Dosen :
IMAM TAUFIQ
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya berupa
nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah bertema Pancasila.
Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang
syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................ii
BAB I……………………………………...………………………………………….………………..………………1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….…….1
BAB II……………………………………………………………………………………………………..…….…….2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………...…….2
BAB III………………………………………………………………………………………………………………...5
PENUTUP………………………………………………………………………………...……………….…………..5
3.2 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………..5
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………………..5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….…………...6
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat Yunani klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat atau pembahasan
masalah filsafat secara spekulatif rasional, dan tidak irrasional dogmatis.Filsafat Yunani klasik
juga merupakan ilustrasi pemikiran dan pembahasan masalah filsafat secara sistematis dan
lengkap dan juga berlaku sampai sekarang.
Sejarah fisafat dipelajari dengan tujuan agar diperoleh apa yang menjadi masalah pokok
filsafat dan sejarah perkembangan pemikiran filsafat. Mempelajari sejarah filsafat juga
menyadarkan kita bahwa ajaran yang baik belum tentu diterapkan dengan baik oleh sebab itu
waktu dan tempat belum cukup masak memberikan dan berlaku sampai sekarang.
Sejarah filsafat menyadarkan kita bahwa setiap teori ada kelemahannya dan ada
kebaikannya, karena itu menuntut adanya kerja sama antara sesama pengusaha filsafat, saling
memberi dan menerima (take and give), dalam rangka kepentingan bersama, demi kesejahteraan
hidup manusia.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pemikiran filsafat Aristoteles dituangkan dalam beberapa ajarannya yang terdiri dari:
1) Pemikiran tentang Logika
Logika tidak dipakai oleh Aristoteles, ia memakai istilah analitika. Istilahlogika pertama kali
muncul pada abad pertama Masehi oleh Cicero, artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias
adalah orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya
pemikiran kita.
Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian
sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan yaitu substansi (sebagain sifat yang umum), dan
aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan
2) Pemikiran tentang Silogisme
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara, yaitu
deduksi dan induksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk
mencapai kesimpulan yanmg bersifat umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir yang bertolak
pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagiuntuk mencapai kesimpulan menuju kebenaranyang ketiga.
Menurut pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan baru.
Berpikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor dan kesimpulan.
Perhatikan contoh berikut: (Achmadi, 1995: 55-59).
3) Pemikiran tentang pengelompokkan ilmu pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan dalam buku Achmadi
(1995: 55-59), yaitu:
a) Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
b) Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
c) Ilmu pengetahuan teoritis (fisika, matematika dan metafisika)
4) Pemikiran tentang Aktus dan Potensia
Mengenai realitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang
mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yanga ada itu berada pada hal-hal
yang khusus dan konkret. Dengan kata lain, titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah ajaran
Plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan yang tetap seperti yang
dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada yang khusus dan yang individual. Keberadaan manusia
bukan di dunia ide, tetapi manusia berada yang satu-persatu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada
yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-ubah. Itulah realitas yang sesungguhnya (Achmadi,
1995: 55-59).
Mengenai hule dan morfe, bahwa yang disebut sebagai hule adalah suatu unsur yang menjadi dasar
permacaman. Sementara itu, morfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan. Setiap benda yang konkret
terdiri dari hule dan morfe. Misalnya, es batu dapat dijadikan es teh, es sirup, es jeruk, dan es teh tentu
akan lain dengan es jeruk karena morfenya. Jadi, hule dan morfe tidak terpisahkan (Achmadi, 1995: 55-
59).
5) Pemikiran tentang Pengenalan
Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan
rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda
(bukan materinya) dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita
akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari sesuatu benda. dengan pengenalan rasional ini
kita dapat menuju satu-satunya untuk ke ilmu pengetahuan. Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan
adalah dengan teknik abstraksi. Abstraksi artinya melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang secara
kebetulan, sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulan yaitu intisari atau hakikat suatu
benda (Achmadi, 1995: 55-59).
BAB III
PENUTUPAN
A.Kesimpulan
Periode Yunani Klasik merupakan zaman keemasan Filsafat, karena pada periode ini orang-orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.
Socrates merupakan salah satu filosof besar zaman Yunani Klasik yang lahir di Athena pada
tahun 470 M dan meninggal pada tahun 399 M.Socrates berpendapat bahwa tidak semua kebenaran itu
relative tetapi ada kebenaran umum yang dapat di pegang oleh semua orang dan sebagian kebenaran
memang relative.Ajaran Socrates lebih menekankan kepada sains dan agama yang bertolak dari
pengalaman sehari-hari yang di peroleh secara dialetika.
Plato merupakan salah satu filsuf yang terlahir di Atena pada tahun427 SM, dan meninggal pada tahun
347 SM di Atena pula pada usia 80 tahun.Plato memiliki nama asli Aristokles, gurunya memberikan
nama “Plato” dikarenakan postur tubuhnya yang tegak, tinggi, bahunya yang lebar dan raut mukanya
yang tegap, serta parasnya yang elok.Ajaran dan karya kefilsafatan Plato antara lain konsep tentang ide,
ajaran tentang jiwa dan konsep tentang negara.
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung
yang hidup antara 384 SM sampai 322 SM. Ajaran dan karya Arostoteles yaitu menulis tentang berbagai
subjek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis,
biologi dan zoologi.Aristoteles meliputi 3 tahap, yaitu tahap di Akademi, ketika ia masih setia kepada
gurunya, Plato, termasuk ajaran Plato tentang idea; tahap ia di Assos, ketika ia berbalik dari Plato; dan
tahap ketika ia di sekolahnya di Athena.
B.SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR ISI
Ali Saipullah H.A, Drs, “Antara Filsafat dan Pendidikan”, Usaha Nasional, Surabaya,1980
Hatta, Muhammad, ”Alam Pikiran Yunani”, Tirtanas, Jakarta,1980
M.A.W., Brouwer, Drs., Heryadi., B.Ph., M.P. Sejarah Fisafat Barat Modern dan Sejaman,
Alumni, Bandung, 1986
http// www.scribdd.com
Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta