Anda di halaman 1dari 7

A.

DEFINISI SIKAP

Alex Sobur (2003: 361-362) mengemukakan beberapa hal tentang sikap,


yaitu sebagai berikut:
1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku,
tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara
tertentu tentang suatu objek.
2. Sikap bukanlah sekedar rekaman masa lampau, namun juga menentukan
apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu
3. Sikap relative lebih menetap
4. Sikap mengandung aspek evaluative; artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan
5. Sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan
hasil belajar
6. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan
7. Sikap tidak berarti sendiri, melainkan senantiasa mengandung relasi
tertentu terhadap suatu objek
Jadi, pada dasarnya sikap dapat diartikan sebagai organisasi pendapat,
keyakinan seseorang mengenai suatu objek atau situasi yang relative ajeg,
yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang
dipilihnya.

B. PEMBENTUKAN SIKAP

Menurut Krech, Cructchfield, dan Ballachey (dalam Alex Sobur, 2003:


362), sikap setiap orang sama dalam perkembangannya, tetapi berbeda dalam
pembentukannya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang
atau individu dengan sikap temannya, familinya, atau tetangganya.
Terbentuknya sikap seseorang pada dasarnya dilandasi oleh nomra-norma
yang sebelumnya (telah dihayatinya), sehingga dengan “kacamata” norma-
norma tersebut beserta pengalamannya di masa lalu, ia akan menentukan
sikap, bahkan bertindak. Roucek (dalam Alex Sobur, 2003: 362-363)
menjelaskan bahwa sikap terjadi setelah individu mengadakan internalisasi
dari hasi-hasil sebagai berikut:
1. Observasi (terhadap kelompok atau kejadian) serta pengalaman
partisipasinya dengan kelompok yang dihadapi
2. Perbandingan pengalamannya yang mirip dengan respons atau reaksi yang
diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya
3. Apakah pengalaman yang mirip telah melibatkan emosinya atau tidak,
karena suatu kejadian yang telah menyerap perasaannya lebih sulit
dilupkannya sehingga reaksinya akan merupakan reaksi berdasarkan usaha
menjauhi situasi yang tidak diharapkannya
4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan
pengalaman orang lain yang dianggap lebih berpengalaman, lebih ahli, dan
sebagainya.
Lebih lanjut, Alex Sobur (2003: 363) mengemukakan beberapa faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap, yaitu:
1. Adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe atau sikap
yang sama terhadap suatu hal
2. Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda
3. Pengalaman (baik atau buruk) yang pernah dialami
4. Hasil peniruan terhadap sikap pihak lain (secara sadar atau tidak sadar)
Selain itu, Bimo Walgito (2003: 133) juga mengemukakan beberapa faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap, yaitu:
1. Faktor internal, yaitu meliputi keadaan fisiologis dan psikologis
2. Faktor eksternal, yaitu meliputi pengalaman, situasi, norma-norma,
hambatan, dan pendorong

C. CIRI-CIRI DAN FUNGSI SIKAP

1. Ciri-ciri sikap
Ada beberapa ciri-ciri sikap, yaitu:
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir; namun timbul berdasarkan
pengalaman/hasil belajar
b. Sikap selalu berhubungan dengan suatu objek
c. Sikap tertuju pada suatu objek dan/atau sekumpulan objek
d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar
e. Sikap mengandung perasaan atau motivasi
2. Fungsi sikap
Rita L. Atkinson (dalam Alex Sobur, 2003: 369-370) mengemukakan
fungsi-fungsi sikap, yaitu meliputi:
1. Fungsi instrumental
Sikap yang dimiliki individu karena alasan praktis atau manfaat
dikatakan memiliki fungsi instrumental. Sikap tersebut semata-mata
mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum individu untuk
mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman
2. Fungsi pengetahuan
Sikap yang membantu individu memahami dunia, yang membawa
keteraturan bagi berbagai informasi yang yang harus diasimilasikan
dalam kehidupan sehari-sehari, dikatakan memiliki fungsi
pengetahuan. Sikap tersebut adalah skema penting yang
memungkinkan individu mengorganisasi dan mengolah berbagai
informasi secara efisien tanpa harus memperhatikan detailnya
3. Fungsi pertahanan ego
Sikap yang melindungi individu dari kecemasan atau ancaman bagi
harga diri dikatakan memiliki fungsi pertahanan ego.
4. Fungsi nilai-ekspresif
Sikap yang mengekspresikan nilai-nilai individu atau mencerminkan
konsep diri individu dikatakan memiliki fungsi nilai-ekspresif
5. Fungsi penyesuaian sosial
Sikap yang membantu individu merasa menjadi bagian dari komunitas
dikatakan memiliki fungsi penyesuaian sosial.
D. PENGUKURAN SIKAP

Bimo Walgito (2003: 156) menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang
dapat digunakan dalam pengukuran sikap, yaitu:
1. Pengukuran sikap secara langsung
Pengukuran sikap secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai
pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang
dihadapkan kepadanya. Pengukuran jenis ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Langusng tidak berstruktur, misalnya dengan wawancara bebas,
dengan pengamatan langsung atau dengan survey.
b. Langsung berstruktur, yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam
suatu alat yang sudah ditentukan, dan langsung diberikan kepada
subjek yang ditelitir, misalnya pengukuran sikap dengan skala
Bogardus, Thurstone, dan Likert.
2. Pengukuran sikap secara tidak langsung
Pengukuran sikap secara tidak langsung yaitu pengukuran sikap dengan
menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun non-proyektif.
Misalnya dengan menggunakan tes Rorschach, TAT, dan dengan melalui
analisis yang cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap
seseorang terhadap keadaan sekitarnya. Pengukuran sikap secara tidak
langsung ini begitu komplek dan begitu rumit yang biasanya dibicarakan
dalam rangka pembicaraan mengenai tes.

E. LAYANAN BK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP INDIVIDU

Pada dasarnya, dalam penyelenggaraan (semua) layanan BK hendaknya


terjadi perubahan sikap pada diri individu (dalam hal ini klien) Misalnya,
dapat terlihat dari sikap klien dari ragu-ragu dan tidak terpaksa menjadi
sukarela, dari tidak berani menjadi berani, dari tidak biasa menjadi biasa.
Dalam pelaksanaan layanan konseling terjadi proses belajar. Pembentukan
sikap tertuang dalam kondisi belajar, yaitu:
1. Dari tidak mau menjadi mau
2. Dari tidak bisa menjadi bisa
3. Dari tidak biasa menjadi biasa
4. Dari tidak tahu menjadi tahu
5. Dari tidak ikhlas menjadi ikhlas
Lebih lanjut, jika dikaitkan dengan tujuan konseling, maka perubahan
sikap yang hendak dicapai pada diri klien adalah kondisi mandiri. Prayitno
(2012: 204-205) mengemukakan ciri individu mandiri, yaitu:
1. Mampu memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis
2. Memahami dan menerima lingkungan secara objektif, positif dan dinamis
3. Mengambil keputusan secara positif dan tepat
4. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
5. Mewujudkan diri sendiri
KEPUSTAKAAN

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: ANDI.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: FIP
UNP.
TUGAS V

PSIKOLOGI SOSIAL

TENTANG

SIKAP DAN PENGUKURAN

OLEH

AHMAD BUNAYYA IRSANDEF

1204848

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

Anda mungkin juga menyukai