Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Matematika
Dosen Pengajar :
Bapak Fridgo Tasman, S.Pd, M.Sc
Disusun oleh :
1. Lidya Eka Fitri (21029021)
2. Fadillah Hani (21029081)
3. Hanivah Mardhatilah (21029085)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk
serta melimpahkan kenikmatan dan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Adapun judul makalah ini adalah “Konsep-konsep Relasi dan
Kalkulus”.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Fridgo Tasman, S.Pd, M.Sc selaku dosen pengajar mata kuliah Sejarah
Matematika yang telah memberikan arahan,bimbingan serta dukungan kepada kami
dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Teman-teman dari kelas mata kuliah Sejarah Matematika, khususnya kelompok 11
yang selalu memberikan masukan dalam penulisan dan menyelesaikan tugas makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
A. Paradoks Zeno ........................................................................................................................ 3
B. Metode Menghabiskan Eudoxus ........................................................................................... 5
C. Metode Kesetimbangan Archimedes .................................................................................... 7
D. Awal Integrasi di Eropa Barat .............................................................................................. 8
E. Metode Cavaliers Of Indivisionbles .................................................................................... 10
F. Awal Diferensiasi .................................................................................................................. 12
G. Matematikawan pada Akhir Abad Ke-17 .......................................................................... 14
1. Wallis dan Barrow .................................................................................................... 14
2. Isaac Newton .............................................................................................................. 16
3. Leibniz........................................................................................................................ 20
BAB III .............................................................................................................................................. 23
PENUTUP ......................................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 23
B. Saran ...................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berperan penting
dalam berbagai aspek kehidupan, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagai
salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang
berisi simbol-simbol, rumus, angka, fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang
dan bentuk.
Kebanyakan kita hanya menggunakan dan kagum dengan rumus-rumus matematika
yang telah dipelajari tanpa mengetahui siapa-siapa saja tokoh dibalik semua itu.
Kenyataannya, matematika memiliki sejarah panjang hingga akhirnya tercipta
serangkaian ilmu matematika yang begitu kompleks seperti saat ini.
Dalam abad ke-17, matematika mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
menjadi abad yang paling luar biasa dalam prestasi matematika. Tidak diragukan lagi
yang paling luar biasa pada matematis pencapaian periode adalah penemuan kalkulus
menjelang akhir abad, oleh Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz. Dengan
penemuan ini, matematika kreatif secara umum diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi
dan sejarah matematika dasar pada dasarnya berakhir.
Kami sebagai penyusun makalah, akan menjabarkan tentang sejarah singkat
matematika, asal-usul, perkembangan konsep-konsep penting kalkulus, konsep-konsep
yang jangkauannya begitu jauh dan yang telah dilaksanakan seperti dampak pada dunia
modern. Dalam makalah ini pula, kami akan memberikan informasi singkat tentang
cerita hidup beberapa matematikawan jenius dan berbagai penemuannya dalam
matematika.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, dapat diajukan dalam beberapa
pertanyaan perumusan masalah, yaitu :
1
5. Siapa saja matematikawan pada akhir abad ke-17?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan perumusan masalah yang telah diajukan, yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradoks Zeno
Menggabungkan pemikiran finite (terhingga) dengan infinite (tidak terhingga) dan
proses pembatasan (limiting process). Paradoks yang dikembangkan oleh Zeno lahir di
abad ke 5 SM, di mana paradoks ini sangat memberikan kontribusi bagi dunia
matematika saat itu, terutama pada penemuan konsep-konsep kalkulus oleh Newton dan
Leibnitz (Kondratieva, 2011). Paradoks yang di kembangkan adalah paradoks yang
terkait dengan konsep jumlah tak terbatas (deret geometri tak terbatas).
Paradoksnya adalah “seorang pelari dalam suatu perlombaan tidak akan pernah
sampai pada garis finish (tujuan). Atau dalam matematika Zeno berpendapat bahwa
tersebut tidak diberikan suatu batasan kapan deret bilangan tersebut berhenti maka tidak
akan pernah memiliki hasil, sekalipun hasilnya suatu pendekatan.
1) Pembagian Dua (The Dichotomy): Jika suatu segmen lurus dapat dibagi tak
terhingga, maka hal ini adalah suatu hal yang tidak mungkin. Dalam hal ini, untuk
membagi suatu segmen garis perlu ditentukan titik tengahnya. Kemudian bagian-
bagian yang lainnya dibagi lagi menjadi seperempat bagian, dan yang seperempat
bagian dibagi lagi menjadi seperdelapan bagian, dan seterusnya sampai tak
terhingga kali. Hal seperti ini memperlihatkan, bahwa pembagian tak hingga
banyaknya titik tengah dalam waktu yang terhingga adalah tidak mungkin, kita
tidak mungkin sampai ke titik ujung segmen tersebut. Jadi, membagi suatu
segmen garis menjadi dua bagian yang sama tidak akan dapat dimulai.
3
2) Anak panah : Anak panah bergerak (karena dilepaskan dari busur) pada waktu
tertentu, diam maupun tidak diam. Apabila waktu tidak dapat dibagi, panah tidak
akan bergerak. Apabila waktu kemudian dibagi. Tetapi waktu juga tersusun dari
setiap (satuan) saat. Jadi panah tidak dapat bergerak pada suatu saat tertentu, tidak
dapat bergerak pula pada waktu. Oleh karena itu anak panah selalu diam.
3) Perlombaan lari Achilles dengan kura-kura : Paradoks ini merupakan paradoks
Zeno yang paling terkenal. Achilles seorang ksatria perang Troya pada mitologi
Yunani, berlomba lari dengan seseorang yang biasa disebut si kura-kura, tetapi
Achilles tidak dapat mengalahkan si kura-kura yang berjalan lebih dahulu. Untuk
memudahkan penjelasan, maka diberikan ilustrasi dengan menggunakan angka
pada paradoks ini. Bayangkan: Achilles berlari dengan kecepatan 1 meter per
detik, sedangkan si kura-kura selalu berjalan dengan kecepatan setengahnya, ½
meter per detik, namun si kurakura mengawali perlombaan dari ½ jarak yang
akan ditempuh (misal: jarak tempuh perlombaan 2 km, maka titik awal/start si
kura-kura berada pada posisi 1 km, sedang Archilles pada titik 0 km). Si kura-
kura berjalan begitu Achilles mencapai tempatnya. Begitu Achilles mencapai
posisi 1 km, si kura-kura berada pada posisi 1,5 km; Achilles mencapai posisi 1,5
km, kura-kura mencapai posisi 1,75; Achilles mencapai posisi 1,75 km, si kura-
kura mencapai posisi 1,875 km. Pertanyaannya adalah kapan Achilles dapat
menyusul si kura-kura?
4) Gerakan orang-orang berurutan : Paradoks tentang gerakan urutan orang-orang,
urutan [AAAA] yang diam diperbandingkan dengan urutan bergerak dari dua
arah yang berlawanan, [BBBB]: urutan orang yang bergerak ke kiri dan [CCCC]:
urutan orang duduk yang bergerak ke kanan.
Paradoks ini dapat digambarkan sebagai berikut :
AAAA: urutan berhenti
BBBB: urutan bergerak ke kiri
CCCC: urutan bergerak ke kanan
Semuanya bergerak dengan kecepatan tetap/sama.
Posisi 1 Posisi 2
AAAA AAAA
BBBB BBBB
CCCC CCCC
4
Urutan AAAA, BBBB dan CCCC terletak rapi, baris dan kolom sama. Gerakan
dimulai, dengan kecepatan sama, urutan BBBB dan urutan CCCC bergerak.
Urutan B paling kiri melewati 2 orang: C paling kiri dan A paling kiri. Jarak B
paling kiri dengan C paling kiri adalah 2 kali jarak B paling kiri dengan A paling
kiri, dengan waktu yang sama.
5
Sebagai contoh, marilah kita melihat pemakaian “Metode Menghabiskan” untuk
membuktikan, bahwa jika A1 dan A2 berturut-turut adalah luas daerah dari dua buah
lingkaran yang berdiameter d1 dan d2 , maka: . Pertama-tama
kita perlihatkan bantuan perbandingan dasar, bahwa perbedaan luas daerah lingkaran
dengan poligon beraturan yang terlukis didalamnya dapat dibuat sekecil mungkin seperti
yang kita inginkan. Jika penambahan jumlah sisi poligon, maka selisih luas antara
poligon dengan lingkaran menjadi setengah kali dari selisih semula. Sebagai akibatnya,
dengan melipatgandakan jumlah sisi-sisinya secara terus menerus, maka kita akan dapat
membuat perbedaan luas daerah antarpoligon dengan lingkaran menjadi beberapa lipat
lebih kecil daripada yang digambar, dan perbedaan ini dapat kita buat sekecil mungkin.
Metode Exhaustion adalah teknik matematika yang ditemukan oleh Eudoxus. Ia
menemukan luas suatu bentuk dengan menuliskan poligon di dalamnya, dengan jumlah
sisi yang semakin banyak. Akhirnya, luas poligon yang berurutan bergabung menjadi
sama dengan luas bentuk aslinya.
Matematikawan terkenal Euclid dan Archimedes sama-sama dipengaruhi oleh
metode Eudoxus. Itu dirujuk dalam Elemen Euclid dan Archimedes On the Sphere dan
Cylinder and Method.Metode ini dianggap sebagai cikal bakal kalkulus integral.
Kalkulus integral berkaitan dengan panjang, luas, dan volume bentuk.
Metode Exhaustion (menghabiskan) diberi namanya setelah Renaissance (suatu
periode sejarah yang ditandai dengan perkembangan kebudayaan barat yang memasuki
baru periode dalam segala aspek kehidupan manusia) oleh para sarjana Eropa. Ini
menggambarkan teknik asli Eudoxus serta bukti yang lebih modern di mana ahli
matematika sukses "menghabiskan" area bentuk dengan pendekatan poligonal.
Karya-karya Eudoxus yang dikutip dalam matematika melampaui Metode
Menghabiskan. Dia dikreditkan oleh matematikawan Euclid dengan menciptakan metode
membandingkan rasio yang membuat bilangan irasional terukur.
Eudoxus adalah ilmuwan yang juga memperkenalkan hal baru mengenai
perbandingan seharganya, yaitu :
Asumsikan ab = cd
Kalikan pembilangnya dengan angka “x” dan penyebutnya dengan angka lain “y.”
Menurut Eudoxus, jika ax > yb, maka ac > yd juga harus benar.
Karena tidak ada persyaratan bahwa a, b, x atau y rasional, metode ini bekerja untuk
bilangan rasional dan irasional. Eudoxus adalah sarjana pertama yang diketahui
mengukur atau membandingkan bilangan irasional. Karyanya dikreditkan oleh ahli
6
matematika Jerman abad ke-19 Richard Dedekind sebagai inspirasi untuk definisi
Dedekind yang terkenal tentang bilangan real, yang dikenal sebagai potongan Dedekind.
Eudoxus juga dikenal dengan teori besaran irasional dan memecahkan masalah
yang melibatkan konstruksi kubus dengan volume dua kali kubus tertentu. Eudoxus juga
bertanggung jawab besar atas teori irasional (ditemukan dalam Elemen, Buku X).
berdasarkan penemuannya bahwa rasio sisi dan diagonal dari segi lima biasa tertulis
dalam lingkaran ke diameter lingkaran tidak termasuk dalam klasifikasi Theaetetus dari
Athena (c. 417–369 SM).
7
dan kerucut yang dihasilkan dari perputaran sudut NABS dan segitiga NCS mengelilingi
sumbu x. Sekarang potonglah ketiga benda tersebut dengan suatu irisan tipis secara
vertikal (diasumsikan bahwa ketiganya berbentuk silinder yang datar) sejauh x dari N
dengan tebal x . Secara aproksimasi, volume dari irisan tersebut adalah:
Bola :
Silinder :
Kerucut :
Berikanlah pegangan pada T sebagai irisan dari bola dan kerucut, dengan TN = 2r.
Gabungan “moment’ disekitar N adalah
{ }
Jika ini kita teliti, ternyata sebesar empat kali “moment” dari potongan tempat irisan
silinder, apabila irisan itu terletak di sebelah kiri dari tempat ia beredar. Dari
penambahan sejumlah besar irisan tersebut kita dapatkan:
2r{volume bola + volume kerucut} = 4r {volume silinder} atau
2r{volume bola + 8 }=
atau volume bola = 4
Metode inilah yang kita sebut sebagai Metode Kesetimbangan (Method Equilibrium),
yaitu metode yang telah dipakai oleh Archemedes dalam menemukan formula volume
bola.
Pada metode kesetimbangan, kita melihat kesuburan ide yang didapat secara
longgar. Sutu besaran yang besar dapat disusun dari struktur-struktur kecil (atomic)
dalam jumlah yang besar. Tiada gunanya kita mengatakan dengan metode limit yang
modern, karena metode kesetimbangan Archemedes dapat pula membuat ketelitian yang
sempurna, dan hal itu telah menjadi suatu yang esensial yang sama seperti
pengintegralan yang kita kenal sekarang.
8
Dua orang penulis pada zaman modern telah menggunakan metode-metode yang
sebanding dengan metode Archemedes. Mereka itu adalah seorang insinyur dari Flemish
yang bernama Simon Stevin (1548-1620 M), dan seorang matematikawan Italia yang
bernama Luca Valerio (+1552 −1618 M). Dua orang ini mencoba menghindari
penggunaan ganda “reduction ad absurdum” dari “metode penghabisan” dengan cara
langsung pada konsep limit seperti biasa kita gunakan untuk mencari luas daerah suatu
segmen parabola. Stevin menggunakan suatu metode hydrostatic yang menghasilkan
gaya untuk melawan tekanan pada suatu daerah segiempat partikal dengan membagi-bagi
daerah tersebut menjadi beberapa strip horizontal yang tipis. Kemudian strip-strip
tersebut diputar pada ujung atas dan bawah, sehingga menjadi sejajar dengan bidang
horizontal. Ide ini merupakan landasan dari metode yang kita pakai dalam buku-buku
pelajaran kalkulus dasar yang sekarang.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada, tokoh yang telah mengembangkan ide-ide
hubungan antara tak terhingga dengan integral ialah Johann Kepler yang terjadi pada
awal era Eropa modern. Kepler adalah orang yang telah menemukan teknik integrasi
untuk mencari luas-luas daerah yang rumit. Peristiwa ini terdapat pada hukumnya yang
kedua mengenai pergerakan benda-benda angkasa. Selain itu diperoleh cara untuk
mencari volume cairan anggur dalam satuan barel.
Kepler memiliki ketekunan dan ketelitian yang luar biasa, ia telah banyak bersabar,
menghemat waktu, dan menjauhkan diri dari gangguan proses pemikiran yang bebas,
sehingga Archemedes menganggapnya sebagai heuristic belaka. Kepler menganggap
bahwa untuk mencari keliling suatu lingkaran sama seperti proses pada polygon
beraturan dengan sisi-sisinya tak terhingga. Setiap sisi dianggap sebagai alas dari suatu
segitiga dengan puncaknya terletak pada pusat lingkaran, kemudian luas daerah
lingkaran dibagi menjadi daerah-daerah segitiga kecil yang jumlahnya tak terhingga
dengan tinggi yang sama dengan jari-jari lingkarannya. Karena luas daerah tiap segitiga
kecil adalah hasil perkalian dari setengah alas dengan tinggi, maka kebalikannya bahwa
luas daerah lingkaran adalah setengah dari hasil perkalian keliling dengan jari-jarinya.
Demikian pula dengan volume bola yang dianggap sama dengan kerucut yang
memiliki titik puncak pada pusat bola dengan jumlah yang tidak terhingga. Berarti
volume bola adalah sepertiga dari perkalian luas permukaan dengan jari-jarinya. Metode
“atomic” seperti demikian banyak dipakai oleh para ahli teknik untuk memecahkan
persoalan pekerjaan yang berhubungan dengan matematika. Demikian para ahli
geometri, mereka seringkali menyusun konsep titik-titik yang “berurutan” (consecutive)
9
dan kurva-kurva yang “ berurutan”, maupun permukaan-permukaan dalam satu
parameter secara keseluruhan. Hal-hal seperti di atas merupakan usaha-usaha Kepler
dalam pengintegralan yang berperan penting bagi Capalieri dalam pengembangan
metodenya.
Risalah Cavalieri telah disusun secara panjang lebar, namun penulisannya masih
kurang jelas, sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui dengan seksama apa arti dari
“indivisibles” yang sesungguhnya.
Menurut Cavalieri, jika titik-titik digeserkan maka akan membentuk garis, jika
garis digeserkan maka membentuk bidang, dan jika bidang digeserkan membentuk
ruang. Barangkali yang dimaksud dengan “indivisibles” menurut Cavalieri adalah titik,
garis, dan bidang yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.Adapun prinsip-prinsip Cavalieri itu,
adalah dua buah pernyataan berikut:
1. Jika dua buah bidang permukaan yang terpisah yang terletak di antara pasangan
garis yang sejajar, dan jika dua segmen dipotong oleh garis yang sejajar tersebut
pada garis sejajar yang lain sehingga garis yang diperoleh memiliki panjang yang
sama, maka luas dari kedua bidang permukaan tersebut adalah sama.
2. Jika dua buah bangun ruang terletak di antara sepasang bidang yang sejajar, dan
jika dua bagian dipotong oleh bidang sejajar tersebut pada bidang sejajar yang lain
sehingga bidang yang diperoleh memiliki luas daerah yang sama, maka volume
dari kedua bangun ruang tersebut adalah sama.
10
Prinsip Cavlieri ini merupakan alat yang berharga untuk mempermudah
perhitungan luas dan volume. Sebagai ilustrasi dari prinsip
tersebut, akan kita pergunakan untuk mencari volume bola.
Pada gambar di samping, kita melihat gambar setengah
bola dengan jari-jari r. Pada gambar sebelah kanannya,
silinder dengan jari-jari r dan tinggi r. Di dalam silinder
terdapat sebuah kerucut dengan alas merupakan permukaan
alas silinder, sedangkan titik puncak kerucut terletak pada
titik pusat alas silinder. Sekarang kedua bangun ruang itu
kita potong dengan bidang sejajar alas sejauh h dari alas tersebut. Irisan-irisannya itu
tentu merupakan lingkaran-lingkaran yang menurut geometri dasar, kita dapat
menghitung luasnya, yaitu π (r2 – h2) (karena masing-masing jari-jari lingkaran irisan
adalah r2 – h2, teorema Phytagoras).Selanjutnya dengan mengingat prinsip Cavalieri,
bahwa jika dua bangun yang memiliki luas yang sama, maka volumenya juga sama. Jadi
volume setengah bola pada gambar sebelah kanan adalah sama dengan volume silinder
berlubang kerucut pada gambar sebelah kiri. Karena volume silinder berlubang kerucut
adalah sama dengan isi silinder dikurangi isi kerucut di bagian dalamnya, maka dengan
mengetahui rumus volume silinder (πr3) dan rumus volume kerucut (1/3 πr3), kita
dapatkan volume setengah bola adalah:
= 4 πr3
= 4/3 πr3
11
Roberval telah mampu mengembangkan metode tersebut, sehingga ia telah memiliki hak
yang penting dalam memperkenalkan konsepsi tersebut.Dengan metode indivisibles, atau
beberapa metode lainnya yang serupa telah digunakan dengan efektif oleh Torricelli,
Fermat, Pascal, Saint-Vincent, Barrow, dan yang lainnya. Pada umumnya pelajaran-
pelajaran dan karya-karya tulis yang berkaitan dengan integral yang telah mereka berikan
adalah ekuivalen, misalnya pernyataan-pernyataan seperti xn, sin θ, sin2 θ, dan sin θ.
F. Awal Diferensiasi
Ini dimulai dari masalah melukis garis singgung terhadap kurva, dan mencari nilai
maksimum atau minimum dari suatu fungsi. Pada zaman Yunani Kuno telah dipertegas
bahwa ide-ide yang dikembangkan oleh Fermat muncul untuk pertama kalinya pada
tahun 1629. Kepler telah meneliti bahwa pertambahan nilai pada lingkungan sekitar
fungsi maksimum atau minimum berubah menjadi semakin kecil bahkan menghilang.
Fermat telah menterjemahkan fakta-fakta ini kepada suatu proses untuk mencari nilai-
nilai maksimum atau minimum. Perhatikan pada uraian singkat berikut.
Jika f (x) memiliki nilai maksimum atau minimum di x, dan jika e adalah sangat
kecil, maka nilai dari f (x-e) hampir sama dengan f(x). Karena itu untuk sementara kita
menyatakan bahwa f (x-e) = f(x), dan kita membuat persamaan yang teliti dengan
mengasumsikan e adalah nol. Akar-akar persamaan yang memberikan nilai-nilai x untuk
f(x) adalah maksimum atau minimum.
Sebagai ilustrasi dari prosedur di atas, perhatikan contoh yang diberikan oleh
Fermat, yaitu untuk membagi suatu besaran ke dalam dua bagian yang hasil kali dari
kedua bagian itu adalah maksimum. Fermat memakai notasi-notasi yang diberikan oleh
Vieta, yaitu untuk konstanta dilambangkan dengan konsonan dari hurup kapital,
sedangkan untuk variabel dengan hurup kapital dari vokal. Selanjutnya besaran semula
dimisalkan dengan huruf B dan salah satu besaran bagiannya dengan huruf A, sehingga
kedua bagian besaran itu adalah A dan (B-A). Setelah nilai A dikurangi dengan nilai
yang sangat kecil yang dimisalkan dengan huruf E, kita dapatkan:
(A – E) {B – (A – E)}
apabila hasil kali ini maksimum, maka menurut Fermat harus disamakan dengan A (B –
A), sehingga menjadi
A (B – A) = (A – E) {B – (A – E)}
atau A (B – A) = (A – E) B – (A – E)2
atau AB – A2 = AB – BE – A2 + 2AE – E2
12
atau 2AE – BE = E2 = 0
Setelah dibagi oleh E, kita dapatkan
2A – B – E = 0
Sekarang kita masukkan E = 0, sehingga didapatkan
2A – B = 0 atau A = ½B
Dengan demikian Fermat mendapatkan hasil kali maksimum yang terjadi pada A =
½B atau nilai hasil kali maksimumnya adalah:
½B . ¼B2
Sebenarnya, secara logika apa yang dijelaskan oleh Fermat, telah banyak
memberikan dorongan ke arah perkembangan kalkulus, hal itu terlihat bahwa metodenya
adalah ekuivalen dengan:
yang merupakan turunan dari f(x) yang disamakan dengan nol. Ini adalah metode yang
biasa dipakai untuk mendapatkan nilai maksimum dan minimum dari fungsi f(x), dan
kadangkala bentuk ini dimuat dalam beberapa buku pelajaran kalkulus dasar yang kita
pelajari sekarang yang sesuai dengan metode Fermat.
Fermat tidak mengetahui bahwa menghilangkan turunan f(x) hanya dalam hal-hal
tertentu saja, dan bukan hal yang cukup untuk suatu kondisi maksimum dan minimum
yang biasa. Metode Fermat tidaklah membedakan antara nilai maksimum dengan nilai
minimum. Fermat memakai suatu prosedur yang berlaku secara umum untuk
menentukan garis singgung di suatu titik dari suatu kurva yang persamaan cartesiusnya
diketahui. Sebagai ilustrasi misalkan persamaan kurvanya adalah f(x, y) = 0, dan marilah
kita cari persamaan garis singgung di suatu titik (x, y) yang terletak pada kurva itu.
Dengan segitiga-segitiga yang hampir sama, kita dapat memperoleh koordinat titik
singgung yaitu dengan mengambil e sebagai penambah yang kecil pada sumbu x, maka
ordinat y dari garis singgung akan bertambah (e/a)y. Akibatnya didapatkan koordinat
titik singgung yang baru, yaitu:
[(x + e) . y (1 + e/a)]
f x + e . y (1 + e/a) = 0
Fermat dapat menemukan persamaan garis singgung kurva, yaitu dengan
mengasumsikan e = 0. Kemudian kita menyelesaikan persamaan untuk garis singgung a
13
dalam koordinat-koordinat x dan y dari titik singgung. Pada pembicara kita ini, hasilnya
akan ekuivalen. Dengan bentuk :
A = -y(df/dy) / (df/dx)
Dengan cara ini Fermat telah memperoleh persamaan-persamaan garis singgung
untuk ellips, cycloid, cissoid, conchoids, quadratrix, dan folium dari Descartes. Sebagai
contoh, marilah kita mencoba untuk mendapatkan garis singgung dari suatu titik yang
terletak pada folium Descartes:
x3 + y3 = nxy atau x3 + y3 – nxy = 0
Menurut cara Fermat, kita menambah x dengan besaran kecil e, sebagai akibatnya
y bertambah pula sebesar (e/a)y. Dengan memisalkan titik yang baru ini terletak pula
pada kurva folium Descartes, maka kita dapatkan:
(x + e)3 + y3 (1 + e/a)3 – ny(x + e) (1 + e/a) = 0
atau
e3 + 3x2e + 3xe2 + e3 + y3 + 3y3 e/a + 3y3 e2/a2 + y3 e3/a3 - nxy - nxy e/a - nye - ny e2/a =
0
atau
(x3 + y3 – nxy) + e (3x2 + 3y3/a – nxy/a – ny) + e2 (3x2 + 3y3/a – ny/a) + e3(1 + y3/a3) = 0
Karena suku pertama sama dengan fungsi asal, yaitu nol maka persamaan menjadi:
14
dari geom- etry di Oxford, posisi yang dipegangnya selama 54 tahun sampai
kematiannya pada tahun 1703.
JOHN WALLIS
Willis adalah orang pertama yang membahas irisan kerucut sebagai kurva
berderajatdua di samping irisan-irisan terhadap kerucut. Pada tahun 1656, ia
mempersembahkanaritmetica infinitorum, yaitu sebuah buku yang menjadi standar
selama beberapa tahun.Namun bukunya ini masih memuat beberapa kesalahan
secara logika. Dalam bukunya ini,metode Descartes dan metode Cavalieri telah
diperluas dandisistematiskan sehingga banyakkasus-kasus khusus yang dapat kita
kenal sekarang yang ditulis dalam bentuk:
Dimana adalah bilangan bulat positif, berlaku bahkan ketika adalah pecahan
atau negatif tetapi tidak sama dengan -1. Wallis adalah orang pertama yang
menjelaskan dengan lengkap arti dari nol, negatif, dan pecahan eksponen, dan dia
memperkenalkan simbol (∞) untuk tak terhingga.Dengan usahanya yang tekun,
Wallis telah dapat mencari harga π(pi) denganmenggunakan konsep luas daerah,
yaitu dari ¼ sebagai bagian dari luas daerah lingkaran yang terletak
pada salah satu kuadran. Bentuk ini adalah ekuivalen denganmenghitung:
∫ dx
15
dx
Untuk panjang sebuah elemen busur dari kurvanya.Selain John Wallis yang
memberikan sumbangan dalam pengembangan kalkulusdengan teori integralnya,
juga Isaac Barrow telah pula memberikan sumbangannya yangcukup penting untuk
teori differensial.
2. Isaac Newton
Isaac Newton (1642-1727), dilahirkan pada hari natal tahun 1642, bertepatan
dengan tahun meninggalnya Galileo. Pada usia mudanya, newton telah
memperlihatkan kecerdasan dan kecakapan yang luar biasaa, ia telah mencoba
peralatan mekanik dan telah mencoba melakukan berbagai eksperimen, seperti
16
mampu membuat mesin untuk menghaluskan gandum sehingga menjadi tepung, dan
membuat jam penunjuk waktu yang digerakkan oleh air. Semuanya itu dibuat ketika
ia masih sekolah.
Karya Newton dalam bidang sains yang merupakan satu-satunya karya yang
membahas dasar-dasar mekanika adalah ”principia”. Bagian pertama dari principia
ditulis pada tahun 1685, sedangkan bagian kedua dan ketiga ditulis pada tahun
berikutnya. Selanjutnya karya Newton yang lengkap ini diberi judul ” Philosophiae
naturalis principia mathematic”, karya besar Newton ini diterbitkan pada tahun 1687
atas biaya Halley, yang kemudian mendapat sambutan yang luar biasa diseluruh
Eropa.
17
of Fluxiones and Infinite Series yang diterjemahkan dari Newton kedalam bahasa
latin oleh J. Colson pada tahun 1736.
⁄ ⁄
⁄
Dengan A menyatakan suku pertama, sebutlah B menyatakan suku kedua
sebutlah (m/n)AQ, C menyatakan suku ketiga, dan seterusnya. Teorema perluasan
dalam binomial yang berlaku untuk semua nilai-nilai kompleks dari eksponen,
diberikan 150 tahan berikutnya oleh matematikawan Norwegia, N H Abel (1802-
1829).
18
sebagai metode Newton) untuk aproksimasi nilai-nilai akar real baik secara aljabar
maupun persamaan numerik transenden.“Arithmetica universalis” memuat materi-
materi perkuliahan yang pernah diberikan oleh Newton mulai tahun 1673 sampai
1683. dalam tulisannya tersebut banyak ditemukan teori-teori persamaan yang
penting, diantaranya mencari akar-akar real atau imajiner dari suatu polinom, aturan-
aturan untuk mendapatkan batas atas akar-akar suatu polinom, jumlah pangkat ke-n
akar-akar polinom yang berkaitan dengan koefisien suku-suku polinom, perluasan
aturan Descartes terhadap banyaknya akar imajiner dari polinom real, dan masih
banyak lagi aturan dan masalah lainnya.
Tentu saja karya Newton yang terbesar adalah ”principia” dalam karyanya ini
terlihat untuk pertama kalinya sistem dinamik (dynamics) dibahas secara lengkap
yang disertai dengan rumusan matematika secara lengkap pula terutama tentang
bumi dan fenomena-fenomena pergerakan benda angkasa. Bukti-bukti itu telah
banyak mempengaruhi perkembangan dan perubahan sejarah ilmu pengetahuan.
Lebih menarik lagi, bahwa teorema-teorema itu diliput dengan menggunakan
metode fluxion, dan semuanya diselesaikan dengan bantuan geometri yunani klasik,
dan kadang-kadang pula diselesaikan dengan menggunakan notasi limit yang
sederhana.
Dalam ”principia” banyak ditemukan pembahasan kurva-kurva bidang drajat
tinggi disertai pembuktian secara geometris dari teorema-teorema tersebut,
diantaranya :
1. Tempat kedudukan pusat-pusat dari semua irisan kerucut yang menyinggung
sisi-sisi suatu bujursangkar adalah garis (garis Newton) yang melalui titik
diagonalnya.
2. Bila suatu titik p bergerak sepanjang garis yang menghubungkan dua titik tetap
0 dan 0’, dan jika garis 0Q dan 0’Q membentuk sudut tetap dengan 0P dan 0’P,
maka tempat kedudukan dari titik-titik Q adalah irisan kerucut.
19
ucapannya : ”menguasai matematika dari permulaan dunia hingga Newton hidup,
setengahnya dari itu yang telah dilakukan oleh dia adalah terbaik”. Sedikit catatan
pula yang pernah diberikan oleh Langrange, yang mengatakan bahwa Newton
adalah seorang yang jenius yang pernah hidup dan kita telah memperoleh
keuntungan yang besar, karena ia telah menetapkan suatu sistem yang universal.
3. Leibniz
Gottfried Wilhelm Leibniz(1646-1717), seorang super jenius di abad ke-17,
dan ia merupakan saingan Newton dalam menemukan kalkulus. Ia lahir di Leibzig
pada tahun 1646, semenjak kecil sudah mempelajari sendiri bahasa latin dan bahasa
Yunani kuno. Sebelum berusia 20 tahun ia telah menulis beberapa teks buku dalam
bidang matematika, filsafat, theologi, dan hukum.
Dalam usia muda ia telah mulai mengembangkan ide pertamanya tentang
”Characteritica generalis”. Karyanya ini membahas matematika yang universal, yang
kemudian dikenal sebagai ”Symbolic Logic” dari George Boole (1815-1864), yang
selanjutnya pada tahun 1910 dimuat dalam ”Principia Matematica” yang merupakan
karya besar dari Whitehead dan Russell.
Pada tahun 1672, ketika ia melakukan misi diplomatis di paris, ia menemui
Huygens seorang matematikawan perancis, kemudian Leibniz dibujuknya untuk
memberikan kuliah matematika. Tahun berikutnya Leibniz dikirim ke London untuk
sebuah misi politis, dan disana ia memperkenalkan dan memperagakan mesin hitung
kepada Royal Society.
Sebelum ia meninggalkan Paris, ia mendapat tugas untuk mengelola
perpustakaan kerajaan Brunswick. Ia telah berhasil menemukan teori dasar kalkulus.
Dunia kalkulus telah memperoleh kemajuan yang luar biasa, karena sumbangan
yang diberikan Leibniz. Kemajuan tersebut diantaranya dalam masalah pemberian
simbol-simbol yang berlaku dalam kalkulus, dan penyusunan daftar rumus-rumus
dasar untuk diferensial.
Pada tahun 1682 bersama Otto Mencke menerbitkan suatu jurnal yang disebut
Acta Eruditorum, dan ia sendiri diangkat menjadi editornya. Hampir selama sepuluh
tahun, yaitu dari tahun 1682-1692 banyak menulis masalah matematika yang
dibahas secara mendalam dan sistematis. Jurnal itu telah mempunyai sirkulasi
yang meluas sampai ke seluruh daratan Eropa. Pada tahun 1760, Leibniz mendirikan
20
akademi berlin dalam bidang sain (sciece). Ia telah berusaha keras untuk menyamai
akademi-akademi di Dresden, Vienna, dan st. Petersburg.
Tujuh tahun terakhir dari masa hidupnya, terasa sebagai hal yang menyakitkan
hatinya, karena terjadi kontroversi masalah keabsahan penemuan kalkulusnya.
Leibniz telah menemukaan kalkulus secara terpisah dan lepas dari penemuan
kalkulusnya Newton. Namun demikian telah mengakibatkan adanya pertentangan
yang berkepanjangan diantara para pengikutnya.
∫ dan ∫
Publikasi yang pertama kalinya untuk kalkulus diferensial tidak muncul hingga
tahun 1684 dalam tulisannya, Leibniz menerangkan bahwa dx sebagai suatu interval
terbatas yang berubah-ubah kemudian ia mendefinisikan dy dengan rumusan :
Dy : dx = y subtangent.
21
Teori determinan pada dasarnya ditentukan oleh Leibniz, yaitu pada tahun
1693 ketika dia memperhatikan sistem persamaan linear simultan. Pengembangan
yang hampir sama telah diberikan sepuluh tahun lebih awal oleh matematikawan
Seki Kowa (1642-1708) dari Jepang. Demikian dengan perluasan teorema binomial,
yaitu teorema multinomial seperti:
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berperan
penting dalam berbagai aspek kehidupan yang mengandung ide-ide abstrak berisi
simbol-simbol, rumus, angka, fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan
bentuk.
Matematika sendiri mengalami perkembangan yang pesat pada abad ke 17
yang merupakan awal matematika modern dimana para matematikawan Eropa mulai
berani muncul setelah era kegelapan dalam ilmu pengetahuan sebelumnya. Di masa
ini para matematikawan membuat karya-karya yang berpengaruh dantak ternilai
harganya. Beberapa ahli matematikawanpada akhir abad ke-17 yaitu: John Wallis,
Isaac Barrow, Isaac Newton, danGottfried Wilhelm Leibniz. Dengan hasil penemuan
ini, matematika kreatif secara umum diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi dan
sejarah matematika dasar pada dasarnya berakhir.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang Konsep-konsep Relasi dan
Kalkulus ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam tentang perkembangan
matematika pada abad ke-17 khususnya tentang kalkulus dan tidak hanya sekedar
tahu tentang hasil penemuannya tetapi juga sejarahnya.
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannnya karena terbatasnya pengetahuan. Penulis banyak berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan selanjutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis dan terkhususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
23
Eves, Howard. (1964). An Introduction to the History of Mathematics. New York: Holt
Rinehart and Winston, Inc.
Susilawati, Wati. (2013). Sejarah & Filsafat Matematika. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Wijaya, Ariyadi. (2016). The History of Mathematics. FMIPA UNY: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Britannica.com. Maret 2020. Eudoxus Of Cnidus. Diakses tanggal 18 September 2022, dari
web https://www.britannica.com/biography/Eudoxus-of-Cnidus
Wibawa, Kadek Adi, Herna. Agustus 2016. Memahami Matematika Melalui Resolusi
Paradoks. Diakses pada 18 September 2022, dari web
https://www.academia.edu/download/48706219/MEMAHAMI_MATEMATIKA_MELALUI
_RESOLUSI_PARADOKS.pdf
24