ALJABAR PERNYATAAN
Oleh
Kelompok 6
Dosen Pengampu:
Dr. Usmadi, M.Pd
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sebagai
penulis maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman, rekan-rekan dan
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Aturan Utama Penyimpulan ............................................................. 2
B. Fungsi Kebenaran ............................................................................ 4
C. Validitas Formula............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu bentuk pengungkapan yang sangat kompleks dan fleksibel. Ada
orang yang ahli mengungkapkan pendapat atau mencerikan suatu peristiwa dengan uraian
yang pabjang lebar, dengan kata-kata yang indah, namun miskin dari isi yang bermakna.
Banyak matematikawan dan filusuf ulung bekerja keras untuk menyederhanakan bahasa
menjadi prosedur simbolik, sehingga ungkapan dengan bahasa diubah menjadi manipulasi
simbolik. Pengembangan cara simbolik dimaksudkan untuk dapat mengubah ungkapan-
ungkapan yang kompleks ke bentuk yang jauh lebih sederhana namun ekuivalen.
Disamping itu, pendekatan simbolik perlu memuat aturan-aturan dasar tentang
penalaran yang sahih. Perlu diperhatikan bahwa penalaran yang sahih dan pengungkapan
yang jelas adalah hal yang sangat penting dalam matematika. Dalam percakapan sehari-
hari banyak ungkapan-ungkapan yang bersifat deklaratif, yaitu ungkapan yang diucapkan
akan mempunyai arti; maksudnya ungkapan akan benar atau salah tetapi tidak pernah
sekaligus benar dan salah. Ungkapan semacam ini dalam logika matematik dinamakan
pernyataan. Makalah ini akan membahas tentang aljabar pernyataan yang mencakup
aturan utama penyimpulan, fungsi kebenaran dan validitas formula.
B. Rumusan Masalah
1. Apasaja aturan utama penyimpulan?
2. Apa konsep fungsi kebenaran?
3. Apa itu validitas formula?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang aturan utama penyimpulan.
2. Untuk mengetahui tentang fungsi kebenaran.
3. Untuk mengetahui tentang validitas formula.
4. Untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Dasar Matematika.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Misalkan :
T = {Jakarta ibu kota negara Indonesia, Tokyo ibu kota negara Jepang, Padang kota di
Jawa}. Apabila pernyataan-pernyataan anggota T tersbeut diberi nilai, akan diperoleh:
Atau {B, S}
{B, S}
{B, S}
Dalam aturan utama tersebut digunakan kata premis yaitu suatu pernyataan
yang berkedudukan sebagai antisenden atau hipotesis dalam suatu implikasi.
Premis juga merupakan pernyataan awal atau pernyataan yang dianggap diketahui.
2
Selanjutnya dalam aturan utama itu juga terdapat rangkai kata diperoleh secara
logis. Untuk memahami hal itu perhatikan uraian dibawah ini.
Contoh 1
c. R = Jika hari hujan dan Ritzmi diluar rumah, Ritzmi kedinginan (R bernilai
benar).
Pernyataan R diperoleh dari pernyataan P dengan mengganti kata: “matahari
bersinar” dengan “hari hujan dan Ritzmi diluar rumah” serta kata “Engla
gembira” dengan “Ritzmi kedinginan”.
Pernyataan ini juga diperoleh secara logis dari P, tetapi tidak dapat dikatakan
bahwa P diperoleh secara logis dari R. dalam hal ini antiseden dalam R
berbentuk konjungsi sedangkan antiseden dalam P bukan.
Contoh 2
3
Pernyataan Y sedemikian itu dikatakan bahwa Y bukan interpretasi atau bukan
tafsiran dari X.
Maka ketiga pernyataan itu sama. Z dapat diperoleh secara logis dari X, tetapi Y
tidak demikian halnya.
B. Fungsi Kebenaran
Pernyataan komposit A (formula komposit A) yang memiliki komponen
dan . Komponen dan disebut juga komponen primer dari A. bentuk
formula komposit itu mungkin , seterusnya. Oleh karena masing-
masing formula primer dapat memiliki salah satu nilai yaitu B atau S, maka
formula komposit yang memiliki dua formula primer memungkinkan terdapat
pasangan nilai B dan S sebanyak 22, yaitu (B,B), (B,S), (S,B), (S,S). sedangkan
setiap pasangan tersebut untuk satu formula komposit menentukan satu nilai
kebenaran juga.
Misalkan * + dan formula komposit A adalah yang
membentuk himpunan pasangan terurut yaitu : (B,B), (B,S), (S,B), (S,S).
Sedangkan nilai kebenaran dari A sendiri adalah B atau S. menurut tabel akan
menghasilkan B. (B,S) menghasilkan B. (S,B) menghasilkan B dan pasnagan
(S,S) menghasilkan S. Hal ini dapat digambarkan dalam diagram berikut.
4
Terdapat bahwa formula komposit itu membentuk suatu fungsi dari ke
karena dihabiskan maka dapat ditulis atau . Fungsi
demikian disebut fungsi kebenaran yang juga merupakan fungsi surjektif. Untuk
keperluan logika, pemetaan atau fungsi itu ditulis ( ) dan tidak hanya
saja. Hal ini antara lain dimaksudkan untuk mempermudah melihat banyaknya
formula primer yang dimilikinya. Selanjutnya ( ) disebut fungsi kebenaran
dua argument, ( ) disebut fungsi kebenaran tiga argument dan
seterusnya.
Oleh karena banyaknya anggota adalah ( ) ,
sedangkan banyaknya anggota adalah ( ) maka terdapat fungsi
kebenaran sebanyak 24. Salah satu diantaranya adalah yang telah
ditunjukkan dengan diagram diatas.
Perlu diperhatikan bahwa cara membentuk fungsi kebenaran dan argument
yang pada hakikatnya juga pernyataan komposit dengan dua pernyataan primer.
Dengan formula antara lain dapat dibentuk formula komposit ,
dan masih banyak lagi yang lain.
Dari uaraian diatas tentunya dapat dibedakan antara formula komposit dua
komponen primer dengan fungsi kebenaran dua argumen.
Sekarang perhatikan formula komposit bila formula itu
dianggap formula komposit dengan dua komponen primer. Jika diperhatikan
bahwa nilai kebenaran formula komposit itu selalu bernilai benar. Hal ini berarti
bahwa fungsi kebenaran dua argumen yang cocok mempunyai nilai konstan.
Fungsi kebenaran demikian disebut Fungsi Kebenaran Konstan.
Bagaimana bila didalam satu formula komposit terdapat n buah formula
primer?
5
Andaikan ditentukan komponen primer dan darinya dibentuk
formula komposit dengan n komponen primer, maka nilai kebenaran dari formula
komposit tersebut juga B atau S dan itu sesuai dengan salah satu
Banyaknya fungsi kebenaran dengan n argumen adalah Hal ini diperoleh
karena banyaknya elemen dari domain adalah sedangkan banyaknya anggota
V adalah 2. Dengan demikian terdapat fungsi kebenaran dengan n argumen
sebanyak
Seringkali fungsi kebenaran dengan n argumen ditulis sebagai:
( )
Untuk tiap perangkat nilai kebenaran dari menentukan nilai
dari fungsi f tersebut.
Apabila fungsi kebenaran ( ) digunakan untuk mengganti
P dari fungsi f diatas, maka akan didapat bentuk hasil substitusi itu seperti berikut
ini:
( ( ) )
Perhatikan contoh berikut:
( ) dan ( )
Bila g disubstitusikan ke f untuk mengganti , akan diperoleh:
( ( ) ( )
Hal lain yang penting diperhatikan adalah fungsi konstan, misalnya yang selalu
bernilai S. apabila fungsi kebenaran yang konstan itu dari:
- Satu argumen dapat ditulis ( )
- Dua argumen dapat ditulis ( ) ( ) ( )
- Demikian seterusnya untuk 3 argumen, 4 argumen maupun untuk n argumen.
Adakalanya:
6
C. Validitas Formula
Secara umum, formula A yang mempunyai nilai kebenaran B untuk semua
nilai kebenaran yang mungkin diberikan kepada komponen primernya merupakan
formula yang valid. Untuk menuliskan bahwa formula A valid digunakan simbol
F A. mengatakan bahwa formula A valid sama artinya dengan mengatakan A
adalah sesuatu Tautologi.
Perhatikan formula: A = (P ) ( ) ( )
P P
B B B B B B B
S S B S B B S
B S S S B B S
B B B S S B S
Terlihat bahwa pada kolom yang bertanda nomor (2) semua baris
menghasilkan nilai B. Hal ini berarti bahwa untuk semua nilai kebenaran yang
mungkin diberikan kepada komponen P dan Q, formula A selalu bernilai B. Jadi
formula A adalah suatu tautologi atau formula A disebut Valid.
Contoh soal:
1. Tuliskan suatu fungsi kebenaran dua argument yang selalu bernilai benar.
Jawaab:
Fungsi dua argumen yang selalu bernilai benar adalah:
( ) ( ) ( )
2. Tuliskan suatu fungsi kebenaran dua argumenyang selalu bernilai salah.
( ) ( ) ( ) ( )
3. Tuliskan suatu fungsi kebenaran dua argument yang berbeda-beda.
Jawab.
7
Fungsi kebenaran dua argumen adalah sebagai berikut : ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Himpunan pernyataan-pernyataan ditandai dengan T, sedangkan himpunan nilai-nilai
ditandai dengan {B, S}. Nilai B bermakna benar dan nilai S bermakna salah. Relasi dari
T ke {B,S} merupakan himpunan bagian dari {B, S}.
Aturan utama I
Aturan utama II
Fungsi Kebenaran
Validitas Formula
Secara umum, formula A yang mempunyai nilai kebenaran B untuk semua nilai
kebenaran yang mungkin diberikan kepada komponen primernya merupakan formula
9
yang valid. Untuk menuliskan bahwa formula A valid digunakan simbol F A.
mengatakan bahwa formula A valid sama artinya dengan mengatakan A adalah sesuatu
Tautologi.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah
ini belum sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara penulisannya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pihak lain yang dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang telah
dipelajari dalam makalah ini dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
11