Disusun Oleh
Gerry ferdiand {2223420045}
Rabertha Isra {2223420046}
Dosen Pengampu:
Edi Sumanto
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul “Filsafat Yunani Klasik” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Pengertian Filsafat dan Istilah-
istilah lainnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak selaku dosen pengampu
mata kuliah Filsafat. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan Filsafat pada awal kelahiranya tidak
dapat di pisahkan dengan perkembangan (Ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa
peradaban kuno (masa yunani) makna kata Filsafat sendiri adalah cinta Keahrifan, arti kata
tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya dari kata Filsafat, sebeb
pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang Filosof untuk memperoleh
Kearifan.
Aliran yang mengawali periode yunani klasik adalah Sofisme, kata Sofis berarti Arif
atau Pandai,yaitu gelar bagi meraka yang memiliki kearifan dalam menjalani kehidupan.
Namun pada zaman ini, kata Sofis berkaitan dengan orang yang pandai bicara,
mempengaruhi orang dengan kepandaian berdebat. Sofis dalam gambaran yang di berikan
para tokoh aliran ini terlihat jahat dan tidak memilki moral. Namun mereka sebenarnya
memiliki jasa yang lumayan besar dalam perkembangan Filsafat. Dan ada beberapa pendapat
orang terhadap aliran Sofisme yaitu ada yang menganggap bahwa aliran Sofisme sebagai
aliran yang merusak dunia Filsafat.Dalam makalh ini akan dijelaskan tokoh – tokoh filsafat
pada zaman Yunani Klasik, diantarannya adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.
2. Rumusan Masalah
a. Socrates
b. Plato
c. Aristoteles
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu filsafat klasik
2) Untuk mengetahui pengertian filsafat
3) Untuk mengetahui manfaat mempelajari ilmu filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Socrates
2) Xenophon
Sekitar tahun 430 Xenophon lahir di Athena dari keluarga bangsawan. Beberapa
waktu itu termasuk pengikut dari Sokrates. Xenophon berlaku sampai tahun 401, sebab pada
waktu itu ia meninggalkan kota Athena, untuk ikut serta dalam perjalanan militer Kryos
Muda, putera raja Parsi Darios II.
3) Plato
Plato lahir pada tahun 428 di Athena. Rupanya ia mengenal Sokrates sejak ia masih
kanak – kanak dan ia termasuk kalanagan Sokrates sampai kematiannya pada tahun 399.
Plato mengarang dialog – dialog. Dalm semua dialog itu, kecuali satu yang berjudul Nomoi,
Sokrates bercakap – cakap dengan sahabat – sahabatnya dan orang – orang lain. Dalam
kebanyakan dialog, Sokrates adalah pelaku yang utama. Kalau kita memperhatikan cara Plato
melukiskan gurunya, sudah nyata bahwa ia menaruh kekaguman. Plato menganggap Sokates
sebagai filsuf istimewa, yang dengan tidak henti hentinnya mencari kebenaran, karena ia
berkeyakinan bahwa hanya pengetahuan tantang “yang baik” dapat menghantar manusia
kepada kebahagiaan.
4) Aristoteles
Aristoteles lahir 15 tahun sesudah Sokrates meninggal. Jadi, dalam karangan –
karangannya kita tidak boleh mencari kesaksian langsung mengenai Sokrates. Tetapi itu tidak
berarti bahwa Aristoteles tidak sanggup memberikan informasi yang sangat berguna untuk
memcahkan masalah – masalah historis yang menyangkut Sokrates. Dalam konteks ini
beberapa kali ia menyinggung juga ajaran Sokrates. Aristoteles beberapa kali menekankan
bahwa teori mengenai idea – idea berasal dari Plato dan belum terdapat dalam Sokrates.
Dalam beberapa dialog Plato, teori ini dikemukakan oleh Sokrates yang bertindak sebagai
pelaku utama dalam dialog – dialog tersebut. Data – data mengenai kehidupan Sokrates
jarang ditemui dalam kalangan – kalangan Aristoteles.
3. Ajaran Sokrates
Sebagaimana para sofis, Sokratespun berbalik dari filsafat alam. Sebagaimana juga
para sofis, Sokrates pun memilih manusia sebagai objek penyelidikannya dan ia memandang
manusia lebih kurang dari segi yang sama seperti mereka : sebagai makhluk yang mengenal,
yang harus mengatur tingkah lakunya sendiri dan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi ada
satu perbedaan yang penting sekali antara Sokrates dan kaum Sofis, yaitu Sokrates ada
kebenaran obyektif, yang tidak memandang keyakinan Sokrates itu dari sudut “kebenaran”
saja, karena dengan itu barangkali kita menampilkan kesan seakan – akan Sokrates
mencurahkan pemikirannya dalam bidang teoritis.
1) Metode
Metode ini bersifat praktis dan dijalankan dalam percakapan – percakapan. Socrates
tidak menyelidiki fakta – fakta melainkan ia menganalisa pendapat – pendapat atau tuturan –
tuturan yang dikemukakan orang. Setiap orang mempunyai pendapat – pendapat
tertentu .Metode Socrates yang diuraikan diatas biaannya disebut “dialektika”, karena dialog
atau percakapan mempunyai peranan hakiki di dalamnya. Dalam suatu kutipan yang terkenal
dari dialog Theaitetos, Socrates sendiri mengusulkan nama lain untuk menunjukan
metodennya, yaitu maieutike tekhne (seni kebidanan). Seperti ibunya adalh seorang bidan,
demikian tugas Sokrates dapat dibandingkan dengan pekerjaan seorang bidan. Tetapi ia tidak
menolong badan bersalin, melainkan ia membidani jiwa – jiwa.
3. Aristoteles
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Socrates lahir pada tahun 470 SM. Anak dari Sophroniskos seorang tukang batu dan
Phainarete adalah seoarang bidan. Sokrates adalah murid dari Arkhelaos, filsuf yang
mengganti Anaxagoras di Athena. Ajaran – ajaran Socrates diantarannya berupa metode,
etika dan pemikiran tentang politik.
Plato tidak membatasi perhatiannya pada persoalan-persoalan etis saja, seperti
dilakukan oleh Sokrates, melainkan ia mencurahkan minatnya kepada suatu lapangan luas
sekali yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan.Pokok pemikiran Aristoteles dari sudut
epistimologis menyangkut logika, filsafat pengetahuan, filsafat manusia, metafisika dan etika
serta filsafat Negara.
DAFTAR PUSTAKA