Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

LOGIKA

Dosen Pengampu :
Amirhud Dalimunthe ST, M.Kom

 Disusun Oleh KELOMPOK 12:


1.NUR APNA PRATAMA NIM: 5191151001
2. FARHAN MAULANA HARAHAP NIM: 5193351007

PRODI S-1 TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS


TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Matematika Terapan mengenai Logika Matematika untuk
memenuhi tugas mata kuliah Matematika Terapan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak dan dosen pembimbing yaitu bapak Amirhud
Dalimunthe, S.T., M.Kom., sehingga kendala – kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalh ini. Oleh
karena itu, kami berharap agar para pembaca memberikan krirtik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan tugas makalah ini. Semoga materi ini dan bermanfaat dan memberikan
pengetahuan yang baru lagi penyusunan dan pembaca.

Medan, Februari 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
2.1. Logika Propsisi..........................................................................................5
2.2. Mengkombinasikan Proposisi...................................................................8
2.3. Disjungsi Eklusif.......................................................................................9
2.4. Hukum – Hukum Logika Propsisi...........................................................10
2.5. Proposisi Bersyarat (Implikasi)...............................................................15
2.6. Varian Proposisi Bersyarat .....................................................................18
2.7. Bikondisional (Bi – Implikasi)................................................................20
2.8. Inferensi...................................................................................................20
2.9. Argumen..................................................................................................23
2.10. Aksioma,Teorema,Lemma, Dan Colollary...........................................25

BAB III PENUTUP..........................................................................................28


3.1. Kesimpulan.............................................................................................28
3.2. Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................29

3
BABI

PENDAHULUAN

1.1.LATARB E L A K A N G
Logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bias
melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya.
Bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir dan
semennya; sedangkan proses penalaran itu dapat kita samakan dengan bagan atau
arsitekturnya.

Dengan semen, batu dan pasir serta arsitekturnya yang baik akan dihasilkan
bangunan yang indah dan kokoh,v dengan premis yang dapat dipertanggung
jawabkan dan melalui proses penalaran yang sah akan dihasilkan kesimpulan yang
benar.

` Premis – premis dimana Logika bergelut berupa pernyataan dalam bentuk


kata -kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam
bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan
dalam rumus - rumus.

Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan,


perintah, harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik
dinyatakan dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.

1.2.RUMUSANM A S A L A H
Apa pengertian proposisi?
Apa hukum – hukum proposisi?

1.3.TUJUAN
Mengetahui proposisi
Mengetahui hukum – hukum proposisi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.L O G I K A PROPOSISI
Logika proposisi sering juga disebut logika matematika atau logika deduktif.

Logika proposisi berisi pernyataan – pernyataan (dapat tunggal maupun gabungan).

Pernyataan adalah kalimat deklarasi yang dinyatakan dengan huruf – huruf kecil,

misalnya:p,q,r,s , … .

Pernyataan mempunyai sifat dasar yaitu dapat be rnilai benar (pernyataan benar)

Atau bernilai salah(pernyataan salah) tetapi tidak semua memiliki sifat kedua-

keduanya. Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan dinamakan nilai kebenaran

(truth value) dari pernyataan tersebut.

Didalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Han ya


kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Kalimat
tersebut dinamakan proposisi .

 Contoh 1
Manakah diantara kalimat berikut yang merupakan proposisi ?

a. 3 + 3 = 6
b. Jeruk adalah buah
c. 1 adalah bilangan ganjil
d. Ibukota Negara Jepang adalah Seoul
e. Dimana Lee Min Ho tinggal ?
f. Tolong tutup pintu itu !
g. x + 3 = 5
h. y > 2

Penjelasan

5
a. 3 + 3 = 6 merupakan proposisi karena bernilai benar (true).
b. Kalimat (b) yaitu, 'jeruk adalah buah' merupakan proposisi karena bernilai benar.
c. Kalimat (c) merupakan proposisi karena bernilai benar.
d. Kalimat (d) yaitu, 'Ibukota Negara Jepang adalah Seoul' merupakan proposisi walaupun
bernilai salah.
e. Kalimat (e) yaitu, 'Dimana Lee Min Ho tinggal ?' bukan proposisi karena kalimat (e)
merupakan kalimat tanya.
f. Kalimat (f) yaitu, 'Tolong tutup pintu itu !' bukan proposisi karena kalimat (f) merupakan
kalimat perintah.
g. Kalimat (g) bukan merupakan proposisi karena mengandung peubah (variabel) yang tidak di
spesifikasikan nilai nya.
h. Kalimat (h) bukan merupakan proposisi karena mengandung peubah (variabel) yang tidak di
spesifikasikan nilai nya.
Secara simbolik, proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r dan
sebagainya. Misalnya,
p :  6 adalah bilangan genap
Untuk mendefinisikan p sebagai proposisi “6 adalah bilangan genap”. Begitu juga dengan :
q : Larry Page dan Sergey Brin adalah penemu Google .
r :  2 + 2 = 4.
dan sebagainya.
Kita dapat mengkombinasikan satu atau lebih proposisi untuk membentuk proposisi baru.
Operator yang dapat digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator
logika. Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and),  atau (or),  dan tidak (not).
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian proposisi lain dinamakan proposisi
majemuk (compound preposition), sedangkang proposisi yang bukan kombinasi proposisi lain
disebuh proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk merupakan gabungan atau
komposisi dari proposisi atomik. Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi,
dan ingkaran. Ketiganya didefinisikan sebagai berikut:
Misalkan p dan q adalah proposisi.
Konjungsi (conjunction) p dan q, dinyatakan dengan notasi
p ∧ q, adalah proposisi p dan q.
Disjungsi (disjunction) p dan q, dinyatakan dengan notasi
p ∨ q, adalah proposisi p atau q.
Ingkaran (negation) dari p, dinyatakan dengan notasi ~p,
adalah proposisi tidak p.

6
Berikut contoh-contoh proposisi majemukdan notasi simboliknya. Ekspresi proposisi majemuk
dalam notasi simbolik disebut juga ekspresi logika.
Contoh 2
Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p : Besok hari minggu
q : Saya libur akhir pekan
maka
p ∧ q : Besok hari Minggu dan saya libur akhir pekan.
p ∨ q : Besok hari Minggu atau saya libur akhir pekan.
~p : Tidak benar besok hari Minggu
Contoh 3
Diketahui proposisi-proposisi berikut :
p : Saya lapar
q : Saya haus
maka
q ∨ ~p : Saya haus atau saya tidak lapar
~p ∧ ~q : Saya tidak lapar dan saya tidak haus
(dengan kata lain, Saya tidak lapar maupun haus)
~(~p) : Tidak benar saya tidak lapar
Contoh 4
Diketahui proposisi-proposisi berikut :
p : Wanita itu tinggi
q : Wanita itu cantik
Nyatakan proposisi berikut ke dalam ekspresi logika
(notasi simbolik) :

(a) Wanita itu tinggi dan cantik


(b) Wanita itu tinggi tapi tidak cantik
(c) Wanita itu tidak tinggi maupun cantik
(d) Tidak benar bahwa wanita itu pendek atau tidak cantik
(e) Wanita itu tinggi, atau pendek dan cantik
(f) Tidak benar bahwa wanita itu pendek maupun cantik

7
Penyelesaian :

(a) p ∧ q
(b) p ∧ ~q
(c) ~p ∧ ~q
(d) ~(~p ∨ ~q)
(e) p ∨ (~p ∧ ~q)
(f) ~(~p ∧ ~q)

2.2. Mengkombinasikan Proposisi


Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau lebih
proposisi. Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika.
Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Dua operator
pertama dinamakan operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi,
sedangkan operator ketiga dinamakan operator uner karena hanya membutuhkan satu buah
proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian terseebut dinamakan proposisi majemuk
(compound proposition). Proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain disebut
proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun dari proposisi-proposisi atomik.
George Boole dalam bukunya The Laws of Thought mengemukakan bahwa proposisi majemuk
ada tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Ketiganya didefinisikan sebagai
berikut :

DEFINISI 1.2
Misalkan p dan q adalah proposisi.
Konjungsi (conjuntion) p dan q dinyatakan dengan notasi p ^ q, adalah proposi
p dan q.
Disjungsi (disjuntion) p dan q dinyatakan dengan notasi p V q adalah proposi
p atau q.
Ingkaran atau (negation) dan p, dinyatakan dengan notasi ~p. Adalah  proposi
tidak p.

Berikut ini contoh proposisi majemuk dan notasi simboliknya. Ekspresi proposisi majemuk
dalam notasi simbolik disebut juga ekspresi logika.

8
Contoh
Diketahui proposisi-proposisi berikut :
p : Hari ini hujan
q : murid-murid diliburkan dari sekolah
Maka
p ˄ q         : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari sekolah.
p ˅ q         : Hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah.
̴ p              : Tidak benar hari ini hujan
   atau dengan kata lain, “Hari ini tidak hujan”
p ˅ ̴ p        : Haari ini hujan atau murid-murid tidak diliburkan

Contoh    
Diketahui proposisi-proposisi berikut:
P : Pemuda itu tinggi
q : Pemuda itu tampan
maka
a)      p^q                                    : Pemuda itu tinggi dan tampan.
b)      P^~q                      : Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan
c)      ~p^~q                    : Pemuda itu tidak tinggi maupun tampan
d)     ~(~p˅~q)               : Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan
e)      p˅(~p^q)               : Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan
f)       ~(~p^~q)               : Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan

2.3. Disjungsi Ekslusif


Pada disjungsi eksklusif, relasi or digunakan secara eksklusif, yaitu dalam bentuk p atau
q, tapi bukan keduanya. Artinya, disjungsi p dengan q bernilai benar jika salah satu proposisi
atomiknya benar, tetapi bukan keduanya.
Sebagai contoh, proposisi majemuk:
“Pemenang lomba akan mendapatkan hadiah mobil atau liburan ke Bali”
Disjungsi pada kalimat diatas bernilai eksklusif, jadi pemenang lomba hanya membawa salah
satu dari mobil atau liburan, tetapi tidak bisa keduanya.

9
Disjungsi eksklusif mempunyai tabel kebenaran sebagai berikut

Share this:

2.4. Hukum – Hukum Logika Propsisi


Logika merupakan study penalaran (reasoning). Pelajaran logika di fokuskan pada
hubungan pernyataan – penyataan (statements). Sedangkan Proposisi adalah kalimat yang
bernilai benar atau salah, tapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari
sebuah kalimat di sebut nilai kebenaran. Proposisi dalam kerangka hubungan ekivalensi logika,
memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum. Hukum logika proposisi sering
juga dinamakan dengan hukum-hukum aljabar proposisi. Karena, beberapa hukum tersebut mirip
dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil.misalnya , yaitu hukum distributif.
Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari sebuah pernyataan
majemuk ditukar dengan suatu pernyataan lainnya yang ekivalen secara logis dengan yang
ditukar itu, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk yang baru adalah sama dengan nilai
kebenaran pernyataan majemuk semula.

Berikut hukum - hukum logika proposisi dengan pembuktiannya dengan menggunakan tabel
kebenaran yaitu :

1.      Hukum Identitas
 p ˅ F ⇔ p

p ˅ F ⇔ p
B B S B
S S S S

 p ^ T ⇔ p

10
p ^ T ⇔ p
B B B B
S S B S

2.      Hukum Null/dominasi
 p ^ F ⇔ F

p ^ F ⇔ F
B S S S
S S S S

 p  ˅ T ⇔ T

p ˅ T ⇔ T
B B B B
S B B B

3.      Hukum Negasi
 p ˅ ~p ⇔ T

p ˅ ⇔ T
B B S B
S B B B

 p ^  ~p ⇔ F

p ^ ⇔ F
B S S S
S S B S

4.      Hukum Idempoten
 p ˅ p ⇔ p

p ˅ ⇔ P
B B B B
S S S S

 p ^ p ⇔ p

11
p ^ ⇔ P
B B B B
S S S S

5.      Hukum Involusi (Negasi Ganda)


 ~(~p)  ⇔ p

p ⇔ p
B S B B
S B S S

6.      Hukum Penyerapan (arbsorbsi)


 p ˅ (p ^ q) ⇔ p

p q (p ^ q)  p  ˅ (p ^ q)  p
B B B B B
B S S B B
S B S S S
S S S S S

 p ^ (p  ˅ q) ⇔ p

p q (p ˅ q)  p  ^ (p  ˅ q)  p


B B B B B
B S B B B
S B B S S
S S S S S

7.      Hukum Komutatif
 p ˅ q ⇔ q ˅ p

p ˅ q ⇔ q ˅ p
B B B B B B
B B S S B B
S B B B B S
S S S S S S

 p ^ q ⇔ q ^ p 

p ^ q ⇔ q ^ p
B B B B B B
B S S S S B
S S B B S S
S S S S S S

8.      Hukum Asosiatif

12
 p˅ (q ˅ r) ⇔ (p ˅ q) ˅ r

p q r (q ˅ r)  p˅ (q ˅ r) ⇔ (p ˅ q)  (p ˅ q) ˅ r


B B B B B B B
B B S B B B B
B S B B B B B
B S S S B B B
S B B B B B B
S B S B B B B
S S B B B S B
S S S S S S S

 p ^ (q ^ r) ⇔ (p ^ q) ^ r

p q r (q ^ r)  p^ (q ^r) ⇔ (p ^ q)  (p ^ q) ^ r


B B B B B B B
B B S S S B S
B S B S S S S
B S S S S S S
S B B B S S S
S B S S S S S
S S B S S S S
S S S S S S S

9.      Hukum Distributif
 p ˅ (q ^ r) ⇔ (p ˅ q) ^ (p ˅ r)

p q r (q ^ r)  p˅ (q ^r) ⇔ (p ˅ q)  (p ˅ r)  (p ˅ q) ^ (p  ˅ r)


B B B B B B B B
B B S S B B B B
B S B S B B B B
B S S S B B B B
S B B B B B B B
S B S S S B S S
S S B S S S B S
S S S S S S S S

 p ^ (q ˅ r) ⇔ (p ^ q) ˅ (p ^ r)

p q r (q ˅ r)  p^ (q ˅r) ⇔ (p ^ q)  (p ^ r)  (p ^ q) ˅ (p  ^ r)


B B B B B B B B
B B S B B B S B
B S B B B S B B
B S S S S S S S
S B B B S S S S
S B S B S S S S

13
S S B S S S S S
S S S S S S S S

10.  Hukum De Morgan
 ~(p ^ q) ⇔ ~p ˅ ~q

p q p ^ q ~(p ^ q)  ⇔ ~p ˅ ~q
B B B S S S S
B S S B S B B
S B S B B B S
S S S B B B B

 ~(p ˅ q) ⇔ ~p ^ ~q

p q p ˅q ~(p ˅ q)  ⇔ ~p ^ ~q
B B B S S S S
B S B S S S B
S B B S B S S
S S S B B B B

11.  Negasi T dan F
 ~T ⇔ F

T ~T ⇔ F
B S S

 ~F ⇔ T

F ~F ⇔ T
S B B

Pernyataan-pernyataan dari hukum logika di atas yang saling ekivalan, dapat saling
mengganti satu sama lain. Artinya dapat menukar pernyataan kiri dengan sebelah kanan begitu
juga sebaliknya. Guna bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi.
Khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik.

2.5. Proposisi Bersyarat (Implikasi)

Jika ada proposisi p dan q maka implikasi (dibaca jika p maka q) yang disebut dengan


proposisi bersyarat, atau kondisional, atau implikasi.

14
Dalam Implikasi : p → q maka baik p maupun q keduanya adalah proposisi yang dapat bernilai
benar atau salah. p → q hanya salah jika p benar tetapi q salah, selain itu implikasi bernilai
benar.
Tabel Kebenaran

p q p→q
T T T
T F F
F T T
F F F

Keterangan :
Dalam implikasi p → q maka :
p disebut hipotesis/antesede/premis
q disebut konklusi/kesimpulan
Implikasi p → q memainkan peranan penting dalam penalaran. Implikasi ini tidak hanya
diekspresikan dalam pernyataan standard “ jika p,  maka q”, tetapi juga dapat
diekspresikan dalam berbagai cara, antara lain:
1.      Jika p, maka q
2.      Jika  p,q
3.      p mengakibatkan  q
4.      q jiika p
5.      p hanya jika q
6.      p syarat cukup agar q
7.      q syarat perlu bagi p
8.      q bilamana p

Contoh:
Ubalah implikasi berikut ke dalam bentuk proposisi “ jika p, maka q”,
a.       jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
Penyelesaian:
Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.

b.      Jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.


Penyelesaian:
Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.

15
c.       Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik.
Penyelesaian:
Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik.

d.      Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.


Penyelesaian:
Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau berangkat.

e.       Ahmad bisa mengambil mata kuliah Teori Bahasa Formal hanya jika ia sudah lulus mata
kuliah Matematika Diskrit.
Penyelesaian:
Jika Ahmad mengambil mata kuliah Teori Bahasa Formal, maka ia sudah lulus mata kuliah
Matematika Diskrit.

f.       Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan api dari rokok.
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “percikan api dari rokok adalah syarat cukup untuk
membuat pom bensin meledak” atau “jika api memercik dari rokok maka pom bensin meledak.

g.      Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah dengan mengontrak pemain asing
kenamaan.
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “mengontrak pemain asing kenamaan adalah syarat
perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “jika Indonesia ikut Piala Dunia, maka
Indonesia mengontrak pemain asing kenamaan”

h.      Banjir bandang terjadi bilamana hutan ditebangi.


Penyelesaian:
Jika hutan-hutan ditebangi, maka banjir bandang terjadi.

Implikasi dalam bahasa pemrograman

16
            Struktur if-then yang digunakan pada kebanyakan bahasa pemrograman berbeda dengan
implikasi if-then yang digunakan dalam logika. Struktur if-then dalam bahasa pemrograman
berbentuk:
                        If c then S
            Dalam hal ini c adalah sebuah ekspresi logika yang menyatakan syarat atau kondisi,
sedangkan S berupa satu atau lebih pernyataan. Ketika program dieksekusi dan menjumpai
pernyataan if-then, S dieksekusi jika c benar, tetapi S tidak dieksekusi jika c salah.
            Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan proposisi karena tidak ada
korespondensi antara pernyataan tersebut dengan operator implikasi . Penginterpretasi bahasa
pemrograman (disebut interpreter atau compiler) tidak melakukan penilaian kebenaran
pernyataan if-then secara logika. Interpreter hanya memeriksa kebenaran kondisi c, jika c benar
maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S tidak dieksekusi.

Contoh:
Misalkan di dalam sebuah program yang ditulis dalam bahasa pascal terdapat pernyataan berikut:
            If  then
Berapa nilai y setelah pelaksanaan pernyataan if-then di atas jika nilai  dan  sebelum pernyataan
tersebut adalah : (i)  dan (ii)
Penyelesaian:
 adalah ekspresi logika yang nilainya benar atau salah bergantung pada nilai  dan ,
sedangkan  adalah sebuah pernyataan aritmatka yang akan dieksekusi jika ekspresi logika  benar.
Misalkan, c :  dan S :
(i)                 sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi  bernilai benar. Sehingga
pernyataan  dilaksanakan, yang mengakibatkan nilai  sekarang menjadi .
(ii)               sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi  bernilai salah Sehingga pernyataan  tidak
dilaksanakan, dalam hal ini nilai  tetap seperti sebelumnya, yaitu bernilai 5.

2.6.  VARIAN PROPOSISI BERSYARAT

Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p → q, yaitu proposisi sederhana
yang merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah
konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p → q.
1.      Konvers, yaitu sebuah pernyataan yang benar tetapi tidak perlu benar. Hal ini disebabkan nilai
kebenaran sebuah pernyataan tidak sama dengan konversnya. jika p → q maka
konversnya q → p.

17
2. Invers, yaitu sebuah pernyataan yang diperoleh dengan membentuk sangkalan terhadap
anteseden dan konsekuennya. Jika p → q maka invers ~ p → ~ q.
3.      kontraposisi yaitu sebuah pernyataan yang selalu benar sebab kedua pernyataan ini saling
logically equivalent (ekivalen secara logis). jika p → q maka kontrapositifnya ~ q → ~ p

Atau dapat dituliskan sebagai berikut:


·         Konvers (kebalikan)  :  q → p
·         Invers                        : ~ p → ~ q
·         Kontraposisi              : ~ q → ~ p

 Tabel Kebenaran
~p ~q p → q q  →p ~ p → ~  ~ q → ~ p
p q
q
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T

Tabel di atas memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi bersyarat
tersebut. Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi bersyarat p → q ekivalen secara logika
dengan kontraposisinya, ~ q  → ~p. Sedangkan konvers q →p ekivalen secara logika dengan
invers ~ p → ~ q. Ekivalen secara yang dimaksud diatas adalah memiliki nilai kebenaran yang
sama atau setara.

Contoh :
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataaan berikut “jika Amir mempunyai
mobil, maka ia orang kaya”.
Penyelesaian:
·         Konvers (kebalikan)  :  q → p
Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil.
·         Invers                        : ~ p → ~ q
Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang kaya.
·         Kontraposisi              : ~ q → ~ p
Jika Amir bukan orang kaya, maka ia tidak mempunyai mobil.

18
2.7. Bikondisional (Bi – Implikasi)

Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘jika dan
hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p jika dan hanya jika q’ yang
disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. Berikut adalah tabel kebenaran
biimplikasi:

p q p⇔
q

B B B

B S S

S B S

S S B
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep biimplikasi akan bernilai benar jika
sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau
sama-sama salah.
Contoh:
Ayah mendapatkan gaji jika dan hanya jika ayah bekerja
Jika ayah mendapatkan gaji maka ayah bekerja dan jika ayah telah bekerja maka ayah akan
mendapat gaji. Sebalinya, jika ayah tidak mendapatkan gaji maka ayah sedang tidak bekerja dan
jika ayah tidak bekerja maka ayah tidak akan mendapat gaji. 

2.8 Inferensi

Dari beberapa proposisi, kita dapat menarik kesimpulan baru dari deret proposisi
tersebut. Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi ini disebut inferensi (inference).
Terdapat sejumlah kaidah inferensi di dalam kalkulus proposisi, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Modus Ponen atau law of detachment

19
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (p  ∧ (p → q)) →  q, yang dalam hal ini, p  dan p →
q adalah hipotesis, sedangkan q adalah konklusi. Kaidah modus ponen.

Modus ponen menyatakan bahwa jika hipotesis p dan implikasi p→q benar, maka


konklusi q benar.
Contoh (Bedasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)
Misalkan implikasi "Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah
bilangan genap" dan hipotesis "20 habis dibagi 2" keduanya
benar. Maka menurut modus ponen, inferensi berikut :

"Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap. 20


habis dibagi 2. Karena itu, 20 adalah bilangan genap" adalah
benar.

2. Modus Tollen
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [~q ∧ (p → q)] → ~p, Kaidah modus Tollen
Contoh (Berdasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)
Misalkan implikasi "Jika n bilangan ganjil, maka n² bernilai
ganjil" dan hipotesis "n² bernilai genap" keduanya benar.
Maka menurut modus tollen.

3. Silogisme Hipotesis
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p → q) ∧ (q → r)] → (p → r).
Contoh (Berdasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)
Misalkan implikasi "Jika saya belajar dengan giat, maka saya
lulus ujian" dan implikasi "Jika saya lulus ujian, maka saya
cepat menikah" adalah benar.

4. Silogisme Disjungtif
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p ∨ q) ∧ ~p] → q. 
Contoh (Bedasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)

Inferensi berikut :

20
"Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan.
Saya tidak belajar dengan giat. Karena itu, saya menikah
tahun depan."

5. Simplifikasi
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (p ∧ q) → p, yang dalam hal ini, p dan q adalah hipotesis,
sedangkan p adalah konklusi. Kaidah simplifikasi ditulis dengan cara:

Contoh (Berdasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)

Penarikan kesimpulan seperti berikut ini :

"Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar. Karena itu,


Hamid adalah mahasiswa ITB."

"Hamid adalah mahasiswa ITB dan mahasiswa Unpar. Karena itu,


Hamid adalah mahasiswa Unpar." karena urutan proposis di
dalam konjungsi p ∧ q, tidak memiliki pengaruh apa-apa.

6. Penjumlahan
Kaidah ini didasarkan pada tautologi p →  (p ∨ q). 
Contoh (Berdasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)

Penarikan kesimpulan seperti berikut ini :

"Taslim mengambil mata kuliah Matematika Diskrit. Karena itu,


Taslim mengambil mata kuliah Matematika Diskrit atau
mengulan kuliah Algoritma."

7. Konjungsi
Kaidah ini didasarkan pada tautologi ((p) ∧ (q)) → (p ∧ q).
Contoh (Berdasarkan contoh dari buku Dr. Rinaldi Munir)

Penarikan kesimpulan berikut ini :

21
"Taslim mengambil kuliah Matematika Diskrit. Taslim mengulang
mata kuliah Algoritma. Karena itu, Taslim mengambil kuliah
Matematika Diskrit dan mengulang kuliah Algoritma"

2.9. Argumen
Argumen adalah suatu usaha mencari kebenaran dari beberapa kesimpulan. Argumen ada
yang tepat (valid) ada juga yang palsu (invalid). Sebuah argumen dapat kita uji kebenaran nya
malalui pernyataan-pernyataan yang diberikan. Perhatikan contoh argumenberikut :
Contoh 1
Semua mahasiswa pandai
Budi adalah mahasiswa
Dengan demikian, Budi pandai.

Contoh 2
Semua manusia berkaki tiga
Budi seorang manusia
Dengan demikian, Budi berkaki tiga.
Argumen pada contoh 1 dikatakan logis karena pernyataan ke satu dan dua , yang disebut
premis-premis, diikuti oleh satu pernyataan yang berupa kesimpulan pasti yang berasal dari
premis-premis nya.
Argumen pada contoh 2 dikatakan tidak logis namun valid karena tetap mengikuti karena
kesimpulan nya tetap mengikuti premis-premis nya.
Deret proposisi suatu argumen dapat ditulis sebagai berikut :

Dalam hal ini p1, p2, …, pn disebut hipotesis (atau premis), sedangkan q disebut konklusi.


Contoh 3
Perhatikan argumen berikut :

Jika komputer tidak hidup setelah tombol power ditekan,

22
maka komputer rusak.
Komputer tidak hidup setelah tombol power ditekan.
Karena komputer rusak.

adalah tepat (valid).

Penyelesaian
Cara 1:
Misalkan p adalah proposisi "Komputer tidak hidup setelah
tombol power ditekan" dan q adalah proposisi "Komputer rusak".
Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai :

Ada dua cara untuk membuktikan bahwa argumen ini valid,


yaitu dengan menggunakan tabel kebenaran.

Cara 1: Bentuklah tabel kebenaran untuk p, q, dan p → q

Dikatakan valid jika hipotesis p , p → q dan konklusi q juga


benar. Periksa tabel diatas, p dan p → q benar secara
bersama-sama pada baris 1 dan q juga benar pada baris yang
sama. Jadi argumen dalam contoh 1 ini adalah valid.

Cara 2:

23
Uji dengan tabel kebenaran apakah [p ∧ (p → q)] → q adalah
tautologi.

Tabel di atas memperlihatkan bahwa [p ∧ (p → q)] → q adalah


tautologi sehingga argumen diatas adalah valid.

2.10.A K S I O M A , T E O R E M A , L E M M A , D A N C O L O L L A R Y

Didalam matematika maupun ilkom, kita sering menemukan kata – kata seperti
aksioma, teorema, lemma, corollary. Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan
benar. Aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran lagi. Contoh - contoh aksioma:

a.Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum komunitatif


penjumlahan).
b.Jika diberikan 2 buat titik yang berbeda, maka hanya ada satu garis lurus yang
melalui 2 buah titik tersebut.

Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari
Teorema adalah lemma dan corollary. Lemmaadalah teorema sederhana yang digunakan
dalam pembuktian teorema lain. Corollary adalah teorema yang dapat dibentuk langsung
dari teorema yang telah dibuktikan, atau dapat dikataka ncorollary adalah teorema yang
mengikuti dari teorema lain.

Contoh-contohteorema:
a.Jika 2 sisi dari sebuah segitiga sama panjang, makasudut yang berlawanan dengan sisi
tersebut sama besar.
b.Untuk semua bilanga real x,y, dan z, jika x<_ y dan y <_ z, maka x<_ z (hukum

24
transitif).

Contoh corollary:

Jikasebuah segitiga adalah sama sisi, mak a segitiga tersebut sama sudut. Corollary ini
mengikuti teorema (a) diatas.

Contoh lemma:
Jika n adalah bilangan bulat positif, makan -1 bilangan positif atau n-1=0.
R agam contoh soal dan penyelesaian

Untuk lebih memantapkan pemahaman terhadap materi logika proposisi, berikut ini
diberikan sejumlah soal penyelesaiannya.

Contoh1:
Diberikan pernyataan ’’tidakbenarbahwadiabelajaralgoritmatetapitidakbelajar
matematika’’.

a.Nyatakan pernyataan diatas dalam notasi simbolik (expresi logika)


b.berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernyataan tersebut
(petunjuk’’gunakan hukum DeMorgan)

Penyelesaian:
misalkan
p:dia belajar algoritma
q:dia belajar matematika

maka,

(a)~(p^~q)
(b)~(p^~q) ~pv q(hukum DeMorgan) dengan kata lain:’’dia tidak belajar algoritma
atau belajar matematika’’.

Contoh2:
Untuk menerangkan mutu sebuah hotel, misalkan

25
p: pelayanannya baik, dan
q: tarif kamarnya murah,
r: hotelnya berbintang 3.

Terjemahkan proposisi – proposisi berikut dalam notasi simbolik (menggunakan p,q,r):

a.tarif kamarnya murah, tapi pelayannya buruk.


b.tarif kamarnya mahal atau pelayanannya baik, namun tidak keduanya.
c.Salah bahwa hotel berbintang 3 berarti tarif kamarnya murah dan pelayanannya buruk.

Penyelesaian:
(a)q^~p
(b)~q0p
(c)~(r->(q^~p))q

26
BABI I IP E N U T U P

3.1.K E S I M P U L A N
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh, misalnya: nabila adalah
seorang guru, mengajar adalah pekerjaanya. Suatu penuturan dikatakan tidak utuh apabila
tidak mencakup suatu arti yang utuh, misalnya, ketika saya mengajar. Proposisi menurut
bentuknya ada tiga macam, yaitu : Proposisi kategorik, proposisi hipotetik, proposisi
disjungtif.

3.2.S A R A N

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah kamini, apalagi
dalam penyusunannya, kami berharap pembaca dapat memakluminya dan dapat mengkritik
makalah kami ini.

27
DAFTARP U S T A K A

Munir,R . 2012. MatematikaDiskrit.RevisiKelima.PenerbitInformatika

http://www.catatanrobert.com/logika-proposisi/
http://www.catatanrobert.com/logika-inferensi/
http://www.catatanrobert.com/logika-argumen/
https://catatanilkom.wordpress.com/2014/10/05/disjungsi-eksklusif-exclusive-or/
http://ganisulistio.blogspot.com/2016/12/aksioma-teorema-lemma-corollary-beserta.html
http://area-edumath.blogspot.com/2017/10/definisi-aksioma-postulat-dalil-lemma.html

28

Anda mungkin juga menyukai