Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT KEHIDUPAN ARISTOTELES

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Dasar-dasar Filsafat

Dosen pengampu : Dr. Saifur Rohman, M.Hum.

Disusun Oleh:
Gian Rizkianto (1210622082)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Filsafat Kehidupan
Aristoteles” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
UAS mata kuliah Dasar-dasar Filsafat, selain itu juga makalah ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca tentang Filsafat Kehidupan Aristoteles. Penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Saifur Rohman,
M.Hum. selaku dosen mata kuliah Dasar-dasar Filsafat. Demikian makalah ini dibuat,
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun kurangnya materi, Penulis
memohon maaf. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Depok, 14 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Riwayat Hidup Aristoteles..............................................................................3
2.2 Hasil Pemikiran Pokok Aristoteles..................................................................4
2.3 Pemikiran Dalam Kehidupan Pribadi Penulis.................................................7
2.4 Contoh Berita Yang Relevan Dengan Pemikiran Filsafat...............................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat adalah sebuah pengetahuan, hal ini mengeani pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia, kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang dipelajari untuk bisa mengetahui segala sesuatu di dalam
kehidupan. Pemikiran filsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu
dan apa yang kita belum tahu. Pemikiran filsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas
ini.
Kehidupan dengan peradaban modern saat ini tidak terlepas dari peranan filsuf
di zaman terdahu yang meletakan dasar-dasar filsafat dan ilmu pengentahuan.
Periodisasi filsafat di mulai dari masa pra-socrates, Socrates, plato, aristoteles,
abad pertengahan, dan masa modern. Akan tetapi, fokus pembahasan dan
pengkajian pada makalah ini adalah mengenai filsafat pada masa aristoteles.
Aristoteles merupakan filsuf yang lahir di stagyra, Yunani Utara pada tahun 384
SM. Kebesaran nama Aristoteles tidak terlepas dari kemampuan diferensiasi
antara guru-gurunya, Aristoteles muncul sebagai seorang filsuf yang nenpunyai
ciri kahs berkutat dengan logika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana riwayat hidup aristoteles?
2. Apa saja hasil pemikiran pokok aristoteles?
3. Apa contoh pemikiran dalam kehidupan pribadi penulis?
4. Apa saja contoh berita yang relevan dengan pemikirannya?

1.3 Tujuan Penulisan


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Riwayat hidup aristoteles.

1
2. Hasil pemikiran pokok aristoteles.
3. Pemikiran dalam kehidupan pribadi menulis.
4. Contoh berita yang relevan dengan pemikiran filsafat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Riwayat Hidup Aristoteles

Aristoteles adalah salah satu filsuf yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Dalam sejarah filsafat bahkan ilmu pengetahuan umum lainnya, nama
Aristoteles sering mendapat tempat. Ia salah satu dari sedikit orang yang
meninggalkan pengaruh yang besar bagi kemajuan dunia. Ia meyakini bahwa
kehidupan adalah masalah yang menjadikan sebuah tujuan dapat dicapai dan
bukan sebuah hasil yang kebetulan. Menurut Aristoteles, tujuan kehidupan adalah
untuk mencapai sebuah tingkat kesempurnaan melalui tindakan etis dan
intelektual. Tugas orang untuk mencapai tingkat kesempurnaan itu adalah melalui
usaha untuk mencapai kebahagiaan. Dengan kata lain, orang harus membangun
kehidupan yang seimbang antara pemikiran, perasaan dan tindakan sehingga
mereka dapat mencapai tujuannya.
Aristoteles lahir di Stagyra, Yunani Utara, pada 384 SM, ia dibesarkan di
Macedonia. Dia adalah murid seorang ahli filsafat, Plato, dari usia 17 tahun
sampai sekiranya usianya menginjak 20 tahun dan berhenti mengikuti pendidikan
sampai Plato meninggal. Hubungan dekat antara Plato dengan Aristoteles
menjadikan keduanya tidak hanya sebatas guru dan murid namun juga sahabat.
Setelah itu berguru dengan plato, Aristoteles mulai mengembangkan teori-
teorinya sendiri tentang berbagai topik, termasuk etika, politik, estetika, sains,
logika, dan banyak lagi. Pengaruh ayahnya yang berprofesi sebagai dokter turut
mempengaruhi pengalaman empirisnya.
Dia banyak menulis sejumlah besar buku, yang menjadi sumber utama untuk
pemahaman kita mengenai filsafat Yunani klasik. Aristoteles juga banyak menulis
gagasannya dengan melihat berbagai persoalan yang berkembang pada
masanya, termasuk masalah etika dan politik, yang tertuang dalam dua karya
monumentalnya yakni, Nicomachean Etics Dan La Politica (Koten, 2010).
Terlebih konsep Aristoteles tentang negara dan warga negara yang tertuang
dalam bukunya La Politica. Selama masa hidupnya, Aristoteles memimpin
Akademi di Athena. Dia juga menjadi guru Raja Philip II dari Macedonia, yang

3
putra tercinta, Alexander the Great. Setelah kematian Alexander, Aristoteles
pindah ke Euboea, dan ia meninggal pada tahun 322 SM di Chalcis.

2.2 Hasil Pemikiran Pokok Aristoteles

Aristoteles menjadi penutup dari tiga serangkai filsuf besar klasik Yunani. Ia
telah banyak memunculkan teori pemikiran filsafat. Terardapat lima pokok
pemikiran Aristoteles mengenai filsafat, antara lain:
1. Teori Hukum Alam
Teori hukum alam (the natural right/natural law) dikenalkan pertama
kali oleh Aristoteles. Aristoteles membagi sifat hukum ke dalam hukum yang
bersifat khusus dan universal. Hukum bersifat khusus yang dimaksud adalah
hukum positif, yang dengannya suatu negara tertentu dijalankan. Sementara
hukum yang bersifat universal adalah hukum alam, yang dengannya prinsip-
prinsip yang tidak tertulis diakui oleh semua umat manusia. Namun, pemikir
setelahnya lah yang mengembangkan lebih jauh teori hukum alam ini, seperti
Kaum Stoa, Thomas Aquinas, Cicero dan Hugo Grotius. Teori hukum alam
seringkali digunakan sebagai landasan moral dan filosofis dalam mengkaji isu
tertentu.
Hukum alam senantiasa berpijak pada asas-asas keadilan, sehingga
dalam merumuskan tentang hukum sekalipun selalu merujuk pada sisi
keadilan. Hukum positip tidak bisa menghapuskan hukum alam, begitu pula
sebaliknya hukum alam tidak bisa menghapuskan hukum positip. Antara
hukum alam dan hukum positip harus saling meyempurnakan. Karena hukum
dibuat oleh manusia, karena buatan manusia maka pasti tidak sempurna
dengan kata lain masih banyak kekurangannya. Karena itulah hukum alam
melengkapi hukum postif, agar hukum mempunyai derajat keadilan.
Aristoteles mengartikan keadilan sebagai “sum quique tribuere”
yangberarti memberikan orang sesuai dengan bagiannya. Dengan beranjak
dari pendapat tersebut, Aristoteles menyatakan bahwa keadilan hukum
harus dipahami dalam pengertian kesamaan. Ia membagi kesamaan
tersebut menjadi dua, yakni kesamaan numerik dan kesamaan
proporsional.

4
2. Teori Atom
Filsuf Aristoteles mengusulkan konsep ‘atom’nya sendiri. Berbeda
dengan pendahulunya, Aristoteles beranggapan bahwa segala materi di alam
ini tersusun atas empat unsur dasar -api, tanah, air, udara- yang dapat dibagi
lagi menjadi lebih kecil sampai tak terbatas. Sampai di sini para filsuf tersebut
hanya sebatas merenungkan gagasan mereka tentang atom, tanpa melakukan
pembuktian empiris dengan eksperimen.
Aristoteles dianggap sebagai filsuf Yunani yang terbaik. Gagasannya
sangat luas dalam berbagai bidang dan dituliskannya dalam bentuk buku yang
berkaitan dengan perkembangan pengetahuan seperti astronomi, biologi,
metafisika, hukum, politik, logika, etika dan estetika.
3. Teori Etika
Menurut Aristoteles, etika dan politik sangat berhubungan satu dengan
yang lainnya. Bisa dikatakan seperti itu karena ketika seseorang yang sudah
ikut dalam dunia politik maka tujuan utamanya adalah untuk menuju
kebaikan. Ketika seorang pemimpin ingin bertindak maka ia harus dapat
berfikir juga bahwa tindakan yang akan dilakukannya tersebut tidak
merugikan orang lain dan dapat dirasakan hasilnya. Maka dalam etika
Aristoteles adalah etika kebaikan, artinya Aristoteles menggariskan bahwa
setiap aktivitas manusia memiliki tujuan untuk mengejar kebaikan.
Aristoteles mengatakan bahwa kebaikan adalah itu yang dituju atau itu
yang dikejar. Ketika seorang pemimpin yang ingin mendapatkan kekuasaan
ataupun yang berada dalam dunia politik maka ketika mereka mempunyai
tujuan,tindakan yang akan dilakukan tidak akan menyilang atau melanggar
peraturan yang sudah ditetapkan.
4. Teori Politik
Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang begitu antusias
mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika
dan politik karena keyakinannya bahwa politik memainkan peranan yang amat
sentral dalam kehidupan bersama. Politik sebagai instrumen bagi warga
masyarakat untuk berintegrasi dalam negara dan selanjutnya berpartisipasi di
dalamnya. Aristoteles mengembangkan lebih lanjut ide Yunani klasik ini
dengan menunjuk politik pada kehidupan polis sebagai suatu keseluruhan. Hal

5
ini mengisyaratkan bahwa politik mencakupi bukan hanya apa yang secara
khusus disebut aktivitas politis, tetapi juga semua area kehidupan sosial
lainnya.
Pandangan Aristoteles terhadap partisipasi politik sangat ambivalen. Di
satu pihak, Aristoteles tampaknya mempromosikan partispasi aktif warga
negara karena keterlibatan orang dalam politik akan membantu orang tersebut
untuk mencapai tujuan utama hidupnya yaitu kebahagiaan. Hal itu berarti
bahwa partisipasi politik memainkan peran sentral untuk mencapai
kebahagiaan. Argumen ini didasarkan pada dua klaim utama.5 Pertama,
Aristoteles menggambarkan manusia sebagai zoon politikon atau makhluk
politis. Manusia secara alamiah cocok bagi kehidupan polis dan dapat
mengembangkan potensi secara penuh hanya dengan hidup dalam sebuah
komunitas politis dan moral dengan yang lain. Kedua, Aristoteles
mendefinisikan kewarganegaraan sebagai syering dalam kantor deliberatif dan
yudisial. Hanya dengan menjadi anggota aktif dari sebuah polis yang
terorganisir secara baik, manusia dapat menghidupi kehidupan yang penuh dan
merealisasikan secara penuh segala potensinya. Dengan kata lain, karena
manusia secara alamiah politis, mereka dapat memenuhi potensia alamiahnya
dan menjadi bahagia hanya dengan menjadi anggota sebuah komunitas politis
dan terlibat secara aktif di dalamnya. Lewat berpartisipasi dalam politik,
manusia memanfaatkan kemampuan distingtifnya, yaitu akal budi dan
berbicara.
5. Teori Logika
Etika logika Aristoteles adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh
filsuf Yunani klasik, Aristoteles, yang berfokus pada logika dan etika. Teori
ini berfokus pada konsep yang dikenal sebagai "syllogisme". Syllogisme
adalah sebuah proses berpikir yang menggunakan tiga premis untuk mencapai
kesimpulan yang logis. Etika Logika Aristoteles juga menekankan pengkajian
tentang moral dan nilai-nilai manusia.
Teori logika Aristoteles adalah salah satu cabang filsafat Aristoteles
yang menyelidiki permasalahan moral dan etika. Etika Logika Aristoteles
berfokus pada tindakan manusia yang dianggap benar dan salah. Aristoteles
mempercayai bahwa ada kebenaran yang bersifat universal dan dapat dicapai
melalui refleksi intelektual. Dia mengembangkan argumen untuk

6
menunjukkan bahwa tindakan yang benar adalah ditentukan oleh karakteristik
orang yang melakukannya.

2.3 Pemikiran Dalam Kehidupan Pribadi Penulis

Dalam kehidupan, filsafat muncul sebagai metedologi berpikir manusia untuk


mengurangi persoalan kehidupan agar tak tersesat lagi di arena saling fitnah dan
saling benci. Contoh pemikiran filsafat yang dilakukan dalam kehidupan pribadi
penulis adalah berfilsafat di era sosial media. Saat ini kita memasuki era
millennial ditandai dengan terjadinya loncatan informasi yang mengubah cara
pandang hidup dan kebiasaan manusia dalam melakukan apapun.
Perlu diakui saat ini kita lebih menyukai interaksi virtual ketimbang interaksi
fisik. Seperti contoh, pada saat ini banyak anak muda duduk di kafe yang
berposisi berdekatan akan tetapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar, tapi
masing-masing “autis” dengan smartphone. Ini merupakan salah satu dampak
negatif dari kehadiran teknologi. Dampak yang lebih memperihatinkan adalah
situasi adanya perang terbuka di sosial media. Mereka beradu argument saling
menghujat karena terdapat beda pandangan, menyebarnya berita hoax, bahkan
memfitnah. Fenomena itu dapat kita temukan di arena media sosial.
Berargumen, berbeda pandangan, dan berdiskusi pada dasarnya merupakan
sesuatu kegiatan yang positif jika di lakukan dengan benar. Namun sayang,
banyak sekali yang berdebat, membangun narasi, dan berargumentasi, logika
dalam berpikit mereka masih tidak sejalan. Melihat hal tersebut disinilah peran
penting filsafat agar bisa menyusun argument dan logika berpikir dengan benar.
Karena definisi logika sendiri berasak dari bahasa Yunani yaitu logos, yang berarti
hasil pertimbangan akan pikiran manusia yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dengan bahasa.
Semua itu dapat dikuasai ketika mempelajari filsafat dan meningkatkan skill
kita dalam berpikir kritis. Berfilsafat yang dimaksud disini bukanlah belajar
filsafat dengan filsafat logika yang rumit atau menghafalkan teori-teori para filsuf
yang terkesan sulit.tapi filsafat dihadirkan guna melandasi diri kita untuk mampu
melakukan langkah dan cara berpikir dengan logika. Lantas bagaimana
langkahnya? Berikut langkah yang harus dilakukan, antara lain:

7
1. Membuka pikiran seluas-luasnya, ini untuk menghindari cara berpikir sempit.
Ketika mendapatkan informasi atau pengetahuan baru tidak langsung percaya
begitu saja tetapi diteliti dan dikonfirmasi terlebih dahulu.
2. Berpikir kritis dalam segala hal, segala informasi yang diterima cobalah untuk
mengkritisinya dengan melihat adakah sesuatu yang janggal dalam informasi
tersebut.
3. Refleksi diri, direnungkan dipikir dengan logika dan akhirnya menghasilkan
hikmah dari kebijaksanaan dalam berpikir.

Dengan menguasai tiga hal sederhana tersebut dalam kehidupan sehari-hari, kita
akan terbebas dari cara berpikir tersesat yang cenderung negatif. Berpikir dengan
kritis bukan hanya kritis terhadap orang lain atau lingkungan sekitar, tapi yang
terpenting adalah kritis terhadap diri sendiri terlebih dahulu.

2.4 Contoh Berita Yang Relevan Dengan Pemikiran Filsafat

Media digital saat ini memiliki rperanan yang besar bagi kehidupan manusia.
Sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar kita akan sangat mudah di dapat, baik
peristiwa dalam bidang ekonomi, sosial, politik, bahkan ilmu filsafat sekalipun.
Filsafat akan mendorong kita untuk mampu bebas dalam berpikir. Pembebasan ini
membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis
terhadap segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan
atas seluruh kenyataan. Ada beberapa contoh berita yang memiliki relevansi
dengan pemikiran filsafat, antara lain:
1. Abu al-Hasan al-Amiri, Sang Filsuf, Berdebat Lewat Diskusi, dikutip dari
berita republika.co.id. Berikut beritanya:
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan kaum cendekiawan
pada abad pertengahan adalah menggelar diskusi serta perdebatan ilmiah. Ini
dilakukan untuk bertukar pikiran dengan menjelaskan ide dan gagasan
masing-masing. Kegiatan itu juga kerap dilakukan oleh Al-Amiri di berbagai
kesempatan. Ia selalu menghadiri kelompok-kelompok diskusi.
Perdebatan mencakup banyak topik, mulai dari persoalan hukum, sosial,
politik, hingga pemerintahan. Tentu, bagi seorang filsuf seperti Al-Amiri,
semua itu dibahas dengan dalil-dalil filosofis. Hal tersebut pula yang terjadi

8
ketika tokoh ini melakukan perdebatan terbuka dengan Abu Said Al-Sirafi di
Madinah.
Joel L Kraemer mencatat momen itu berlangsung dalam majelis Abu
al-Fath bin Amid pada Februari 975 Masehi. Pertemuan itu penuh sesak oleh
pengunjung. Al-Amiri yang mengawali perdebatan, meminta Al-Sirafi
menjelaskan fungsi kata bi dalam kalimat bismillahirahmanirrahim. Banyak
orang yang hadir terkejut dengan pertanyaan itu. Al-Sirafi sigap menjawab
dengan menukil beberapa ayat Alquran. Sejarah al-Tauhidi menilai perdebatan
antara dua tokoh itu sangat mengesankan. Meski, beberapa sumber
mengatakan pertanyaan Al-Amiri melahirkan persaingan panjang antarfilsuf.
Di Baghdad, Al-Amiri juga terlihat menonjol. Meski, sejumlah filsuf
tak berkenan dengan kehadirannya. Salah satu pemicunya, menurut versi Al-
Amiri, karena mereka kurang menyukai sesuatu yang asing. Imbasnya, ia
sempat ditolak saat ingin bergabung dengan beberapa perkumpulan diskusi.
Beruntung, Al-Amiri disambut baik dalam kelompok kajian ilmiah
yang digagas Ibnu Al-Amid. Dari tokoh ini, Al-Amiri banyak belajar,
termasuk tentang mesin dan teknologi. Di bawah bimbingan Ibnu Al-Amid, ia
banyak memperoleh wawasan baru, terutama di bidang sains, teologi, filsafat,
hingga sastra.
Dari sini, dia menemukan bahwa filsafat dapat beriringan dengan
ajaran Islam dan terus berusaha mengintegrasikan dua hal tersebut. Al-Amiri
mengatakan, keesaan Tuhan merupakan unsur penting. Dan, ia meyakini
bahwa nilai-nilai Islam lebih utama dibandingkan keyakinan lainnya.

2. Mengajarkan filsafat dengan Batman, dikutip dari berita BBC NEWS


Indonesia. Berikut beritanya:
Pergulatan antara Batman dan Joker jadi materi diskusi filsafat. Selama
bertahun-tahun penggemar tokoh komik Batman penasaran dengan misteri di
jantung serial ini yakni mengapa Batman tidak langsung membunuh musuh
bebuyutannya Joker? Dua tokoh komik ini terlibat dalam permainan kucing-
kucingan yang lama. Joker melakukan kejahatan, Batman menangkapnya,
Joker ditahan dan dengan berbagai cara melarikan diri. Bukankah akan sangat
sederhana jika Batman hanya membunuh Joker? Apa yang menyebabkan dia
tidak melakukannya? Masuk filosof Immanuel Kant dan teori etika deontologi.

9
Setidaknya, begitulah jalan sebuah diskusi di sejumlah kelas filsafat di
Amerika Serikat yang jumlahnya semakin bertambah.
Studi budaya dan media telah membuka jalan bagi universitas untuk
memasukkan budaya pop kedalam kurikulum mereka. Saat ini bukan hal yang
aneh menemukan kelas studi televisi bersama dengan kursus literatur abad ke-
17. Sekarang, profesor filsafat menemukan superhero dan buku-buku komik
sangat bermanfaat dalam membantu para mahasiswa untuk berfikir mengenai
perdebatan moral dan etika yang kompleks yang telah menyibukkan para filsuf
selama berabad-abad.
Tradisi sokrates, dia mengatakan, bukanlah yang aneh menggunakan
rujukan populer untuk menggambarkan teori-teori yang kompleks.

"Inilah yang filsafat lakukan sejak awal," katanya. "Filsafat mulai dengan
Sokrates di jalan-jalan Athena berbicara mengenai pesannya kepada
masyarakat dan berbicara dalam bahasa mereka, analog pertanian dan
mitologi umum."

Meskipun demikian selama berabad-abad, kalangan filsuf beralih ke


dunia akademis, menciptakan perbendaharaan kata yang sulit dimengerti rata-
rata mahasiswa tingkat satu. Misalnya, istilah etika deontologi. Christopher
Bartel, asisten dosen filsafat di Universitas Appalachian, meminta mahasiswa
untuk membacakan novel bergambar Watchmen dalam upaya mengkaji
pertanyaan-pertanyaan soal metafisik dan epistomologi. Di salah satu kelas,
dia menggunakan karakter Dr Manhattan yang mengklaim bahwa segala
sesuatu termasuk psikologi manusia ditentukan oleh hukum sebab akibat
fisika. Bartel menggunakannya untuk mengajarkan teori determinisme dan
kebebasan berkehendak dan tanggung jawab moral. Menurut Bartel, kuliahnya
di bidang Filsafat, Sastra, Film dan Komik merupakan "alat merekrut yang
fantastik". Dan, katanya, lebih banyak mahasiswa sekarang mengambil
spesialisasi di bidang filsafat daripada mahasiswa di bidang lainnya.
Bagi Christopher Robichaud yang mengajarkan etika dan filsafat
politik di Kennedy School of Government, Harvard University dan Tufts
University, eksperimen pemikiran berdasarkan superhero dapat membantu
orang memahami dilema etika dengan cara yang mudah. Misalnya bayangkan

10
bahwa Anda Peter Parker alias Spider-Man dan Anda baru saja menemukan
diri ini memiliki kekuatan adidaya. Apakah Anda memiliki kewajiban moral
menggunakan kekuatan baru itu untuk membantu orang lain? Dalam esai yang
sudah diterbitkan, Robichaud menggunakan pertanyaan sama untuk mengkaji
"consequentialism" sebuah pendekatan kepada moralitas yang
mempertimbangkan kebenaran dan kesalahan itu berdasarkan tindakan karena
semata-mata hasilnya.
Penganut "consequentialist" akan berpendapat bahwa Peter Parker
memiliki tanggung jawab moral menjadi Spider-Man karena keputusannya
akan membawa banyak kebaikan. Namun Peter Parker juga seorang ilmuwan
trampil sehingga bagi "non-consequentialist" bisa berpendapat bahwa
memenuhi karirnya sebagai ilmuwan sama validnya jika dia memilihnya.
Mungkin sebagai Spider-Man sudah di atas segalanya dan melampaui tuntutan
kewajiban, jawabannya adalah samar-samar. Perbincangan tidak berakhir
dengan superhero tentu saja. Robichaud mendesak para mahasiswa untuk
mengambil kerangka yang telah mereka pelajari dan menerapkannya dalam
kehidupan pribadi dan profesional. Memasukkan superhero kedalam
kurikulum filsafat bukan berarti bebas kritik. Robichaud tidak dapat bersabar
terhadap kritik yang mengatakan karyanya mempermurah tradisi studi filsafat.

"Studi filsafat yang saya lakukan yakni filsafat analisis menggunakan


pemikiran eksperimen sepanjang waktu. Jika sebagai contoh diambil dari
fiksi, dari budaya pop, sepanjang hal itu sejalan dengan filsafat siapa peduli?
Siapa peduli jika contohnya dari Middlemarch atau Watchmen?" tanyanya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aristoteles adalah salah satu filsuf yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Dalam sejarah filsafat bahkan ilmu pengetahuan umum lainnya, nama
Aristoteles sering mendapat tempat. Ia salah satu dari sedikit orang yang
meninggalkan pengaruh yang besar bagi kemajuan dunia. Terardapat lima pokok
pemikiran Aristoteles mengenai filsafat, yaitu Teori Hukum Alam, Teori Atom,
Teori Etika, Teori Politik, dan Teori Logika.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berharap para pembaca agar lebih memahami lebih
jelas mengenai Filsafat Kehidupan Aristoteles seperti yang sudah dipaparkan di
atas. Penulis juga berharap para pembaca agar dapat menambah wawasan setelah
membaca makalah ini

12
DAFTAR PUSTAKA

Ackrill, J.L. "Aristoteles dan Etika Logika." Dalam Aristoteles: Etika dan Politik,
hlm. 83-109. Oxford University Press, 1981.
Copleston, F. (2020). Filsafat Aristoteles (Vol. 2). BASABASI.
Gemia A. & Al-ahmed S. (2021). Logika Kritis Filsuf Klasik. Yogyakarta:
SOCIALITY
Hadi, S. (2017). Kekuatan Mengikat Hukum Dalam Perspektif Mazhab Hukum Alam
Dan Mazhab Positivisme Hukum. Legality: Jurnal Ilmiah Hukum, 25(1), 86-
97.
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2010/08/100812_philosophycomic
https://www.republika.co.id/berita/qej4x0430/abu-alhasan-alamiri-sang-filsuf-
berdebat-lewat-diskusi
Koten, Y. K. (2010). Partisipasi Politik: Sebuah Analisa atas Etika Politik Aristoteles.
Lutfi, K. R. (2017). Teori Hukum Alam Dan Kepatuhan Negara Terhadap Hukum
Internasional. Jurnal Yuridis, 1(1), 90-106.
Mahfud, M., & Patsun, P. (2019). Mengenal Filsafat Antara Metode Praktik Dan
Pemikiran Socrates, Plato Dan Aristoteles. CENDEKIA: Jurnal Studi
Keislaman, 5(1).
Namang, R. B. (2020). Negara dan Warga Negara Perspektif Aristoteles. Jurnal
Ilmiah Dinamika Sosial, 4(2), 247-266.
Pangestu, Y. R. Politik Uang Di Masa Tenang Ditinjau Dari Teori Etika Aristoteles.
Soeharto, A. (2022). KEADILAN DALAM OPTIK HUKUM ALAM DAN
POSITIVISME HUKUM. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 36,
62-72.
Sujito, S., Sunardi, S., & Hartini, S. (2019). Paradigma Teori Atom Lintas Waktu.
Jurnal Filsafat Indonesia, 2(1), 42-51.
Suriasumantri, Jujun S. (2007). "Filsafat ilmu." Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

13

Anda mungkin juga menyukai