = 3 × 2 𝑛−1 , dan 𝑟 = 9 × 2
2𝑛−1 − 1. Jika p, q, and r are bilangan prima, lalu 2 n pq and 2 n r adalah amicable
number . Apakah 17.296 dan 18.416 adalah amicable number? Jelaskan!
3. Apakah ganda-3 Pythagoras (28, 45, 53) merupakan ganda-3 Babylonia? Berikan
alasan Anda!
4. Tunjukkan bentuk 4/253 ke dalam bentuk jumlah dari pecahan-pecahan satuan dengan
menggunakan cara J.J Silvester!
5. Buktikan bahwa √3 adalah bilangan irasional!
6. Buktikan mengenai salah satu satu teorema dari Thales, yaitu: Jika A, B dan C adalah
titik-titik dalam sebuah lingkaran dimana AC merupakan sebuah diameter lingkaran,
maka ∠𝐴𝐵𝐶adalah sudut siku-siku!
7. Jika kita melihat kembali bentuk persamaan 𝑥 2 + 𝑏𝑥 = 𝑐, maka (dengan
menggunakan metode kuadrat lengkap al-khwarizmi) buktikan bahwa luas persegi ini
adalah
𝑏 2 𝑏 2
(𝑥 + ) = 𝑐 + ( )
2 2

8. Tanpa menggunakan kalkulator. Carilah √34.515.625!


9. Dengan menggunakan Tapis (saringan) Erastothenes, tentukan banyaknya bilangan
prima (a) diantara 2 dan 50, (b) diantara 50 dan 100, (c) diantara 100 dan 150), serta
(d) diantara 150 dan 200. Bandingkan keempat bilangan yang dihasilkan itu. Adakah
pola yang muncul di antara mereka? Jelaskan!
Jawaban:

1. Sejarah matematika di zaman Mesir Kuno, Babilonia Kuno dan Yunani Kuno.

 PERKEMBANGAN DI ZAMAN MESIR KUNO


Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertas
yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar dengan
menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna hitam atau merah. Tulisan Mesir
Kuno sering diesebut tulisan Hieroglif, dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk
gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu atau potongan kayu. Tulisan Mesir
Kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 S.M. Tulisan pada zaman mesir ini
ditulis dari kata papu yaitu semacam tanaman. Sistem Numerasi Mesir Mesir Kuno
bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai
lambang-lambangnya.
Papyrus Matematika Rhind (RMP) (juga ditunjuk sebagai: papirus British
Museum, 10057 dan 10058 PBM), diberi nama setelah Alexander Henry Rhind ,
seorang warga Skotlandia, yang membeli papirus pada tahun 1858 di Luxor, Mesir ,
itu rupanya yang ditemukan selama penggalian ilegal di atau dekat Ramesseum Ini
tanggal untuk sekitar 1650 SM. British Museum, di mana papirus ini sekarang
tersimpan, memperolehnya pada tahun 1864 bersama dengan gulungan Kulit Mesir
Matematika , juga dimiliki oleh Henry Rhind; ada fragmen kecil yang
diselenggarakan oleh Museum Brooklyn di New York. Ini adalah salah satu dari dua
Papyri terkenal Matematika bersama dengan Papirus Moskow matematika. Papyrus
Rhind lebih besar dari Papirus Moskow matematika, sedangkan yang kedua adalah
lebih tua dari yang pertama.
Mesir adalah negara yang kaya akan peninggalan sejarah yang sungguh
mengagumkan. Tidak hanya piramida yang masih berdiri kokoh namun meraka
bangsa mesir dahulunya sudah mengenal matematika dan geometri sebagimana yang
kita pelajari sekarang. Asas-asas matematika yang terdapat dimesir itu dimulai pada
masa pemerintahan kerajaan beraja, Firaun yang Masyur pada sekitar 3100 SM.
Bangsa mesir kuno itu pada awalnya juga telah mengenal alat tulis sederhana
menyerupai kertas yang disebut papyrus, papyrus ini ada 2 yaitu papyrus rhind dan
papyrus moskow. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar dengan
menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna hitam atau merah.
Tulisan mesir kuno sering disebut tulisan hieroglif, dan tulisan ini ditemukan
dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu atau potongan kayu.
Tulisan mesir kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 SM. Sistem numerasi
mesir mesir kuno bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil
penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.
Bangsa Mesir kuno telah menggunakan dalam perhitungannya sistem bilangan
desimal (puluhan atau dasaan) yang didasarkan pada jumlah jari di tangan manusia
yaitu sepuluh jari. Prinsip sistem desimal adalah manusia mempunyai sepuluh jari di
tangannya dan apabila ia ingin menghitung, maka kesepuluh jari itu akan digunakan
sebagai alat hitung, Sistem inilah yang digunakan kita dalam kehidupan sehari-hari
sekarang. Misalnya angka-angka 1, 2, 3, ditulis sebagai garis-garis vertikal yaitu I,
II, III berturut turut sedangkan angka 10 telah ditulis dalam bentuk punggung kuda
yaitu dan bilangan 1000 seperti bentuk bunga al-lutus yaitu dan seterusnya.
Misalnya angka-angka 1, 2, 3, ditulis sebagai garis-garis vertikal yaitu I, II, III
berturut turut sedangkan angka 10 telah ditulis dalam bentuk punggung kuda yaitu
dan bilangan 1000 seperti bentuk bunga al-lutus yaitu dan seterusnya.

 PERKEMBANGAN DI ZAMAN BABYLONIA


Matematika Babylonia adalah matematika yang ditemukan di Mesopotamia
2500 tahun SM pada peradaban Babylonia. Matematika Babylonia merujuk pada
seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia yang sekarang
menjadi Irak. Penduduk Babylonia merupakan orang yang pertama kali menulis
bilangan dari kiri ke kanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tablet yang
ditemukan ditulis dari kiri ke kanan. Sistem matematik Babylonia adalah
seksagesimal atau bilangan berbasis 60. Angka 60 memiliki banyak pembagi yaitu 2,
3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, dan 30, yang membuat perhitungan jadi lebih mudah.
Babilonia adalah sebuah peradababan kuno yang terletak di kawasan tengah-
selatan Mesopotamia. Kawasan Mesopotamia termasuk Sumeria, Akkad, dan
Assyria. Kawasan ini sangat penting karena menjadi salah satu dari tempat awal
manusia hidup bersama-sama dalam satu peradababan. Penduduk Bablonia, atau
yang sering disebut Babilon, memiliki satu bahasa penulisan yang mereka gunakan
untuk mempelajari perkara-perkara yang berkaitan dunia di sekeliling mereka.
Sejarah mengatakan bahwa orang-orang babilon merupakan orang yang pertama kali
menulis dari kiri ke kanan, dan banyak membuat banyak dokumen-dokumen
bertulis.
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan
oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan
peradaban helenistik. Dinamai “Matematika Babilonia” karena peran utama kawasan
Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik,
Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk
membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam,
Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian
Matematika Islam. Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir,
pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan
tanah liat yang digali sejak 1850-an. Lempengan ditulis dalam tulisan paku ketika
tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik
matahari.
Beberapa di antaranya adalah karya rumahan. Bukti terdini matematika tertulis
adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun peradaban kuno di Mesopotamia.
Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-
kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan
tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini. Sebagian
besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai
1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik,
dan perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar.
Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan
linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM memberikan
hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal
(basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit,
60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga
penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan
derajat. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan Romawi, orang Babilonia
memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana angka-angka yang dituliskan di
lajur lebih kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal
Para ahli matematika telah mengembangkan langkah langkah algoritma seperti
cara mencari akar pangkat dua suatu bilangan. Beberapa operasi dasar matematika
seperti penjumlahan, pengurangan dan perkalian tidak berbeda dengan yang telah
kita gunakan zaman sekarang. Hanya satu perbedaan yang unik ketika melakukan
operasi pembagian. Pembagian dilakukan dengan menggunakan sebuah tabel
khusus. Seperti jika ingin membagi 14 dengan 5, maka akan dicari dengan
mengalikan angka 14 dengan 2, kemudian ditaruh satu koma di satu angka belakang.
14 x 2 =28 ditaruh koma, 2,8. Tabel tabel pembagian tersebut telah dirancang khusus
oleh ahli matematika kala itu. Sementara untuk pembagi dengan jumlah besar maka
dilakukan secara berulang.
Bangsa Babilonia juga sudah sangat familiar dengan aturan umum untuk
mengukur suatu area. Mereka mengukur keliling lingkaran sebanyak 3 kali diameter
dan luasnya sebagai satu per duabelas kuadrat dari lingkaran, dan jika hitungannya
benar, maka nilai π akan bernilai 3. Volume silinder diambil sebagai produk dari
alas dan tinggi, namun, volume frustum sebuah kerucut atau piramida persegi
dihitung dengan tidak benar sebagai produk dari ketinggian dan setengah jumlah
dari basis. Juga, ada penemuan terbaru dalam sebuah catatan kuno mencantumkan
bahwa nilai π adalah 3 dan

 PERKEMBANGAN DI ZAMAN YUNANI KUNO


Matematika Yunani adalah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,
dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur
Laut Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar
Laut Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun
dibersatukan oleh budaya dan bahasa Yunani. Matematika Yunani pada periode
setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata
"matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang
artinya "pelajaran tentang instruksi". Pelajaran matematika sendiri dan penggunaan
teori dan bukti matematika yang diperumum adalah perbedaan penting antara
matematika Yunani dan apa yang sudah diberikan oleh peradaban sebelumnya.
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan
oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani
yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni
pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis.
Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma,
dan menggunakan kekakuan matematika untukmembuktikannya.Bangsa Yunani
juga mengembangkan sistem numerasinya sendiri.Sistem numerasi yang digunakan
bangsa Yunani ada 2 macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem Ionia.
Sejarah perkembangan awal matematika pada zaman Yunani Kuno dimulai
dengan orang-orang Yunani membuat matematika menjadi sebuah disiplin ilmu.
Mereka menyadari bahwa pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Orang Yunani mewarisi ilmu pengetahuan dari Timur dan mereka mendalaminya
dengan usaha mereka sendiri, inilah yang membedakannya dengan para pemikir
zaman Babilonia.
Sumber sejarah matematika Yunani sayangnya sangat sedikit. Hal tersebut
disebabkan karena di Yunani tidak ada papirus seperti yang digunakkan di Mesir dan
tidak ada tanah liat yang di gunakan di Babel. Akibatnya, sejarah awal Yunani
berawal dari mitos, legenda dan anekdot yang di lestarikan oleh penulis yang hidup
berabad- abad kemudian.
Pada Zaman Besi (abad ke-6 SM), menandakan kenaikannya matematika di
Yunani. Dimana peristiwa tersebut disebut “Peradaban Yunani” dimana muncul
perkembangan matematika baru oleh ilmuwan-ilmuwan seperti Thales dan
Pythagoras. Thales memiliki karya-karya dalam bidang geometri. Thales berhasil
membuat suatu pengukuran tidak langsung ketingian Piramida besar dan mengukur
seberapa jauh jarak kapal laut dari pantai. Sedangkan Pythagoras juga memiliki
karya-karya yang tidak kalah pentingnya dalam perkembangan ilmu matematika.
Pythagoras menemukan aritmatika, harmoni (music), dan astronomi.

2. Dimana n > 1 adalah bilangan bulat dan p,q, dan r adalah bilangan prima. Maka 2𝑛 𝑝𝑞 dan
2𝑛 𝑟 adalah pasangan angka yang damai. Rumus ini memberikan pasangan (17296, 18416)
untuk n = 4

𝑝 = 3 × 2𝑛−1 − 1 = 3. 23 − 1 = 3 . 8 − 1 = 23
𝑞 = 3 × 2𝑛 − 1 = 3. 24 − 1 = 3 . 16 − 1 = 47
𝑟 = 9 × 22𝑛−1 − 1 = 9. 28−1 − 1 = 9. 27 − 1 = 1152 − 1 = 1151
2𝑛 𝑝𝑞 = 24 .23.47 = 17.296
2𝑛 𝑟 = 24 . 1151 = 18416
Jadi 17.296 dan 18.416 merupakan amicable number.

3. Pada Babylonian Triples disyaratkan bahwa u dan v sebagai generator 2uv, u2 – v2 dan u2 +
v2 yang merupakan ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku, harus relatif prima dan tidak
mempunyai faktor prima selain 2, 3atau 5. Sebagai contoh, tiga angka seperti (56,90,106)
adalah Babylonian Triples hal ini dimungkinkan karena jika u = 9 dan v = 5 dan
disubstitusikan pada generatornya akan menghasilkan bilangan 56, 90, 106, tetapi untuk
ketiga bilangan (28,45,53) adalah bilangan Pythagorian Triples tetapi bukan Babylonian
Triple, karena untuk u = 7, u memiliki faktor prima 7 bukan 2 atau 3 atau 5.

4. Pada 1880, J.J. Sylvester membuktikan bahwa setiap pecahan murni a/b dapat dinyatakan
sebagai jumlah beberapa pecahan satuan berbeda. ( a/b disebut pecahan murni bila a < b.)
Buktinya menggunakan prinsip induksi matematika.

Pertama, jelas bahwa pernyataan tersebut benar untuk a = 1. Sekarang misalkan a > 1 dan
asumsikan bahwa pernyataan benar untuk pecahan murni dengan pembilang < a. Misalkan
1/q adalah pecahan satuan terbesar yang lebih kecil daripada a/b. Maka 1/q < a/b < 1/q-1 .
Di sini 0 < aq − b < a, dan a/b = 1/q + aq−b/bq.

 4/253 dibalik menjadi 253/4


 Ambil bilangan asli terkecil yang lebis besar dari 253/4 dipilih 64
 Angka dari Langkah 2 dibalik, sehingga 1/64
 4/253 – 1/64 = 256-253 / 16192 = 3/16192
 Lanjutkan langkah 1-3 untuk 3/16192 sehingga pembilangnya 1
 3/16192 dibalih menjadi 16192/3
 Ambil bilangan asli terkecil yang lebih besar dari 16192/3 dipilih 5398
 Angka dari Langkah sebelumnya dibalik sehingga 1/5398
 3/16192 – 1/5398 = 16194-16192 / 87.404.416 = 2/87.404.416 = 1/43.702.208
Maka 4/253 = 1/64 + 1/5398 + 1/43.702.208
𝑝
5. Misal √3 adalah bilangan rasional sehingga dapat ditulis sebagai √3= 𝑞 dengan p, q

€ ℝ dengan q ≠ 0 dan FPB (p, q) = 1 [p dan q saling prima]


3 = p² / q²
3q² = p²
3q² adalah kelipatan 3, berakibat p2 juga kelipatan 3 dan p adalah kelipatan 3. Disini
kita akan menggunakan tiga kasus untuk menunjukkan bahwa hanya p = 3m yang
merupakan kelipatan 3 yaitu dengan memandang kasus p = 3m, p = 3m + 1 dan p =
3m + 2.
6. Karena OA = OB = OC , ∆OBA dan ∆OBC adalah segitiga sama kaki, dan berdasarkan
persamaan sudut dasar sebuah segitiga sama kaki, ∠OBC = ∠OCB dan ∠OBA = ∠OAB.

Biarkan α = ∠BAO dan β = ∠OBC. Tiga sudut internal segitiga ∆ABC adalah α ,
( α + β ), dan β . Karena jumlah sudut segitiga sama dengan 180 °, kita miliki:
α + ( α + β ) + β = 180 °
2 α + 2 β = 180 °
2 ( α + β ) = 180 °
α + β = 90 °

7. 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0

diubah menjadi bentuk persamaan:

(𝑥 + 𝑝)2 = 𝑞

Dengan p dan q adalah konstanta serta x adalah variabel. Nilai dari konstanta p dan q
dari persamaan 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 didapatkan dengan cara:

1
𝑝= 𝑏
2

1 2
𝑞 = ( 𝑏) − 𝑐
2

Perubahan tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:

(𝑥 + 𝑝)2 = 𝑞

1 2 1 2
(𝑥 + 𝑏) = ( 𝑏) − 𝑐
2 2

1 2 1 2
𝑥 2 + 𝑏𝑥 + ( 𝑏) = ( 𝑏) − 𝑐
2 2

𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0

8. Hasil dari √34.515.625

5875
√34.515.625 = 5875
5x5= 25 -
951
108x8= 864 -
8756
1167x7= 8169 -
58725
11745x5= 58725 -
0

9. Banyak bilangan prima

(a) Pertama, buat daftar bilangan bulat dari 2 hingga 50, lalu warnai angka kelipatan
2,3,5,7:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Angka-angka yang tidak di warnai ini dalam daftar adalah semua bilangan prima
di bawah 50;
2 3 5 7 11 13 17 19 23 29 31 37 41 43 47
(b) Buat, daftar bilangan bulat dari 50 hingga 100, lalu warnai angka kelipatan
2,3,5,7:
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
95 96 97 98 99 100
Angka-angka yang tidak diwarnai merah adalah bilangan prima di 193antara 50-
100 :
53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97
(c) Buat daftar bilangan dari 100-150, lalu warnai angka kelipatan 2,3,5,7:
101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116
117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
150
Angka-angka prima dari 101-150:
101, 103, 107, 109, 113, 127, 131, 137, 139 dan 149
(d) Buat daftar bilangan dari 151-200 lalu warnai angka kelipatan 2,3,5,7:
151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182
183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198
199 200
Angka-angka prima dari 151-200:
151, 157, 163, 167, 173, 179, 181, 183, 191, 193, 197, 199

Anda mungkin juga menyukai