SEJARAH MATEMATIKA
Perkembangan Matematika Mesir
Oleh
Nanang Khuzaini, S.Pd.Si
Orang Mesir memiliki system bilangan basis 10 hieroglif.Dengan ini berarti bahwa mereka
memiliki symbol terpisah untuk satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhribuan, ratusribuan, dan
jutaan.
Misalnya untuk membuat bilangan 276, ada lima belas simbol yang diperlukan: dua simbol
ratusan,tujuh simbol puluhan, dan enam simbol satuan. Bilangan tersebut di perlihatkan
sebagai berikut :
Contoh tulisan bilangan 276 dalam hieroglif terlihat pada batu ukiran dari Karnak, berasal dari
sekitar 1500 SM, dan sekarang berada dipamerkan di Louvre, Paris.
Dapat dilihat bahwa menambahkan angka hieroglif itu mudah. Salah satunya adalah
menggantikan sepuluh symbol oleh symbol tunggal yang nilainya lebih tinggi diatasnya.
Pecahan untuk orang Mesir kuno terbatas pada pecahan tunggal (dengan pengecualian dari
yang sering kali digunakan 2/3 dan kurang sering digunakan 3/4). Sebuah pecahan tunggal
adalah bentuk 1/n dimana n adalah bilangan bulat dan ini diwakili dalam angka hieroglif dengan
menempatkan simbol yang mewakili sebuah mulut, yang berarti bagian, di atas nomor
tersebut.
Perhatikan bahwa ketika bilangan yang mengandung terlalu banyak simbol bagian,
ditempatkan di atas bilangan bulat, seperti dalam 1/249 , maka simbol bagian ditempatkan di
atas bagian pertama bilangan. Symbol diletakkan di atas bagian pertama karena bilangan ini
dibaca dari kanan ke kiri.
Dalam menuliskan bilangan, susunan decimal terbesar ditulis lebih dahulu. Bilangan ditulis dari
kanan ke kiri:
Missal 46.206
= 46.206
Kita harus menunjukkan bahwa hieroglif tidak tetap sama sepanjang dua ribu tahun atau lebih
dari peradaban Mesir kuno. Peradaban ini dipecah menjadi tiga periode berbeda:
Bukti dari penggunaan matematika di Kerajaan tua adalah langka, tapi dapat disimpulkan dari
contoh catatan pada satu tembok dekat mastaba di Meidum yang memberikan petunjuk untuk
kemiringan lereng dari mastaba. Garis pada diagram diberi jarak satu cubit dan memperlihatkan
penggunaan dari unit dari pengukuran.
Dokumen matematis paling awal yang benar tertanggal antara dinasti ke-12. Papirus
Matematis Rhind yang tertanggal pada Periode Perantara (ca 1650 BC) berdasarkan satu teks
matematis tua dari dinasti ke-12.Papyrus Matematis Moscow dan papyrus Matematis Rhind
adalah teks masalah matematis. Terdiri dari satu koleksi masalah dengan solusi. Teksini
mungkin telah ditulis oleh seorang guru atau satu murid yang terlibat dalam pemecahan
masalah matematika.
Selama Kerajaan Baru masalah matematis disebutkan pada Papyrus Anastasi 1, dan Wilbour
Papyrus dari waktu Ramesses III mencatat pengukuran lahan. Angka hieroglif agak berbeda
dalam periode yang berbeda, namun secara umum mempunyai style serupa. Sistem bilangan
lain yang digunakan orang Mesir setelah penemuan tulisan di papirus, terdiri dari angka hieratic.
Angka ini memungkinkan bilangan ditulis dalam bentuk yang jauh lebih rapi dari sebelumnya
saat menggunakan sistem yang membutuhkan lebih banyak simbol yang harus dihafal. Ada
symbol terpisah untuk ;
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90,
100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900,
1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000
Sistem bilangan ini dapat dibentuk dari beberapa simbol. Angka 9999 hanya memiliki 4 simbol
hieratic sebagai pengganti 36 hieroglif. Salah satu perbedaan utama antara angka keramat dan
system bilangan kita adalah angka keramat tidak membentuk system posisi sehingga angka
tertentu dapat ditulis dalam urutan apapun.
Berikut ini adalah salah satu cara orang Mesir menulis 2765 dalam angka hieratic.
Berikut ini adalah cara kedua menulis 2765 dalam angka hieratic dengan urutan terbalik
Seperti hieroglif, simbol hieratic berubah dari waktu ke waktu tetapi mereka mengalami
perubahan lagi dengan enam periode yang berbeda. Awalnya simbol-simbol yang digunakan
cukup dekat hubungannya dengan tulisan hieroglif namun bentuknya menyimpang dari waktu
ke waktu. Versi yang diperlihatkan dari angka hieratic dari sekitar 1800 SM. Kedua system
berjalan secara parallel selama sekitar 2000 tahun dengan simbol hieratic yang digunakan
dalam menulis di papirus, seperti misalnya dalam papyrus Rhind dan papyrus Moskow,
sementara hieroglif terus digunakan ketika dipahat pada batu.
Misalnya untuk ,
Untuk kasus ini, akan difikirkan 7 kali suatu bilangan akan menghasilkan 98
1 7
2* 14*
4* 28*
8* 56*
2 + 4 + 8 = 14 14 + 28 + 56 = 98
Pasangan bilangan di kolom sebelah kiri dijumlahkan untuk mendapatkan hasil bagi.
Jadi, jawabannya adalah 14.
98 = 14 + 28 + 56 = 7(2 + 4 + 8) = 7 x 14
Contoh :
Seorang raja memerintahkan kepada 30 orang untuk menanam pohon dalam rangka
penghijauan. Jika mereka dapat menanam 1000 pohon selama 9 hari, berapa hari penanaman
4400 pohon yang dilakukan oleh 36 orang dengan kemampuan kerja yang sama?
Jawab :
Sebagai bahan perbandingan, maka problem di atas lebih dahulu diselesaikan dengan
persamaan linear biasa. Selama 9 hari, 30 orang pekerja dapat menanam 1000 pohon, maka
kemampuan tiap pekerja dapat menanam pohon :
pohon
, didapatkan x = 33 hari
Jadi 36 orang pekerja menanam 4400 pohon selama 33 hari, apabila problem tersebut
diselesaikan dengan perkiraan (kedudukan palsu) diambil 4 buah bentuk tersebut seperti
berikut :
1. Perkiraan I : p1 = 30 hari, maka didapatkan 30.36. = 4000 Jadi k1= 4400 4000 = 400
Pada tahap berikutnya akan dipasangkan perkiraan sebagai satu bentuk phenomena, yakni:
Jadi x = = = 33hari
Jadi, x = = 33 hari
Jadi x = 33hari
Jadi x = = 33 hari
Jadi x = = 33 hari
Jadi x = = = 33 hari
Dari keenam phenomena yang dikemukakan tersebut dengan menggunakan rumus (5)
mendapatkan nilai x yang benar.
Ada aritmatika peninggalan Cina yang menarik yaitu bujur sangkar ajaib ( 2200SM). Bujur
sangkar ajaib yang terbentuk n buah baris dan n buah kolom dimana n bilangan ganjil sehingga
terdapat bujur sangkar kecil yang akan di isi dengan bilangan asli yang berurutan di mana
jumlah bilangan pada baris, kolom dan diagonal sama, yakni :
Ilustrasi : untuk n = 3
8 1 6
3 5 7
4 9 2
Perkembangan Geometri
Dua puluh enam problem dari 110 problem pada papyrus Moscow dan Rhind adalah tentang
geometri. Problema geometri yaitu tentang pengukuran luas dan volume. Misalnya luas
lingkaran digunakan formula sama dengan kuadrat dari diameternya dan volume silinder
tegak sama dengan perkalian luas alas dantingginya, perhitungan cotangent antara alas dan
permukaan suatu piramida. Untuk menghitung luas segiempat secara umum menggunakan
rumus :
K=( a + c )( b + d )/4
Di mana a,b,c dan d sebagai sisi dari segiempat walaupun selanjutnya diketahui rumus ini
salah.
Soal-soal:
Penyelesaian:
Karena 22 = 16 + 4 + 2, maka
1 2
2* 52*
4* 104*
8 208
16* 416*
1* 15*
2 30
4 60
8* 120*
16* 240*
Penyelesaian:
1 4
3* 12*
9* 36*
27* 108*
39 = (3 + 9 + 29) = 156
Karena dibagi 16 dan 16 adalah perkalian 4 dengan 4 maka 156 juga harus dikali
dengan 4, yaitu:
156 x 4 = 624
Selain itu pembagian 650 dibagi 16 juga mempunyai sisa, yaitu 26 (650 624 = 26)
Kesimpulan:
Jawab :
Matematika pada bangsa Mesir khususnya pada lembaran Rhind (Lambaran Armes) berisi
instruksi pelajaran Aritmatika dan Geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-
cara perkalian, pembagian dan pengerjaan pecahan. Lembaran itu juga menjadi bukti bagi
pengetahuan matematika lainnya termasuk bilangan komposit dan prima, rata-rata aritmatika,
geometri serta cara menyelesaikan persamaan linear orde satu juga barisan aritmatika dan
geometri.
Sedangkan matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksa gesimal (baris
60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk 1
jam dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit
pada busur lingkaran yang melambangkan derajat.
5. Berikan contoh pecahan bukan pecahan satuan sebagai penjumlahan 2 buah pecahan
satuan yang berbeda khususnya dengan menggunakan formula
, di mana
Dengan : p = 2 r=
q=3
z=1
6. Berikan contoh pecahan bukan pecahan satuan sebagai penjumlahan 2 buah pecahan
satuan yang berbeda khususnya dengan menggunakan formula
Penyelesaian:
Misal : p = 4
q=5
x=2
y=5
Penyelesaian:
Misal nilai
Penyelesaian :
Jadi nilai x dan y yang memenuhi persamaan tersebut secara berurutan adalah 6 dan 9.
Jawab:
8 1 6 6 1 8
3 5 7 7 3 3
4 9 2 2 9 4
2 9 4 6 7 2
7 5 3 1 5 3
6 1 8 8 9 4
4 9 2
3 5 7
8 1 6
10 .Buatlah bujur sangkar ajaib dengan n=4.Jika setiap angka yang terdapat pada kotak
dijumlahkan secara vertikal,horizontal dan diagonal adalah 25.
Penyelesaian :
8 11 B 1
A 2 7 12
3 D 9 6
10 5 4 C
A=Hasil 21
B=A+1
C=B+1
D=C+1
8 11 5 1
4 2 7 12
3 7 9 6
10 5 4 6
Permasalahan yang paling menarik dari matematika Papirus Moskow adalah masalah
mengenai perhitungan volume dari sebuah limas, dengan menggunakan rumus yang benar,
limas adalah sebuah piramida dengan potongan yang sama pada puncaknya. Jika limas
tersebut adalah limas dengan alas persegi dan sisi alasnya adalah a dan garis yang
menghubungkan alas dengan puncak limas adalah sisi b dan jika tingginya adalah h , mereka
orang orang mesir kuno menyatakan volume dari limas adalah : h (a2+ ab + b2)
Catatan, Jika b=0, kita akan menyatakan rumus volume piramida dengan alas persegi yaitu a 2x
h
Kita, tidak tahu bagaimana orang orang mesir menemukan rumus ini, mungkin dengan hanya
mencoba coba dan seatu kesalahan.
Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis
12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan
banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan
mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang
kita sebut dengan jam. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas
pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam
hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan
tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang
malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang
dibandingkan malam).
Pada saat itu pengukuran hanya menggunakan tali yang direntangkan.Selain itu, untuk
menentukan luas-luas dan volume-volume dari berbagai bangun datar dan bangun ruang
merupakan hasil dari trial and error, mereka mendasari perhitungannya dari sebuah fakta tanpa
harus membuktikan secara deduktif. Rumusan yang diperoleh hanya mempunyai nilai
pendekatan dan pada saat itu telah mencukupi dan diterima untuk keperluan praktis pada
kehidupan masa itu. Sehingga pada Mesir Kuno Geometri berkembang tidak jauh dari tingkatan
intuitif belaka, dimana pengukuran-pengukuran objek nyata adalah sasaran utama dari
penggunaannya.
Tahun 1650 SM, orang-orang Mesir Kuno menemukan nilai phi yaitu 3,16.
Sumber informasi matematika Mesir Kuno adalah Papyrus Moskow danPapyrus Rhind. Papyrus
Moskow berukuran tinggi 8 cm dan lebar 540 cm sedangkan Papyrus Rhind memiliki tinggi 33
cm dan lebar 565 cm. Dari 100 soal-soal dalam lembaran Papyrus Moskow dan Rhind terdapat
26 soal bersifat geometris. sebagian besar dari soal-soal tersebut berasal dari rumus-rumus
pengukuran yang diperlukan untuk menghitung luas tanah dan isi lumbug padi-padian.
Luas sebuah lingkaran dipandang sama dengan kuadrat 8/9 kali garis tengahnya.Orang Mesir
Kuno telah menemukan nilai phi yaitu 3,16.
Dari pengamatan Pythagoras melihat orang-orang Mesir menggunakan mistar dan tali
pembanding untuk menghitung tinggi bangunan - maka ia terinspirasi untuk membuat hukum
matematika untuk menghitung tinggi dan sisi miring segitiga siku-siku. Dari kunjungan ke Mesir
itulah Pythagoras lalu memperkenalkan prinsip yang kita kenal dengan hukum Pythagoras.