Anda di halaman 1dari 8

PEMIKIRAN POLITIK ARISTOTELES

Disusun Oleh :

ANDI SESSUNGRIWU E041201049

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………….……….… ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang…………………………………................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………................................................ 1

BAB II Pembahasan

1.1. Riwayat kehidupan Aristoteles…………… …………………………………… 2


1.2. Karya hasil Aristoteles…..……………………………………………………... 2
1.3. Pemikiran politik Aristoteles…………………………..………………………. 3

BAB III Penutup

1.1. Kesimpulan…………………………………………………………………....... 5
1.2. Saran………………………………………………………………………......... 5

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….. 5
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini berjudul “Pemikiran Politik Aristoteles” bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pemikiran Politik Barat A. Pada makalah ini diuraikan latar belakang, pandangan,
historis, dan pandang Negara terhadap pemikiran politik Aristoteles.

Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang
terbuka dan membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata
pengantar ini penulis sampaikan, banyak terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 22 September 2021

ANDI SESSUNGRIWU
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah


seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang
berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik,
pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi.[Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap
menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat

1.2. Rumusan Masalah


- Bagaimana latar belakang kehidupan Aristoteles?
- Apa hasil karya Aristoteles?
- Pendapat Aristoteles tentang politik?

1.3. Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa


mengenai latar belakang kehidupan Aristoteles, situasi politik semasa hidupnya, karya
bersejarah yang telah dihasilkan, faktor pendukung lahirnya pemikiran politik tersebut, serta
pandangan Aristoteles mengenai negara. Penulis berharap informasi dalam makalah ini dapat
digunakan oleh pembaca sebagai referensi maupun tambahan pengetahuan mengenai
pemikiran politik Aristoteles.
BAB II PEMBAHASAN

1.1. Riwayat kehidupan aristoteles

Aristoteles Aristoteles, seorang filsuf dan ilmuwan Yunani Kuno. Dia lahir pada 384
SM, di Stagira, Chalcidice, Yunani.Merupakan salah seorang tokoh intelektual terbesar dalam
sejarah Barat. Aristoteles banyak menulis sistem filosofis dan ilmiah yang menjadi kerangka
kerja dan alat bagi Sarjana Kristen dan Filsafat Islam abad pertengahan. Bahkan setelah
revolusi intelektual Renaisans, Reformasi dan Pencerahan, konsep Aristotelian tetap tertanam
dalam pemikiran Barat.

Jangkauan intelektual Aristoteles sangat luas. Dia menguasai sebagian besar ilmu
pengetahuan dan seni, termasuk biologi, botani, kimia, etika, sejarah, logika, metafisika,
retorika, filsafat pikiran, filsafat sains, fisika, puisi, teori poltiik, psikologi dan zoologi. Dia
merupakan sosok pendiri logika formal. Logika yang menyusun sebuah sistem yang sudah
jadi dan selama berabad-abad dianggap sebagai jumlah dari disiplin. Dia juga memelopori studi
zoologi secara observasional dan teoretis. Karya-karyanya tidak tertandingi sampai ke abad 19.
Namun, tentu saja Aristoteles lebih dikenal sebagai filsuf. Tulisannya tentanng etika dan teori
politik juga metafisika dan filsafat ilmu terus dipelajari. Karya-karyanya menjadi arus kuat
dalam debat filsafat kontemporer. Aristoteles merupakan anak dari Nicomachus, seorang
fisikawan untuk Amyntas III, Raja Makedonia sekaligus kakek dari Alexander the Great.
Setelah kematian sang ayah, Aristoteles pindah ke Athena di mana dia berjumpa dengan Plato.
Dia tinggal di Akademi Plato selama 20 tahun sebagai murid sekaligus koleganya. Dengan
Plato, Aristoteles berusaha menggabungkan apa yang dianggapnya terbaik dari apa yang telah
dia pelajari dari Plato. Aristoteles wafat pada 322, di Chalcis Euboea.

1.2. Hasil karya aristoteles

Di dalam banyak aspek,Aristoteles berbeda dengan pendahulunya. Dia adalah orang


pertama yang menulis sebagai seorang professor. Tulisannya di susun secara sistematis
terperinci di dalam subrukrik – subrukrik. Di samping sebagai guru, deorang periset. Ekspresi
– ekspresinya kritis, hati – hati, prosains, tanpa mengesankan ento siasisme diorisus. Karyanya
tentang ilmu alam, memberikan informasi cukup tentang astronomi, meteorology, tumbuh –
tumbuhan dan binatang – binatang.

Tulisan Aristoteles tentang sifat, lingkup, da nisi kehidupan, yang olehnya di sebut
filsafat ( prote philoshopia ) yang di beri judul Metafisika pada publikasi pertama dari
penerbitan karya – karyanya. Kira – kira tahun 60 SM. Pada penerbitan pertama itu juga
termasuk karya Aristoteles fisika yang di persembahkan untuk anaknya, Nikomakus. Dia
tampilkan karyan tentang etika, yang olehnya diberi judul etika nikomakean. Karya – karya
Aristoteles yang lain termasuk retorika, poesi dan politik. Sebenarnya dia tidak banyak
menghasilkan karya – karya hasil penelitian dan pemikiran – pemikiran filsafat. Tapi sayang
banyak karyanya yang hilang.

Di antara karyanya yang di kenal adalah anganan ( logika ), priar analytics (silogisme),
pasteriar analytics ( sains ) dan lain sebagainya. Dari karya – karyanya dapat di ketahui tentang
pandangan – pandangan dia tentang beberapa persoalan filsafat.

1.3. Pendapat Aristoteles tentang politik

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, sehingga dalam
setiap dimensi perilaku di lingkungan sosial sangat membutuhkan adanya peran orang lain.

Makna tersebut diartikan oleh Aristoteles sebagai zoon politicon atau animal
society yang bermakna makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan
membutuhkan peranan orang lain untuk berinteraksi, proses tersebut memiliki tujuan tertentu
yakni memenuhi kebutuhan sosial dirinya sendiri maupun masyarakat. Egoisme manusia lah
yang melahirkan dampak merugikan bagi masyarakat sekitar dimana dia hidup.

Sebagaimana Glaucon dalam buku republika karya Plato menyebutkan bahwa manusia
memiliki kehendak bebas. Dengan kehendak bebas tersebut, orang merasa senang untuk
melakukan sebuah kejahatan atas nama kebebasan tersebut tetapi ia merasa tidak senang
apabila orang lain melakukan tindakan yang sama kepada dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah konvensi untuk melahirkan sebuah hukum. Ia juga
menyatakan bahwa hukum dan moralitas lahir dari pada konvensi yang dilakukan oleh
manusia, dan negara merupakan hasil dari konvensi manusia itu sendiri untuk melindungi
kepentingan yang ada didalamnya.

Seperti mengamini apa yang disampaikan dalam buku republika, Aristoteles juga
memandang hal yang serupa. Namun dia tidak serta merta mempercayai sebuah argumentasi
apabila tidak ditemukan kebenarannya terlebih dahulu.
Aristoteles memaknai konvensi pada hakikatnya bertujuan untuk menciptakan
kehidupan yang baik bagi manusia, pendapatnya tersebut melahirkan gagasan politik.

Politik menurut Aristoteles berasal dari kata Polis yang berarti kota atau perkumpulan.
Politik menurutnya tidak hanya sebatas perkumpulan semata akan tetapi memiliki tujuan untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik, tidak hanya sebatas dirinya sendiri akan tetapi
kepentingan umum juga termasuk dalam tujuan politik itu sendiri.

Politik memiliki tujuan kemaslahatan. Dalam pelaksanaannya, politik diibaratkan


sebuah bongkahan batu dan manusia merupakan pelaku untuk memoles bongkahan batu
tersebut. Untuk melahirkan tujuan politik, terdapat tiga poin penting untuk mewujudkan
sebuah kehidupan yang baik. Pertama, adanya bongkahan yang akan kita poles
menjadi bentuk tertentu.

Kedua, sebelum mewujudkan bentuk tersebut, terlebih dahulu kita menganalisis dan
membayangkan bagaimana bentuk itu akan kita ciptakan. Hal ini berkaitan dengan tahap-tahap
yang kita butuhkan dan kita perseiapkan untuk membuat bentuk tersebut. Ketiga, adanya tujuan
yang dihasilkan setelah bentuk tersebut diciptakan.

Dalam poin ini, Aristoteles menyatakan bahwa keberuntungan dan ekonomi adalah
salah satu dari tujuan setelah bentuk patung tersebut tercipta. Setelah tujuan manusia tercapai,
maka akan melahirkan kehidupan yang baik dan kejahteraan (Eudaimonia).
Aristoteles menyebutkan eudaimonia dalam pemikirannya (Etika Nikomakhean) menyebutkan
eudaimonia merupakan hakikat dari pada politik itu sendiri.

Perkembangan zaman dan egosime manusia merupakan hambatan untuk menciptakan


sebuah politik yang baik. Orang berbondong-bondong menciptakan kehidupan mewah untuk
kepentingan pribadi, padahal makna dasar dari politik tidaklah membenarkan perilaku yang
menguntungkan diri sendiri.
BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Aristoteles adalah murid dari Plato sekaligus guru dari Alexander Agung. Ia banyak
menulis berbagai macam disiplin ilmu, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik,
pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi
seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

1.2. Saran

Teruslah membaca hasil dari karya Aristoteles karena hasil dari pemirikiran luar biasa

DAFTAR PUSTAKA

http://aklamasi.id/2019/03/07/aristoteles-dan-pemikiran-pemikirannya-kepada-semesta/

https://khalilahroyatul.wordpress.com/2013/05/05/karya-karya-aristoteles/

https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles

Anda mungkin juga menyukai