Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

PROPOSISI, PERANGKAI DASAR, DAN MENENTUKAN NILAI KEBENARAN


Dosen Pengampu Dra. Afidah
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Dasar)

Disusun oleh :
Kelompok 6
NURUL ALDA VERA 11200150000005
ADINDA AMALIA 11200150000012
DEDE LESTARI 11200150000019
SALMAA PUTRI NADIYANI 11200150000027
MAHARANI AGUSTIN FAJRI 11200150000033
CITRA BULAN IRAWAN 11200150000039
Semester 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul “Matematika Dasar ‘Proposisi, Perangkai Dasar, dan Menentukan Nilai
Kebenaran’ ”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui tentang Proposisi, Perangkai Dasar, dan Menentukan Nilai Kebenaran dalam
matematika dasar dan sebagai referensi bagi pembaca yang membutuhkan.
Dalam kesempatan ini izinkanlah kami dengan segala kerendahan hati yang tulus untuk
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih kurang sempurna,
sehingga seluruh saran dan kritik yang membangun adalah sangat diharapkan. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi diri kami maupun pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Proposisi..................................................................................................................................2
B. Perangkai Dasar.......................................................................................................................4
C. Menentukan Nilai Kebenaran..................................................................................................4
Definisi masing-masing nilai kebenaran operasi logika matematika:.........................................5
Tabel Kebenaran Implikasi, Konvers, Invers, dan Kontrapositif................................................6
BAB III............................................................................................................................................7
PENUTUP.......................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika selalu identik dengan menghafalkan rumus tertentu.
Itulah yang menyebabkan para pelajar cepat bosan atau bahkan malas untuk belajar matematika.
Banyak orang bertanya, Apa sih manfaat belajar matematika dalam kehidupan sehari-hari?
Matematika sebagai media untuk melatih kita untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif,
mandiri serta dapat menyelesaikan masalah. Sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan
ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Sudah jelas sekali bahwa Matematika
sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika,
sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya
karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya
penerapan logika dalam kehidupan sehari-hari.
Logika adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran
serta mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah. Ilmu
logika berhubungan erat dengan kalimat-kalimat atau argumen dan hubungan yang ada diantara
kalimat-kalimat tersebut. Kalimat deklaratif dalam logika proposisional disebut proposisi.Setiap
proposisi hanya mengandung tepat satu nilai kebenaran, yaitu benar saja atau salah saja; tidak
mempunyai dua nilai kebenaran secara bersamaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proposisi dalam matematika?
2. Seperti apakah perangkai proposisi?
3. Bagaimana cara menentukan nilai kebenaran dalam matematika?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tentang proposisi dalam matematika dasar
2. Mengetahui tentang perangkai dasar dalam matematika
3. Mengetahui tentang cara menentukan nilai kebenaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proposisi
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak
dapat bernilai keduanya sekaligus. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut
nilai kebenaran.
Biasanya proposisi dilambangkan dengan huruf kecil p, q atau r dst. Jika kita ingin
menyatakan proposisi p sebagai “Tiga belas adalah bilangan ganjil”, maka ditulis sebagai,
p : Tiga belas adalah bilangan ganjil (dibaca : p adalah proposisi tiga belas adalah
bilangan ganjil). Proposisi Tunggal (disebut juga atom atau primitif ) adalah proposisi
yang tidak bisa dipecah menjadi beberapa proposisi lagi. Proposisi Majemuk adalah
proposisi yang terdiri dari beberapa proposisi tunggal yang dihubungkan dengan
perangkai.

Contoh 1.1. (Proposisi)


1. Bukittinggi adalah ibukota propinsi Sumatera Barat.
2. Sebuah segitiga memiliki tiga sudut dalam.
3. 2+6=9.
4. Sembilan adalah salah satu bilangan prima.
Semua pernyataan di atas bisa ditentukan nilai kebenarannya dan hanya memiliki
satu nilai kebenaran.
Contoh 1.2. (Bukan Proposisi)
1. Apakah Didi berada di rumah?
2. Kerjakan latihan di halaman 234!
3. Lukisan Affandi itu indah sekali.
4. Semoga lekas sembuh.
5. x+6=9.
Semua pernyataan pada contoh terakhir bukan proposisi. Yang pertama adalah suatu
pertanyaan, dan yang kedua merupakan suatu perintah, dan karenanya bukan proposisi. Yang
ketiga memiliki nilai kebenaran yang relatif, sebagian orang akan menilai BENAR, tapi
sebagian yang lain mungkin berpikir nilainya SALAH. Jadi, memiliki dua nilai kebenaran.
Selanjutnya, pernyataan keempat merupakan suatu harapan. Pernyataan yang terakhir nilai
kebenarannya masih bersifat terbuka bergantung pada nilai x.

Proposisi Majemuk

2
Proposisi majemuk adalah kombinasi dari satu proposisi tunggal atau lebih dengan
menggunakan perangkai logika. Perangkai logika digunakan untuk mengkombinasikan
proposisi-proposisi tunggal menjadi proposisi majemuk. Untuk menghindari kesalahan tafsir
akibat adanya abiguitas biasanya proposisi majemuk yang akan dikerjakan lebih dahulu diberi
tanda kurung. Proposisi-proposisi dengan perangkai-perangkai yang berada di dalam tanda
kurung disebut fully peranthesized expression(fpe).
Jika terdapat ekspresi logika A→B˄C, maka yang harus diselesaikan terlebih dahulu
adalah proposisi B˄C. Jika terdapat ekspresi logika (A→B)˄C, maka yang harus dikerjakan
terlebih dahulu adalah proposisi (A→B), karena merupakan fpe.
Contoh 1
a) p: Mahasiswa libur kuliah
~p : Mahasiswa tidak libur kuliah
b) p : Saya memesan es mangga
q : Saya memesan es cincau
p ˄ q : Saya memesan es mangga dan es cincau
p ˅ q : Saya memesan es mangga atau es cincau

Contoh 2
p : Hari ini hujan
q : Murid-murid diliburkan dari sekolah
Sehingga,
p ˄ q : Hari ini hujan dan seluruh murid diliburkan dari sekolah
p ˅ q : Hari ini hujan atau seluruh murid diliburkan dari sekolah
p → q : Jika hari hujan maka seluruh murid diliburkan dari sekolah
~q : Murid-murid tidak diliburkan dari sekolah

Contoh 3
p : Pemuda itu tinggi
q : Pemuda itu tampan
Nyatakan ekspresi berikut dalam ekspresi logika !
Penyelesaian:
a) Pemuda itu tinggi dan putih, p ˄ q

3
b) Pemuda itu tinggi, tapi tidak putih, p˄~q
c) Pemuda itu tidak tinggi maupun putih, ~p˄~q
d) Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak putih, ~(~p˅~q)
e)Pemuda itu tinggi, atau pendek dan putih, p˅(~p˄q)
f )Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun putih, ~(~p˄q)

B. Perangkai Dasar
Misalkan kita mempunyai dua buah pernyataan p dan q. Dari kedua pernyataan tersebut
dapat dibentuk proposisi baru dengan menggunakan kata kata perangkai sebagai penghubung
pernyataan p dan q. Perangkai ini sering juga disebut dengan operasi. Pernyataan baru yang
dibentuk tersebut dinamakan pernyataan majemuk. Perangkat pernyataan ada dua macam, yaitu
uner dan biner.
Terdapat lima perangkai dasar untuk membentuk pernyataan majemuk yang terdiri dari
satu perangkai uner dan empat perangkai biner, yaitu: Ingkaran (negasi), Konjungsi (dan),
Disjungsi (atau), Implikasi (jika maka...) dan Biimplikasi jika dan hanya jika).
Nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari
masing-masing pernyataan tunggalnya dan kata hubung apa yang digunakan.
Karena masing-masing pernyataan tunggalnya bisa bernilai benar atau salah, maka ada
empat kemungkinan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk yang terdiri dari 2
pernyataan tunggal, dan untuk memudahkan penyelesaian nilai kebenaran suatu pernyataan, nilai
kebenarannya disajikan dalam bentuk tabel kebenaran.

1. Ingkaran (Negasi)
Jika p: Bandung adalah ibukota Jawa Barat, maka negasi atau ingkaran dari pernyataan
tersebut adalah "Bandung bukan ibukota Jawa Barat" atau tidak benar bahwa Bandung adalah
ibukota Jawa Barat" Contoh lainnya adalah pernyataan q: semua bilangan prima adalah bilangan
ganjl. Maka negasi dari pernyataan tersebut adalah "tidak benar bahwa semua bilangan prima
adalah bilangan ganjil" atau "ada bilangan prima yang tidak ganjil"
Dari contoh di atas pernyataan p bernilai benar karena memang Bandung adalah ibukota
Jawa Barat sehingga -p akan bernilai salah. Sedangkan pernyataan q bernilai salah karena ada
bilangan prima genap, maka -q bernilai benar.
Definisi ini bermakna bahwa jika memiliki nilai kebenaran B, maka -p memiliki nilai
kebenaran S, demikian sebaliknya, digambarkan pada tabel kebenaran sebagai berikut.
Definisi :
Misalkan p adalah suatu pernyataan, maka ingkaran p dilambangkan dengan -p (dibaca
tidak p), adalah suatu pernyataan yang salah jika p benar dan pernyataan yang benar jika p salah.

4
Contoh :
p -p
B S
S B

p : Saya mengerjakan PR Matematika


Negasi atau ingkaran dari kalimat p di atas adalah –p
-p : saya tidak mengerjakan PR Matematika

2. Konjungsi
Konjungsi merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dengan menggabungkan dua
pernyataan menggunaan kata "dan".
Perhatikan contoh pernyataan: "Hasna sedang belajar dan mende ngarkan musik Pernyataan
tersebut ekivalen dengan dua pernyataan tunggal berikut: "Hasna sedang belajar" dan sekaligus
"Hasna sedang mendengarkan musik”
Jika Hasna benar sedang belajar dan mendengarkan musik, maka pernyataan tersebut
benar. Akan tetapi jika Hasna sedang belajar tetap tidak sedang mendengarkan musik atau Hasna
tidak sedang belajar namun mendengarkan musik atau kemungkinan lainnya Hasna tidak sedang
bela dan tidak juga sedang mendengarkan musik maka pernyataan tersebut salah.
Contoh :
Mana di antara pernyataan yang berikut bernilai benar dan yang bernilai salah :
1. 15 adalah bilangan genap dan habis dibagi lima.
2. 3x4-7 dan Yogyakarta berada di provinsi Jawa Tengah.
3. Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 dan segitiga sama kaki mempunyai sudut-sudut yang
sama besar.
4. Kerbau berkaki empat dan dapat terbang.
5. Indonesia adalah negara Republik dan berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa.
Penyelesaian :
1. Pernyataan bernilai salah, karena 15 bukan bilangan genap.
2. Pernyataan bernilai salah karena kedua pernyataan tunggalnya bernilai salah.
3. Pernyataan bernilai benar, karena kedua kalimat tunggalnya bernila benar.

5
4. Penyataan bernilai salah karena salah satu pernyataan tunggalnya yaitu kerbau dapat terbang
bernilai salah.
5. Pernyataan bernilai benar karena kedua pernyataan tunggalnya bernilai benar.

3. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan perangkai "atau" Perhatikan
contoh pernyataan berikut: "Rania makan roti atau minum susu” Jika benar Rania sedang makan
roti dan minum susu, maka pernyataan di atas bernilai benar. Juga bernilai benar pernyataan
tersebut jika ternyata Rania sedang makan roti tapi tidak sedang minum susu, atau jika ternyata
Rania tidak makan roti tapi sedang minum susu. Pernyataan tersebut hanya bernilai salah jika
ternyata Rania tidak sedang makan roti dan juga tidak sedang minum susu.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat didefinisikan pengertian disjungsi sebagai berikut:
Misalkan p dan q adalah 2 buah pernyataan Pernyataan p atau q (disjungsi p dan q) dilambangkan
dengan p v q, bernilai benar hanya jika sekurang kurangnya satu pernyataan penyusunnya
bernilai benar.
Disjungsi di atas dikenal sebagai disjungsi inklusif.
Juga terjadi bahwa p atau q bernilai benar jika salah satu saja dari kedua pernyataan
penyusunnya bernilai benar Disjungsi ini disebut disjungsi eksklusif, dan dilambangkan dengan p
v q.
Contoh pernyataan majemuk dengan disjungsi eksklusif :
Amir berada di Jakarta atau berada di Bandung.
Pernyataan ini hanya benar jika salah satu saja terjadi, vaitu Amir ada di Jakarta atau Amir ada di
Bandung, tidak mungkin terjadi Amir berada di Jakarta dan sekaligus juga berada di Bandung.
Kalau tidak ada ketentuan lain, maka dalam Matematika biasanya yang dimaksud disjungsi
adalah disjungsi inklusif.

4. Implikasi
Dalam bahasa sehari-hari kita memakai implikasi dalam bermacam macam arti, misalnya:
Untuk menyatakan suatu syarat: "Jika kamu tidak membeli karcis, maka kamu tidak akan
diperbolehkan masuk" atau untuk menyatakan suatu hubungan sebab akibat: misalnya "Jika rajin
belajar, maka lulus ujian".
Implikasi merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dari dua pernyataan dengan
menggunakan perangkai "jika.....maka.....”.
Perhatikan contoh pernyataan :

6
Jika Badu lulus ujian, maka Budi akan membeli sepeda.
Fakta 1: Budi lulus ujian dan Budi membeli sepeda
Fakta 2: Budi lulus ujian, tetapi Budi tidak membeli sepeda
Fakta 3: Budi tidak lulus ujian tetapi Budi membeli sepeda
Fakta 4: Budi tidak lulus ujian dan Budi tidak membeli sepeda
Jika fakta 1 yang terjadi, maka pernyataan di atas bernilai benar sedangkan jika fakta 2
yang terjadi maka pernyataan di atas bernilai salah karena keadaan Budi lulus ujian menjadi
syarat untuk terjadinya Budi membeli sepeda. Jika fakta 3 dan fakta 4 yang terjadi, maka
pernyataan di atas bernitar benar, karena keadaan Budi membeli sepeda atau tidak mem beli
sepeda tidak menjadi akibat karena tidak lulus ujian.
Dengan penjelasan di atas maka dapat didefinisikan:
Pernyataan majemuk jika p maka q disebut pernyataan bersyarat, dilambangkan sebagai p →q
bernilai salah hanya jika p bernilai benar dan q bernilai salah.
Pada pernyataan bersyarat p→p disebut premis, hipotesis atau anteseden sedangkan q
disebut konsekuen atau kesimpulan.
Notasi p→q dibaca :
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p

5. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dari dua pernyataan dengan
menggunakan perangkai "jika dan hanya jika". Perhatikan pernyataan berikut: "Ali adalah
mahasiswa UIN jika dan hanya jika Ali lulus tes masuk". Pernyataan ini bernilai benar jika
ternyata Ali adalah mahasiswa UIN maka Ali lulus ujian masuk dan jika Ali lulus ujian masuk
maka Ali adalah mahasiswa UIN.
Definisi :
Misalkan p dan q adalah dua pernyataan. Pernyataan p jika dan hanya jika disebut pernyataan
dwisyarat, dilambangkan dengan p→q, bernilai benar hanya jika p dan q memiliki nilai
kebenaran yang sama.

7
Pernyataan dwisyarat merupakan bentuk yang jarang dijumpai dalam pembicaraan sehari-
hari, namun banyak teorema di berbagai bidang ilmu di nyatakan dalam bentuk pernyataan ini.
Nama pernyataan dwisyarat diperoleh dari kenyataan bahwa agar p→q benar dan q→p benar.

C. Menentukan Nilai Kebenaran

Nilai Kebenaran Pernyataan Majemuk


Nilai kebenaran pernyataan tunggal dapat ditentukan dengan menganalisa apakah
pernyataan tersebut sesuai dengan fakta yang ada atau tidak. Fakta yang dimaksud bisa
merupakan fakta dalam matematika atau fakta secara umum. Jika suatu pernyataan tunggal
kebenarannya sesuai dengan fakta maka nilai kebenaran pernyataan tunggal tersebut adalah
Benar (B) dan kalau pernyataan tunggal tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan fakta
maka nilai kebenarannya adalah Salah (S). Dalam penulisannya, Benar (B) dapat juga ditulis
sebagai True (T) atau 1 (bilangan biner) dan salah dapat juga ditulis sebagai False (F) atau 0
(bilangan biner). Jika dua atau lebih pernyataan dihubungkan dengan kata hubung tertentu,
dalam hal ini operasi logika, maka nilai kebenarannya mengikuti aturan dari operasinya. Nilai
pernyataan majemuk ini sama halnya dengan hasil operasi aljabar, bisa sama dengan salah
satu atau kedua pernyataan, bisa juga berbeda. Tergantung bagaimana aturannya.

Tabel Kebenaran Operasi Logika Matematika

Konjungs
Pernyataan Disjungsi Implikasi Biimplikasi
i

p q p∨q p∧q p⇒q p⇔q

B B B B B B

B S B S S S

S B B S B S

S S S S B B

Definisi masing-masing nilai kebenaran operasi logika matematika:

 Jika p adalah pernyataan yang bernilai benar, maka ~p bernilai salah.


 Jika p adalah pernyataan yang bernilai salah, maka ~p bernilai benar.
 p ∨ q benar, jika salah satu di antara p dan q benar atau p dan q dua-duanya benar.
 p ∨ q salah, jika p dan q dua-duanya salah.
8
 p ∧ q benar, jika p benar dan q benar.
 p ∧ q salah, jika salah satu p atau q salah atau p salah dan q salah.
 p ⇒ q salah, jika p benar dan q salah.
 Dalam kemungkinan yang lainnya,
p ⇒ q dinyatakan benar.
 p ⇔ q benar, jika τ(p) = τ(q) (p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama).
 p ⇔ q salah, jika τ(p) ≠ τ(q) (p dan q mempunyai nilai kebenaran yang tidak sama.).

Tabel Kebenaran Implikasi, Konvers, Invers, dan Kontrapositif

Pernyataan Implikasi Konvers __Invers__ Kontrapositif

p q p⇒q q⇒p ~p ⇒ ~q ~q ⇒ ~p

B B B B B B

B S S B B S

S B B S S B

S S B B B B

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai kebenaran implikasi sama dengan nilai kebenaran
kontrapositifnya dan nilai kebenaran konvers sama dengan nilai kebenaran invers. Jadi,
implikasi ekuivalen dengan kontrapositifnya dan konvers ekuivalen dengan invers. Secara
notasi, dapat dituliskan sebagai berikut.

 (p ⇒ q) ≡ (~q ⇒ ~p)
 (q ⇒ p) ≡ (~p ⇒ ~q)

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

https://maths.id/nilai-kebenaran-pernyataan-majemuk
https://core.ac.uk/download/pdf/45375429.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai