Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI
Jl. Siliwangi No. 24 Tlp. (0265) 323532 Fax. 325812 Tasikmalaya - 46115

NASKAH UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah : Psikologi Sosial


Nama : Gian Rizkianto
Hari/Tgl : Selasa,07 -12-2021
Semester /KLS : I/C
                        Jurusan /Prodi : Pendidikan Masyarakat
     Dosen   : Dr. lilis Karwati,M.Pd

LEMBAR JAWABAN

1. Jelaskan Atribusi Sosial   merupakan Proses Mencari Penyebab Dari Perilaku


Orang Bersifat Abstrak, Ambigu, Dan Normatif. 
Atribusi sosial merupakan suatu teori yang ada dalam ilmu psikologi. Dalam teori
atribusi sosial ini, kita diajari untuk mampu memahami tentang proses-proses untuk
memahami penyebab-penyebab perilaku orang lain maupun perilaku kita sendiri. Seperti
yang dikatakan oleh ahli psikologi yaitu menyebutkan bahwa atribusi adalah sebuah proses
untuk mencari jawaban atau solusi untuk mencari penyebab mengapa adanya perubasahan
perilaku pada diri sendiri ataupun orang lain.
Atribusi sosial ini terbagi menjadi 2 dimensi, yaitu atribusi internal dan eksternal.
Atribusi internal disimpulkan bahwa individu menarik kesimpulan bahwa penyebab perilaku
atau peristiwa seseorang adalah faktor pribadi seperti sifat, kemampuan, atau perasaan.
Sedangkan atribusi eksternal disebutkan bahwa individu menarik kesimpulan bahwa
penyebab perilaku atau peristiwa seseorang adalah faktor situasi.
2. Jelaskan Bahwa Kognisi Sosial Adalah Studi Tentang Bagaimana Orang Menarik
Kesimpulan Atau Inferensi Dari Informasi Sosial Yang Ada Di Lingkungan
Menseleksi,Menginterpretasikan,Mengingat,Dan Menggunakan Informasi Sosial
Untuk Membuat Judgment Dan Keputusan 
Kognisi sosial merupakan keberkaitan dengan bagaimana cara kita berpikir tentang dunia
sosial, bagaimana cara kita mencoba untuk memahaminya dan bagaimana cara kita
memahami diri kita dan tempat kita di dalam dunia itu. Dalam kognisi sosial ada istilah
skema yaitu kerangka mental yg berpusat pada tema-tema spesifik yang tentunya membantu
kita untuk mengorganisasikan dan menggunakan informasi sosial sehingga mampu mencapai
suatu yang diinginkan. Disebutkan pula menurut kamus besar bahasa Indonesia, kognisi
adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan
sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
Perasaan kita dan suasana hati ini juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa
aspek kognisi, dan kognisi juga berperan kuat pada perasaan dan suasana hati kita, jadi
keduanya memiliki peran yang sama kuatnya sehingga saling berkegantungan. Suasana hati
saat ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap rangsang yang baru pertama
kali kita temui. Contoh: ketika kiota sedang bergembira dan berkenalan dengan orang baru,
penilaian kita terhadap orang tersebut pastinya lebih baik dibanding saat kita berkenalan
dengannya ketika kita bersedih.

3. Jelaskan Komponen Pembentuk Identitas Sosial Komponen Kognitif Komponen


Evaluatif Komponen Emosional 
a. komponen pembentuk identitas sosial, antara lain:
 Identification
Komponen ini mengacu pada sejauh mana seseorang mendefinisikan diri mereka
(dan dilihat oleh orang lain) sebagai anggota kategori sosial tertentu. Posisi seseorang
dalam lingkungan, dapat didefinisikan sesuai dengan “categorization” yang
ditawarkan.
 Categorization
Komponen ini menunjukkan kecenderungan individu untuk menyusun lingkungan
sosialnya dengan membentuk kelompok-kelompok atau kategori yang bermakna bagi
individu.

 Social Comparison
Identitas sosial dibentuk melalui perbandingan sosial. Perbandingan sosial merupakan
proses yang kita butuhkan untuk membentuk identitas sosial dengan memakai orang
lain sebagai sumber perbandingan, untuk menilai sikap dan kemampuan kita.

b. Komponen kognitif sebuah anggapan komponen yang diisikan oleh sesuatu yang
diyakinin dan sebuah pemikiran terhadap objek sikap tertentu yang dituju.
c. Komponen evaluatif Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu
terhadap keanggotaannya dalam kelompok, seperti group self esteem (harga diri atau
kebanggaan kelompok). Komponen Evaluatif (evaluative component) ini menekankan
pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya.
d. Konponen emosional merupakan sebuah perasaan keterlibatan emosional terhadap suatu
kelompok, seperti komitmen afektif. Komponen Emosional ini lebih menekankan pada
seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya.
Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara positif
karena kelompok lebih berkontribusi terhadap identitas sosial yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam
menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya walaupun
kelompoknya diberikan karakteristik negatif.

4. Jelaskan Pengertian Ciri Dan Funsi Sikap Tingkat Perasaan Positif Atau Negatif
Seseorang Terhadap Orang Tertentu, Tempat, Atau Benda.serta Sikap
Sikap merupakan sebuah kecenderungan bertindak, berfikir, berpresepsi dan merasa
dalam menghadapi objek ,ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah perilaku,tetapi lebih
merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap.
Sesoramg yang berkepribadian yang sehat adalah yang memiliki sifat Mampu menilai diri
sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan
kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya, Mampu menilai
situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya
secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu
sebagai sesuatu yang sempurna, dan juga dapat mengontrol emosi atau dapat diaertikan
mampu merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau
stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak). Menurut saya yang menjadi
acuan akan sikap positif atau negatifnya adalah diri sendiri, karena sikap diberikan atau
diperlihatkan itu berasal dari kepribadian yang dimiliki diri kita sendiri.

5. Jelaskan Proses Pembentukan Identitas Sosial Dan Identitas Pribadi Seseorang


Dalam Konteks Hubungan Sosial Dengan Kelompok, Dalam Pembentukan
Identitas Personal Individu.
Identitas sebagai satu unsur kunci dari kenyataan subjektif dan sebagaimana semua
kenyataan subjektif, berhubungan secara dialektif dengan masyarakat, sehingga identitas
dibentuk oleh proses-proses sosial. Identitas sosial juga berkegantungan terhadap
pembentukan identitas pribadi seseorang. Woolfolk menyebutkan dalam yusuf bahwa
didalam identitas pribadi terbentuk untuk menjadi seseorang individu yang unik dengan
peran yang penting dalam hidup, suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi,
serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan, dan merupakan
pengorganisasian dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan, keyakinan-keyakinan
(beliefs), dan pengalaman kedalam citra diri (image of self) yang konsisten yang meliputi
kemampuan memilih dan mengambil keputusan, baik menyangkut pekerjaan, orientasi
seksual, dan filsafah hidup. Setiap individu bisa dan bebas untuk memiliki bermacam-macam
identitas, baik identitas pribadi maupun identitas sosial. Keputusan untuk memiliki banyak
identitas bergantung pada kebutuhan individu untuk diakui dengan identitas macam apa. Dan
pilihan individu untuk mengkategorikan diri dalam identitas di lakukan secara sadar.

6. Jelaskan upaya – upaya Dalam Mengatasi Prasangka Meski Tidak Dapat


Seluruhnya Dihilangkan Namun Prasangka Dapat Dikurangi
Prasangka merupakan adalah sebuah sikap (biasanya negatif) terhadap anggota kelompok
tertentu, semata berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut menurut (Baron
& Byrne, 2003). Prasangka sangat berbeda dengan deskriminasi, sedangkan diskriminasi
adalah wujud dari prasangka itu dalam tingkah laku atau aksi negatif terhadap kelompok
yang menjadi sasaran prasangka. Ada bebrapa sumber penyebab munculnya sebuah
prasangka, antara lain: konflik langsung antar kelompok atau individu, pengalaman awal,
kategorisasi Sosial, dan juga mekanisme kognitif.

Tentu ada beberapa upaya untuk mengatasi sebuah prasangka, antara lain:

 Perbanyak kontak atau hubungan dengan orang lain


Banyaknya interaksi dengan orang lain, sangat ampuh dalam mengurangi adanya
prasangka. Karena, semakin banyak kita berinteraksi dan melakukan kontak dengan
lawan bicara, kita akan lebih banyak tahu mengenai sifat mereka dari cara mereka
berbicara dan bertingkah, sehingga ketika kita berbicara dengan orang baru, kita bisa
menghubungkan gaya berbicara mereka yang mirip dengan orang yang kita kenal.
 Jadilah orang yang ‘Open Minded’
Open minded adalah situasi dimana kita mempunyai pikiran yang terbuka untuk
menerima sesuatu yang baru dari luar batas pengertian kita. Maka itu, kita dapat lebih
terbukan dengan pendapat dan perilaku orang lain.
 Selalu menyebarkan pikiran yang positif
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan mengurangi adanya
prasangka ialah untuk menebar pikiran positif entah dalam perasaan atau terhadap
lawan bicara kita

Anda mungkin juga menyukai