Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTARFILSAFAT

(LOGIKA)
SOCRATES & KAUM SOFIS

PENYUSUN:
Muhammad Wildan Miftah Khoiron (2285120003)
Fauzan Akbar Novianto (2285120004)

Dosen: H. Bisri, S.Ag, M.Fil.I.


NIP: 197607062003121002
JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB
IAIN SYEKH NUR JATI CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang


masih memberikan kita semua kesempatan mempelajari Mata Kuliah (MK)
Pengantar Filsafat (Logika) dengan dosen pengampu H. Bisri, S.Ag, M.Fil.I..
yang dengannya saya berdoa kepada Allah semoga Allah memberikan kita
semua Ilmu yang bermanfaat dari Ilmu yang diajarkan Pak Bisri kepada kita
Aamiin.

Makalah ini kami buat dengan mengambil refrensi-refrensi yang


hasilnya mungkin jauh dari kata kamiil (Sempurna) dan kami berharap
memaklumkan apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan perkataan,
saya juga berharap kritik dan saran yang membangun untuk terus memajukan
pribadi dan pengetahuan saya dalam menyusun makalah ini.

Saya harap dengan adanya makalah ini dapat memberikan


kontribusi dalam dunia Pendidikan khususnya pada MK Pengantar Filsafat
(Logika).

Cirebon, 28 September 2022

F. Akbar N. & M. Wildan M.K.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Filsafat dimulai dengan banyak pertanyaan yang mengganggu


pikiran. Akhirnya, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, orang mulai
berpikir, mengamati, dan merenungkan jawabannya. Sehingga ia akhirnya
menghadirkan berbagai pendapat filosofis untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Tetapi para sejarawan memberi kita jawaban yang berbeda untuk
setiap pertanyaan.

Oleh karena itu, lebih mudah mengajukan pertanyaan filosofis


daripada menjawabnya. Ketika filsafat lahir, sudah pasti karakternya tidak
berbeda dalam menghadirkan gagasan yang berbeda. Pikiran-pikiran ini
membuat seseorang menggunakan pikirannya untuk berpikir lebih dalam,
untuk meneliti informasi yang berguna dan digunakan bahkan sampai hari
ini. Para filsuf pertama bersaing satu sama lain dengan mengajukan argumen
kompleks yang memperjuangkan dasar pendekatan lawan mereka
Perkembangan filsafat

Yunani di pertengahan abad ke-5 SM. filsafat, padahal


membicarakan objek yang sama, yaitu manusia. Saat itu manusia menjadi
objek penelitian filosofis yang pertama dan terpenting.

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hidup Socrates

Socrates lahir sekitar (469-399 SM), dia adalah seorang filsuf


Yunani dari Athena. Socrates dikenal di Barat sebagai bapak dan sumber
etika atau filsafat moral dan filsafat umum. Ia senang mengajar filsafat
kepada kaum muda, agar mereka mengetahui arti kebenaran. Mengenai
sejarahnya, Socrates tidak meninggalkan tulisan, namun sumber
informasi utama tentang dirinya dapat dikumpulkan dari tulisan murid-
muridnya, yaitu: Aristophanes, Xenophon, Plato dan Aristoteles.1

Socrates awalnya ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai pematung.


Namun, ia mengubahnya dari membuat patung menjadi membentuk
karakter manusia Socrates berbaur dengan semua orang, tua atau muda,
kaya atau miskin. Dia adalah seorang filsuf dengan gaya mengajarnya
sendiri. Itu membuatnya menjadi tokoh terkenal di Athena, seperti yang
dijelaskan oleh Aristophanes di awan. Ia tidak pernah menuliskan
ajarannya, tetapi langsung melalui tindakannya dalam menjalani
kehidupan.

Secara detail, dia bahkan tidak mengajarkan filsafat, tetapi hidup


untuk berfilsafat. Socrates adalah seorang sarjana Yunani klasik dengan
reputasi sebagai seorang guru yang mengajukan pertanyaan tetapi tidak
selalu memberikan jawaban.

B. Ajaran Pokok Socrates


a. Antisofisme

Socrates dalam pemikiran sofisme yang berkembang di


masyarakat Yunani melakukan dua tugas penting; Pertama dengan
transmisi pikiran (gerakan pikiran) dan kedua institusi Pendidikan
(gerakan pendidikan). Dalam gerakan pemikiran Socrates
memunculkan ide-ide antisofisme menyampaikan pemikiran berikut:

1. Dunia Bayang bayang: the story of the caveman

1
Disarikan oleh Ajat Sudrajat dari buku yang diitulis oleh Muhammad Hatta, Alam
Pikiran Yunani, Jakarta: UI Press, 2011.
Jika Anda ingin berpikir, Anda harus memikirkan arti
hidup Anda. Misalnya pertanyaan ini: apa arti kehidupan? atau
"Apa yang saya dapatkan dan apakah saya memiliki
informasi?". Tugas konkrit filsafat dan ilmu pengetahuan yang
berspesialisasi dalam dunia gagasan dan pemikiran
menunjukkan bahwa ia tidak menawarkan banyak jawaban
nyata atas masalah.
Hidup hanya mengambang di awan. Apakah itu benar? Tentu
saja, ada banyak variasi jawaban atas dua pernyataan di atas
tergantung pada riwayat hidup, latar belakang pendidikan, dan
pandangan Anda.
Di Yunani kuno, Socrates mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini. Socrates mengajarkan kebajikan
adalah yang paling berharga dari semua yang dimiliki manusia
bahwa kebenaran terletak di luar "bayangan" dari pengalaman
kita sehari-hari.
Pepatah Socrates yang terkenal adalah "Kenali dirimu
sendiri". Manusia adalah makhluk yang terus-menerus mencari
dirinya sendiri dan harus memeriksa dan memeriksa kondisi
keberadaannya setiap saat. Socrates berkata dalam Permintaan
Maaf, "Kehidupan yang tidak teruji" adalah kehidupan yang
tidak layak untuk dijalani.
Menurut Socrates, manusia adalah makhluk yang juga
dapat menanggapi secara rasional ketika pertanyaan rasional
diajukan. Menurut Socrates, esensi seseorang tidak ditentukan
oleh penambahan eksternal, itu hanya bergantung pada evaluasi
diri atau nilai yang diberikan seseorang pada dirinya sendiri.
Segala sesuatu yang ditambahkan ke seseorang dari luar adalah
kosong dan kosong. Kekayaan, nilai, ketenaran, dan bahkan
kesehatan atau kecerdasan bukan bahan pokok (Adiaphoron).
Satu-satunya masalah adalah kecenderungan sikap terdalam di
hati manusia. Hati nurani adalah "sesuatu yang tidak dapat
memperburuk seseorang, juga tidak dapat melukainya secara
eksternal atau internal." Karakter Socrates tercermin dalam
dunia bayangan dalam pernyataannya sebagai berikut: "Padang
rumput dan hutan tidak mengajari saya apa-apa, orang ada. Dia
memperhatikan yang baik dan yang buruk, yang terpuji dan
tercela. Begitu dia ditemukan di sebuah lapangan di mana
banyak orang berkumpul, belum lama ini dia berada di pasar.
Dia berbicara dengan semua orang, bertanya apa yang
dia lakukan, dia ingin tahu sesuatu dari orang yang melakukan
sesuatu, dia selalu bertanya tentang pertukangan. Dia bertanya
kepada pelukis apa yang cantik, tentara atau ahli militer, dia
bertanya apa yang berani, dia bertanya kepada politisi berbagai
hal yang biasanya mereka tanyakan dengan cara ini, dia
memaksa orang yang dia minta untuk memperhatikan apa yang
dia katakan tahu dan apa yang harus dilakukan.
Anda tahu, pertanyaannya mudah dan sederhana pada
awalnya, setiap jawaban diikuti oleh pertanyaan pertanyaan
baru yang lebih dalam dari biasanya, lalu pindahkan ke
pertanyaan berikutnya..2

2. Kebenaran Universal3

2
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebeni, 2008, Filsafat Umum Dari Metologi
sampai Teofilosofi: 181
3
Solomon, Robert C. dan Kathleen M. Higgins. Sejarah Filsafat. Terj. Saut Pasaribu.
Jogjakarta: Bentang Budaya, 2003.
Seperti kaum Sofis, Socrates berpaling dari filsafat
alam. Seperti kaum Sofis, Socrates memilih manusia sebagai
objek studinya dan memandangnya kurang lebih sama seperti
mereka: sebagai makhluk yang tahu, harus mengatur
perilakunya sendiri dan hidup dalam masyarakat. Seperti kaum
Sofis, Socrates memulai filsafatnya mulai dari pengalaman
sehari-hari dan kehidupan konkret. Tetapi ada perbedaan yang
sangat penting antara Socrates dan kaum Sofis, yaitu bahwa
Socrates tidak setuju dengan relativisme yang dianjurkan oleh
kaum Sofis.
Menurut Socrates, ada kebenaran obyektif yang tidak
bergantung pada saya atau kita. Namun, kita tidak boleh
melihat keyakinan Socrates hanya dari sudut pandang
"kebenaran". Kebenaran tidak hanya diperoleh dengan ayam
panggang yang melompat ke mulut yang menganga, tetapi
dicari dengan perjuangan seperti memperoleh apa yang paling
berharga. Socrates melihat adanya kebenaran objektif yang
berdiri sendiri untuk saya (individu) atau untuk kita
(kelompok).
Sebagai bukti Socrates ini dengan beberapa metode.
Metodenya praktis dan dilakukan melalui diskusi atau dialog
yang kemudian dianalisis. Metode ini memainkan peran penting
dalam mempelajari kebenaran objektif. Misalnya, ketika dia
ingin mencari makna benar, dia bertanya kepada pedagang,
pejuang, penguasa dan guru.
Benang merah keadilan universal dapat ditarik dari
semua penjelasan strata sosial; menurut Socrates, kebenaran
universal dapat ditemukan di sini. Atau buat jawaban pertama
(hipotesis pertama). Jika jawaban pertama mengarah pada
konsekuensi yang tidak mungkin, hipotesis itu digantikan oleh
hipotesis lain, dan seterusnya dan percakapan ini biasanya
berakhir dengan aporia (kebingungan) dan terkadang juga
menghasilkan definisi yang dianggap berguna dan cara ini
disebut dialektika (dialog), yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu dialeghesthai. Sofis berpendapat bahwa semua
pengetahuan relatif terhadap keadaan. Yang benar adalah
bahwa ada pengetahuan umum dan pengetahuan khusus dan
kompetensi itu relatif.

b. Metode Filsafat Socrates4


Filsafat Socrates mengarahkan kajian filsafat yang
semula sangat abstrak dan jauh dari persoalan praktis kehidupan
sehari-hari, menjadi lebih praktis dan konkrit. Menurut Socrates,
filsafat berorientasi pada studi tentang orang, etika dan
pengalaman hidup sehari-hari dan dalam konteks individu
(psikologis), sosial dan politik.
Metode Socrates disebut "dialektika" karena adanya
dialog atau debat
memiliki peran nyata. Socrates sendiri tidak memberikan
pengetahuan, tetapi dengan pertanyaan dia adalah pelopor dalam
mengetahui pengetahuan di dalam jiwa orang lain. Dan dengan
pertanyaan lebih lanjut dia menguji nilai ide yang telah muncul:
Aristoteles mengatakan Socrates menemukan induksi. Istilah
induksi mengacu pada proses berpikir pikiran manusia, yang

4
Tjahyadi, Simon Petrus L. Petualangan Intelektual: Konfrontasi Dengan Para Filsuf
Dari Zaman Yunani Hingga Zaman Modern. Yogyakarta: Kanisius, 2004.
dimulai dari mengetahui tentang hal-hal tertentu dan
menyimpulkan pengetahuan umum.

c. Etika5
Filsafat Socrates berurusan dengan banyak masalah
etika. Dia percaya bahwa hal terpenting dalam hidup bukanlah
kekayaan atau kehormatan, tetapi akal sehat. Prasyarat hidup
manusia adalah jiwa yang sehat, jika jiwa sehat maka tujuan
hidup lainnya dapat tercapai dengan nilai yang tinggi.
Bagi Socrates, manusia adalah hakikat manusia,
hakikatnya manusia sebagai individu yang bertanggung jawab.
Itulah sebabnya kebahagiaan (eudaimonia) adalah tujuan
terpenting dalam hidup. Namun, arti kebahagiaan Yunani tidak
sama dengan saat ini, yaitu mengejar kesenangan. Kebahagiaan
berarti kesempurnaan dalam bahasa Yunani (Bertens, 1975).
Plato dan Aristoteles setuju dengan Socrates. Eudaimonia adalah
tujuan hidup, dan jalan atau jalan menuju kebahagiaan adalah
apakah kamu (Kebajikan/Kebajikan) Dengan kebajikan orang
bisa hidup bahagia.
Socrates membuktikan adanya kebenaran objektif
melalui metode praktis dan percakapan, oleh karena itu metode
yang digunakannya biasa disebut dengan metode dialog, karena
dialog memegang peranan penting dalam kajian kebenaran
objektif. Socrates berpendapat bahwa pengajaran dan kehidupan
adalah satu dan tidak dapat dipisahkan yaitu berupa pengetahuan.
Tentang "kebaikan" yang berakar di hati manusia memiliki "baik"
nilai yang sama untuk semua orang. Socrates, dengan pengertian
5
Komara, Endang. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: Refika
Aditama, 2011
filosofisnya mempelajari manusia secara keseluruhan, yaitu
dengan menghargai nilai-nilai jasmani dan rohani dari kedua hal
tersebut, banyak menciptakan nilai. Secara sistematis, pemikiran
Socrates dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Tujuan hidup
manusia adalah mengejar kebahagiaan (eudemonia). Kebahagiaan
dapat dicapai melalui kebajikan (arate). 2. Untuk mengetahui apa
dan bagaimana tujuan kita, kita harus mengetahuinya melalui
pengetahuan (episteme). 4. Maka kebajikan (arate) adalah
pengetahuan (episteme).
Saat itu, Socrates dijatuhi hukuman mati karena
"merusak generasi muda". dituduh oleh kaum sofis. Socrates
mendapatkan reputasi sebagai salah satu filsuf terbesar. Sejak saat
itu, Socrates adalah contoh pemikir yang mendukung cita-cita
tinggi, dan sekaligus panutan bagi cita-cita tersebut.

C. Latar Belakang Munculnya Kaum Sofis


Kata “Sofis” (Sophistes) digunakan sebelum abad ke-5. Arti
yg tertua adalah “Seseorang yg bijaksana” atau “seseorang yg
mempunyaikeahlian pada bidang tertentu”. Agak cepat istilah ini
digunakan pada arti “Sarjana” atau “Cendekiawan”. Herodotos
menggunakan nama sophistes buat phytagoras. Pengarang Yunani yg
bernama Androtion (abad ke-4 SM) mempergunakan nama ini buat
menunjukan ”Ketujuh orang bijaksana” berdasarkan abad ke-6 &
Socrates. Lysias, Ahli pidato Yunani yg hayati lebih kurang
permulaan abadke-4 menggunakan nama-nama ini buat Plato. 6
Namun pada abad ke-4 nama Philosophos sebagai nama yg
umumnya digunakan pada arti “Sarjana” atau “Cendekiawan”,
6
John Gibert. 2003. "The Sophists". In The Blackwell Companion to Ancient
Philosophy. Christopher Shields, ed. 27-50. Malden: Blackwell. Pranala luar
sedangkan nama Sophistes spesifik digunakan buat pengajar-pengajar
yg berkeliling berdasarkan kota ke kota & memainkan peranan
krusial pada masyarakatYunani lebih kurang paruh ke 2 abad ke5. Di
sini kita jua mempergunakan istilah “Sofis” pada arti terakhir ini.
Sofisme adalah kecenderungan, gerakan intelek. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang menjelaskan munculnya kaum
sofis pada periode ini:
a) Setelah berakhirnya Perang Persia (449 SM), Athena berkembang
pesat baik secara politik maupun ekonomi. Di bawah kepemimpinan
Pericles, polis itu menjadi pusat seluruh dunia Yunani. Sampai saat
itu, Athena belum berpartisipasi dalam filsafat dan sains yang
berkembang sejak abad ke-6. Namun berkali-kali dalam sejarah dapat
ditunjukkan bahwa negara atau kota yang mengalami masa keemasan
secara politik dan ekonomi juga menjadi pusat dalam bidang
intelektual dan budaya. Sama dengan kota Athena. Kita telah melihat
bahwa Anaxagoras adalah orang pertama yang memilih Athena
sebagai rumahnya. Sofis tidak membatasi aktivitas mereka di polis
Athena, tetapi adalah guru yang berpindah dari kota ke kota. Tetapi
Athena, sebagai pusat budaya baru, memiliki daya tarik khusus bagi
para sofis. Misalnya, Protagoras, yang dari segi filosofis dapat
dianggap sebagai tokoh utama kaum Sofis, sering mengunjungi
Athena.7
b) Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kaum Sofis
menyelenggarakan pendidikan bagi kaum muda. Karena itu kemeja
dianggap sebagai penemuan Yunani. Itu adalah salah satu pahala
besar yang pengaruhnya tetap ada dalam budaya modern hingga hari
ini.
7
Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New
York: Oxford University Press.
c) Setelah berinteraksi dengan banyak negara asing, orang Yunani
menyadari bahwa budaya mereka berbeda dengan negara lain,
sehingga mereka merumuskan bahwa baik dan buruk dan benar dan
salah hanya relatif. Itu sebabnya mereka mendapat tanggapan yang
luar biasa, terutama di kalangan anak muda. Mereka selalu cenderung
meninggalkan tradisi lama dan tradisi lama demi yang baru.8

D. Tokoh dan Ajarannya9


a. Protagoras
Protagoras lahir di Abdera sekitar tahun 485 SM.
Protagorasdidakwa sebagai seorang atheis di Athena karena
sebuah risalahnya yang berjudul Peritheon (Prihal allah-allah).
Kemudian risalahnya dibakar, laluia melarikan diri menggunakan
kapal yang naasnya ia bersama kapaltersebut tenggelam karena
kecelakaan, ia tewas pada 416 SM.Berangkat dari gagasan
Heraklitos tentang segala sesuatu selalu berubah, dan
menerapkannya secara begitu saja pada subjek berpikir,
Protagoras sampai pada kesimpulan, “Manusia adalah ukuran dari
segalan sesuatu, untuk segala yang ada, dan tiada”, yang mana
melalui pernyataan ini, Protagoras menyatakan, bahwa tidak ada
standar dalam segala sesuatu,selain sang individu yang
menilainya, atau dengan kata lain, kebenaranmerupakan
keyakinan yang dipegang oleh masing masing individu,kebenaran
yang sesungguhnya merupakan kebenaran subjektif. Hal ini bisa
disebut relativisme.

8
. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Jogjakarta: kanisius, 1991).
9
Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In The Cambridge Dictionary of Philosophy.
Cambridge: Cambridge University Press.
b. Gorgias
Gorgias lahir di Leontini, Sisilia sekitar tahun 483 SM.
Gorgashidup sejaman dengan Sokrates. Meninggal pada usia 108
tahun, kira-kira pada 375 SM. Sekitar tahun 427 SM, ia tiba di
Athena sebagai duta besardari kota kelahirannya dalam rangka
meminta bantuan kepada polisAthena untuk mendukung
pertempuran kotanya melawan Syrakusa.Belakangan, ia
memperoleh ketenaran akibat kesuksesan pengajaran pidatonya.
Baginya, pidato tidak lebih dari sekedar seni mempersuasi.
Iamencemooh guru yang mengajarkan keutamaan hidup. Gagasan
utamadalam karyanya Tentang yang tidak ada atau tentang alam.
Ajaran Gorgias sepenuhnya bersifat skeptisistik bahkan nihilistik.
Pokok pokok ajaran Gorgias dapat diringkas menjadi suatu
trilemmadi bawah ini:
- Pertama, tidak ada sesuatu pun,
- Kedua, seaindainya sesuatu ada, maka itu tidak dapat dikenali,
- Ketiga, seandainya sesuatu dapat dikenal, maka pengetahuan
tersebuttidak dapat disampaikan kepada orang lain.
Dari karyanya itu, ia berbalik dari filsafat dan mulai mencurahkan
perhatiannya kepada ilmu retorika, yang dianggapnya sebagai
seni untukmeyakinkan, yang tidak diarahkan kepada akal budi
semata, tetapimenyentuh perasaan juga.

c. Hippias
Hippias berasal dari Elis, Peloponnesos. Ia hidup sekitar tahun
460 – 399 SM. Ia juga dikenal sebagai seorang Sofis yang
memiliki wawasanluas di bidang matematika, astronomi, dan
arkeologi. Tentunya Hippias juga merupakan seorang orator
ulung. Hippias beranggapan bahwa kodratmanusiawi merupakan
dasar tingkah lakumanusia dan susunanmasyarakat. Menurut
Hippias, “Hukum adalah tirani bagi manusia, karenamemaksa
manusia hidup berlawanan dengan kodratnya”. Jelas bahwa hal
yang diungkapkan Hippias melalui Platon ini merupakan suatu
paradoks. Kita tidak mengetahui penjelasan detail Hippias tentang
pernyataan tersebut.
d. Prodikos
Prodikhos berasal dari Pulau Cycladic dekat Keos, di mana
sekarangmerupakan wilayah pantai barat Turki. Ia hidup sekitar
tahun 465 – 415SM. Prodikhos merupakan sosok guru ternama
dalam bidang senidialektika. Ia mencoba menjelaskan perbedaan
antara kata – kata yang berdekatan secara arti, dalam konteks ini
ia merupakan pendahuluSokrates yang memang mengakuinya
sebagai guru. Prodikhos berpendapat bahwa agama merupakan
ciptaan manusia. Karena ia mengalami kesulitandengan
pemerintah Athena dalam memahami anggapan mereka tentang
penyebutan dewa-dewa Yunani yang dikaitkan dengan keahlian
tertentu.

e. Kritias
Kritias lahir di Athena, ia lebih muda dari Sokrates. Ia
beranggapan bahwa agama ditemukan oleh penguasa-penguasa
Negara yang licik.Kebanyakan pelanggaran dapat diadili menurut
hukum. Tetapi selalu ada pelanggaran-pelanggaran tersembunyi
saja dan tidak diketahui oleh umum.Dari sebab itu penguasa
menemukan dewa-dewa, supaya orang percaya bahwa mereka
akan membalas juga pelanggaran-pelanggaran tersembunyi.
E. Pengaruh Aliran Sofistik
Sofistik mempunyai nilai negatif atas kebudayaan Yunani
pada waktu itu. Seperti, banyaknya nilai tradisional dalam bidang
agama dan moralitas agama mulai roboh. Peranan polis sebagai
kesatuan sosial-politik mulai merosot, karenakaum sofis memajukan
suatu orientasi pan-Hellen.
Tekanan pada ilmu berpidatodan kemahiran berbahasa
menampilkan bahaya bahwa teknik berpidato akandilakukan untuk
maksud-maksud jahat. Para sofis-sofis besar seperti Protagorasdan
Gorgias tidak menyalagunakan ilmu berpidato untuk maksud-maksud
jahat. Mereka akan dihormati karena moralitas yang bermutu tinggi.
Hal yang samatidak bisa dikatakan pada sofis lain. Kaum ini
terkenal dengan 3 hal, yakni keterampilan retorika, skeptisismedan
relativisme moral. Untuk bisa beretorika, mereka melatih diri
sungguh-sungguh misalnya, dengan mempelajari kesusastraan dan
menguasai teknik pidatoserta persuasi. Mereka juga berpegang pada
pandangan bahwa pikiran manusiatidak dapat mencapai pengetahuan
yang definitif, itulah yang dimaksud denganskeptisisme. Pengetahuan
yang dimiliki manusia bukanlah yang berlaku universal. Karenanya
relativisme moral menjadi mungkin. Sebab, tidak ada kebenaran yang
berlaku umum. Karena kebenaran hanya tergantung pada siapa yang
menangdalam debat dan mampu mempraktekkan metode
persuasinya. Pihak sofistik juga mempunyai pengaruh yang positif
atas kebudayaanYunani. Bisa dikatakan bahwa para sofis telah
menciptakan gaya bahasa baruuntuk prosa Yunani.
Pandangan hidup kaum sofis juga bergema pada dermawan-
dermawan tersohor seperti Sophokles dan terutama Euripidis. Para
sofistik jugamengambil manusia sebagai objek bagi pemikiran
filsafat dan meletakkanfundamen untuk pendidikan sistematis bagi
kaum muda. Jasa mereka yangterbesar adalah mempersiapkan
kelahiran filsafat baru. Sokrates, Plato, danAristoteles akan
merealisasikann filsafat baru itu.10

10
K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Jogjakarta: kanisius, 1991)
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Sofis adalah nama yang diberikan kepada sekelompok filsuf
yang hidup dan berkarya pada zaman yang sama dengan Sokrates.
Mereka muncul pada pertengahan hingga akhir abad ke-5 SM.
Meskipun sezaman, kaum sofisdipandang sebagai penutup era filsafat
pra-Sokratik, sebab Sokrates akanmembawa perubahan besar di
dalam filsafat Yunani. Golongan sofis bukanlahsuatu mazhab
tersendiri, sebab para filsuf yang digolongkan sebagai sofis
tidakmemiliki ajaran bersama ataupun organisasi tertentu. Karena itu,
sofismedipandang sebagai suatu gerakan dalam bidang intelektual di
Yunani saat itu yangdisebabkan oleh beberapa faktor yang timbul
saat itu.
Filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang
masih global. Sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan
memisahkan diri menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Socrates yang lahir sekitar tahun (469-399 SM)
menghabiskan waktunyauntuk mengajar filsafat kepada anak-anak
muda, tetapi bukan untuk mencari uangseperti kaum sofis. Dia
mengajar agar para anak-anak muda mengetahui pentingnya
kebenaran. Dalam kacamata kaum Sofis, terdapat banyak tokoh –
tokoh Sofis lainnyayang tidak dicantumkan di sini. Masing – masing
Sofis memiliki ajaran yang berbeda satu sama lain, namun dalam
pemikiran kaum Sofis ini, terdapat titiktemunya dalam pandangan
mereka tentang kebenaran.
Kaum Sofis menganut kebenaran yang menegaskan, bahwa
kebenaran yang hakiki tidak mungkindicapai melalui pengetahuan
manusia. Kebenaran merupakan sesuatu yang relatif, dengan
menganggap bahwa adil tidaknya dan berani tidaknya sesuatu
tergantung pada manusia saja. Kerena manusia adalah ukuran untuk
segala sesuatu sendiri.
Sedangkan Socrates, bahwa kebenaran objektif itu ada.
Kebenaran tidak bergantung kepada aku dan kita. Untuk
membuktikan adanya kebenaran objektif, Socrates menggunakan
metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dijalankanmelalui
percakapan-percakapan. Ia menganalisis pendapat-pendapat.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 1991.Sejarah Filsafat Yunani, Jogjakarta: Kanisius

Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In The Cambridge Dictionary of


Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press.

Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy.


Oxford, New York: Oxford University Press.

Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Jogjakarta: kanisius, 1991).

Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In The Cambridge Dictionary of


Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press.

John Gibert. 2003. "The Sophists". In The Blackwell Companion to


Ancient Philosophy. Christopher Shields, ed. 27-50. Malden:
Blackwell. Pranala luar

Tjahyadi, Simon Petrus L. Petualangan Intelektual: Konfrontasi


Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani Hingga Zaman
Modern. Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Komara, Endang. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung:


Refika Aditama, 2011

Ajat Sudrajat dari buku yang diitulis oleh Muhammad Hatta, Alam
Pikiran Yunani, Jakarta: UI Press, 2011.

Anda mungkin juga menyukai