Di susun oleh :
1. Muhammad Muslikh (30122068)
2. Khina Nahila Rohma (30122051)
3. Fariha Khofifatu Zuhro (30122052)
KELAS B
2022/2023
I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah mata kuliah Filsafat Umum dengan judul “Socrates dan Filsafatnya” dengan
tepat waktu
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..…………………….………....…II
DAFTAR ISI……………....…....……………………………………………...….....….….III
A. SOCRATES........……………………………………………………………..….1
A. ALIRAN SOCRATES……………………...........................................................3
B. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN SOCRATES………………………………............4
C. TOKOH YANG MEMPENGARUHI………………………………………...…7
D. MANFAAT………………………………………….…………………...............7
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………...…...8
A. KESIMPULAN………………………………………………......………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….............................9
III
BAB 1
1. SOCRATES
Socrates lahir sekitar tahun (469-399 SM) dia adalah seorang filosof Yunani
dari Athena. Dia bukan orang yang tampan dan keadaan hidupnya sedang-sedang
saja dan diu juga banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar filsafat kepada
anak-anak muda, tetapi bukan untuk mencari uang seperti kaum sofis. Dia mengajar
agar para anak-anak muda mengetahui pentingnya kebenaran, Socrates terkenal
dengan pendapatnya tentang filsafat sebagai pencarian yang diperlukan untuk
Intelektual.
Ayahnya adalah seorang tukang batu dan pemahat batu, ibunya dikatakan
seorang bidan. Pada awalnya Socrates ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai
pematung. Namun, ia mengubahnya dari membuat patung menjadi membentuk
karakter manusia.
Socrates bergaul dengan semua kalangan manusia baik tua maupun muda, kaya
ataupun miskin. la seorang filosof yang mempunyai corak ajaran tersendiri.
Menjadikan ia sebagai tokoh yang terkenal di Athena, sebagaimana digambarkan
Aristophanes dalam The Clouds. Ajaran-ajarannya tak pernah ia tuliskan, melainkan
langsung dengan perbuatannya dalam menjalani kehidupan. Jika diamati secara
detail ia malah tidak mengajarkan filosofi, melainkan hidup untuk berfilosofi.
Socrates adalah seorang sarjana Yunani klasik yang memiliki reputasi mengajar
dengan mengajukan pertanyaan namun tidak harus memberikan jawaban 1.
1
tentara. Dia sering kritis berpendapat dan sangatlah kritis terhadap cara dan
pemimpin athena namun tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa kota ini
adalah yang terbaik. Menurut perkataan teman-temannya, Socrates orang yang adil,
sehingga ia tidak pernah berlaku zalim. Ia pandai menguasai dirinya, sehingga dia
tidak pernah memuaskan hawa nafsu dengan merugikan kepentingan umum. Di
dalam komedi "Awan", Aristophanes memandang socrates sebagai seorang sofis,
dan tentu yang demikian ini tidak begitu aneh seperti yang dianggap orang
kemudian. Namun tetap terdapat perbedaan-perbedaan yang khas antara Socrates
dengan kaum Sofis. Dan Socrates merupakan penentang utama ajaran kaum
Sophist tentang manusia sebagai ukuran segala-galanya.
Tema manusia tetap menjadi perhatian Socrates, hanya saja dia tidak
menjadikan manusia sebagai ukuran segala-galanya, sebab kebenaran tidak bersifat
relatif tetapi pasti dan tetap2. Menjelang akhir hayatnya adalah bukti tegar atas
kemenangan jiwanya ini. Pada saat yang sama, ia bukanlah penganut Agama
Orpheus yang kolot, hanya dasar-dasar ajarannya yang ia terima , dan bukan
keyakinan takhayulnya atau upacara Purfikasinya. Tampak jelas bahwa pandangan
Sokrates lebih bercorak etis daripada ilmiah. Sebagaimana kita lihat, ketika Sokrates
dijatuhi hukuman mati, ia memberi tanggapan gembira bahwa di Dunia berikutnya
nanti ia bisa terus mengajukan pertanyaan selamanya, dan tak akan dihukum mati
sebab ia akan abadi. Metode dialektika memang sesuai untuk sejumlah persoalan,
namun bisa tak sesuai untuk beberapa masalah lainnya.
BAB 2
ALIRAN DAN FAHAM FILSAFATNYA
2
Syukur Abdul . “Era Baru Historiografi Yunani Kuno”. Jurnal Sejarah Lontar. Vol. 7. 2007, No. 2, Hlm. 57
2
A. ALIRAN SOCRATES
Aliran Filsafat yang dianut Socrates adalah “Aliran Filsafat Kuno”.
Filsafatnya adalah pemaparan dan pemersoalan keyakinan untuk mendapatkan
kebenaran dan mengungkap ketidakkonsistenan. Menurut Socrates pikiran atau
kecerdasan harus dianggap sebagai primer karena ia yakin bahwa “pikiran” akan
mengatur semua benda sebaik-baiknya dan untuk kepentingan umum. Tujuan
Socrates adalah mempelajari bagaimana menjalani kehidupan secara bijak. Ia
berpendapat bahwa apabila kita mengetahui dengan pasti kebaikan itu, maka
kita tidak bisa melakukan kejahatan.
3
1. Kepercayaan Terhadap Akal Manusia
Ya, Socrates adalah sosok yang mencintai dialog dan diskusi. Dalam satu
kesempatan, itu akan membuktikan kemampuan akal manusia. Dalam
kesempatan lain juga dia jadi mendapat banyak pengetahuan baru .
Satu ungkapan Socrates yang sangat terkenal sampai saat ini adalah: “
Hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa .” Socrates
adalah sosok yang tidak pernah puas untuk belajar. Ia selalu
memposisikan dirinya sebagai orang yang sedikit ilmunya .
Hal terakhir yang pasti dari pemikiran Socrates adalah keyakinan akan
adanya Norma Universal . Apa yang dimaksud norma universal ?
5
Maksudnya adalah tata aturan mengenai yang baik dan buruk itu berlaku
di semua tempat dan sepanjang zaman .
Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, Socrates percaya bahwa akal
manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk .
Itulah mengapa yang baik dan buruk tidak mengenal batasan, atau akan
berlaku sepanjang zaman .
Poin ini adalah poin terpenting yang membuat Socrates dankaum sofis.
Menurutnya, mereka (sofis) hanya mengajarkan pelajaran saja. Dengan
keahlian tersebut, yang mereka lakukan adalah merusak tatanan berpikir
manusia.
6
D. MANFAAT
1. Melatih Menghargai Perbedaan
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Socrates lahir sekitar tahun (469-399 SM) dia adalah seorang filosof
Yunani dari Athena. Dia menghabiskan waktunya untuk mengajar Filsafat
7
kepada anak-anak muda, tetapi bukan untuk mencari uang seperti kaum
Sofis. Dia mengajar agar anak-anak muda mengetahui pentingnya
kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
John, GF Cleland, dan Cristian, Mueller. “What Can We Learn From SOCRATES:
More Question Than Answer?”. European Heart Journal, Vol. 38, 2017, Edisi 15,
Him. 1128-1131
Syukur, Abdul, 2007. Era Baru Historiografi Yunani Kuno, Jurnal Sejarah Lontar. Vol. 7. No.
2, Hlm. 57
8
9