Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT YUNANI KLASIK

Disusun guna memenuhi nilai PTS sejarah


Guru Pengampu:
Vita Vinia A, S.Pd

Oleh:
Kelompok 1
Farrel Aksa Hatmaja (12).
Maulana Alvin Alvito (20)
Muhammad Rafi (26)
Rendra Risky Maulana Firdauz (31)
Tsaqifa Dhiya Ulhaq (36)

KELAS
10 DKV 2

TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Vita Vinia A, S.Pd,sebagai
guru pengampu mata pelajaran Sejarah yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kudus,28 Februari 2023

Maulana Alvin Alvito

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN 5
2.1 Socrates…...……………………………..………………………….......
2.2 Plato……….……………………………………………………………
2.2.1 Ciri-ciri karya Plato…………………………………………………..
2.3 Aristoteles……………………………………………………………….
2.4 Warisan pemikiran filosof klasik Yunani Kuno………………………...
BAB III: PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal
kelahirannya tidak dapat dipisahkan perkembangan ilmu pengetahuan
yang munculnya pada masa Yunani kuno. Makna kata filsafat sendiri adalah cinta
kearifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya
dari kata filsafat. Sebab pengertian mencintai belum memperlihatkan keaktifan
seseorang filiosof untuk memperoleh kearifan.
Aliran yang mengawali periode Yunani klasik kuno adalah sofisme, gambaran
yang diberikan para tokoh aliran ini terlihat jahat dan tidak memiliki moral namun,
sebenarnya mereka memiliki jasa yang lumayan besar dalam perkembangan filsafat
dan ada yang menganggap bahwa aliran sofisme merusak dunia filsafat. Dalam
makalah ini akan dijelaskan tokoh–tokoh filsafat pada zaman Yunani Klasik,
diantarannya adalah Socrates,Plato, dan Aristoteles.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Yunani klasik kuno?
b. Siapakah tokoh-tokoh filsafat klasik Yunani kuno?
c. Bagaimana pemikiran setiap tokoh-tokohnya?
d. Apa pengaruh tokoh tokoh tersebut pada masa Yunani klasik?
e. Apa saja karya para tokoh tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:

4
a. Memahami materi zaman Yunani Klasik.
b. Mengetahui tokoh tokoh saat zaman Yunani Klasik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Socrates
Socrates lahir pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM.
Socrates adalah seorang penganut moral yang absolute dan meyakini bahwa
menegakkan moral merupakan tugas filosof, yang berdasarkan ide-ide rasional dan
keahlian dalam pengetahuan. Socrates tidak pernah meninggalkan tulisan tentang
pemikirannya. Ajarannya kita peroleh dari tulisan muridnya terutama Plato.
Menurut pendapat Socrates tidak semua kebenaran itu relative. Untuk
membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates menggunakan metode yang
bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan ia menganalisis
pendapat-pendapat setiap orang mempunyai pendapat mengenai salah dan tidak salah.
Metode yang digunakan Socrates biasanya disebut dialektika yang berasal dari kata
Yunani dialegesthai artinya bercakap-cakap atau berdialog. Metode Socrates disebut
dialektika karena dialog mempunyai peranan penting di dalamnya.
Socrates membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum
ada yaitu definisi jadi orang sofis tidak seluruhnya benar yang benar ialah sebagian
pengetahuan bersifat umum dan sebagian pengetahuan bersifat khusus sedangkan
yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya relatif .Dengan mengajukan
definisi itu Socrates telah dapat menghentikan laju dominasi relatifisme kaum sofis
dan orang Athena mulai kembali memegang kaidah sainsdan agama.
Plato memperkokoh tesis Socrates ia mengatakan kebenaran umum itu
memang ada. Kubu Socrates semakin kuat, orang sofis semakin kehabisan pengikut
lalu orang sofis menuduh bahwa Socrates menyesatkan dan merusak pikiran kaum

5
muda dan menolak dewa-dewa yang diakui Negara. Karena itu Socrates diadili oleh
hakim Athena sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil
voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya. Socrates sebenarnya
dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para
sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang
telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Dan dalam Phaedo karya Plato,
melukiskan pula bagaimana Socrates pada suatu senja dengan tenang meminum
racun, dikelilingi oleh para sahabatnya. Kematian Socrates dalam ketidakadilan
peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah.

2.2 Plato
Plato lahir di Athena pada tahun 428 SM., dan meninggal pada tahun 348SM.
Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates. Menurut Plato, kebenaran
(definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif seperti pada Socrates,
pengertian umum itu sudah tersedia di alam ide. Definisi pada Socrates dapat saja
diartikan tidak memiliki realitas.
Plato mengatakan : realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yaitu dunia
indrawi dan dunia ide. Dunia indrawi mencakup benda-benda jasmani yang konkret,
yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah
refleksi atau bayangan daripada dunia idea. Selalu terjadi perubahan, Segala sesuatu
yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati. Dunia idea
adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada
perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea
“yang bagus”,yang indah Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak
hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga
mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.

2.2.1 Ciri-ciri karya Plato

6
A. Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan
kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.

B. Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato
berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam
huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya jika pemikiran itu perlu
dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yangberbentuk dialog.

2.3 Aristoteles
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, Yunani Utara. Pada usia 17
tahun Aristoteles dikirim ke Athena dan dimasukkan ke academia Plato selama 20
tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan
menjadi guru bagi Alexander putra raja Philip di Macedonia. Saat Alexander
berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan
dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Terjadilah persaingan hebat antara
lyceum dan akademi. Persaingan ini mendorong Aristoteles untuk meningkatkan
penelitiannya. Hasilnya ia tidak hanya menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga
mengajarkan politik, retorika, dan dialektika. Lama kelamaan posisinya di Athena
tidak aman. Orang-orang Athena yang anti Macedonia memandang Aristoteles
sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversive, makanya ia berfikir lebih bijak
untuk meninggalkan Athena. Ia juga dituduh sebagai ateis lalu pindah ke Chalcis dan
meninggal di sana tahun 322 SM.
Di dalam dunia filsafat, Aristoteles dikenal sebagai bapak logika. Logikanya
disebut tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern.
Logika Aristoteles itu sering juga disebut logika formal. Pemikiran filsafat Yunani

7
mencapai puncaknya pada Aristoteles ia mengatakanbahwa tugas utama ilmu
pengetahuan adalah mencari penyebab-penyebab objek yang di selidiki. Setiap
kejadian mempunyai empat sebab yang semuanya harus disebut, bila manusia ingin
memahami proses kejadian segala sesuatu. Keempat penyebab itu menurut
Aristoteles adalah :
1. Penyebab material (material cause) : bahan dari mana benda dibuat
2. Penyebab formal (formal cause) : bentuk yang menyusun bahan
3. Penyebab efisien (efficient cause) : sumber kejadian
4. Penyebab final (final cause) : tujuan yang menjadi arah seluruh kejadian.

Bila orang-orang Sofis menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh


kebenaran Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat
mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles yang penting adalah
pendapatnya yang mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu, matter
memberikan subtansi sesuatu, form memberikan pembukusnya setiap objek terdiri
atas matter dan form jadi ia telah mengatasi dualisme Plato yang memisahkan matter
dan form bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Matter itu potensial dan
form aktualitas. Namun ada subtansi yang murni form tanpa potentiality jadi tanpa
matter yaitu tuhan. Aristoteles percaya adanya tuhan. Bukti adanya tuhan ialah tuhan
sebagai penyebab gerak (a first cause of motion).

2.4 Warisan pemikiran filosof klasik Yunani Kuno


1.Socrates
a. Pemikiran tentang adanya kebenaran umum, karena Socrates berfikir bahwa
tidak semua kebenaran itu bersifat relatif atau disebut juga cara berfikir

8
induksi, yaitu menyimpulkan pengetahuan yang sifatnya umum dengan
berpangkal dari banyak pengetahuan tentang hal yang bersifat khusus.
b. Metode dialektika, yang sebenarnya telah diterapkan oleh seorang filsuf
bernama Zeno yang merupakan murid dari Parmenindes. Meskipun demikian,
Socrateslah yang mengembangkan metode ini. Cara kerjanya adalah seperti nama
metodenya yaitu dengan cara bertanya-jawab atau berdialog. Metode ini juga
disebut dengan maieutika atau seni kebidanan.
c. Pemikiran tentang “keutamaan adalah pengetahuan” jadi semua hal
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada. Bahkan Socrates telah menjelaskan
bahwa baik dan jahat dalam kehidupan manusia dikaitkan dengan pengetahuan,
bukan dengan kemauan manusia.
d. Pemikiran tentang adanya manusia yang abadi atau imortalitas. Socrates
berpendapat bahwa orang yang mati hanya meninggalkan jasad, dan ruhnya akan
menuju ke alam selanjutnya.

2.Plato
a. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan
dapat mati
b. Karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada
adalahtiruan (mimesis) dari yang asli.

3.Aristoteles
a. Logika : biasanya disebut organon (alat) membentangkan tentang
pengertian, putusan, syllogismus, bukti dan lain-lain.
b. Fisika : tentang alam, langit, bintang, hewan, jiwa dan lain-lainnya.
c. Metafisika : buku-buku yang terutama tentang filsafat.

9
d. Pengetahuan praktis : Ethica Eudemia, Ethica Nichomachea, kedua-
keduanya tentang tingkah laku, Republica Atheniensium (tatanegara
Atena), Rhetorica (tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi secara tiba-tiba.
Initernyata benar dengan timbulnya Filosofi Klasik Yunani. Seperti dissebut di
atas,aliran sofisme mulai mengubah pandangan kemanusiaansebagai makhluk
yangberpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofime terlalu mengemukakan
pendirianyang subyektif, relatif dan skeptis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu
sistimpengetahuan yang bulat. Sofisme tidak lebih dari masa pendahuluan ke
zamanklasik.
Sistematis periodisasi, masalah-masalah yang dihadapi diajukan
mendahuluipembahasan masing-masing tokoh dan ajarannya, dan dengan maksud
untuk lebihjelas memberikan gambaran umum tentang ilmu filsafat, yang sampai saat
inimasih dianggap sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
lain.Tiga tokoh filosofi Yunani klasik kuno. yakni, Sokrates, Plato, dan
Aristoteles.Pada zaman itu muncul aliran epistemology yang membahas tentang
bagaimanacara memperoleh pengetahuan atau darimana sumber pengetahuan dan
ontologyyang membahas tentang Apa hakikat dari obyek pengetahuan.

3.2 Saran

10
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia. 2016.Warisan pemikiran Plato


(https://en.wikipedia.org/wiki/Plato), diakses pada 28 Febuari 2023.
2. Purnama, Budi. 2011.Warisan pemikiran Aristoteles,
(https://bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran-aristoteles-
tentang-filsafat/), diakses pada 28 Febuari 2023.
3. Refrensi makalah filsafat Yunani kuno diambil dari internet (Wikipedia).

11

Anda mungkin juga menyukai