Anda di halaman 1dari 32

Mata kuliah Teori Bilangan (MPMT5202)

PUTRI RESKHIAH
530005525

KONGRUENSI DAN SISTEM RESIDU

3.1 Pengertian

Jika kita berbicara konsep kongruensi sebenarnya hal ini secara tidak

langsung sudah didapatkan pada pelajaran matematika Sekolah Dasar, hanya saja

istilah yang digunakan sedikit berbeda yaitu bilangan jam atau bilangan bersisa.

Cara yang dilakukan biasanya diperagakan dengan menggunakan jam sebagi media

dalam operasi yang berlaku, baik jumlah maupun pengurangan. Dalam bilangan jam

enaman, jika dioperasikan dengan menggunakan jam maka bilangan bulat yang

digunakan adalah 0, 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan bilangan bulat lainnya dapat

direduksi yaitu dengan cara membagi bilanmgan tersebut dengan 6 dan bilangan

yang digunakan adalah sisa dari pembagian tersebut.

Contoh:

14 dalam jam enaman dapat direduksi menjadi 2, karena 14 jika dibagi 6 bersisa 2.

21 dalam jam enaman dapat direduksi menjadi 3, karena 21 jika dibagi 6 bersisa 3.

61 dalam jam enaman dapat direduksi menjadi 1, karena 61 jika dibagi 6 bersisa 1.

dan seterusnya.

Berdasarkan proses reduksi dan operasi yang ada pada bilangan jam, selanjutnya

dikembangkan konsep kongruensi sebagai berikut.

14  2 karena jika 14 dibagi 6 bersisa 2

21  3 karena jika 21 dibagi 6 bersisa 3


61  1 karena jika 61 dibagi 6 bersisa 1

Pernyataan di atas dapat pula dinyatakan dengan

14  2 karena 14 – 2 = 12 dan 12 habis dibagi 6

21  3 karena 21 – 3 = 18 dan 18 habis dibagi 6

61  1 karena 61 – 1 = 60 dan 60 habis dibagi 6.

Berdasarkan contoh di atas terlihat bahwa sesungguhnya konsep kongruensi

adalah pengkajian secara lebih mendalam tentang keterbagian pada bilangan bulat

dan sifat-sifatnya yang telah dipelajari pada bab II, atau dapat pula dikatakan

bahwa kongruensi adalah cara lain untuk mengkaji keterbagian dalam bilangan

bulat. Untuk jelasnya perhatikan definisi dan teorema di bawah ini.

Definisi 3.1

Misal a, b, m  Z dan m  0, maka a disebut kongruen dengan b modulo m jika a-b

habis dibagi oleh m, yaitu m│a – b. Pernyataan ini dinotasikan a  b (mod m).

Jika m ┼ (a-b) maka dinotasikan dengan a  ∕ b (mod m).

Contoh:

7  2 ( mod 5), karena 5│(7-2)

34  4 ( mod 10), karena 10│(34-4)

17  1 ( mod 4), karena 4│(17-1)

6  ∕ 1 (mod 4), karena 4 ┼ (6-1)

11  ∕ 4 (mod 9), karena 9 ┼ (11-4)

Dengan demikian sebenarnya istilah kongruensi sering muncul dalam

kehidupan di sekitar kita. Misalnya kerja kalender yang kita gunakan dalam tahun
Masehi menggunakan bilangan bulat modulo 7 karena dalam satu minggu terdapat 7

hari, kerja arloji menggunakan bilangan bulat modulo 12 karena waktu yang ada

dalam jam yaitu jam 01.00 – 12.00. Banyaknya bulan dalam satu tahun

menggunakan bilangan bulat modulo 12, pasaran hari dalam satu minggu

menggunakan bilangan bulat modulo 5 karena terdapat pasaran hari pon, wage,

kliwon, legi, pahing dan masih banyak lagi contoh-contoh penggunaan kongruensi

yang secara tidak langsung ada disekitar kita.

Dalil 3.1

Misal a,b,c,  Z, dan m  N, maka berlaku sifat-sifat simetris, refleksif, dan

transitip.

a. Refleksif

a  a (mod m)

b. Simetris

Jika a  b (mod m) maka b  a.(mod m)

c. Transitif

Jika a  b (mod m) maka b  c (mod m)m, maka a  c (mod m)

Bukti

a. Misal m  0, maka m│0.

m│0 berarti m │(a-a)

Karena m │(a-a), hal ini menurut definisi a  a (mod m), untuk setiap bilangan

bulat a dan m  0.

Cara lain
a  a (mod m), sebab a-a = 0 dan m│0.

b. a  b (mod m), menurut definisi berarti m│a-b, sedangkan menurut definisi

keterbagian m│a-b, dapat dinyatakan sebagai (a-b) = tm, untuk t  Z.

(a-b) = tm  -(a-b) = -tm

 (b-a) = (-t)m, -t  Z.

 m │(b-a) atau b  a (mod m)

c. a  b (mod m) berarti m │(b-a)

b  c (mod m) berarti m │(b-c)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = t1m

m │(b-c) dapat dinyatakan dengan b-c = t2m

---------------- +

(a-c) = (t1+t2)m, untuk t1,t2  Z

Jadi m │(a-c) atau a ≡ c(mod m)

Teorema 3.1

Misal a,b,c,d  Z dan m  N, maka

1. Jika a  b (mod m) maka ac  bc (mod m)

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(a-b)

Menurut definisi keterbagian bilangan bulat berlaku

(a-b) = tm, t  Z.

 (a-b)c = (tm)c.
 ac – bc = (tc)m

 ac – bc = xm, x  Z.

Karena ac-bc = xm, berarti m │ (ac-bc) atau ac = bc (mod m)

2. Jika a  b (mod m) maka a+c  b+c (mod m)

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(a-b)

Menurut definisi keterbagian bilangan bulat berlaku

(a-b) = tm, t  Z.

 (a-b) + 0 = (tm)

 (a-b) + (c-c) = (tm)

 (a+c) – (b+c) = (tm)

Karena (a+c) – (b+c) = tm, berarti m │ (a+c) – (b-c) atau a+c = b+c (mod m)

3. Jika a  b (mod m) dan c  d (mod m) maka a+c  b+d (mod m)

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(b-a)

c  d (mod m) berarti m │(c-d)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = t1m

m │(c-d) dapat dinyatakan dengan c-d = t2m

---------------- +

(a+c) - (b+d) = (t1+t2)m, untuk t1,t2  Z

Jadi m │(a+c) - (b+d) atau a+c ≡ b+d (mod m)

4. Jika a  b (mod m) dan c  d (mod m) maka a-c  b-c (mod m)


Bukti

a  b (mod m) berarti m │(b-a)

c  d (mod m) berarti m │(c-d)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = t1m

m │(c-d) dapat dinyatakan dengan c-d = t2m

---------------- -

(a-c) - (b-d) = (t1-t2)m, untuk t1,t2  Z

Jadi m │(a-c) - (b-d) atau a-c ≡ b-d (mod m)

5. Jika a  b (mod m) dan d │m, d > 0, maka a  b (mod d)

Bukti

Karena a  b (mod m) maka m │m-b

Jika m │a-b dan d │m, berarti d │a-b , d > 0.

Karena d │a-b berati a  b (mod d)

6. Jika a  b (mod m) dan c  d (mod m) maka

ax + by = bx + dy (mod m), untuk x,y  Z.

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(a-b)

c  d (mod m) berarti m │(c-d)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = t1m

m │(c-d) dapat dinyatakan dengan c-d = t2m

 (a-b)x = (t1m)x, x  Z
 (c-d)y = (t2m)y, y  Z

---------------------------- +

(a-b)x + (c-d)y = {(t1m)x+ (t2m)y}, x,y  Z

atau (ax +cy) – (bx+dy) = {(t1x)+ (t2y)}m, {(t1x)+ (t2y)}  Z

atau m │(ax +cy) – (bx+dy) = atau (ax +cy) ≡ (bx+dy) (mod m)

7. Jika a  b (mod m) dan c  d (mod m) maka ac = bd (mod m)

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(a-b)

c  d (mod m) berarti m │(c-d)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = t1m

m │(c-d) dapat dinyatakan dengan c-d = t2m

 (a-b)c = (t1m)c, c  Z atau (ac – bc) = (t1m)c, c  Z

 (c-d)b = (t2m)b, b  Z atau (cb – db) = (t2m)b, b  Z

----------------------------------------------------------------- +

(ac-bd) = (t1m)c + (t2m)b, a,b  Z.

 (ac-bd) = (t1c + t2b)m, (t1c + t2b)  Z.

atau m │(ac – bd ) atau (ac) ≡ (bd) (mod m)

8. Jika a  b (mod m) maka an = bn (mod m)

Bukti

a  b (mod m) berarti m │(a-b)

Menurut dalil keterbagian

m │(b-a) dapat dinyatakan dengan a-b = tm


Selanjutnya kita mengetahui bahwa

an – bn = (a-b)(an-1 + an-2b + an-3b2 + ..... + bn-1)

Karena a-b │ a-b , maka

a-b │ an – bn , atau

a-b │(a-b)(an-1 + an-2b + an-3b2 + ..... + bn-1)

Menurut dalil keterbagian:

Jika m │a-b dan a-b │ an – bn , maka a-b │ an – bn

Jadi a-b │ an – bn atau an  bn (mod m)

Dalil 3.2

Andaikan f adalah suatu polinomial dengan koefisien-koefisien bilangan bulat,

Jika Jika a  b (mod m), maka f(a)  f(b) (mod m).

Bukti

Misal f(x) = tnxn + tn-1xn-1 + tn-2xn-2 + tn-3xn-3 + ..... + t1x + to

Dengan tn, tn-1, tn-2, tn-3, t1x, to  Z.

Jika x = a maka f(a) = tnan + tn-1an-1 + tn-2an-2 + tn-3an-3 + ..... + t1a + to

Jika x = b maka f(b) = tnbn + tn-1bn-1 + tn-2bn-2 + tn-3bn-3 + ..... + t1b + to

--------------------------------------------------------------------------------------------------- -

f(a) – f(b) = tn(an - bn ) + tn-1(an-1 - bn-1 ) + tn-2(an-3 –bn-3) + ..... +

t1(a-b)

Dengan menggunakan sifat sebelumnya diperoleh

a  b (mod m) atau m │a-b sehingga m │t1(a-b)

a2  b2 (mod m) atau m │a2-b2 sehingga m │t2(a2-b2)


a3  b3 (mod m) atau m │a3-b3 sehingga m │t3(a2-b2)

a4  b4 (mod m) atau m │a4-b4 sehingga m │t4(a4-b4)

.............................................................................

an  bn (mod m) atau m │an-bn sehingga m │tn(an-bn)

Dengan menggunakan definisi keterbagian pada bilangan bulat maka:

m │tn(an-bn) + tn-1(an-1-bn-1) + tn-2(an-2-bn-2) + tn-3(an-3-bn-3) + ..... + t1(a1-b1), hal ini

berarti

m │f(a) – f(b) atau f(a)  f(b) (mod m)

Perhatikan beberapa contoh berikut ini!

Perhatikan beberapa contoh berikut ini!

1. 41  1 (mod 8) hal ini berarti 8 │ (41-1) atau 8 │40. Dengan kasus yang sama

maka 8│ (1- 41) atau 8 │ - 40, sehingga 1  41 (mod 8).

2. Karena 0 habis dibagi oleh sebarang bilangan bulat m, dan 0 dapat diperoleh dari

hasil pengurangan sebarang dua bilangan yang sama, maka dapat ditentukan

- 3│0 → 3 │5-5 → 5  5 (mod 3)

- 7│0 → 7 │9-9 → 7  7 (mod 9)

- 11│0 → 11 │20 → 20  20 (mod 9)

3. 25  11 (mod 7), karena 7 │25-11 atau 7 │14.

99  1 (mod 44), karena 44 │99-1 atau 44 │98

4. 26  1 (mod 5), karena 5 │26-1 atau 5│25

5 │25 → 5 │3.25 → 5 │10.25 → 5 │11.25 → 5 │100.25

Apakah 7 │2(30-2)

Apakah 7 │10(30-2)
Apakah 2.30  2.2 (mod 7)

Apakah 10.30  10.2 (mod 7)

5. 26  1 (mod 5), karena 5 │26-1 atau 5│25

36  1 (mod 5), karena 5 │36-1 atau 5│35

Apakah 5 │26+36 atau 5│1+1

Apakah 5 │(26+36) – (1+1) atau apakah 5 │62 –2

6. 13  3 (mod 5), karena 5 │13 –3

7  2 (mod 5), karena 5 │7–2, Apakah 91  6 (mod 5)

Jika kita perhatikan contoh di atas nampak bahwa dalam kongruensi berlaku sifat-

sifat yang sama dalam pembagian bilangan bulat

3.2 Sistem Residu

Untuk membahas pengertian sistem residu, perlu diingat kembali tentang

algoritma pembagian. Menurut teorema algoritma pembagian terdapat bilangan

bulat q dan r sehingga untuk setiap bilangan bulat a dan m berlaku hubungan a =

qm +r, dengan 0 ≤ 0 < r. Selanjutnya persamaan a = qm + r dapat dinyatakan

dalm bentuk kongruensi a  q (mod m) Akibatnya, setiap bilangan bulat a kongruen

modulo m dengan salah satu bilangan bulat berikut: 0, 1, 2, 3, ..... , m-1. Dengan

demikian jelaslah bahwa tidak ada sepasangpun dari bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3,

..... , m-1 yang kongruen satu sama lain. Maka m buah bilangan tersebut dapat

membentuk suatu sistem residu lengkap modulo m.

Definisi 3.3

1. Jika x  y (mod m) maka y disebut residu dari x modulo m.


2. Misal A = { x1, x2, x3, ..... , xm }, disebut suatu sistem residu modulo m

yanglengkap jika dan hanya jika untuk setiap y (0  y <m}terdapat satu dan

hanya satu xi sedemikian sehingga y  xi (mod m) atau xi  y (mod m) y

Contoh

1. {6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu sistem residu modulo 5 yang lengkap sebab untuk

setiap

y dan (0  y <5 ) terdapat hubungan

10  0 (mod 5)

9  4 (mod 5)

8  3 (mo 5)

7  2 (mod 5)

6  1 (mod 5)

2. {-5, 10, 27} adalah bukan suatu sistem residu modulo 5 yang lengkap sebab:

10  1 (mod 3)

27  0 (mod 3)

-5  / 1 (mod 3)

3. {4, 25, 82, 107} adalah suatu sistem residu modulo 4 yang lengkap sebab untuk

setiap

y dan (0  y <4 ) terdapat hubungan

4  0 (mod 4)

25  1 (mod 5)

82  2 (mo 5)

107  3 (mod 5)
6  1 (mod 5)

Misal diberikan kongruensi 5  2 (mod 3).

Bilangan-bilangan bulat yang bersisa 2 jika dibagi 3 adalah

2, (2  3), (2  2.3), (2  3.3), (2  4.3), ...... , (2  (m-1).3),

= 2, 5, 8, 11, 14, ....

= ....., -10, -7, -4, -1, 2, .....

Jika keduanya digabungan didapat himpunan

{ ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

disebut sebagai himpunan residu (kongruen) 2 modulo 3 yang dilambangkan dengan

[ 2 ], sehingga:

[ 2 ] = { ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

Untuk modulo 3 terdapat tiga himpunan residu, yaitu:

[ 0 ] = { ...., -12, -9, -6, -3, 0, 3, 6, 9, .... }

[ 1 ] = { ...., -11, -8, -5, -2, 1, 4, 7, 8 , ..... }

[ 2 ] = { ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

Ketiga himpunan residu modulo 3 membentuk suatu klas residu modulo 3 yaitu

{ [ 0 ], [ 1 ], [ 2 ] }

Dengan demikian untuk sebarang m  Z dan m > 0, terdapat (m-1) himpunan

residu modulo m dan kelas residu modulo m yang mempunyai (m-1) anggota, yaitu:

{ [ 0 ], [ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], ..... , [ m-1 ] }

Dengan demikian untuk sebarang x,r  Z dan 0  r < m, maka nilai-nilai x yang

memenuhi hubungan x ≡ r (mod m) membentuk barisan aritmatika sebagai berikut:

....., r-4m, 2-3m, r-2m, 2-m, r, r+m, r+2m, r+3m, .....


Dalil 3.2

Jika b ≡ c (mod m), maka (b,m) = (c,m)

Bukti.

Karena b ≡ c (mod m) berarti m │ b-c

Berdasarkan teorema sebelumnya dalam keterbagian, sehingga:

Bila (b,m) │m dan m │ b-c maka (b,m) │b-c

Bila (b,m) │b dan (b,m) │ b-c maka (b,m) │c.

Jadi bila (b,m) │m dan (b,m) │c maka (b,m) adalah pembagi persekutuan m dan c.

Hal ini berarti (b,m)│(c,m). ..................(1)

c  b (mod m) berarti m │c-b

Berdasarkan teorema sebelumnya dalam keterbagian, sehingga:

Bila (c,m) │m dan m │ c-b maka (c,m) │c-b

Bila (c,m) │c dan (c,m) │ c-b maka (c,m) │b.

Jadi bila (c,m) │m dan (c,m) │b maka (c,m) adalah pembagi persekutuan m dan b.

Hal ini berarti (c,m)│(b,m). ..................(2)

Dari (1) dan (2) dapat disimpulkan (b,m) = (c,m).

Definisi 3.4

Misal { x1, x2, x3, x4, ..., xk}, selanjutnya himpunan tersebut dinamakan sistem residu

modulo m yang tereduksi jika:

1. (xi,m) = 1

2. xi  / xj (mod m) untuk setiap i  j.

3. Jika (y,m) = 1 maka y  xi (mod m) untuk i = 1,2,3, .... k, 0  y < m


Contoh

1. {1,5} adalah suatu sistem residu modulo 6 yang tereduksi, karena

a. (1,6) = 1 dan (5,6) =1

b. 5  / 1 (mod 6)

c. (7,6) =1 sehingga 7  1 (mod 6)

(11,6) = 1 sehingga 11  5 (mod 6)

(13,6) = 1 sehingga 13  7 (mod 6)

2. {17,19} juga merupakan suatu sistem residu modulo 6 tereduksi.

Sistem ini dapat diperoleh dari sistem residu modulo 6 yang lengkap , dengan

mengambil atau membuang anggota-anggotanya yang tidak relatip prima

dengan 6.

{17, 30, 44, 91, -3, -14} adalah sistem residu lengkap modulo 6.

Anggota sistem yang tidak relatip prima dengan 6 adalah 30, 44, -3, -14.

Setelah bilangan yang tidak relatip prima dengan 6 dibuang diperoleh 17 dan 91,

sehingga (17,91) merupakan suatu sistem residu modulo 6 terduksi.

Ambil sistem residu modulo 6 lengkap yang lain, misalny {24, 49, 74, 33, 58,

83}. Dari himpunan tersebut yang tidak relatip prima dengan 6 adalah 24, 74,

33, dan 58, sehingga yang relatip prima dengan 6 adalah 49 dan 83.

Dengan demikian terlihat bahwa {49, 83} merupakan suatu sistem residu modulo

6 yang terduksi.

Berdasarkan contoh 2 di atas, jelaslah bahwa suatu sistem residu tereduksi

modulo m dapat diperoleh dengan cara menghapus beberapa anggota sistem residu

lengkap modulo m yang tidak relatip prima dengan m. Selanjutnya dapat


diperhatikan bahwa semua sistem residu tereduksi modulo m akan mempunyai

banyak anggota yang sama, yaitu suatu bilangan yang biasanya disimbulkan dengan

fungsi  -Euler.

Teorema 3.2

1. Bilangan  (m) merupakan banyaknya biangan bulat positip kurang dari atau

sama dengan m yang relatif prima denganm.

2. Diberikan (a,m) = 1

Jika r1, r2, r3, ... rn sebagai sistem residu lengkap modulo m, maka ar1, ar2, ar3, ...

arn juga merupakan sistem residu lengkap modulo n.

Bukti

Menurut teorem keterbagian

Jika (a,m) = 1 maka (ar,m) = 1

Banyaknya bilangan ar1, ar2, ar3, ... arn sama dengan r1, r2, r3, ... rn.

Oleh karena itu yang perlu ditunjukkan hanya

ari  / arj (mod m), bila i  j.

Akan tetapi menurut teorema yang lain terlihat bahwa ari  arj (mod m), dan (a,m)

= 1.

Dengan demikian haruslah i = j.

Dalil 3.3

Jika (a,m) = 1, maka a  (m)  1 (mod m)

Contoh

1. Untuk m = 4,  (4) = 2
2. Untuk m = 25,  (25) = 20

3. Untuk m = 3,  (3) = 2

4. Untuk m = 10,  (10) = 4

5. Tentukan 0  x < 5 sedemikiam sehingga 9101  x (mod 5)

Jawab.

Untuk m = 5, maka  (5) = 4 sehingga

94  x (mod 5)  1 (mod 5)

9101 = 9100.9 1  (94)25.9 (mod 5)

 9 (mod 5)

 4 (mod 5)

diperoleh x = 4.

6. Tentukan 0  x < 19 sedemikiam sehingga 43200  p (mod 19)

Jawab.

Untuk m = 19, maka  (19) = 18 sehingga

4319  p (mod 5)  1 (mod 19) karena (43,19) = 1

43200 = 43198.43 2  (4318)11.432 (mod 19)

 1. 43.43 (mod 19)

 1.5.5 (mod 19)

 6 (mod 19)

diperoleh p = 6.

7. Carilah angka terakhir dari 2 500.

Jawab
Untuk menentukan angka terakhir dari 2 500. maka persoalan di atas harus

dipangang sebagai y  x (mod 10)

 y  x (mod 2) dan y  x (mod 5)

2  0 (mod 2), sehingga 2 500  0 (mod 2)

 (5) = 4 dan 5 ┼ 2 maka 2 4  1 (mod 5)

2 500  (2 4 )125  1 (mod 5)

2 500  0 (mod 2) → 2 500  6 (mod 2)

2 500  1 (mod 5) → 2 500  6 (mod 5)

2 500  6 (mod 2) dan 2 500  6 (mod 5), maka

2 500  0 (mod 2.5) atau 2 500  6 (mod 10).

Jadi angka terakhir dari 2 500 adalah 6.

8. Carilah angka terakhir dari 3600.

Jawab

Untuk menentukan angka terakhir dari 3 600. maka persoalan di atas harus

dipangang sebagai y  x (mod 10)

 y  x (mod 2) dan y  x (mod 5)

3  1 (mod 2), sehingga 3 600  1 (mod 2)

 (5) = 4 dan 5 ┼ 3 maka 3 4  1 (mod 5)

3 500  (3 4 )150  1 (mod 5)

3 600  1 (mod 2) dan 3 600  1 (mod 5)

3 600  1 (mod 2.5) atau 3 600  1 (mod 10).

Jadi angka terakhir dari 3 600 adalah 1.


4.3 Kongruensi Linear

Kongruensi mempunyai beberapa sifat yang sama dengan persamaan dalam Aljabar.

Dalam Aljabar, masalah utamanya adalah menentukan akar-akar persamaan yang

dinyatakan dalam bentuk f(x) = 0, f(x) adalah polinomial. Demikian pula halnya

dengan kongruensi, permasalahannya adalah menentukan bilangan bulat x sehingga

mememnuhi kongruensi

f(x)  0 (mod m)

Definisi

Jika r1, r2, r3, ... rm adalah suatu sistem residu lengkap modulo m. Banyaknya

selesaian dari kongruensi f(x)  0 (mod m) adalah banyaknya ri sehingga f(ri)  0

(mod m)

Contoh:

1. f(x) = x3 + 5x – 4  0 (mod 7)

Jawab

Selesaiannya adalah x = 2, karena

f(2) = 23 + 5(2) – 4 = 14  0 (mod 7)

Ditulis dengan x  2 (mod 7).

Untuk mendapatkan selesaian kongruensi di atas adalah dengan mensubstitusi x

dari 0, 1, 2, 3, ...., (m-1).

2. x3 –2x + 6  0 (mod 5)
Jawab

Selesaiannya adalah x = 1 dan x = 2, sehingga dinyatakan dengan

x  1 (mod 5) dan x  2 (mod 5).

3. x2 + 5  0 (mod 11)

Jawab

Tidak mempunyai selesaian, karena tidak ada nilai x yang memenuhi kongruensi

tersebut.

Bentuk kongruensi yang paling sederhana adalah kongruensi yang berderajat satu

dan disebut dengan kongruensi linear. Jika dalam aljabar kita mengenal persamaan

linear yang berbentuk ax = b, a  0, maka dalam teori bilangan dikenal kongruensi

linear yang mempunyai bentuk ax  b (mod m).

Definisi

Kongruensi sederhana berderajat satu atau yang disebut kongruensi linear

mempunyai bentuk umum ax  b (mod m), dengan a,b,m  Z , a  0, dan m > 0.

Kongruensi sederhana berderajat satu atau yang disebut kongruensi linear

mempunyai bentuk umum ax  b (mod m), dengan a,b,m  Z , a  0, dan m > 0.


Teorema 3

Kongruensi linear ax  b (mod m), dengan a,b,m  Z , a  0, dan m > 0. dapat

diselesaikan jika d = (a,m) membagi b. Pada kasus ini memiliki selesaian. Jika (a,m)

= 1, maka kongruensi linear ax  b (mod m) hanya mempunyai satu selesaian.

Bukti.

Kongruensi linear ax  b (mod m) mempunyai selesaian, berarti m │ax – b.

Andaikan d ┼b.

d = (a,b) → d │a → d │ax.

d │ax. dan d ┼b → d ┼ ax – b.

d= (a,m) → d │m.

d │m dan d ┼b → m ┼ ax – b.

m ┼ ax – b bertentangan dengan m │ax – b, Jadi d │b.

Diketahui d │b dan d = (a,m) → d │a → d │m.

a m b
d │a , d │m, dan d │b → , , dan  Z.
d d d

ax  b (mod m) → m │ax – b.

a m b m ax b
m │ax – b dan , , │ │ -
d d d d d d

m ax b ax b m
│ - →  (mod ).
d d d d d d

ax b m m
Misal selesaian kongruensi  (mod ) adalah x  xo; xo < , maka
d d d d

m
sebarang selesaiannya berbentuk x = xo + k. , k  Z, yaitu:
d

m 2m 3m ( d − 1)m
x = xo + k. , x = xo + k. , x = xo + k. , ..... , x = xo + k. .
d d d d
dimana seluruhnya memenuhi kongruensi dan seluruhnya mempunyai d selesaian.

Jika (a,d) = 1, maka selesaiannya didapat x = x o yang memenuhi kongruensi dan

mempunyai satu selesaian.

Contoh:

1. 7x  3 (mod 12)

Jawab

Karena (7,12) = 1, atau 7 dan 12 relatif prima dan 1 │ 3 maka 7x  3 (mod 12)

Hanya mempunyai 1 selesaian yaitu x  9 (mod 12)

2. 6x  9 (mod 15)

Jawab

Karena (6,15) = 3 atau 6 dan 15 tidak relatif prima dan 3│ 9, maka kongruensi

di atas mempunyai 3 selesaian (tidak tunggal).

Selesaian kongruensi linear 6x  9 (mod 15) adalah

x  9 (mod 15), x  9 (mod 15), dan x  14 (mod 15).

3. 12x  2 (mod 18)

Jawab

Karena (18,12) = 4 dan 4 ┼ 2, maka kongruensi 12x  2 (mod 18) tidak

mempunyai selesaian.

4. 144x  216 (mod 360)

Jawab
Karena (144,360) = 72 dan 72│ 216, maka kongruensi 144x  216 (mod 360)

mempunyai 72 selesaian.

Selesaian tersebut adalah x  4 (mod 360), x  14 (mod 360), .... , x  359

(mod 360).

5. Bila kongruensi 144x  216 (mod 360) disederhanakan dengan menghilangkan

faktor d, maka kongruensi menjadi 2x  3 (mod 5). Kongruensi 2x  3 (mod 5)

hanya mempunyai satu selesaian yaitu x  4 (mod 5).

Pada kongruensi ax  b (mod m) jika nilai a,b, dan m besar, akan memerlukan

penyelesaian yang panjang, sehingga perlu disederhanakan penyelesaian tersebut.

ax  b (mod m) ↔ m│ (ax –b) ↔ (ax-b) = my, y  Z.

ax – b = my ↔ my + b = ax ↔ my  - b (mod a) dan mempunyai selesaian yo.

Sehingga dari bentuk my + b = ax dapat ditentukan bahwa my o + b adalah

kelipatan dari.

Atau dapat dinyatakan dalam bentuk:

my + b
myo + b = ax ↔ xo = o

Contoh.

1. Selesaikan kongruensi 7x  4 (mod 25)

Jawab

7x  4 (mod 25)

25y  -4 (mod 7)
4y  -4 (mod 7)

y  -1(mod 7)

25(−1) + 4
yo = -1 sehingga xo = = -3
7

Selesaian kongruensi linear di atas adalah

x  -3 (mod 25)

x  22 (mod 25)

2. Selesaikan kongruensi 4x  3 (mod 49)

Jawab

4x  3 (mod 49)

49y  -3 (mod 4)

4y  -3 (mod 4)

y  -3 (mod 7)

49(−3) + 3
yo = -3 sehingga xo = = -36
4

Selesaian kongruensi linear di atas adalah

x  -36 (mod 49)

x  13 (mod 25)

Cara di atas dapat diperluas untuk menentukan selesaian kongruensi linear dengan

Menentukan yo dengan mencari zo

Menentukan wo dengan mencari wo

Menentukan vo dengan mencari wo, dan seterusnya.


Contoh

1. Selesaikan kongruensi 82x  19 (mod 625)

Jawab

82x  19 (mod 625)

----------------------------

625y  -19 (mod 82)

51y  -19 (mod 82)

-----------------------------

82z  19 (mod 51)

31z  19 (mod 82)

-----------------------------

51v  -19 (mod 31)

20v  -19 (mod 31)

-----------------------------

31w  19 (mod 20)

11w  19 (mod 20)

-----------------------------

20r  -19 (mod 11)

9r  -19 (mod 11)

9r  3 (mod 11)

-----------------------------
11s  -3 (mod 9)

2s  -3 (mod 9)

-----------------------------

9t  3 (mod 2)

t  3 (mod 2)

-----------------------------

Jadi to = 3, sehingga:

so = (9to-3)/2 = (27-3)/2 = 12

ro = (11so+3)/9 = (132+3)/9 = 15

wo = (20ro+19)/11 = (300+19)/11 = 29

vo = (31wo-19)/20 = (899-19)/20 = 44

zo = (51vo+19)/31 = (2244 +19)/31 = 73

yo = (82zo-19)/51 = (5986-19)/51 = 117

xo = (625yo+19)/82 = (73126+19)/82 = 892

Selesaian kongruensi di atas adalah

x  892 ( mod 625) atau x  267 ( mod 625)

Teorema

Jika (a,m) = 1 maka kongruensi linear ax  b (mod m) mempunyai selesaian x =

a  (m)-1b, dimana  (m) adalah banyaknya residu didalam sistem residu modulo m

tereduksi.

Bukti.

Menurut teorem Euler jika (a,m) = 1 maka a  (m)-1 = 1.


ax  b (mod m)

a. a  (m)-1 .x  b a  (m)-1 (mod m)

a  (m)  b a  (m)-1 (mod m)

Karena a  (m)  1 (mod m) dan a  (m) x  b a  (m)-1 (mod m)

Maka 1.x  b a  (m)-1 (mod m)

x  b a  (m)-1 (mod m)

x  a (m)-1 b (mod m)

Contoh

1. Selesaikan 5x  3 (mod 13)

Jawab

Karena (5,13) = 1

Maka kongruensi linear 5x  3 (mod 13) mempunyai selesaian

x  3.5  (13) –1 (mod 13)


 3.5 12 –1 (mod 13)
 3.(52 )5.5 (mod 13)
 3.(-1)5 5 (mod 13), karena 52  -1 (mod 13)
 11 (mod 13)

4.4 Kongruensi Simultan


Sering kita dituntut secara simultan untuk menentukan selesaian yang

memenuhi sejumlah kongruensi. Hal ini berarti dari beberapa kongruensi linear yang

akan ditentukan selesaiannya dan memenuhi masing-masing kongruensi linear

pembentuknya.

Contoh

1. Diberikan dua kongruensi (kongruensi simultan)

x  3 (mod 8)

x  7 (mod 10)

Karena x  3 (mod 8), maka x = 3 + 8t (t  Z).

Selanjutnya x = 3 + 8t disubstitusikan ke x  7 (mod 10), maka diperoleh

3 + 8t  7 (mod 10) dan didapat

8t  7-3 (mod 10)

8t  4 (mod 10)

Karena (8,10) = 2 dan 2 │4 atau 2 │7-3, maka kongruensi 8t  4 (mod 10)

mempunyai dua selesaian bilangan bulat modulo 10 yaitu

8t  4 (mod 10)

4t  2 (mod 5)

t  3 (mod 5)

Jadi t  3 (mod 5) atau t  8 (mod 10)

Dari t  3 (mod 5) atau t = 3 + 5r (r  Z) dan t  8 (mod 10) atau x = 3 + 8t


Selanjutnya dapat dicari nilai x sebagai berikut:

x = 3 + 8t

= 3 + 8(3+5r)

= 3 + 24 + 40r

= 27 + 40r atau x  27 (mod 40) atau x  27 (mod [8,10])

2. Diberikan kongruensi simultan

x  15 (mod 51)

x  7 (mod 42)

Selesaian

Karena (51,42) = 3 dan 15  / 7 (mod 3) atau 3 ┼ 15 –7 , maka kongruensi

simultan di atas tidak mempunyai selesaian.

Teorema 3

Kongruensi simultan

x  a (mod m)

x  b (mod n)

dapat diselesaikan jika

a  b (mod (m,n)) dana memiliki selesaian tunggal

x  xo (mod [m,n])

Bukti

Diketahui

x  a (mod m)

x  b (mod n)
Kongruensi pertama x  a (mod m) → x = a + mk, k  Z.

Kongruensi kedua harus memenuhi a + mk  b (mod n) atau mk  b-a (mod n)

Menurut teorema sebelumnya mk  b-a (mod n) dapat diselesaikan jika d │b-a, d =

(m,n) atau dengan kata lain kondisi kongruensi a  b (mod (m,n)) harus dipenuhi.

d = (m,n) → d │ m dan d │m.

m n (b − a)
Jika d | m dan d │m maka , ,  Z.
d d d

m n (b − a )
, ,  Z dan mk  b-a (mod n) mengakibatkan
d d d

mk (b − a ) n
 ( mod )
d d d

m n
Dari teorema sebelumnya jika d = (m,n) maka ( , )=1
d d

m n mk (b − a ) n
Jika ( , ) = 1 dan  ( mod ), maka
d d d d d

mk (b − a) n
 ( mod ) mempunyai 1 selesaian.
d d d

Misalkan selesaian yang dimaksud adalah k = ko sehingga selesaian kongruensi

adalah

n n
k  ko (mod ) atau k = ko + r, r  Z.
d d

n
Karena x = a = mk dan k = ko + r, maka
d

x = a + mk

n
= a + m (ko + r)
d
mn
= ( a + m ko + r)
d

= ( a + m ko ) + [m,n].r ; sebab [m,n](m,n) = m.n

= xo + [m,n]r, sebab xo = ( a + m ko )

= xo (mod [m,n])

Soal-soal

1. Tentukan selesaian kongruensi linear di bawah ini

a. 3x  2 (mod 5)
b. 7x  4 (mod 25)

c. 12x  2 (mod 8)

d. 6x  9 (mod 15)

e. 36x  8 (mod 102)

f. 8x  12 (mod 20)

g. 144x  216 (mod 360)

2. Tentukan selesaian kongruensi simultan berikut ini.

a. 12 x  3 (mod 15)

10 x  14 (mod 8)

b. x  5 (mod 11)

x  3 (mod 23)

my + b
3. Selesaiakan kongruensi linear dengan metode myo + b = ax ↔ xo = o
:
a

a. 353x  19 ( mod 400)


b. 49x  5000 ( mod 999)

c. 589x  209 ( mod 817)

4.6 Teorema Sisa China

Anda mungkin juga menyukai