Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)

NAMA : 1. SAHABAT HALAWA


2. SUSI SABAR MENANTI HAREFA
3.JUPI YARMAN LASE
4. ETIKA ZEBUA
5. KALEBI RAHMAT ESA GEA
6. JULILIAN ZEBUA

SEMESTER : IV (EMPAT)
MATA KULIAH : TEORI BILANGAN

DOSEN PENGAMPU :
NETTI KARIANI MENDROFA, S.Pd., M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah tentang Faktor Persekutuan
Terbesar.
Kami berterimakasih kepada Dosen Pengampu pada mata kuliah ini, yang telah
memberikan beban tugas ini kepada kami sehingga kami dapat mengembangkan wawasan
kami berkaitan dengan konsep FPB, Algoritma Euclid dan Lemma Euclid. Kami juga
berterimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu menyelesaikan terselesainya tugas
ini, terlebih kepada orangtua yaang senantiasa memberikan sumbangsih yang besar terhadap
terselesainya makalah ini.
Kami juga sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
senantiasa kami harapkan, demi penyempurnaan makalah ini, dan juga untuk perbaikan tugas
pada pembuatan makalah berikutnya.

Gunungsitoli, Maret 2020


Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


A. Defenisi faktor persekutuan terbesar (FPB) ............................................................ 2
B. Sifat-sifat faktor persekutuan terbesar (FPB) .......................................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berkembang baik secara teori,
materi, dan kegunaannya. Pendidikan matematika sendiri telah kita terima sejak kita telah
mulai belajar menghitung. Segala sesuatu yang dihitung merupakan salah satu bagian dari
pendidkan matematika. Untuk mempelajari matematika dimulai dengan dengan memahami
suatu masalah dalam soal matematika dari dasarnya, bukan dimulai dengan menghafalkan
rumus.sebab saat seseorang memahami apa yang dicari dan tujuan dari isi masalah di dalam
soal matematika, maka rumus itu akan mudah untuk diterima dan diingat tanpa harus
dihafalkan. Salah satu materi matematika yanga dipelajari adalah factor persekutun terbesar
(FPB), materi ini sudah mulai diterima sejak duduk di bangku SD. Dalam makalah ini
penyusun akan membahas tentang factor persekutuan terbesar mulai dari puluhan sampai
ribuan.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah tentang makalah ini adalah:


1. Apakah yang dimaksud dengan FPB?
2. Bagaimanakah mencari FPB dari bilangan yang bernilai besar?
3. Bagaimanakah membuktikan teorema yang berlaku pada FPB?
4. bagaimanakah algoritma Euclid?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:


1. Agar dapat memahami pengertin dan konsep dasar FPB
2. Agar dapat mencari FPB dari bilangan yang bernilai kecil maupun besar
3. Agar dapat membuktikan teorema yang berlaku pada FPB
4. Agar dapat menggunakan algoritma Euclid

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)

Suatu bilangan bulat tak nol d dikatakan pembagi sekutu (Faktor persekutuan) dari
suatu bilangan bulat a dan b jika d | a dan d | b. Dari semua pembagi sekutu dari dua bilangan
tersebut terdapat satu bilangan yang unik atau tunggal yang merupakan pembagi atau faktor
sekutu terbesar (FPB). Misalkan a =12 dan b =18. Bilangan yang merupakan pembagi sekutu
a dan b adalah 1,2, 3 dan 6. Sehingga fpb (12,18) = 6.

Semua faktor bilangan bulat positif dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 10, 15, dan 30.
sedangkan semua faktor bulat positif dari 45 adalah 1, 3, 5, 9, dan 45. Maka faktor-faktor
persekutuan (pembagi-pembagi bersama) dari 30 dan 45 adalah 1, 3, 5 dan 15. Sehingga
faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 45 adalah 15.
Secara umum, pengertian tentang faktor persekutuan dari dua bilangan bulat
dituliskan sebagai defenisi berikut ini.

Definisi 2.2:
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka suatu bilangan bulat d disebut faktor
persekutuan dari a dan b, apabila d  a dan d  b.

Karena 1 adalah pembagi (faktor) dari setiap bilangan bulat, maka 1 adalah faktor
persekutuan dari dua bilangan bulat sembarang a dan b. Jadi himpunan faktor persekutuan
dari a dan b tidak pernah kosong.
Setiap bilangan bulat, kecuali nol, selalu membagi nol, sehingga jika a = b = 0, maka
setiap bilangan bulat merupakan faktor persekutuan dari a dan b.

Definisi 2.3:
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang sekurang-kurangnya satu di antaranya tidak
sama dengan nol, maka faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b diberi simbol “(a,
b)” adalah suatu bilangan bulat positif, misalnya d, yang memenuhi:
(i) d  a dan d  b, serta
(ii) Jika e  a dan e  b, maka e  d.
2
Contoh:
Faktor-faktor bulat positif dari -12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
Faktor-faktor bulat positif dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30.
Maka faktor-faktor persekutuan bulat positif dari -12 dan 30 adalah 6, atau dapat ditulis secara
singkat sebagai (-12, 30) = 6.
Perhatikan bahwa (30, 105) = 15, dan (30 : 15, 105 : 15) = (2, 7) = 1. Hal ini, apakah
dapat dikatakan secara umum, apabila (a, b) = d, maka (a : d, b : d) = 1?
Misalkan (a : d, b : d) = c, maka c  1 dan c  (a : d) dan c  (b : d). Karena c  (a : d),
maka suatu bilangan bulat m, sehingga a : d = mc atau a = mcd, Karena c  (b : d), maka ada
suatu bilangan bulat n, sehingga b : d = nc atau b = ncd.
Karena a = ncd, maka cd adalah faktor persekutuan dari a dan b. Karena (a, b) = d,
maka cd  d, yaitu c  1, sebab d suatu bilangan bulat positif. Karena c  1 dan c  1, maka c
= 1. Uraian tersebut merupakan bukti dari teorema berikut ini.

B. SIFAT-SIFAT FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)

Teorema 2.6:
Jika (a, b) = d, maka (a : d, b : d) = 1.
Apabila a dan b dua bilangan bulat positif dengan (a, b) = 1, maka dikatakan bahwa a
dan b saling prima atau a prima relatif terhadap b.

Teorema 2.7:
jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan a > 0, maka ada dengan tunggal pasangan
bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi
b = qa + r, dengan 0  r < a.
Bilangan-bilangan bulat q dan r dalam teorema ini berturut-turut disebut hasil bagi dan
sisa pembagian b oleh a.

Bukti :
Dibentuk himpunan S = b – xa  x bilangan bulat dan b – xa  0. S bukan
himpunan kosong, sebab jika x = -b dan kerena a > 0, maka (b – xa) Є S. karena S

3
beranggotakan bilangan-bilangan bulat tak negatif berbentuk (b - xa), maka S pasti memiliki
anggota terkecil, misalkan r.
Sesuai dengan bentuk anggota dari S, maka r = b – qa, untuk suatu bilangan bulat q
dan r  0. Selanjutnya akan ditunjukan bahwa r < a. Andaikan r  a, maka r = a + k dengan
k  0. jika k = r – a, karena r = b – qa, maka k = b – qa – a = b – (q =1 )a. Ini berarti
bahwa k adalah suatu anggota dari S .
Tetapi 0  k = r – a < r. hal ini tidak mungkin, karena r adalah bilangan bulat tak
negatif yang terkecil dalam S. oleh karena itu, pengadaian tersbut harus diingkar. Jika r < a.
sehingga ada q dan r sedemikian sehingga b = qa + r dengan 0  r < a.
Selanjutnya kita akan menunjukkan ketunggalan dari q dan r . Misalkan bahwa b
mempunyai dua representasi, yaitu :
b = aq + r = a1 + r1 dengan 0  r < a dan 0  r1< a.

Maka r – r1 = a(q – q1).

r1 – r  = a  q1 - q, karena a > 0


Dari –a < -r  0 dan 0  r1 < a diperoleh –a < r1 – r < a atau r1 – r  < a. Jadi, a  q1 -
q < a, yang menghasilkan 0   q1 - q < 1. Karena  q1 - q adalah bilangan bulat tak negatif,
maka hanya mungkin jika  q1 - q = 0, yaitu q = q1. Sehingga r1 = r pula.

Teorema 2.8:
Jika b = aq + r, maka (b, a) = (a, r).

Jika dua bilangan bulat a dan b, maka a = b + (a - b), sehingga diperoleh (a, b) = (b, a - b).

Contoh:
Carilah (5767, 4453)
Penyelesaian:
Kita gunakan algoritma pembagian (Teorema 2.7) dan (Teorema 2.8) sebagai berikut.
5767 = 1. 4453 + 1314, maka (5767, 4453) = (4453, 1314)
4453 = 3. 1314 + 511, maka (4453, 1314) = (1314, 511)
1314 = 2. 511 + 291, maka (1314, 511) = (511, 292)
511 = 1. 292 + 219, maka (511, 292) = (292, 219)
292 = 1. 219 + 73, maka (292, 219) = (219, 73)

4
219 = 3. 73 + 0, maka (219, 73) = (73, 0) = 73
Jadi, (5767, 4453) = 73

Teorema 2.9:
Apabila a dan b bilangan-bilangan bulat tak nol, maka ada bilangan-bilangan bulat x dan
y sedemikian sehingga:
ax + by = (a, b)
Bukti:
Dibentuk himpunan S, yaitu himpunan semua kombinasi linear dari a dan b yang bernilai
postif.
S = {au + bv  au + bv > 0 dan u, v bilangan bulat}
S bukan himpunan kosong, sebab jika a > 0 dan u = 1 dengan v = 0, maka a Є S dan jika a <
0, dengan u = -1 dan v = 0, maka  a  Є S.
Karena S memuat bilangan-bilangan bulat positif, maka S memuat anggota yang
terkecil, misalnya d. Karena d Є S, maka ada bilangan-bilangan bulat x dan y, sehingga ax +
by = d. Selanjutnya, kita akan menunjukkan bahwa (a, b) = d.
Perhatikan a dan d, menurut algoritma pembagian, maka ada bilangan-bilangan bulat
q dan r sedemikian sehingga:
a = qd + r dengan 0  r < d
r = a – qd = a – q (ax + by)
r = a – (1 - qx) + b (-qy)
Karena r > 0 dan r merupakan kombinasi linear dari a dan b, maka r Є S. Hal ini bertentangan
dengan fakta bahwa d adalah anggota terkecil dari S (ingat bahwa 0  r < d). Jadi, r = 0,
sehingga a = qd atau d  a.
Dengan penalaran yang sama diperoleh d  b. Sehingga d adalah faktor persekutuan
dari a dan b. Selanjutnya, jika c adalah sebarang faktor persekutuan dari a dan b, yaitu c  a
dan c  b, maka c  ax + by, atau c  d, sehingga c  d. Ini berarti bahwa d = (a, b)

Teorema 2.10:
Apabila a dan b dua bilangan bulat tak nol, maka a dan b saling prima, yaitu (a, b) = 1
jika dan hanya jika ada bilangan-bilangan bulat x dan y yang memenuhi ax + by = 1.

Contoh:

5
Hitunglah (247, 299) dan tentukan bilangan-bilangan bulat m dan n yang memenuhi 247m +
299n = (247, 299)

Jawab:

299 = 247 . 1 + 52

247 = 52. 4 + 39

52 = 39 . 1 + 13

39 = 13 . 3

Jadi, (247, 299) = 13

Selanjutnya

13 = 52 – 39 . 1

= 52 – (247 – 52 . 4)

= 52 . 5 – 247

= (299 – 247) . 5 – 247

13 = 299 . 5 + 247 (-6)

Jadi, m = -6 dan n = 5.

Tetapi nilai m dan n yang memenuhi 247m + 299n = 13 tidak tunggal, sebab 247 (-6 + 299t)
= 13, tidak tunggal, sebab 247 (-6 + 299t) + 299 (5 – 247t) = 13, untuk setiap bilangan bulat
t.

Jadi, m = -6 + 299t dan n = 5 – 247t, untuk setiap bilangan bulat t.

Teorema 2.11:
Jika a  bc dan (a, b) =1, maka a  c.

Bukti

Karena (a,b) = 1, menurut teorema 2.10 tersebut, maka ada bilangan-bilangan bulat x dan y
sedemikian hingga:

ax + by = 1

kedua ruas dikalikan c, maka

acx + bcy = c………………………………………….( 1)


6
karena a | c dan b | c maka ada bilangan-bilangan bulat r dan t sedemikian hingga c = ar dan c
= bt. Sehingga persamaan (1) menjadi:

abtx + abry = c

ab (tx + ry) = c

ini berarti bahwa ab | c.

Akibat 2.10

jika a | c dan b | c dengan (a, b) = 1, maka ab | c.

apabila diketahui bahwa a | bc, ditambah ketentuan (a,b) =1, maka kit adapt
menyimpulkan bahwa a | c. hal itu ditunjukkan sebagai berikut:

karena (a,b) =1, maka bilangan-bilangan bulat x dan y sedemikian hingga

ax + by = 1

jika kedua ruas dari persamaan ini dikalikan dengan c maka diperoleh :

acx + bcy = c

karena a | bc dan a | ac maka a | (acx + bcy) atau a | c

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka suatu bilangan bulat d disebut
faktor persekutuan dari a dan b, apabila da dan db.
 Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang sekurang-kurangnya satu di antaranya tidak
sama dengan nol, maka faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b diberi simbol
“(a, b)” adalah suatu bilangan bulat positif, misalnya d, yang memenuhi: da dan db,
serta Jika ea dan eb, maka ed.
 Jika (a, b) = d, maka (a : d, b : d) = 1. Apabila a dan b dua bilangan bulat positif
dengan (a, b) = 1, maka dikatakan bahwa a dan b saling prima atau a prima relatif
terhadap b.
 jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan a>0, maka ada dengan tunggal pasangan
bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi , b = qa + r, dengan 0 r < a.
 Jika b = aq + r, maka (b, a) = (a, r). Jika dua bilangan bulat a dan b, maka a = b + (a
- b), sehingga diperoleh (a, b) = (b, a - b).
 Apabila a dan b bilangan-bilangan bulat tak nol, maka ada bilangan-bilangan bulat x
dan y sedemikian sehingga: ax + by = (a, b)
 Apabila a dan b dua bilangan bulat tak nol, maka a dan b saling prima, yaitu (a, b) =
1 jika dan hanya jika ada bilangan-bilangan bulat x dan y yang memenuhi ax + by = 1.
 Jika abc dan (a, b) =1, maka ac

B. Saran

Demkian laporan hasil diskusi kelompok kami mengenai Faktor Persekutuan Terbesar
semoga makalah ini bisa berguna untuk kita kedepannya, sehingga setiap permasalahan atau
soal yang berkaitan dengan FPB bisa di selesaikan dan di pecahkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rizal Yusmet. 2012. Buku Ajar Teori Bilangan. Padang: UNP

Sukirman. 2006. Pengantar Teri Bilangan. Yogyakarta: Hangar Kreator

Anda mungkin juga menyukai