Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH FILSAFAT MATEMATIKA ARISTOTELES

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah Matematika”

Dosen Pengampu:

Suci Dahlya Narpila, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Aulia Rahma Lubis (0305193138)

Dilla Safera Siregar (0305193143)

Himatun Khoiriyah (0305193175)

Nur Isnanita (0305192057)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas rahmat, karunia, serta kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Sejarah Filsafat Matematika
Aristoteles ini dengan sebaik mungkin dan tepat waktu. Sholawat serta salam selalu tercurah
kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Tidak lupa pula kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Suci Dahlya Narpila, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah sejarah
filsafat matematika.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.

Dengan demikian, semoga makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
serta bermanfaat bagi pembaca. Kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca guna
untuk membangun serta memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Medan, 20 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Aristoteles ................................................................................... 2

B. Pemikiran Aristoteles Terhadap Filsafat Matematika ........................................... 3

BAB III : KESIMPULAN

A.Kesimpulan ........................................................................................................... 7

B. Saran .................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak mengenal tokoh-tokoh filosof yang
dikarenakan mereka sungkan dan enggan mengetahui dan mempelajari ilmu filsafat. Namun
untuk tokoh filosof “Aristoteles”, telinga kita tidak asing lagi mendengar namanya yang
mana dia adalah seorang filosof yang sangat terkenal. Karena tokoh filosof ini mampu
menorehkan sejarah yang berharga dengan pengaruhnya yang sangat besar terhadap
perkembangan pemikiran filosofis, yang mana beliau terkenal sebagai Bapak “Logika”. Yang
hingga sampai abad ke-21 sekarang ini, tak seorangpun merasa bosan dengan filsafat
Aristoteles, bahkan menjadikannya sebagai landasan filosofis dalam berfikir.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1.Bagaimana riwayat hidup Aristoteles?

2. Bagaimana pemikiran Aristoteles terhadap filsafat matematika?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui riwayat hidup Aristoteles .

2. Untuk mengetahui pemikiran Aristoteles terhadap fisafat matematika.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Aristoteles

Aristoteles merupakan salah seorang filosof yunani yang terkenal pada zaman Yunani
kuno. Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Macedonia
tengah tahun 384 SM. Ayahnya yang benama Nicomacus adalah seorang tabib pribadi Raja
Amyntas III dari Macedonia dan ahli fisika. Ayahnya meninggal ketika Aristoteles berusia
15 tahun. Karena itu, ia kemudian di asuh oleh pamannya yang bernama Proxenus. Pada usia
17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena balajar di Akademi Plato dan menjadi murid Plato.
Kemudian ia diangkat menjadi seorang guru selama 20 tahun di akademi tersebut. Di bawah
asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis. Aristoteles merupakan
orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang
dilakukannya dengan jalan melihat gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini
dengan kata benda, kata sifat, kata benda dan sebagainya, merupakan pembagian kata
menurut pemikirannya1.

Dengan meninggalnya Plato pada tahun 347 SM, Aristoteles meninggalkan Athena dan
mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan
menikah dengan Phytias yang tak lama kemudian meninggal. Ia lalu menikah lagi dengan
Herpyllis yang kemudian memberikan ia seorang anak laki-laki yang akhirnya ia beri nama
Nicomacus seperti ayahnya. Pada tahun-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di
Mytilele. Saat itulah ia sempat menjadi guru Alexander Agung selama tiga tahun. Di tahun
335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan
mendirikan semacam akademi di Lyceum. Di sinilah selama 12 tahun ia memberikan kuliah,
berpikir, mengadakan riset dan experimen serta membuat catatan-catatan dengan tekun dan
cermat. Dalam masa kepemimpinannya Alexander Agung tidak meminta nasehat kepada
bekas gurunya, tetapi ia berbaik hati menyediakan dana bagi Aristoteles untuk melakukan

1
Nicholas Fearn, Cara Mudah Berfilsafat, (Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2002), h. 83
riset dan experimen. Hal ini mungkin menjadi contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuan
menerima jumlah dana yang besar dari pemerintah untuk maksud penelitian atau
penyelidikan.

Walaupun begitu, hubungan Aristoteles dengan Alexander Agung diliputi oleh berbagai
macam polemik. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander, apalagi
ketika Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan pengkhianatan.
Alexander memandang Aristoteles terlalu demokratis hingga ia memiliki fikiran untuk
membunuhnya pula. Tetapi Aristoteles memiliki hubungan yang erat dengannya dan sangat
dipercaya oleh orang-orang Athena, sehingga Alexander mengurungkan niatnya. Kemudian
Alexander meninggal pada tahun 323 SM dan golongan anti Macedonia memegang tampuk
kekuasaan di Athena. Aristoteles didakwa kurang ajar kepada dewa dikarenakan penelitian-
penelitian yang ia lakukan. Kerena takut di bunuh orang Yunani yang membenci pengikut
Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis. Satu tahun setelah pelariannya ke
kota itu, tepat pada tahun 322 SM, Aristoteles meninggal pada usia 62 tahun.

B. Pemikiran Aristoteles Terhadap Filsafat Matematika

Pemikiran Aristoteles yang terbesar dalam matematika adalah tentang logika dan analisis.
Aristoteles berpendapat bahwa logika harus diterapkan pada semua bidang ilmu, termasuk
matematika. Analisis diperlukan untuk membangun aksioma-aksioma yang terdapat di dalam
matematika. 2

Pada awalnya filsuf Aristoteles adalah seorang murid kepercayaan dari filsuf Plato.
Setelah filsuf Plato meninggal dunia, Aristoteles terkenal sebagai Bapak Logika. Logika
adalah berpikir secara teratur menurut hukum logika yang tepat, atau berdasarkan hubungan
sebab akibat. Aristoteles menyebut metode berpikirnya ialah analytica, tetapi lebih populer
disebut logika.

2
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1990), h. 61
Inti dari logika adalah silogistis. Silogistis berasal dari bahasa Yunani kuno:
"syllogismós" yang artinya ("yang menambahkan", "kesimpulan logis"). Silogistis
bersinonim dengan argumen deduktif. Silogistik adalah uraian berkunci, yaitu: menarik
kesimpulan logis dari pernyataan umum (universal) ke pernyataan khusus (individual). 3

Contoh:

Semua filsuf adalah manusia (umum).

Aristoteles adalah seorang filsuf (khusus).

Aristoteles adalah seorang manusia (kesimpulan).

Pertimbangan di atas berdasarkan pernyataan umum, mencapai kunci kebenaran terhadap


suatu hal yang tak dapat disangkal kebenarannya. Menurut Aristoteles, pengetahuan
sebenarnya berdasarkan pembentukkan pendapat umum dan pemakaian pengetahuan yang
diperoleh itu atas hal yang khusus. Misalnya seperti korupsi itu dikatakan buruk. Untuk
membuktikan pernyataan yang sifatnya umum tersebut dapat diperoleh dari kasus yang
menunjukkan bahwa korupsi ternyata telah merugikan banyak warga negara dan
kesejahteraan warga negara. Pengetahuan yang umum bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi
merupakan jalan untuk mengetahui keadaan yang konkrit, yang merupakan tujuan ilmu yang
sebenarnya.

Menurut Aristoteles, pengalaman hanya menyatakan kepada kita "apa yang terjadi",
tetapi pengertian umum menerangkan "apa sebab itu terjadi". Pengertian ilmiah mencari yang
umum untuk menyelidiki sebab-sebab dan dasar-dasar dari segala yang ada. Upaya untuk
memperoleh pengertian ialah dengan cara menarik kesimpulan atas dasar yang individual,
yang spesifik, yang tersendiri, yang partikular, dari yang umum dapat dipelajari dan
diajarkan caranya kepada orang lain.

3
Imam Hanafi, Filsafat Islam, (Pekalongan: Stain press, 2006), h. 93
Aristoteles membagi logika dalam tiga bagian, yaitu: mempertimbangkan, menarik
kesimpulan membuktikan atau menerangkan. Suatu pertimbangan disebut benar apabila
pertimbangan itu sejalan dengan kejadian nyata. Pandangan ini sejalan dengan pandangan
yang menyatakan bahwa buah pikiran yang dikeluarkan adalah gambaran keadaan yang
objektif.

Menarik kesimpulan atas yang satu dari yang lain dapat dilakukan dengan dua jalan,
yaitu: 4

1. Dengan jalan silogistik atau disebut juga apodiktit atau deduksi.

2. Dengan cara menggunakan epagogi atau induksi. Induksi bekerja dengan cara menarik
kesimpulan tentang yang umum dari pengetahuan yang diperoleh dalam pengalaman tentang
hal-hal yang individual dan partikulir.

Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak saja tertangkap dengan pengertian tetapi
juga sesuai dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tinggi. Dasar metafisika dan
logika tersebut ada tiga, yakni: 5

1. Semua yang benar harus sesuai dengan 'adanya' sendiri. Tidak mungkin ada kebenaran jika
di dalamnya ada pertentangan. Keadaan ini disebut sebagai hukum Identika.

2. Apabila ada dua pernyataan tentang sesuatu di mana yang satu mengiakan dan yang lain
mentidakkan, tentu hanya satu yang benar. Keadaan ini disebut hukum penyangkalan.

3. Antara dua pernyataan yang bertentangan mengiakan dan meniadakan, tidak mungkin ada
pernyataan ketiga. Keadaan ini disebut hukum penyingkiran ketiga.

4
Wikipedia ins Deutsch, Silogisme, https://de.wikipedia.org/wiki/Syllogismus, (diakses pada 20 April 2021).

5
Pemikiran Filosof Yunani Klasik (Pokok Pikiran Sokrates, Plato dan Aristoteles). http://staffnew.uny.ac.id,
(diakses pada 20 April 2021).
Menurut Aristoteles, adanya yang sebenarnya ialah "yang umum", dan pengetahuan
tentang hal tersebut adalah "pengertian". Dalam hal ini pendapatnya sama dengan Plato. Dan
hal yang ditentang Aristoteles dari pandangan Plato adalah adanya perpisahan absolut antara
yang umum dan yang khusus, antara idea dan gambarannya, antara pengertian dan
pemandangan dan antara ada dan menjadi. 6

6
Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2011), h. 83
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemikiran Aristoteles yang
terbesar dalam matematika adalah tentang logika dan analisis. Aristoteles berpendapat bahwa
logika harus diterapkan pada semua bidang ilmu, termasuk matematika. Analisis diperlukan
untuk membangun aksioma-aksioma yang terdapat di dalam matematika.

Inti dari logika adalah silogistik. Silogistisme berasal dari bahasa Yunani kuno:
"syllogismós" yang artinya ("yang menambahkan", "kesimpulan logis"). Silogistis
bersinonim dengan argumen deduktif. Silogistik adalah uraian berkunci, yaitu: menarik
kesimpulan logis dari pernyataan umum (universal) ke pernyataan khusus (individual).

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang ada. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran sebagai masukan terhadap makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Imam. 2006. Filsafat Islam. Pekalongan: Stain Press.

Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Abidin, Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Fearn, Nicholas. 2002. Cara Mudah Berfilsafat. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Pemikiran Filosof Yunani Klasik (Pokok Pikiran Sokrates, Plato dan Aristoteles).
http://staffnew.uny.ac.id, (diakses pada 20 April 2021).

Wikipedia ins Deutsch. Silogisme. https://de.wikipedia.org/wiki/Syllogismus, (diakses pada


20 April 2021).

Anda mungkin juga menyukai