MAKALAH
Oleh:
Kelompok 2
Giseva Apriliasiwi 1610118120006
Mahridha 1610118120010
Sri Dilla Rizmawwati Putri 1610118220020
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan pengaruh Bangsa Yunani yang mendiami
semenanjung strategis di persilangan tiga benua, di mana terjadi pembauran
kebudayaan peradaban maju, seperti Asia Kecil dan Mesopotamia. Bangsa Yunani
dengan cepat kemudian juga mengadopsi kebudayaan bangsa-bangsa tersebut.
Bangsa Yunani mengadopsi matematika dari unsur-unsur geometri dan aljabar yang
telah ditemukan lebih dahulu oleh bangsa Mesir dan Mesopotamia. Akan tetapi,
dengan cepat mereka mengembangkan ide-ide matematika mereka sendiri. Dan untuk
pertama kali sepanjang sejarah matematika, Bangsa Yunani mengawali tradisi
pengakuan atas klaim penemuan indvidu. Pemikir-pemikir matematika Yunani pada
masa itu meletakan dasar revolusi pemikiran matematika pada periode helenistik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah matematika pada zaman Yunani Kuno?
2. Siapa tokoh yang ada pada sejarah matematika zaman Yunani Kuno?
3. Bagaimana perkembangan sejarah matematika zaman Yunani Kuno?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami sejarah matematika pada zaman Yunani Kuno.
2. Dapat mengetahui tokoh yang ada pada sejarah matematika zaman Yunani Kuno.
3. Dapat memahami perkembangan sejarah matematika zaman Yunani Kuno.
D. Manfaat
Dengan membaca makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Terutama dalam hal:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Sistem Numerasi Attic
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM. Tulisan ini
ditemukan di daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic. Sistem numerasi
attic dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat
dilambangkan dengan lambang tongkat. Mereka juga dikenal sebagai angka
Herodianic, karena pertama kali dijelaskan dalam sebuah naskah abad ke-2
oleh Herodes. Mereka juga dikanal sebagai angka Acrophonic, karena simbol-
simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili simbol:
sepuluh, seratus, ribu, dan sepuluh ribu.
Berikut penulisan lambang sistem numerasi attic.
Angka Lambang Dasar
1 ׀
10 ∆ (Deka)
100 Η (Hɛkaton)
1000 χ (K ͪ iloi / K ͪ ilias)
10000 Ϻ (Myrion)
4
Romawi yang kita kenal saat ini), dengan simbol-simbol untuk 1, 5, 10, 50
100, 500 dan 1.000 diulangi sebanyak yang diperlukan untuk mewakili nomor
yang diinginkan.
5
1) Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan
angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
23 = 20 + 3 = 𝜅𝛾
78 = 70 + 8 = 𝜊𝜂
2) Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan
angka ratusan dengan angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
174 = 100 + 70 + 4 = ροδ
789 = 700 + 80 + 9 = ψπθ
3) Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan caranya dengan
membubuhi tanda aksen (’).
Contoh:
1000 = α’
3734 = γ’ψλδ
4) Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih caranya dengan
menaruh angka yang bersangkutan di atas tanda M.
Contoh:
23734 = βMγ’ψλδ
κγ
23734 = Mα’φοη
6
1. Thales (624-548 SM)
Thales salah seorang filusuf awal Yunani Kuno yang dilahirkan di Militus dan
tinggal di Ionia. Dimasa mudanya Thales aalah seorang pedagang yang
membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri
yang lain, Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang
matematika, alam, dan astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang
geometri, yaitu teorema kesebangunan segitiga, yang mungkin diperolehnya dari
hasil perjalanannya. Teorema tersebut sebagai berikut:
a. Suatu lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
b. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga sama kaki adalah sama besar.
c. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.
d. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
e. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
7
2. Phytagoras (580-500 SM)
Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir,
Babylonia, dan India. Sekembalinya dari perjalanan ke luar negeri, Phytagoras
mendirikan sebuah sekolah di Crotona yang memberikan pelajaran falsafah,
matematika dan ilmu pengetahuan alam.
Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau
“bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai
sejumlah titik dalam konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai
antara geometri dan aritmatika. hasil temuan Phytagoras adalah bilangan
bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat
apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan
kedua, dan bilangan kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama.
Sedangkan untuk bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu
bilangan sama dengan bilangan itu sendiri. Jika bangsa Babilonia menulis pada
papan tanah liat menggunakan cuneiform. Bangsa Yunani memulai dengan
menggunakan gulungan papyrus untuk menulis. Papyrus berasal dari tanaman
sejenis rumput yang tumbuh didaerah delta sungai Nil di Mesir yang digunakan
untuk menullis sejak 3000 SM, tetapi sekitar tahun 450 SM papyrus sudah tidak
digunakan lagi oleh bangsa Yunani.
8
3. Hippocrates
Hippocrates dilahirkan di Chios. Kelahirannya diperkirakan pada tahun 460
SM. Profesi awalnya sama dengan Thales, Hippocrates awalnya mengambil jalan
hidup sebagai seorang pedagang. Sayang, nasibnya jauh berbeda dengan Thales,
Thales yang dikenal berhasil dalam perdagangan dan matematika serta ilmu
lainnya, Hippocrates memiliki garis tangan yang kurang baik dalam urusan
perdagangan sehingga akhirnya Hippocrates memutuskan untuk terjun ke bidang
ilmu pengetahuan. Ketertarikannya adalah untuk belajar dan mendalami semua
hal tentang geometri, berkat ketekunannya Hippocrates berhasil menguasai
geometri dan menjadi seorang yang terkenal. Kehebatan serta kecerdasan
Hippocrates dalam geometri terlihat dari keberhasilannya menulis buku yang
berjudul Element of Geometry. Sayangnya, naskah asli buku ini tidak ditemukan.
Namun, dari tulisan ahli matematika lain sesudah Hippocrates, ditemukan
beberapa dalil yang menyebutkan nama Hippocrates sebagai penemunya.
4. Eudoxus
Eudoxus adalah salah seorang murid Plato. Dalam bidang matematika,
𝑎
Eudoxus memperkenalkan hal baru mengenai perbandingan seharga. Dimana =
𝑏
9
𝑐
jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc <
𝑑
nd, atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb.
Disamping defenisi mengenai perbandingan seharga, Eudoxus menemukan
lagi suatu aksioma yang sering disebut dengan “aksioma kontinuitas”. Aksioma
ini menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio
(artinya bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol) maka dapat dicari
suatu pengali sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain.
5. Menaechmus
Disebutkan bahwa Menaechmus adalah salah seorang murid Eudoxus yang
lahir di Alopeconnesus, Asia kecil (sekarang Turki). Tempat kelahiran itu
letaknya tidak jauh dari Cnidus, tempat Eudoxus bermukim dan berkarya. Ada
yang menyimpulkan bahwa Menaechmus adalah pembimbing (tutor) dari
Alexander Agung karena profesi sehari-harinya adalah sebagai kepala sekolah di
Cnidus.
Menaechmus dikenal karena penemuannya tentang potongan-potongan
kerucut dan Menaechmus pula yang pertama kali menunjukkan bahwa bentuk
elips, parabola dan hiperbola diperoleh dengan cara memotong kerucut sebagai
sebuah ruang tidak sejajar dengan dasar kerucut. Istilah parabola dan hiperbola
tidak dikenal pada saat ini dan baru diberi nama oleh Apollonius, meskipun ada
bukti yang menyebutkan bahwa istilah parabola dan hiperbola usianya lebih tua
dari Apollonius.
10
bersumbangsih penting bagi gagasan-gagasan teori bilangan, analisis matematika,
matematika terapan, dan mendekati capaian kalkulus integral. Capaian paling
berkarakter dari matematika Yunani yaitu teori irisan kerucut, banyak dikembangkan
didalam periode Helenistik. Metode yang digunakan ini tidak membuat penggunaan
eksplisit aljabar, tidak juga trigonometri.
Jadi, pencapaian matematika pada zaman Yunani Kuno adalah dengan munculnya
theorema Phytagoras, theorema Thales, perhitungan geometri dan lainnya yang
merupakan titik perkembangan pesat bangsa Yunani Kuno dalam matematika.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam
bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka
3.2 Saran
Perkembangan matematika zaman Yunani Kuno mulai memperlihatkan
kemajuannya setelah banyaknya kaum pedagang dan ilmuwan Yunani merantau serta
belajar ke Mesir dan Babilonia. Sehingga mengakibatkan matematika berkembang
sangat luas dan terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan sains seperti
yang kita ketahui sampai saat ini. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui
sumber asal pengetahuan tentang sejarah perkembangan Matematika pada zaman
Yunani Kuno.
12
DAFTAR PUSTAKA
13