Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUGAS RUTIN 1

LOGIKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Terapan

Dosen Pengampu:

Dr. Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3 KELAS PTIK B 2021

Rizky Ramadhan (5213151027)

Sumando Oloan Simanjuntak (5213151024)

Zubaidah Br Sebayang (5213351003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang berkuasa
atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jugalah maka
Makalah Tugas Rutin 1 mata kuliah Matematika Terapan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas Makalah Tugas Rutin 1 ini tidak
terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini.

Kami berharap semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 14 Februari 2022

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN 4
Latar belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan Masalah 4
PEMBAHASAN 5
Proposisi 5
Mengkombinasikan Proposisi 6
Disjungsi Eksklusif 7
Hukum-hukum Logika Proposisi 7
Proposisi Bersyarat (Implikasi) 8
Varian Proposisi Bersyarat 9
Bikondisional (Bi-implikasi) 10
Inferensi 11
Argumen 11
Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary. 13
PENUTUP 15
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Logika merupakan cara berpikir dengan mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi
dan bukan dengan perasaan atau pengalaman. Logika sangat penting untuk dipelajari, sehingga
kami melakukan pembahasan mengenai logika dan bagian-bagiannya.

2. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:

1. Apa itu logika?


2. Apa itu proposisi?
3. Apa itu disjungsi?
4. Apa itu bikondisional?
3. Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, sehingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Matematika Terapan.


2. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tentang Logika.
3. Menemukan solusi dari suatu permasalahan yang terkait Logika.
PEMBAHASAN

1. Proposisi

1.1 Proposisi

Proposisis adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi dapat
sekaligus keduanya. Kebenarannya atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya(true value).

Contoh 1.1

Kalimat-kalimat berikut ini,

(a) Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?

(b) Serahkan uangmu Sekarang !

(c) x + 3 =8

(d) x > 3

Bukan proposisi. Kalimat a adalah tanya,sedang kalimat b adalah kalimat perintah ,kedua nya
tidak mempunyai nilai kebenaran. Dari Contoh 1.1 kita dapat menyimpulkan bahwa proposisi
selalu dinyatakan sebagai kalimat berita,bukan sebagai kalimat tanya maupun kalimat perintah.
Kalimat c dan d bukan proposisi karena kedua kaliamat tersebut tidak dapat ditentukan benar
maupun salah sebab keduanya mengandung peubah (variabel) yang tidak dispensikasikan
nilainya. Tetap kalimat

“Untuk sembarangan bilangan bulat n ≥ 0, Maka 2n adalah bilangan genap”

Adalah proposisi yang bernilai benar karena kalimat tersebut merupakan cara lain untuk
menyatakan bilangan genap. Begitu juga klimat

x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan ril


2. Mengkombinasikan Proposisi

1.2 Mengkombinasikan Proposisi

Kta dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau lebih proposisi.
Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika. Operator
logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Dua operator pertama
dinamakan operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi
,sedangkan operator ketiga dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah
proposisi.

Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Ketiganya
didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 1.2. Misalnya p dan q adalah proposisi. Konjungsi (conjunction) p dan q dinyatakan
dengan notasi p ^ q , adalah proposisi

p dan q

Disjungsi (disjunction) p dan q dinyatakan dengan notasi p ˅ q, adalah proposisi

p atau q

Ingkaran atau (negation) dan p, dinyatakan dengan notasi ~p, adalah proposisi

tidak p

Contoh 1.2

Diketahui proposisi-proposisi berikut:

P : Hari ini hujan

q : Hari ini dingin

Maka

q ˅ ~p : Hari ini dingin atau hari ini tidak hujan

atau, dengan kata lain, “Hari ini dingin atau tidak hujan”

~p ^ ~q :Hari ini tidak hujan dan hari ini tidak dingin atau, dengan kata lain, “ Hari

ini tidak hujan maupun dingin”


~(~p) : Tidak benar hari ini tidak hujan atau dengan kata lain , “ Salah bahwa hari ini

tidak hujan”

3. Disjungsi Eksklusif

1.3. Disjungsi Eksklusif

Khusus untuk disjungsi eksklusif kita menggunakan operator logika xor, untuk membedakannya
dengan inclusive or, yang definisinya adalah sebagai berikut:

Tabel kebenaran untuk operator exclusive or ditunjukkan pada tabel 1.3. dari tabel tersebut dapat
dibaca proposisi p ⊕ q hanya benar jika salah satu, tapi tidak keduannya, dari proposisi
atomiknya benar.

Tabel 1.3 Tabel kebenaran exclusive or

4. Hukum-hukum Logika Proposisi

Proposisi memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum, sebagai berikut.
Hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar proposisi karena kemiripannya
dengan hukum distributif.
Hukum-hukum logika tersebut dapat digunakan untuk membuktikan keekuivalenan dua
buah proposisi. Berikut contoh penggunaan hukum-hukum logika proposisi.

Contoh

5. Proposisi Bersyarat (Implikasi)

Proposisi majemuk dapat berbentuk proposisi bersyarat atau kondisional atau implikasi,
dimana pernyataan muncul sebagai “jika p, maka q”.

Definisi:

Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q” disebut proposisi
bersyarat dan dilambangkan dengan.

p→q

Proposisi p disebut hipotesis dan proposisi q disebut konklusi.


Contoh:

6. Varian Proposisi Bersyarat

Variasi proposisi bersyarat yaitu konvers, invers, dan kontraposisi asal p → q.

Berikut tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi bersyarat tersebut.

Contoh
7. Bikondisional (Bi-implikasi)

Proposisi bersyarat penting lainnya adalah berbentuk “p jika dan hanya jika q”
yang dinamakan bikondisional atau bi-implikasi.

Definisi:

Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “p jika dan hanya jika q”
disebut bikondisional (bi-implikasi) dan dilambangkan dengan p ←→q.

Pernyataan p←→q adalah benar bila p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama,
yakni

p ←→q benar jika p dan q keduanya benar atau p dan q keduanya salah. Tabel dibawah
adalah tabel kebenaran.
Perhatikan bahwa bikondisional p ←→q ekivalen secara logika dengan (p → q) ^ (q
→p). Keekivalenan tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah. Dengan kata lain,
pernyataan “p jika dan hanya jika q” dapat dibaca “jika p maka q dan jika q maka p”.

Terdapat sejumlah cara untuk menyatakan bikondisional p←→q dalam kata-kata,


yaitu:

(a) p jika dan hanya jika q.


(b) p adalah syarat perlu dan cukup untuk q.
(c) Jika p maka q, dan sebaliknya.
(d) p iff q.

8. Inferensi

Inteferensi adalah proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi. Terdapat 7


kaidah inferensi, yaitu modus Ponen atau law of detachment, modus Tollen, silogisme hipotesis,
silogisme disjungsif, simplifikasi, penjumlahan, dan konjungsi.

9. Argumen

Argumen merupakan sebuah deret proposisi yang dituliskan sebeagai berikut.


p disebut sebagai hipotesis atau premis, dan q disebut sebagai konklusi. Sebuah argumen
dikatakan sahih jika konklusi benar bilamana semua hipotesisnya benar; sebaliknya argumen
dikatakan invalid.

Contoh
10. Aksioma, Teorema, Lemma, dan Colollary.

Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar. Aksioma tidak memerlukan


pembuktian kebenaran lagi.

Contoh-contoh aksioma:

(a) Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x+y = y+x (hukum komutatif
penjumlahan).
(b) Jika diberikan dua buah titik yang berbeda, maka hanya ada satu garis lurus
yang melalui dua buah titik tersebut.

Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari teorema
adalah lemma dan corolarry.

Lemma adalah teorema sederhana tang digunakan dalam pembuktian teorema


lain. Corolarry adalah teorema yang dapat dibentuk langsung dari teorema yang
telah dibuktikan, atau dapat dikatakan corolarry adalah teorema yang mengikuti
dari teorema.

Contoh-contoh teorema:

(a) jika dua sisi dari sebuah segitiga sama panjnag, maka sudut yang
berlawanan dengan sisi tersebut sama besar.
(b) Untuk semua bilangan real x, y, dan z, jika x< y dan y < z, maka x <
z(hukum transitif).

Contoh corolarry:

Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut.
Corolarry ini mengikuti teorema (a) di atas.

Contoh lemma:

Jika n adalah bilangan bulat positif, maka n- 1 bilangan positif atau n- 1=0.

Pembahasan:
PENUTUP

Kesimpulan

Logika adalah sebuah metode dan prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran
yang benar dengan penalaran yang salah.

Dalan mempelajari logika matematika pasti berhubungan dengan isti;ah pernyataan,


kalimat majemuk dan ingkaran. Pernyataan-pernyataan majemuk diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Konjungsi, kata humbungnya”dan” dilambangkan dengan “˄”


2. Disjungsi, kata humbungnya”atau” dilambangkan “˅”
3. Implikasi, humbungnya “jika…maka…” dilambangkan “→”
4. Biimplikasi, humbungnya “...jika dan hanya jika…” dilambangkan
dengan”←→”

Di dalam logika matematika terdapat beberapa jenis operasi yang digunakan, diantaranya
yaitu operasi konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

Saran

Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan salah
dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk
berpikir secara lurus, efisien, dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
- Munir, Rinaldi (September 2010). Matematika Diskrit Edisi 3. Bandung: Penerbit
INFORMATIKA.

Anda mungkin juga menyukai