Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“ANGKA NOL DAN AL-KHAWARIZMY”


Dosen Pengampu:
Dini Palupi ,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Sila Purma Sari (17571013) Semester 4
Ranu Chandra (18571009) Semester 2
Yunike Puspita Alfatteh (18571015) Semester 2

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2019

1
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Angka nol dan Al-khawarizmy” sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah
pengantar filsafat ilmu, sejarah, dan etika matematika ini tepat pada waktunya.
Penyusun sengaja mengambil materi ringan ini sebagai gambaran awal bahwasanya
matematika itu tidak semengerikan yang dibayangkan oleh sebagian besar orang. Sehingga
diharapkan bahwa pembaca dari makalah ini bukan hanya orang yang ahli dibidang
matematika, melainkan semua orang yang ingin mengenal keindahan matematika lebih dalam.
Tentu saja, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran sangat penyusun harapkan demi lebih baiknya konten makalah ini. Ucapan
terimakasih tak lupa penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penyusun juga memohon maaf jika ada
kekurangan serta kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari unsur isi, susunan,
maupun informasi yang termuat di dalamnya.
Demikian dari penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan kebermanfaatan yang
berkelanjutan bagi semua pihak.

Curup, Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi ............................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................4
BAB II Pembahasan.................................................................................................................5
Sejarah Angka Nol ................................................................................................................5
Angka 0 dan Al-khawarizmy ....................................................................................................7
Filosofi Angka Nol ................................................................................................................8
Keunikan Angka Nol..................................................................................................................9
Kegunaan dan Hakikat Angka Nol ........................................................................................9
BAB III Penutup.....................................................................................................................11
Referensi..................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Latar belakang penulis menulis makalah ini dikarenakan penulis ingin mengetahui
siapa al-khawarizmi itu,perananan dan sumbangannya dalam matematika.Selain itu sedikitnya
para siswa,mahasiswa tahu rentang perkembangan matematika arab terutama tentang tokoh al-
Khawarizi.Sangat disayangkan jika kita tidak mengetahui siapa al-Khawarizmi sedangkan
penemuannya kita pakai dan kita terapkan dalam pelajaran matematika dan kehidupan sehari-
hari.
B.Rumusan masalah
Berhubungan dengan latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam
maklah ini adalah:
1.Bagaimana sejarah angka nol ?
2.Apa-apa saja peranan dan sumbangan al-Khawarizmi?
3.Seperti apa Sains Pengislaman Matematika al-Khawarizmi?
4.Bagaimana cabang matematika al-Khawarizmi?
C.Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetehui siapa al-Khawarizmi,apa-apa saja
sumbangannya dalam matematika,strategi pembelajarannya seperti apa,serta cabang-cabang
matematikanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. Sejarah Munculnya Angka Nol


Sejak awal peradaban, manusia telah memahami konsep ‘ada dan tiada’. Namun dimasa
itu masih belum dikenal konsep nol. Baru pada abad kelima masehi konsep ini telah
sepenuhnya dikembangkan. Konsep nol, ditemukan secara independen oleh orang-orang
Babilonia, Maya, dan India (meskipun beberapa peneliti mengatakan sistem bilangan India
terpengaruh oleh Babilonia). Angka nol dilambangkan dengan lingkaran penuh yang
menggambarkan kekosongan.
 Sejarah awal : Babilonia
Bangsa Babilonia mendapatkan sistem penomoran mereka dari bangsa Sumeria
(bangsa pertama di dunia yang mengembangkan sistem perhitungan) yang
dikembangkan sekitar 4000-5000 tahun yang lalu.
Robert Kaplan, penulis “The Nothing That Is : A Natural History of Zero“,
menunjukkan bahwa bangsa Babilonia menggunakan sepasang simbol wedges miring
yang digunakan untuk mempresentasikan sebuah kolom nomor kosong.
Sistem Sumeria melewati Kekaisaran Akkadia ke Babilonia sekitar tahun 300
SM. Para ahli setuju bahwa simbol yang muncul itu merupakan pengganti angka nol,
bahwa simbol tersebut merupakan sebuah cara untuk membedakan 10 dan 100 atau
untuk menandakan bahwa dalam angka 2025 tidak ada angka di kolom ratusan. Pada
awalnya, Babilonia menggunakan ruang kosong dalam sistem penomoran tulisan kuno
mereka, tetapi karena membingungkan maka digunakanlah dua wedges miring untuk
mewakili kolom kosong tersebut. Namun, mereka tidak pernah mengembangkan
gagasan nol tersebut sebagai angka (nomor).
 Nol di Amerika: Bangsa Maya
Enam ratus tahun kemudian (atau tahun 350 M) di wilayah yang berjarak 12 ribu mil
dari Babilonia, bangsa Maya mengembangkan nol dan menggunakannya di sistem
kalender rumit mereka dengan merepresentasikannya dengan simbol mata. Meskipun
sangat terampil dalam bidang matematika, bangsa Maya tidak pernah menggunakan nol
dalam persamaan.
 Nol menjadi nomor : Bangsa India
Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep Babilonia merajut jalan hingga ke
India dalam pengembangan nol, namun beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa India
mengembangkan angka nol mereka sendiri.

5
Konsep nol pertama kali muncul di India sekitar tahun 458 M. Konsep ini
muncul pertama kali bukan dalam bentuk simbol, tetapi dalam pengucapan yang
diucapkan pada persamaan matematika, puisi, atau nyanyian. Beberapa kata yang
berbeda melambangkan nol, seperti “hampa”, “ruang”, atau “angkasa”.
Pada tahun 628 M, seorang astronom dan ahli matematika India yang bernama
Brahmagupta mengembangkan angka untuk nol, yaitu sebuah titik. Dia juga
mengembangkan operasi matematika menggunakan nol, menulis aturan untuk
mencapai nol melalui penambahan dan pengurangan, dan menggunakan nol dalam
sebuah persamaan. Ini adalah pertama kalinya di dunia nol diakui sebagai jumlah
tersendiri, baik sebagai sebuah ide dan simbol.
 Nol, dari Timur Tengah sampai ke seluruh dunia
Selama beberapa abad berikutnya, konsep nol terungkap di Tiongkok dan Timur
Tengah. Menurut Nils-Bertil Wallin dari Yale Global, pada tahun 773 M, nol mencapai
Baghdad di mana ia menjadi bagian dari angka Arab, yang didasarkan pada sistem India.
Seorang ahli matematika Persia, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi,
menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak terdapat
suatu nomor di tempat puluhan. Orang-orang Arab menyebut lingkaran ini sebagai “sifr”
atau “kosong”. Angka nol sangat penting untuk al-Khawarizmi yang menggunakannya
untuk menciptakan aljabar pada abad kesembilan. Al-Khawarizmi juga mengembangkan
metode untuk mengalikan dan membagi angka yang disebut algoritma, yang diambil dari
namanya.
Angka nol mencapai Eropa melalui penaklukan Spanyol (Andalusia) oleh bangsa
Moor (muslim dari Maroko pada zaman pertengahan). Angka nol kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh matematikawan Italia, Fibonacci, yang menggunakannya untuk
melakukan perhitungan tanpa sempoa. Perkembangan ini sangat populer di kalangan
pedagang yang menggunakan persamaan Fibonacci yang melibatkan nol. Kemudian
pemerintah Italia mencurigai penggunaan angka Arab dan melarang penggunaan angka nol.
Namun, para pedagang terus menggunakannya secara diam-diam, dan kata Arab untuk nol
“sifr” membentuk sebuah kata baru yaitu “cipher”, yang tidak hanya berarti karakter
numerik, tetapi juga berarti “sandi” atau “kode”.
Pada tahun 1600-an, angka nol digunakan cukup luas di seluruh Eropa. Hal itu
didasarkan kepada sistem koordinat kartesian oleh Rene Descartes dan juga perkembangan
kalkulus oleh Sir Isaac Newton dan Gottfried Wilhem Liebniz. Kalkulus membuka jalan
bagi fisika, teknik, komputer, dan juga teori keuangan dan ekonomi. Mulai saat itulah angka
nol tersebar ke seluruh dunia.
Angka 0 mempunyai arti penting dalam ilmu hitung serta dalam memaknai dan
menilai banyak hal dalam kehidupan keseharian kita. Angka 0 yang dalam bahasa Inggris
disebut zero berasal dari bahasa Arab “sifr” yang bermakna “kosong”, sehingga angka 0
seringkali diartikan sebagai ketiadaan, kekosongan dan kehampaan dalam diri dan
kehidupan manusia. Angka 0 juga diartikan sebagai tanda kekalahan dalam sebuah
pertarungan atau pertandingan, dan sering dianggap sebagai lambang ketidakmampuan
seseorang dalam menjalankan peran kehidupan. Meskipun demikian, angka 0 memiliki arti

6
penting dalam mencapai kesempurnaan nilai sesuatu, serta bisa menjadi simbol
kemenangan bagi penyucian jiwa.
Angka 0 secara historis ditemukan pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad
(saintis Muslim). Penemuan angka nol ini menjadi pondasi awal sejarah revolusi sains yang
hingga sekarang belum ada penemuan terbesar lainnya, bahkan karena angka 0 lahirlah
revolusi ‘roda’ sebagai bentuk angka nol tadi.
Awal pemikiran Muhammad bin Ahmad ini muncul salah satunya karena rumitnya
menulis angka dengan nominal yang sangat besar. Salah satunya adalah angka romawi,
angka-angka Romawi jika dengan jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam
angka Romawi masih bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C
(100), M (1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu sangat
sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini memiliki arti
penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad
bin Musa Al Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar
ilmu pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu
ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus
integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel ukur sudut
saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan musik. Karya-karyanya
di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal
Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan
mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo
Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakat dunia sebagai ahli matematika Al
Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena
dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari
yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka 0.
Meskipun angka nol tidak bisa diterima oleh Aristoteles dan bahkan sistem
penanggalan Masehi tidak diawali dari angka nol, tapi dimulai dari satu. Jika dijabarkan
dalam bentuk deret akan seperti ini : ...-3, -2, -1, 1, 2, 3,....
Sekilas mungkin hal ini tidak masalah, tapi belakangan membawa persoalan. Salah
satu contoh masalah tersebut adalah :
Sebut saja ada seorang anak lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3
SM dia berusia 1 tahun. Pada tahun 1 SM dia berusia 3 tahun. Lalu, berapa usia anak itu
pada tahun 2M? Menurut kalender Biarawan Kristen pada tahun 2M, anak itu berusia 5
tahun. Tapi jika menggunakan rumus matematis hasilnya 6 tahun yang didapat dari 2-(-4).

II. Al- Khawarizmy dan angka nol


Al Khawarizmi - Atau bernama bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa.
beliau lahir pada tahun 780 M di Khwarizmi dan meninggal sekitar tahun 847 M, sebuah kota
kecil di pinggiran Sungai Oxus, Uzbekistan. Ia dipanggil dengan sebutan al-Khawarizmi untuk
menunjukkan tempat kelahirannya. Di Barat, terutama Eropa, ia dikenal dengan nama
Algoarismi, Algorism, atau Algoritma. Ketika al-Khawarizmi masih kecil, kedua orang tuanya

7
pindah dari Uzbekistan menuju Baghdad, Irak. Pada masa itu, Irak berada di bawah
pemerintahan Khalifah al-Ma'mun (813-833).
Dalam bidang matematik, al-Khawarizmi telah memperkenalkan aljabar dan
hisab. Beliau banyak menghasilkan karya-karya yang masyhor ketika zaman tamadun
Islam. Antara karya-karya yang beliau hasilkan ialah ‘Mafatih al-Ulum’. Sistem nombor
adalah salah satu sumbangan dan telah digunakan pada zaman tamadun Islam.
Al-Khawarizmi terkenal dengan teori Algoritmanya. Selain itu, ia juga menciptakan
teori matematika lain. Misalnya, aljabar, yang disebut aritmetika (ilmu hitung) oleh para
ilmuwan Barat. Pada masa itu, aljabar menggunakan angka-angka Arab. Aljabar diambil dari
kata depan judul buku yang dikarangnya, yaitu al-Jabr wa al-Muqabilah. Dalam buku ini, ia
merumuskan dan menjelaskan secara detail Tabel Trigonometri. Tak hanya itu, buku tersebut
juga memperkenalkan sejumlah Teori Kalkulus Dasar. Kehebatan al-Khawarizmi lainnya
adalah ia tidak hanya mampu mengenali suatu hal sebagai subyek, tapi juga mampu
menyelesaikan masalah yang ada dalam subyek tersebut. Atas kontribusinya itu, al-
Khawarizmi dianggap sebagai tokoh paling penting dalam sejarah perkembangan ilmu
Matematika, terutama Aljabar. Dia adalah ilmuwan muslim pertama yang terkenal di bidang
ini. Sebuah karangan al-Khawarizmi yang dianggap penting dan telah disalin dalam bahasa
Latin adalah Trattari d'Arithmetica. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungan, asal-usul
angka, dan sejarah angka-angka yang sekarang ini kita gunakan. Trattari d'Arithmetica
diterbitkan pada tahun 1857 di Roma.
Pada era Copernicus, seseorang tidak bisa disebut sebagai ahli Matematika jika tidak
mampu menganalisa karya ilmiah para ahli Matematika terdahulu. Oleh karena itu, para ahli
pada masa itu berlomba-lomba menyalin beberapa contoh praktis untuk dianalisa, misalnya
tentang perhitungan ketinggian gunung, kedalaman lembah, dan jarak antara dua buah obyek,
atau permukaan yang tidak rata. Al-Khawarizmi sendiri menganalisa dan mengoreksi
kesalahan yang terdapat dalam sebuah tulisan mengenai aljabaar karya Diophantus dari Yunani
(250 SM). Ia menjelaskan kembali teori ciptaan Diophantus, sebelum kemudian
mengembangkannya. Selain itu, ia juga menambahkan beberapa rumus lain, seperti rumus
segitiga, dan menyusun daftar Logaritma.
Al-Khawarizmi juga menghasilkan karya di bidang astronomi. Ia membuat sebuah
tabel yang khusus mengelompokkan ilmu perbintangan ini. Pada awal abad XII, sejumlah
karya al-Khawarizmi diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Adelard of Bal dan Gerard of
Cremona. Selanjutnya, karya al-Khawarizmi versi bahasa Latin tersebut diterjemahkan lagi
dalam sejumlah bahasa yang digunakan di Eropa. Terakhir, karya tersebut diterjemahkan dalam
bahasa Cina. Beberapa universitas di Eropa menggunakan buku karya al-Khawarizmi sebagai
bahan acuan dan buku teks pelajaran untuk para mahasiswanya hingga memasuki pertengahan
abad XVI

III. Karya - karya Al Khawarizmi


Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi.

8
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan
matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan
yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan
kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem
Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam
penyelesaian persamaan trigonometri, teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas
segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.

IV. Keunikan Angka Nol


Berikut ini adalah beberapa keunikan yang dimiliki oleh angka nol:
Nol adalah angka yang terakhir muncul setelah kemunculan angka 1 sampai 9. Menurut
kami, inilah mengapa pada abjad-abjad yang biasanya ditempelkan di tembok sebagai bahan
belajar semasa kecil, setelah huruf alfabet, di bawahnya biasanya tertulis angka, yaitu 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Mengapa bukan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Hal ini karena angka 0 ditemukan
terakhir setelah angka 1 sampai 9.
Bilangan 10 adalah bilangan asli pertama yang menggunakan angka 0 (terdiri dari 1
angka 0) Sudah jelas. Karena bilangan sebelum 10 adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9 yang tidak
terdiri dari angka nol sama sekali.
Pendefinisian secara formal, 0 bukan bilangan positif dan juga bukan bilangan negatif.
Nol termasuk dalam kategori bilangan netral. Sehingga sistem bilangan di dunia dibagi dalam
tiga bagian, yakni bilangan positif, negatif, dan netral. Dimana, bilangan positif adalah bilangan
yang lebih dari nol, bilangan negatif adalah bilangan yang kurang dari nol, dan bilangan netral
adalah angka nol itu sendiri.
Bilangan positif ada sebanyak tak hingga, himpunan bilangan negatif juga ada sebanyak
tak hingga. Tetapi, himpunan bilangan netral hanya ada satu, yaitu nol saja.
Nol adalah bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan kelipatan 2. Bukan hanya
2, 4, 6, 8, … yang merupakan bilangan genap tetapi 0, -2, -4, -6, … juga merupakan bilangan
genap. Suatu bilangan disebut bilangan genap jika bilangan tersebut bisa dituliskan ke dalam
bentuk 2k, dengan k adalah bilangan bulat. Karena 0 bisa dituliskan menjadi bentuk 2k, dengan
k = 0 maka nol merupakan bilangan genap.
Nol bukan bilangan prima dan juga bukan bilangan komposit. Definisi bilangan prima
dimulai dari 2, bukan dari 1. Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 yang
mempunyai faktor positif 1 dan dirinya sendiri.
Semua Bilangan bulat bukan nol, jika dipangkatkan nol sama dengan 1.
Angka nol juga memiliki kekhususan apabila di jumlah dengan bilangan berapapun
hasilnya sama. Dikurangi juga demikian. Dikurangi angka berapapun hasilnya tetap saja sama.

V. Makna Filosofi Angka Nol

9
Pertama, ketika kita mengartikan angka 0 sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak
untuk melipatgandakan kemampuan kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya
yang kita pilih dalam menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa
menghasilkan kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika
upaya kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita menemukan
banyak kebenaran.

Kedua, dengan adanya angka 0, kita dapat mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka
1 akan bernilai lebih besar jika diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10
merupakan nilai yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa
membuat angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu
memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut mampu mengisi
kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan, kita tidak akan
menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan
tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak sempurna. Nilai manfaat inilah
yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan
kekosongan tersebut. Jika kita resapi dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak
pada memberi manfaat. Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri,
keluarga, saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana
hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari “Sebaik-baik manusia di antaramu
adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”

Ketiga, angka 0 dalam sistem binary berarti tiada. Dalam filosofi agama, angka 0 bisa
diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati, sehingga 0
merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan
Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya untuk menjaga hati dari penyakit hati,
mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam diri dan hidup kita, bahkan memahami kekurangan orang lain.

10
BAB III
PENUTUP
Sepeninggal Al-Khwarizmi, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam
termasuk cara menjabarkan bilangan dalam metode perhitungan, bilangan pecahan;
pengetahuan aljabar yang merupakan suatu warisan untuk menyelesaikan
persoalan perhitungan; dan rumusan lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya.Di dunia
Barat, ilmu matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khwarizmi dibanding karya
penulis abad pertengahan.
Masyarakat modern saat ini berhutang budi pada Al-Khwarizmi dalam hal penggunaan
bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional,
dan diperkenalkannya konsep aljabar modern membuatnya layak jadi figur penting dalam
bidang matematika di abad pertengahan. Sistem bilangan Arab yang diperkenalkannya
membawa perubahan dalam komposisi dan karakteristik matematika dan revolusi proses
perhitungan di abad pertengahan Eropa.
Dengan penyatuan matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babylonia, teks aljabar
merupakan salah satu karya Islam di jagat dunia. Disamping itu kita juga tidak melupakan
karyanya yang lain, seperti huruf-huruf aljabar, algoritma, penemuan notasi angka nol, nilai
akar bilangan merupakan bukti peran Al-Khwarizmi mengembangkan pengetahuan tentang
perhitungan.

11
Referensi
http://sci.anashir.com/2013/07/05/093145/siapakah-penemu-angka-nol#ixzz3UKPcuelG
http://chemie.heck.in/keunikan-angka-nol-1.xhtml
http://aprillins.com/2011/2194/kegunaan-dan-hakikat-angka-nol/
http://museumbiografi.blogspot.com/2013/09/biografi-al-khawarizmi-penemu-aljabar.html
Dikutip fdka dari buku ”Matematikawan Muslim Terkemuka”, Mohaini Mohamed, Salemba
Teknika, Jakarta, 1991:16-41). Insyaallah menyusul biografi Ibn Al-Haytham, Al-Biruni

12

Anda mungkin juga menyukai