Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH MATEMATIKA YUNANI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sejarah dan Filsafat Matematika


Diasuh Oleh: Drs. Hidayah Ansori, M.Si.
Drs. H. Sumartono, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 2
Giseva Apriliasiwi 1610118120006
Mahridha 1610118120010
Sri Dilla Rizmawwati Putri 1610118220020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FEBRUARI 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan pengaruh Bangsa Yunani yang mendiami
semenanjung strategis di persilangan tiga benua, di mana terjadi pembauran
kebudayaan peradaban maju, seperti Asia Kecil dan Mesopotamia. Bangsa Yunani
dengan cepat kemudian juga mengadopsi kebudayaan bangsa-bangsa tersebut.
Bangsa Yunani mengadopsi matematika dari unsur-unsur geometri dan aljabar yang
telah ditemukan lebih dahulu oleh bangsa Mesir dan Mesopotamia. Akan tetapi,
dengan cepat mereka mengembangkan ide-ide matematika mereka sendiri. Dan untuk
pertama kali sepanjang sejarah matematika, Bangsa Yunani mengawali tradisi
pengakuan atas klaim penemuan indvidu. Pemikir-pemikir matematika Yunani pada
masa itu meletakan dasar revolusi pemikiran matematika pada periode helenistik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah matematika pada zaman Yunani Kuno?
2. Siapa tokoh yang ada pada sejarah matematika zaman Yunani Kuno?
3. Bagaimana perkembangan sejarah matematika zaman Yunani Kuno?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami sejarah matematika pada zaman Yunani Kuno.
2. Dapat mengetahui tokoh yang ada pada sejarah matematika zaman Yunani Kuno.
3. Dapat memahami perkembangan sejarah matematika zaman Yunani Kuno.

D. Manfaat
Dengan membaca makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Terutama dalam hal:

1. Mengetahui sejarah Matematika zaman Yunani Kuno

2. Mengetahui siapa tokoh pelopor Matematika zaman Yunani Kuno

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Yunani


1. Pengertian Matematika Yunani
Matematika Yunani adalah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,
dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur
Laut Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar
Laut Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun
dibersatukan oleh budaya dan bahasa Yunani. Matematika Yunani pada periode
setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata
"matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang
artinya "pelajaran tentang instruksi". Pelajaran matematika sendiri dan
penggunaan teori dan bukti matematika yang diperumum adalah perbedaan
penting antara matematika Yunani dan apa yang sudah diberikan oleh peradaban
sebelumnya. Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah
matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan
penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk
mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan
penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan
simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika
untuk membuktikannya.

2. Sistem Numeasi Yunani Kuno (±600 SM)


Sistem numerasi Yunani kuno, yang dikenal sebagai bilangan Attic atau
Herodianic, sepenuhnya dikembangkan pada sekitar 450 SM dan diperkirakan
telah dipergunakan secara rutin mungkin pada awal abad ke-7 SM. Bangsa Yunani
mengenal huruf dan angka pada tahun 600 SM yang ditandai dengan tulisan-
tulisan bangsa Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun
terlihat kaku dan kuat. Lambang bilangan Yunani Kuno diambil dari huruf awal
dari penyebutan bilangan tersebut. Terdapat dua macam sistem numerasi Yunani
Kuno, yaitu:

3
a. Sistem Numerasi Attic
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM. Tulisan ini
ditemukan di daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic. Sistem numerasi
attic dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat
dilambangkan dengan lambang tongkat. Mereka juga dikenal sebagai angka
Herodianic, karena pertama kali dijelaskan dalam sebuah naskah abad ke-2
oleh Herodes. Mereka juga dikanal sebagai angka Acrophonic, karena simbol-
simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili simbol:
sepuluh, seratus, ribu, dan sepuluh ribu.
Berikut penulisan lambang sistem numerasi attic.
Angka Lambang Dasar
1 ‫׀‬
10 ∆ (Deka)
100 Η (Hɛkaton)
1000 χ (K ͪ iloi / K ͪ ilias)
10000 Ϻ (Myrion)

Lambang lain yang digunakan oleh orang Yunani kuno sebagai


penyingkat yaitu “┌” yang berarti 5 (lima). Jika digabung dengan lambang
lain, maka nilainya 5 kali lambang dasar yang tertulis. Contoh:
5 =‫׀׀׀׀׀‬ →Γ
50 = ∆∆∆∆∆ → ΓΔ
500 =ΗΗΗΗΗ → ΓΗ
5000 =χχχχχ → Γχ
50000 =ϺϺϺϺϺ → ΓϺ
Sistem Attic sering disebut sistem Acrophonic dan sistem Herodian.
Acrophonic maksudnya adalah bahwa simbol bilangan tersebut berasal dari
huruf pertama nama bilangan tersebut. Menggunakan sifat aditif, contohnya :
2897 = 2000 + 500 + 300 + 50 + 20 + 5 + 4
= 2 × 1000 + 500 + 3 × 100 + 50 + 2 × 10 + 5 + 4 × 1
Sistem Yunani ini berbasis 10 sistem serupa dengan sistem numerasi yang
digunakan Bangsa Mesir (bahkan lebih mirip dengan sistem numerasi Bangsa

4
Romawi yang kita kenal saat ini), dengan simbol-simbol untuk 1, 5, 10, 50
100, 500 dan 1.000 diulangi sebanyak yang diperlukan untuk mewakili nomor
yang diinginkan.

b. Sistem Numerasi Alfabetik Yunani (Ionia)


Sejarah perkembangan sistem numerasi alfabetik merupakan sejarah
metode penulisan tertua masyarakat purba yang telah melahirkan dua jalur
proses perkembangan sistem penulisan. Jalur penulisan fonetis yang pada
akhirnya menjadi tulisan alfabetis merupakan sistem penulisan yang
dikembangkan oleh dua pusat peradaban tertua di kawasan Asia Barat (Timur
Tengah), yakni Mesir dan Mesopotania. Sedangkan Bangsa Tionghoa di
kawasan Asia Timur tetap mempertahankan sistem perlambangan gambar
(piktografis-ideografis) dalam penulisan mereka, bahkan masih dipergunakan
hingga periode kontemporer saat ini. Kurang lebih pada tahun 450 SM,
Bangsa Yunani yang mendiami Ionia telah mengembangkan suatu sistem
numerasi baru, yaitu alfabet Yunani sendiri yang terdiri dari 27 huruf.
Bilangan dasar yang mereka pergunakan adalah 10. Sistem numerasi alfabetik
Yunani digunakan sebagai sistem numerasi Bangsa Yunani sesudah
penggunaan sistem numerasi Attic.
Lambang yang digunakan dalam system numerasi Yunani kuno alfabetik,
yaitu:
1 = α (alpha) 10 = ι (iola) 100 = ρ (rho)
2 = β (beta) 20 = κ (kappa) 200 = σ (sigma)
3 = γ (gamma) 30 = λ (lambda) 300 = τ (tau)
4 = δ (delta) 40 = μ (mu) 400 = υ (upsilon)
5 = ε (epsilon) 50 = ν (nu) 500 = φ (phi)
6 = ζ (obselet digamma) 60 = ξ (xi) 600 = χ (chi)
7 = ι (zeta) 70 = ο (omicron) 700 = ψ (psi)
8 = η (eta) 80 = π (pi) 800 = ω (omega)
9 = θ (theta) 90 = ά (obselet koppa) 900 = Ў (obselet sampi)
Ada pula peraturan penulisan sistem Yunani kuno alfabetik sebagai
berikut.

5
1) Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan
angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
23 = 20 + 3 = 𝜅𝛾
78 = 70 + 8 = 𝜊𝜂
2) Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan
angka ratusan dengan angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
174 = 100 + 70 + 4 = ροδ
789 = 700 + 80 + 9 = ψπθ
3) Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan caranya dengan
membubuhi tanda aksen (’).
Contoh:
1000 = α’
3734 = γ’ψλδ
4) Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih caranya dengan
menaruh angka yang bersangkutan di atas tanda M.
Contoh:
23734 = βMγ’ψλδ
κγ
23734 = Mα’φοη

B. Tokoh Matematikawan Yunani Kuno


Matematika Yunani terdiri dari sebuah periode besar di dalam sejarah matematika,
sangat mendasar dalam geometri dan gagasan bukti formal. Matematika Yunani juga
berperan penting bagi gagasan-gagasan teori bilangan, analisis matematika,
matematika terapan, dan pada periode itu, mendekati capaian kalkulus integral.
Matematika Yunani baru mulai berkembang kira-kira abad ke 6 SM. Pelopor pertama
yang terkenal pada matematika Yunani ini adalah Thales dan Pythagoras. Kemudian
bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani lainnya seperti Hippocrates, Eudoxus,
dan Menaechmus.

6
1. Thales (624-548 SM)
Thales salah seorang filusuf awal Yunani Kuno yang dilahirkan di Militus dan
tinggal di Ionia. Dimasa mudanya Thales aalah seorang pedagang yang
membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri
yang lain, Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang
matematika, alam, dan astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang
geometri, yaitu teorema kesebangunan segitiga, yang mungkin diperolehnya dari
hasil perjalanannya. Teorema tersebut sebagai berikut:
a. Suatu lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
b. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga sama kaki adalah sama besar.
c. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.
d. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
e. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.

Gambar 1. Jika AC adalah sebuah diameter,


maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku.

Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi karena Thales sudah dapat


memprediksi gerakan ellips matahari dalam peredarannya dalam satu tahun.
Thales juga dianggap sebagai orang terdini di dalam sejarah, yang kepadanya
temuan-temuan khusus matematika disematkan. Meskipun tidak diketahui apakah
Thales atau bukan yang pertama memperkenalkan struktur logika ke dalam
matematika, yang saat ini menjadi hal yang berlaku di manapun, tetapi diketahui
bahwa di dalam dua ratus tahun sesudah kematian Thales bangsa Yunani
memperkenalkan struktur logika dan gagasan pembuktian ke dalam matematika.

7
2. Phytagoras (580-500 SM)
Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir,
Babylonia, dan India. Sekembalinya dari perjalanan ke luar negeri, Phytagoras
mendirikan sebuah sekolah di Crotona yang memberikan pelajaran falsafah,
matematika dan ilmu pengetahuan alam.

Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau
“bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai
sejumlah titik dalam konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai
antara geometri dan aritmatika. hasil temuan Phytagoras adalah bilangan
bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat
apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan
kedua, dan bilangan kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama.
Sedangkan untuk bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu
bilangan sama dengan bilangan itu sendiri. Jika bangsa Babilonia menulis pada
papan tanah liat menggunakan cuneiform. Bangsa Yunani memulai dengan
menggunakan gulungan papyrus untuk menulis. Papyrus berasal dari tanaman
sejenis rumput yang tumbuh didaerah delta sungai Nil di Mesir yang digunakan
untuk menullis sejak 3000 SM, tetapi sekitar tahun 450 SM papyrus sudah tidak
digunakan lagi oleh bangsa Yunani.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema


Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-
sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum
lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dianggap sebagai hasil pemikiran
Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara
matematis.

8
3. Hippocrates
Hippocrates dilahirkan di Chios. Kelahirannya diperkirakan pada tahun 460
SM. Profesi awalnya sama dengan Thales, Hippocrates awalnya mengambil jalan
hidup sebagai seorang pedagang. Sayang, nasibnya jauh berbeda dengan Thales,
Thales yang dikenal berhasil dalam perdagangan dan matematika serta ilmu
lainnya, Hippocrates memiliki garis tangan yang kurang baik dalam urusan
perdagangan sehingga akhirnya Hippocrates memutuskan untuk terjun ke bidang
ilmu pengetahuan. Ketertarikannya adalah untuk belajar dan mendalami semua
hal tentang geometri, berkat ketekunannya Hippocrates berhasil menguasai
geometri dan menjadi seorang yang terkenal. Kehebatan serta kecerdasan
Hippocrates dalam geometri terlihat dari keberhasilannya menulis buku yang
berjudul Element of Geometry. Sayangnya, naskah asli buku ini tidak ditemukan.
Namun, dari tulisan ahli matematika lain sesudah Hippocrates, ditemukan
beberapa dalil yang menyebutkan nama Hippocrates sebagai penemunya.

Pada buku tulisan Eudemus yang berjudul The History of Mathematics


terdapat sebuah penemuan Hippocrates tentang kuadratik suatu luno. Luno adalah
sebuah bangun yang dibatasi oleh dua buah busur lingkaran, tetapi diameter
pembentuk lingkaran tersebut berbeda ukurannya. Menurut teorema yang
disampaikan Hippocrates dan ditulis ulang Eudemus bahwa bagian-bagian yang
sebangun dari lingkaran pembentuk tersebut memiliki perbandingan yang senilai
dengan kuadrat-kuadrat alasnya.

Pembuktian Hippocrates pada teorema ini adalah dengan menunjukkan


bahwa luas dua lingkaran tersebut pasti berbanding senilai dengan kuadrat
diameternya masing masing. Meskipun terlihat begitu sederhana, namun teorema
ini membuka pikiran bagi ilmuwan lain untuk menentukan luas luas bangunan
yang berbentuk lingkaran dalam sejarah matematika.

4. Eudoxus
Eudoxus adalah salah seorang murid Plato. Dalam bidang matematika,
𝑎
Eudoxus memperkenalkan hal baru mengenai perbandingan seharga. Dimana =
𝑏

9
𝑐
jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc <
𝑑

nd, atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb.
Disamping defenisi mengenai perbandingan seharga, Eudoxus menemukan
lagi suatu aksioma yang sering disebut dengan “aksioma kontinuitas”. Aksioma
ini menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio
(artinya bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol) maka dapat dicari
suatu pengali sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain.

5. Menaechmus
Disebutkan bahwa Menaechmus adalah salah seorang murid Eudoxus yang
lahir di Alopeconnesus, Asia kecil (sekarang Turki). Tempat kelahiran itu
letaknya tidak jauh dari Cnidus, tempat Eudoxus bermukim dan berkarya. Ada
yang menyimpulkan bahwa Menaechmus adalah pembimbing (tutor) dari
Alexander Agung karena profesi sehari-harinya adalah sebagai kepala sekolah di
Cnidus.
Menaechmus dikenal karena penemuannya tentang potongan-potongan
kerucut dan Menaechmus pula yang pertama kali menunjukkan bahwa bentuk
elips, parabola dan hiperbola diperoleh dengan cara memotong kerucut sebagai
sebuah ruang tidak sejajar dengan dasar kerucut. Istilah parabola dan hiperbola
tidak dikenal pada saat ini dan baru diberi nama oleh Apollonius, meskipun ada
bukti yang menyebutkan bahwa istilah parabola dan hiperbola usianya lebih tua
dari Apollonius.

C. Perkembangan Matematika di Peradaban Helenistik


Peradaban helenistik bermula pada abad ke-5 SM dengan penaklukan iskandar
agung atas pesisir laut tengah bagian timur, mesir, Mesopotamia, dataran tinggi iran,
asia tengah dan beberapa bagian dari india yang menjadi awal dari penyebaran bahasa
dan budaya yunani keseberang lautan. Bahasa yunani menjadi bahasa para sarjana
didunia helenistik dan matematika yunani melebur dengan matematika mesir dan
matematika babilonia untuk membangkitkan matematika helenistik.
Matematika Yunani terdiri dari sebuah periode besar didalam sejarah matematika,
sangat mendasar dalam geometri dan gagasan bukti formal. Matematika Yunani juga

10
bersumbangsih penting bagi gagasan-gagasan teori bilangan, analisis matematika,
matematika terapan, dan mendekati capaian kalkulus integral. Capaian paling
berkarakter dari matematika Yunani yaitu teori irisan kerucut, banyak dikembangkan
didalam periode Helenistik. Metode yang digunakan ini tidak membuat penggunaan
eksplisit aljabar, tidak juga trigonometri.
Jadi, pencapaian matematika pada zaman Yunani Kuno adalah dengan munculnya
theorema Phytagoras, theorema Thales, perhitungan geometri dan lainnya yang
merupakan titik perkembangan pesat bangsa Yunani Kuno dalam matematika.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam
bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka

belajar”. Matematika Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang


disebut matematika helenistik. Kata "matematika" sendiri diturunkan dari kata
Yunani kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang instruksi". Bangsa
Yunani juga mengembangkan sistem numerasinya sendiri. Sistem numerasi yang
digunakan bangsa Yunani ada 2 macam, yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem
Ionia.
Matematika Yunani baru mulai berkembang kira-kira abad ke 6 sebelum masehi
dengan pelapor pertama matematika Yunani Kuno adalah Thales dan Pythagoras.
Kemudian bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani yang lain seperti Eudoxus,
Hippocrates, dan Menaechmus.

3.2 Saran
Perkembangan matematika zaman Yunani Kuno mulai memperlihatkan
kemajuannya setelah banyaknya kaum pedagang dan ilmuwan Yunani merantau serta
belajar ke Mesir dan Babilonia. Sehingga mengakibatkan matematika berkembang
sangat luas dan terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan sains seperti
yang kita ketahui sampai saat ini. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui
sumber asal pengetahuan tentang sejarah perkembangan Matematika pada zaman
Yunani Kuno.

12
DAFTAR PUSTAKA

Herho, S. H. (2016). Pijar Filsafat Yunani. Bandung: PSIK ITB.


Lutfianaulfa7. (2015, 04 14). Wordpress. Retrieved 02 15, 2019 from Sejarah Bilangan
Yunani: https://lutfianaulfa7.wordpress.com/2015/04/14/sejarah-bilangan-
yunani/
Rahmasari, N. (2016, 12 17). Blogspot. Retrieved 02 16, 2019 from Sejarah
Perkembangan Matematika Yunani Kuno:
http://nevyrahma.blogspot.com/2016/12/sejarah-perkembangan-matematika-
yunani.html
Rais, H. (2017, 04 10). Slide Player. (Pipit crew, Editor) Retrieved 02 16, 2019 from
MAT 103 Sejarah Matematika Yunani (Greek Mathematic):
https://slideplayer.info/slide/3274449/
Sejarah, AsalUsul (2015, 03 01). Satu Pedang Asal Usul dan Sejarah. Retrieved 02 15,
2019 from Biografi Ilmuan Pythagoras:
http://satupedang.blogspot.com/2015/03/biografi-ilmuan-
pythagoras.html#ixzz5fbXZcGN4

13

Anda mungkin juga menyukai