Anda di halaman 1dari 7

NAMA : UMMI FADILAH HARAHAP

NIM : 530034121
SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIKA

DISKUSI 10
Persamaan dan Perbedaan Lambang Bilangan Disetiap Peradaban dan Konsep
Matematikanya

A. Papan Plimpton 322 ini adalah papan tanah dengan nomor 322 yang digunakan

sebagai koleksi di rumah GA Plimpton di Universitas Colombia. Papan ini memiliki 4

kolom dengan 15 baris. Tiap baris terdapat c², didalam kolom 3 terdapat -b² dan pada

kolom 2 merupakan kuadrat sempurna, katakanlah c²-b²=h². Namun, pernyataan

tersebut diragukan karena adanya bagian yang tidak lengkap karena rusak dan hilang.

Maka dari itu, terdapat empat kesalahan penerjemahan yang menyebabkan pernyataan

tersebut diragukan.

Gambar 1.3 Papan Plimpton 322

B. PapanYale YBC 7289 sebuah papan yang digambari suatu diagram. Diagra tersebut
merupakan sebuah segi empat berukuran 30.

Gambar 1.2 Yale YBC 7289


C. Papan Tell Dhibayi menampilkan permasalahan geometris yang meminta dimensi
sebuah bujur sangkar yang telah diketahui luas dan diagonalnya.

Gambar 1.5 Papan Tell Dhibayi

D. Sistem Bilangan Babylon


Penulisan Paku Ke Seksagesimal

E. PapanPapanSusasusa meneliti bagaimana cara menghitung radius sebuah lingkaran

melalui segitiga sama sisi.

Gambar 1.4 Papan Susa

2. Sistem Bilangan Bangsa Mesir


Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir.
Sejak peradaban helenistik matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani
dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian matematika
di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian dari matematika Islam,
ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Mesir.
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang

-kadang disebut juga “Lembaran Ahmes” berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal


dari tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang

lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000 -1800 SM. Lembaran itu adalah

manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-

rumus luas dan cara-cara perkalian, pembagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu

juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk bilangan komposit

dan

prima; rata-rata aritmetik a, geometri, dan harmonik; dan pema haman sederhana

Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6). Lembaran itu

juga berisi cara menyelesai kan persamaan linear orde satu juga barisan aritmetika dan

geometri.

Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa , juga dari zaman

Kerajaan Pertengahan, bert arikh kira -kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau

soal cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan.

Simbol-simbol dan cara membacanya

Sistem penulisan orang – orang mesir menggunakan simbol Hieroglif dan Hieratic :

Hieroglif adalah gambar kecil yang mewakili kata-kata. Misalnya, untuk

menggambarkan dengan kalimat “Aku mendengar anjing menggonggong” mungkin

diwakili oleh : ”Mata”, “telinga”, “kulit pohon” + “kepala mahkota”, “anjing”. Simbol yang

sama mungkin berarti sesu atu yang berbeda dalam konteks yang be rbeda, Jadi “mata”

mungkin berarti “melihat” sementara “telinga” mungkin berarti “suara”. Orang Mesir

memiliki system bilangan b asis 10 hieroglif. Dengan ini berarti bahwa mereka memiliki

symbol terpisah untuk satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhribuan, ratusribuan, dan

jutaan. Berikut ini adalah angka hieroglif

.
Cara penulisan angka Hieroglif

Selama Kerajaan Baru masalah matematis disebutkan pada Papyrus Anastasi 1, dan
Wilbour Papyrus dari wakt u Ramesses III mencatat pengukuran lahan. Angka hieroglif
agak berbeda dalam periode yang berbeda, namun secara umum mempunyai style
serupa. Sistem bilangan lai n yang digunakan orang Mesir setelah pe nemuan tulisan di
papirus, terdiri dari angka hieratic.
Angka ini memungkinkan bilangan ditulis dalam bentuk yang jauh lebih rapi dari

sebelumnya saat mengguna kan sistem yang membutuhkan lebih banyak simbol yang

harus dihafal. Berikut adala h versi dari angka hieratic.

Seperti hieroglif, simbol hierratic berubah dari waktu ke waktu tetapi m ereka mengalami

perubahan lagi dengan enam periode yang berbeda. Awalnya si mbol -simbol yang
digunakan cukup dekat hubungannya dengan tulisan hieroglif namun bentuknya

menyimpang dari waktu k e waktu. Versi yang diperlihatkan dari a ngka hieratic dari

sekitar 1800 SM. Kedua sy stem berjalan secara parallel selama sekitar 2000 tahun

dengan simbol hieratic yang digunakan dalam menulis di papirus, seperti misalnya

dalam papyrus Rhind dan papyrus Moskow, sementara hieroglif terus digunakan ketika

dipahat pada batu.

Pecahan untuk orang Mesir kuno terbatas pada pecahan tunggal (dengan
pengecualian dari yang sering kali digunakan 2/3 dan kurang sering digunakan 3/4).
Sebuah pecahan tunggal adalah bentuk 1/n dimana n adalah bilangan bulat dan ini
diwakili dalam angka hieroglif dengan menempatkan simbol yang mewakili sebuah
“mulut”, yang berarti “bagian”, di atas nomor tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh:

Perhatikan bahwa ketika bilangan yang mengandung terlalu banyak simbol


“bagian”, ditempatkan di atas bilangan bulat, seperti dalam 1/249, maka simbol
“bagian” ditempatkan di atas “bagian pertama” bilangan. Symbol diletakkan di atas
bagian pertama karena bilangan ini dibaca dari kanan ke kiri.

Dalam menuliskan bilangan, susunan decimal terbesar ditulis lebih dahulu.


Bilangan ditulis dari kanan ke kiri.
Contohnya:
Penulisan ini melambangkan 46.206

Penulisan ini melambangkan 760.000


3. SistemLambangBilangan(simbol)Bangsa Yunaniuntukmenulis sebuah bilangan

disebut angka.Seperti halnya di Mesir dan Mesopotamia, bangsa Yunani pun

mengembangkan system numerasinya sendiri. System numerasi yang digunakan bangsa

Yunani ada dua macam, yaitu bilangan attic dan bilangan ionik. Adapun bilangan itu

antara lain :

BilanganAtticSistemnumerasi(Yunani Kuno)iniberkembang sekitar tahun 600 SM.


Tulisan ini ditemukan didaerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic. System
numerasi attic dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat
dilambangka dengan lambang tongkat (misalnya dua dengan II).
Angka loteng digunakan oleh orang Yunani kuno , mungkin dari abad ke-7
SM. Mereka juga dikenal sebagai angka Herodianic karena mereka pertama kali
dijelaskan dalam sebuah naskah abad ke-2 oleh Herodes . Mereka juga dikenal
sebagai angka acrophonic karena simbol-simbol berasal dari huruf pertama dari
kata-kata yang
mewakili simbol:,danBerikut merupakan
bilangan attic :lima sepuluh, seratus, ribusepuluh ribu.

Angka Lambang dasar


1 I
10 ∆(deka)
100 H(Hskaton)
1000 X(Khilioi)
M(Myrlon)

10000
Lambang Bilangan Attic :

1. Menyerupai penulisan lambang bilang Mesir Kuno


2. Ditulis menurut sistem pengelompokkan
3. Menggunakan dasar bilangan desimal
4. Menggunakan lambang bilangan pengganti psa detiap pertengahan kelipatan

Anda mungkin juga menyukai