Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

“LOGIKA MATEMATIKA”

Dosen Pengampu: Dr. Sri Subarinah,M.Si

Disusun Oleh :
1. Yasha (E1R022097)
2. Ema Suryani Azmi (E1R022042)
3. Rini Rahmawati (E1R022082)
4. Salwa Sabrina (E1R022127)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Logika Matematika” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang mata kuliah Matematika
Dasar di Universitas Mataram. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang materi Logika Matematika.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sri Subarinah, M.Si
selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni . Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Logika Matematika
1.2 Proporsisi / pernyataan
1.3 Perangkai Dasar dan Tabel Kebenaran
1.3.1 Ingkaran
1.3.2 Konjungsi (dan)
1.3.3 Disjungsi (atau)
1.3.4 Implikasi (jika…maka…)
1.3.5 Bi-implikasi (…jika dan hanya jika)
1.4 Tautologi, Kontadiksi dan Ekivalen
1.5 Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensi
1.6 Invers, Komvers, dan Kontropisisi
1.7 Penarikan Kesimpulan
1.7.1 Modus Tolens
1.7.2 Modus ponens
1.7.3 Silogisme
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan
mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan,
apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu maka sekolah libur”, sama artinya
dengan “Jika sekolah libur maka sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab
pertanyaan ini tentu kita perlu mengetahui aturan-aturan dalam logika. Banyak hal yang perlu
kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga dapat mengetahui apakah suatu
pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil kesimpulan
dengan benar atau sah. Logika matematika memberikan dasar bagi sebuah pengambilan
kesimpulan dan dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Logika Matematika
1.2.2 Apa saja bagian-bagian cakupan materi dari Logika Matematika

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui maksud dari Logika Matematika
1.3.2 Untuk mengetahui bagian-bagian cakupan materi dari Logika Matematika
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Logika matematika


Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menggunkan pikiran untuk memecahkan
berbagai masalah yang ada. Salah satunya membuat suatu keputusan. Sebelum membuat
keputusan atau memecahkan suatu permasalahan , terlebih dahulu kita dihadapkan pada suatu
permasalahan yang menarik kesimpulan dari beberapa gagasan atau informasi yang telah ada.
Untuk menarik kesimpulan dari sebuah permasalah di perlukan penalaran.
Bernalar adalah subuah kemampuan menarik kesimpulan dari sejumlah fakta, informasi,
gejala atau bukti-bukti yang telah ada sebelumnya. Dalam menarik kesimpulan diperlukan
suatau “kemampuan” agar proses dan kesimpulan yang diperoleh sahih atau valid. Kaidah-
kaidah dalam logika akan mempermudah dan menjamin kesimpulan yang di peroleh sahih
(valid) dan juga dapat dipakai untuk menilai atau memeriksa proses penarikan kesimpulan
tersebut sahih atau tidak.
Logika adalah sebuah istilah yang berhubungan dengan pikiran manusia. Logika sebagai
salah satu cabang ilmu filsafat yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
bidang filsafat sendiri, logika tidak dapat dipisahkan dalam proses mencari suatu kebenaran
atau kesahihan.
Sebuah penalaran atau landasan berpikir untuk mengambil suatu kesimpulan, yang
dijadikan landasan untuk memperoleh kebenaran yang didasari dengan pembuktian juga
pemikiran yang rasional disebut dengan “Logika Matematika”.

1.2 Proporsi /Pernyataan


Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah. Kalimat benar disimbolkan B dan kalimat salah disimbolkan S.
Berdasarkan struktur kalimat , kita megenal dua bentuk kalimat yaitu kalimat sederhana dan
kalimat majemuk. Demikian halya dengan proporsi atau pernyataan. Proporsi sederhana,
jika pada proporsi tersebut hanya mengandung satu pokok pikiran saja dan tidak
mengandung kata hubung atau perangkai kalimat, contohnya seperti “Logika dan Himpunan
adalah salah satu matakuliah di Program Studi Matematika”, ini merukapakan contoh
proporsi sederhana karena proporsi ini hanya mengandung satu pokok pikiran dan tidak
memuat kata hubung atau perangkai kalimat. Sedangkan proposri majemuk, jika proporsi
tersebut memuat lebih dari satu pokok pikiran dalam hal ini merupakan gabugan dari
dua/lebih proposisi sederhana atau memuat kata hubung /perangkai kalimat. Contohnya
seperti “ Ahmad menyukai motor yang berwarna kuning dan menggunakan kopling”, ini
merupakan contoh proporsi majemuk, karena membuat lebih dari satu pokok pikiran atau
membuat tanda hubung kalimat yaitu tanda hubung dan.

1.4 Perangkai Dasar atauTable Kebenaran


ketika kita memiliki dua propsisi, sebut p dan q. Dari dua proposisi ini kita dapat
membuat proposisi baru (proposisi majemuk) dengan menghubungkan kedua proposisi
tersebut menggunakan kata-kata perangkai (tanda hubung) kalimat. Ada lima macam
perangkai dasar untuk membentuk proposisi majemuk, yaitu:
1. Ingkaran atau negasi, dengan lambang (~)
2. Konjungsi (dan), dengan lambang (∧)
3. Disjungsi (atau), dengan lambang (V)
4. Implikasi (jika … maka ….), dengan lambang (→)
5. Bi-implikasi ( … jika dan hanya jika …), dengan lambang (↔)
1.3.1 Ingkaran (negasi)
ingkaran atau negasi adalah lawan dari pernyataan. Ingkaran dari peryataan p
disimbolkan dengan ~p.
Tabel kebenaran:
p ~p
B S
S B
Contohnya pernyataan dan nilai kebenarannya:
1. Gunung Tambora terdapat di Nusa Tenggara Barat. (B)
2. Bath adalah mata uang Negara Filipina (S)
Contoh pernyataan, negasi, dan nilai keberanannya:
P: 12 adalah bilangan genap (B)
~p: 12 adalah bilangan ganjil (S)
1.3.1 konjungsi (dan)
konjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung dan, tetapi,
meskipun, walaupun. Lambangnya adalah ∧ pernyataan p∧q dibaca p dan q.
Table kebenaran konjungsi:
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh:
P = Doni suka film
q = Doni suka olahraga
p∧q = Doni suka film dan olahraga
1.3.2 Disjungsi (atau)
Disjungsi adalah logika matematika yang membandingkan dua obyek. Disjungsi
dicirikan dengan kata “atau” dan dilambangkan dengan “v”. Seperti dilansir The
Stanford Encyclopedia of Philosophy, pernyataan disjungsi bernilai benar jika salah satu
pernyataan benar dan salah jika keduanya salah. Artinya, disjungsi hanya bernilai salah
jika kedua pernyataan salah dan tetap bernilai benar jika hanya salah satunya yang
salah.
Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi!
p q Pvq
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh disjungsi
p: Garam terbentuk dari ikatan ion. (benar)
q: Garam terbentuk dari ikatan kovalen(salah)
p∨q: Garam terbentuk dari ikatan ion atau ikatan kovalen.
1.3.3 Implikasi
Implikasi merupakan logika matematika berupa pernyataan majemuk. Implikasi
menunjukkan hubungan sebab dan akibat, menggunakan konjungsi seperti “jika” dan
“maka”, juga disimbolkan oleh karakter "→".
Berikut adalah tabel kebenaran implikasi.
P q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh implikasi
• Jika hari cerah, maka kami akan pergi berenang. • Jika lulus ujian dengan nilai baik,
maka ibu akan membelikan sepeda. • Jika tidak bisa dibagi bilangan lain selain satu dan
dirinya sendiri, maka angka 3 adalah bilangan prima.
1.3.4 Bi-implikasi
Bi-implikasi adalah logika matematika yang ditandai dengan penggunaan kata “jika
dan hanya jika”. Implikasi ganda terjadi dalam kalimat majemuk dan diwakili oleh "↔".
Bi-implikasi benar hanya jika dua pernyataan (p dan q) keduanya benar atau keduanya
salah. Jika salah satu pernyataan salah, implikasi kondisional salah.
Berikut adalah tabel kebenaran biimplikasi:
P q P↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh biimplikasi:
P = Harga bahan makanan naik
q = Biaya kebutuhan hidup naik
P↔q = Harga bahan makanan naik jika dan hanya jika biaya kebutuhan hidup naik.
1.4 Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensi
Kuantor Universal atau kuantor umunya mempunyai simbol “∀” yang dibaca “semua” atau
“setiap”.
Contoh:
- Semua pedagang melakukan demontrasi hari ini.
- Semua tiker kereta api seluruh tujuan naik per tanggal 1 April 2015.
- Kuartor eksistensial mempunyai simbol “∃” yang dibaca “ada”, “beberapa”, “atau”,
“terdapat”.
Contoh:
- Beberapa kementrian membuka lowongan tes CPNS pada tahun 2018.
- Ada peserta tes CPNS yang lolos mengundurkan diri.

1.5 Invers, Komvers, dan Kontropisisi


Jika terdapat implikasi p ⇒ q, maka
a. Konvers :p ⇒ q
b. Invers : ~p ⇒ ~q
c. Kontraposisi : ~p ⇒ ~q
Contoh:
Diketahui implikasi
“Jika harga premium naik, maka harga kebutuhan pokok naik”
Jawaban:
 Konvers: jika harga kebutuhan pokok naik, maka harga premium naik.
 Invers: jika harga preminum TIDAK naik, maka harga kebutuhan pokok TIDAK naik.
 Kontraposisi: jika harga kebutuhan pokok TIDAK naik, maka harga premium TIDAK
naik.
1.6 Penarikan Kesimpulan
1.6.1 Modus ponens
Premis 1 :p⇒q
Premis 2 :p
Kesimpulan :q
Contoh:
Premis 1 : Jika hari ini hujan, maka Ani tidak
masuk sekolah
Premis 2 : Hari ini hujan
Kesimpulan : Ani tidak masuk sekolah

1.6.2 Modus Tollens


Premis 1 :p⇒q
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p

Contoh:
Premis 1: Jika harga BBM naik, maka tarif angkutan
umum naik.
Premis 2: Tarif angkutan umum tidak naik.
Kesimpulan: Harga BBM tidak naik.

1.6.3 Silogisme
Premis 1 :p⇒q
Premis 2 :q⇒r
Kesimpulan :p⇒r

Contoh:
Premis 1: Jika lolos tes kemampuan dasar, maka mengikuti tes kemampuan
bidang.
Premis 2: Jika mengikuti tes kemampuan bidang, maka harus belajar psikotes.
Kesimpulan: Jika lolos tes kemampuan dasar, maka harus belajar psikotes.

Anda mungkin juga menyukai