Di susun oleh:
KELOMPOK III
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................2
C. TUJUAN ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. ANALISIS KALIMAT PERNYATAAN DENGAN BUKAN
PERNYATAAN ............................................................................................5
B. NILAI KEBENARAN SUATU PERNYATAAN ......................................3
C. PERNYATAAN TUNGGAL DAN PERNYATAAN MAJEMUK ...........3
BAB III PENUTUP ................................................................................................4
A. KESIMPULAN .............................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Logika berasal dari kata Yunani kuno yaitu logos yang artinya kata,
ucapan, pikiran. Logika dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan argumen-
argumen, yang mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip untuk,
menunjukkan keabsahan (sah atau tidaknya) suatu argumen, khususnya
dikembangkan melalui penggunaan metode-metode matematika dan simbol-
simbol matematika dengan tujuan menghindari makna ganda dari bahasa yang
biasa kita gunakan sehari-hari.
Pada materi ini, kita akan mempelajari logika matematika terutama untuk
keahlianmu mengambil kesimpulan suatu pernyataan benar atau sah. Lebih jauh
lagi, logika matematika digunakan untuk melakukan pembuktian.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kalimat pernyataan dengan bukan pernyataan
2. Apa itu nilai kebenaran suatu pernyataan
3. Bagaimana membedakan pernyataan tunggal dengan pernyataan majemuk
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui kalimat
pernyataan dengan bukan pernyataan, nilai kebenaran suatu pernyataan dan
mengetahui perbedaan pernyataan tunggal dengan pernyataan majemuk
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bagian ini, kita akan mengkaji apakah sebuah kalimat merupakan
pernyataan ataukah bukan pernyataan. Oleh karena itu,perlu dipahami
pengertian tentang pernyataan dan bukan pernyataan.
Nilai benar atau nilai salah dari suatu pernyataan disebut nilai
kebenaran. Bukan pernyataan (atau kalimat terbuka) adalah suatu kalimat yang
belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah) karena
mengandung variabel. Suatu kalimat terbuka dengan variabel x dilambangkan
oleh p(x), q(x), r(x), dan sebagainya.
Contoh:
b. 2x + 7 = 15
Penyelesaian:
2
B. Nilai kebenaran suatu pernyataan
Seperti kita ketahui bahwa suatu pernyataan hanyalah bisa benar saja
atau salah saja. Kebenaran atau kesalahan dari suatu pernyataan disebut nilai
kebenaran dari pernyataan itu. Untuk pernyataan yang mempunyai nilai benar
diberi tanda B (singkatan dari benar), sedangkan kepada pernyataan yang
bernilai salah diberikan nilai kebenaran S (singkatan dari salah).
Contoh:
Perlu diketahui pula bahwa ada penulis yang memberikan nilai 1 atau
benar atau T (True) kepada pernyataan yang benar dan memberikan nilai 0 atau
salah atau F (False) kepada pernyataan yang salah.
1. Pernyataan Tunggal
Pernyataan Tunggal adalah pernyataan yang berdiri sendiri atau tidak
mempunyai kalimat penghubung.
Contoh :
a. Sepeda motor memiliki dua buah roda.
b. Kota Padang adalah ibukota dari provinsi Sumatera Utara.
2. Pernyataan Majemuk
3
Kata Penghubung Lambang
Dan Λ
atau V
jika-maka =>
jika dan hanya jika <=>
Contoh :
1. a = 3 x 5 = 15
~a = Tidak benar 3 x 5 = 15
2. a = Tabung memiliki dua buah lingkaran.
~a = Tidak benar tabung memiliki dua buah lingkaran.
b). Konjungsi
Dua pernyataan a dan b bernilai benar hanya apabila dua pernyataan a dan
b tersebut masing-masing bernilai benar. Jika salah satu atau kedua-duanya
bernilai salah, maka pernyataan tersebut akan bernilai salah.
Konjungsi menggunakan kata hubung “dan” yang dilambangkan “Λ”.
Maka konjungsi pernyataan a dan b adalah aΛb.
4
Tabel Kebenaran Konjungsi
a b aΛb
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
1. a = Jakarta adalah ibukota Negara Republik Indonesia. (B)
b = Bandung terletak di pulau Jawa. (B)
aΛb =Jakarta adalah ibukota Negara Republik Indonesia dan
Bandung terletak di pulau Jawa. (B)
c). Disjungsi
Dua pernyataan a dan b bernilai salah hanya apabila dua pernyataan a dan
b tersebut masing-masing bernilai salah. Jika salah satu atau kedua-duanya
bernilai benar, maka pernyataan tersebut bernilai benar pula.
Disjungsi menggunakan kata penghubung “atau” yang dilambangkan “V”.
maka disjungsi pernyataan a dan b adalah aVb.
Tabel Kebenaran Disjungsi
a b Avb
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh :
1. u = 5 adalah bilangan prima. (B)
w = 18 terbagi habis oleh 8. (S)
5
uVw = 5 adalah bilangan prima atau 17 terbagi habis oleh 8. (B)
2. p = Sebuah segitiga mempunyai empat sisi. (S)
q = Sebuah segiempat mempunyai lima diagonal. (S)
pVq = Sebuah segitiga mempunyai empat sisi atau sebuah segiempat
mempunyai lima diagonal. (S)
d). Implikasi
Suatu implikasi bernilai salah hanya apabila pendahulunya atau kalimat
sebelumnya bernilai benar dan pengikutnya atau kalimat selanjutnya bernilai
salah.
Implikasi menggunakan kata penghubung “jika….maka….” yang
dilambangkan “=>” , maka implikasi pernyataan a dan b adalah a=>b.
Contoh :
1. a = 9 adalah suatu bilangan kuadrat. (B)
b = 6 mempunyai dua factor prima. (B)
a=>b = Jika 9 adalah suatu bilangan kuadrat maka 6 mempunyai dua faktor
prima. (B)
2. c = Semarang ibukota provinsi Jawa Tengah. (B)
d = Rian adalah Walikota Palembang. (S)
c=>d = Jika Semarang ibukota provinsi Jawa Tengah maka Rian adalah
Walikota Palembang. (S)
e). Biimplikasi
Nilai kebenaran dari “a<=>b” (biimplikasi) adalah bernilai benar, hanya
apabila nilai kebenaran dari a sama dengan nilai kebenaran dari b, dan bernilai
salah apabila nilai kebenaran dari a berlainan dengan nilai kebenaran dari b.
6
Biimplikasi menggunakan kata penghubung “jika dan hanya jika” yang
dilambangkan “<=>”, maka biimplikasi pernyataan a dan b adalah a<=>b.
Tabel Kebenaran Biimplikasi.
A b a=>b b=>a (a=>b)Λ(b=>a) a<=
>b
B B B B B B
B S S B S S
S B B S S S
S S B B B B
Contoh :
1. a = 8 + 7 = 15. (B)
b = 15 > 2 + 8. (B)
a<=>b = 8 + 7 = 15 jika dan hanya jika 15 >2 + 8. (B)
2. p = 3log125 = 5. (B)
q = 53 = 125. (B)
p<=>q = 3log125=5 jika dan hanya jika 53 = 125. (B)
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN