Berikut dipaparkan beberapa konsep mengenai prasangka dan politik
dalam pandangan psikologi: 1. Prasangka Prasangka berasal dari bahasa Latin prejudicium yang berarti keputusan yang diambil tanpa ada penelitian dan pertimbangan, tergesa- gesa dan tidak matang. Prasangka biasanya merupakan dugaan-dugaan yang memiliki nilai negative. Adapun definisi dari prasangka menurut beberapa ahli psikologi yaitu: a. Prasangka sosial merupakan ciri khas pertentangan antara kelompok yang ditandai oleh kuatnya in group dan out group (Kimball Young) b. Prasangka sosial adalah sikap negative yang ditujukan pada orang lain yang berbeda dengan kelompoknya tanpa adanya alasasn yang mendasar pada pribadi orang tersebut (Papalia dan Sally) c. Prasangka sosial merupakan suatu sikap yang membenci kelompok lain tanpa adanya alasan yang obyektif untuk membenci kelompok tersebut (Gordon W. Allport) Proses pembentukan prasangka sosial menurut Mar’at (dalam Nella Oktarima, 2012, online) dipengaruhi oleh beberapa fakto, yaitu: a. Adanya pengaruh kepribadian; misalnya otoriter b. Adanya perbedaan pendidikan dan status c. Adanya pengaruh pendidikan anak oleh orangtua d. Adanya pengaruh kelompok e. Adanya pengaruh politik dan ekonomi f. Adanya pengaruh komunikasi g. Adanya pengaruh hubungan sosial 2. Politik Adapun definisi ilmu politik oleh beberapa ahli (dalam Sofa, 2011, online), yaitu sebagai berikut: a. Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh dan kekuasaan (Lasswell) b. Ilmu politik adalah ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip-prinsip pemerintahan (Paul Janet) c. Ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan Negara, ilmu politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan Negara dan mesyarakat atau kekuasaan (Prof. Mr. Moh. Yamin) Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat dikemukakan bahwa ilmu politik adalah cabang ilmu yang mempelajari: a. Teori dan praktik politik b. Deskripsi dan analisa sistem politik c. Perilaku politik Jika dilihat dari definisi psikologi yaitu ilmu yang mempelajari karakteristik, perilaku dan fenomena pikiran manusia, maka tampak bahwa ilmu politik dan psikologi mempunyai titik temu yaitu sama-sama mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi dapat memberikan peran dalam menjelaskan tentang persoalan-persoalan yang menarik yang berkaitan dengan kehidupan politik seperti kebijakan politik, konflik etnis, motivasi aksi terorisme dan pencegahannya, perilaku memilih, kepemimpinan, dsb. Kajian utama antara Psikologi dan Politik adalah berkaitan dengan pikiran, emosi, dan perilaku manusia dalam politik. Contoh aspek yang diteliti dalam psikologi politik adalah pemerintahan, actor pengambil keputusan, organisasi internasional dan partai-partai politik.
B. PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Latar belakang sejarah munculnya psikologi lingkungan tidak terlepas dari
Field Theory (Teori Medan) yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Lewin mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: TL = f (P, L) Adapun definisi dari psikologi lingkungan yaitu sebagai berikut: 1. Psikologi lingkungan adalah disiplin ilmu yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik (Mc Farling) 2. Psikologi lingkungan adalah studi dari transaksi di antara individu dengan setting fisiknya. Dalam transaksi tersebut individu mengubah lingkungan dan sebaliknya perilaku dan pengalaman individu diubah oleh lingkungan (Gifford, 1987) Veitch dan Arkkelin (1995) mencoba menjabarkan lebih jauh unsur-unsur dari pengertian psikologi lingkungan. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah perilaku manusia, perspektif disiplin ilmu, dan masalah teori/praktek. a. Pada kenyataannya para ahli psikologi lingkungan ternyata tidak hanya dibatasi pada istilah perilaku manusia dalam pengertian yang kaku. Perilaku manusia jauh berkaitan dengan proses-proses fisiologis, psikologis dan perilaku itu sendiri b. Para ahli psikologi lingkungan dalam melakukan penelitiannya ternyata juga menggunakan perspektif interdisipliner, dalam pengertian ilmunya maupun interaksi dengan para ahlinya c. Para peneliti psikologi lingkungan dalam penelitiannya pada umumnya secara simultan memadukan masalah-masalah praktis sehari-hari dengan formulasi dari teori-teori Berdasarkan pendapat tersebut, maka Veitch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial
C. LAYANAN BK DALAM MEMAHAMI PSIKOLOGI TERAPAN
Adapun beberapa layanan yang dapat digunakan untuk memahami psikolgi
terapan, yaitu sebagai berikut: 1. Layanan infromasi Dalam layanan ini diberikan informasi kepada klien, baik secara individual, klasikal, maupun kelompok mengenai psikologi terapan. Diharapkan dengan adanya informasi tersebut, klien dapat memperoleh pemahaman baru mengenai psikologi terapan dan hendaknya klien juga dapat mengaplikasikan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari- hari. 2. Layanan Bimbingan Kelompok Dalam layanan ini, anggota kelompok dapat diberikan topic tugas yaitu mengenai psikologi terapan. Hendaknya dalam kelompok dapat dibahas bersama mengenai psikolgi terapan sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih luas. KEPUSTAKAAN
Nella Oktarima. 2012. Prasangka (online). dalam
http://nellaoktarima.blogspot.com/2012/12/prasangka.html. diakses pada tanggal 5 Mei 2015.
Sofa. 2011. Pengantar Psikologi Politik (online). dalam
https://massofa.wordpress.com/2011/03/03/pengantar-psikologi-politik/. Diakses pada tanggal 5 Mei 2015. TUGAS XIII
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri