Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TUGAS RUTIN 2

HIMPUNAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Terapan

Dosen Pengampu

Dr. Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom

Disusun Oleh

KELOMPOK 3 KELAS PTIK B 2021

Rizky Ramadhan (5213151027)

Sumando Oloan Simanjuntak (5213151024)

Zubaidah Br Sebayang (5213351003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang berkuasa
atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jugalah maka
Makalah Tugas Rutin 2 mata kuliah Matematika Terapan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas Makalah Tugas Rutin 2 ini tidak
terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini.

Kami berharap semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 20 Oktober 2022

Penyusun

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

PENDAHULUAN 3

Latar belakang 3

Rumusan Masalah 3

Tujuan Masalah 3

PEMBAHASAN 4

Definisi Himpunan 4

Penyajian Himpunan 4

Kardinalitas 6

Jenis-jenis Himpunan 7

Operasi Terhadap Himpunan 9

Hukum-hukum Himpunan 10

Prinsip Dualitas 14

Prinsip Inklusi-Eksklusi 15

Partisi 16

Pembuktian Proposisi Himpunan 16

PENUTUP 18

Kesimpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

2
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Himpunan merupakan salah satu konsep yang penting dalam materi Matematika Diskrit,
mulai dari cara penyajian himpunan, operasi terhadap himpunan, hingga hukum-hukum
himpunan dan lainnya.

2. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain.

1. Apa yang dimaksud dengan himpunan?


2. Bagaimana cara penyajian suatu himpunan?
3. Apa yang dimaksud dengan kardinalitas? Dan lainnya.

3. Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, sehingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Matematika Terapan.


2. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tentang Himpunan.
3. Menemukan solusi dari suatu permasalahan yang terkait Himpunan.

3
PEMBAHASAN

1. Definisi Himpunan

Himpunan atau set merupakan kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang terdapat
di dalam suatu himpunan disebut sebagai elemen/unsur/anggota, sehingga dikatakan bahwa
himpunan mengandung elemen-elemennya. Anggota dari suatu himpunan tidak boleh sama.

2. Penyajian Himpunan

Terdapat empat cara dalam penyajian himpunan, yaitu enumerasi, simbol-simbol baku,
notasi pembentuk himpunan, dan diagram Venn.

Enumerasi

Penyajian himpunan secara enumerasi yaitu dengan menuliskan semua elemen himpunan
yang bersangkutan di antara dua buah tanda kurung kurawal. Berikut contoh dari penulisan
himpunan dengan enumerasi.

A = {1, 2, 3, 4}

Himpunan tersebut merupakan himpunan A yang berisi empat anggota 1, 2, 3, dan 4.


Urutan anggota dalam himpunan tidak dipermasalahkan, sehingga himpunan A dapat ditulis
sebagai berikut dan tetap dikatakan benar.

A = {3, 2, 4, 1}

Himpunan juga dapat mengelompokkan objek-objek yang tidak mempunyai hubungan


satu sama lain, asalkan antar objek tersebut saling berbeda satu sama lain. Seperti halnya
himpunan berikut.

B = {kucing, a, Amir, 10, paku}

Di dalam suatu himpunan, bisa terdapat himpunan lainnya, sehingga suatu himpunan
dapat merupakan anggota himpunan lain seperti contoh berikut.

C = { a, {t}, {{n}} }

Suatu objek dapat menjadi anggota atau bukan anggota suatu himpunan. Untuk
menyatakan keanggotaan tersebut digunakan notasi berikut.

x ∈ A untuk menyatakan x merupakan anggota himpunan A.

4
x ∉ A untuk menyatakan x bukan merupakan anggota himpunan A.

Simbol-simbol Baku

Terdapat beberapa himpunan yang khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah
baku.

Notasi Pembentuk Himpunan

Cara penyajian himpunan dengan notasi pembentuk yaitu dengan menyatakan himpunan
dengan menulis syarat yang harus dipenuhi anggotanya.

Notasi: { x | syarat yang harus dipenuhi oleh x }

Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan, yaitu:

a. Bagian kiri tanda “|” melambangkan elemen himpunan.


b. Tanda “|” dibaca dimana atau sedemikian sehingga.
c. Bagian di kanan tanda “|” menunjukkan syarat keanggotaan himpunan.
d. Setiap tanda ‘,’ di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan.

Contoh

A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5, dinyatakan sebagai

A = { x|x adalah himpunan bilangan bulat positif, lebih kecil dari 5}

Atau dalam notasi yang lebih ringkas:

A = { x | x ∈ P, x < 5 }

Yang sama dengan A = {1, 2, 3, 4}.

5
Diagram Venn

Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis, diperkenalkan oleh John Venn pada
1881. Himpunan semesta (U) digambarkan sebagai suatu persegi sedangkan himpunan lainya
digambarkan sebagai lingkaran dalam persegi tersebut. Anggota suatu himpunan berada di dalam
lingkaran. Jika dua himpunan memiliki anggota yang sama, maka digambarkan dengan lingkaran
yang saling beririsan. Anggota U yang tidak termasuk dalam di dalam himpunan manapun
digambarkan di luar lingkaran.

Contoh

U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5}, dan B = {2, 5, 6, 8}. Maka diagram Venn
digambarkan sebagai berikut.

3. Kardinalitas

Sebuah himpunan dikatakan berhingga jika terdapat n elemen berbeda yang dalam hal ini
n adalah bilangan bulat tak-negatif, sebaliknya himpunan tersebut dinamakan tak-berhingga.

Misalkan A merupakan himpunan berhingga, maka jumlah elemen berbeda di dalam A


disebut kardinal dari himpunan A.

Notasi: n(A) atau |A|

Contoh

A = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 }, maka |A| = 8, dengan
elemen-elemen A adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19.

6
4. Jenis-jenis Himpunan

Himpunan Kosong

Didefinisikan sebagai himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan
dengan kardinal = 0.

Contoh

P = { Orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka |P| = 0.

Himpunan Bagian (Subset)

Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.

Contoh

{ 1, 2, 3 } ⊆ { 1, 2, 3, 4, 5 }

7
Himpunan yang Sama

Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya
mempunyai elemen yang sama.

Contoh

Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x(x-1) = 0 }, maka A = B.

Himpunan yang Ekuivalen

Himpunan A dikatakan ekuivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari
kedua himpunan tersebut sama.

Contoh

Jika A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab |A| = |B| = 4

Himpunan Saling Lepas

Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak memiliki elemen yang
sama.

8
Contoh

Jika A = { x | x ∈ P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, … }, maka A // B.

Himpunan Kuasa

Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dari himpunan A sendiri.

Contoh

Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { Ø, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}

5. Operasi Terhadap Himpunan

a) Gabungan

Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Dinotasikan A B

Notasi : A B = {x | x Є A atau x Є B}

b) Irisan

Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.

9
Notasi : A B = {x | x Є A dan x Є B}

c) Komplemen

Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang


anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac

Notasi : Ac = {x | x Є S dan x Є A} atau

d) Selisih

Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota


himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah komplemen
himpunan B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B

Notasi : A – B = {x | x Є A dan x Є B}

e) Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )

Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang


anggotanya semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B

Secara matematis dituliskan :

A x B = {(a,b)| a Є A dan b Є B}

6. Hukum-hukum Himpunan

Hukum-hukum pada himpunan dinamakan Hukum –hukum aljabar himpunan. cukup


banyak hukum yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya dijabarkan 11 saja.
Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil seperti a (b+c) =
ab + ac , yaitu hukum distributif.

1. Hukum Identitas

A=A

AU=A

2. Hukum null/dominasi :

10
A=

AU=U

3. Hukum Komplemen :

A=U

A=

4. Hukum Idempoten :

AA = A

AA = A

5. Hukum Involusi :

=A

6. Hukum Penyerapan (absorpsi) :

A (A B) = A

A (A B) = A

7. Hukum Komutatif :

AB=BA

AB=BA

8. Hukum Asosiatif :

A (B C) = (A B) C

11
A (B C) = (A B) C

Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum –hukum
logika , dengan operator menggantikan L (dan) , sedangkan operator menggantikan V ( atau ).

1. Prinsip inklusi dan eksklusi

Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B. penggabungan dua buah
himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari himpunan A dan
himpunan B. himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen yang sama.
Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah |A | . setiap unsure yang sama itu telah
dihitung dua kali , sekali pada |A| dan sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai
satu buah elemen di dalam |A | . karena itu , jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya
adalah jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam irisannya,
atau |A| + B | -|A |

Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi –eksklusi . sejumlah lemma dan teorema yang
berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:

2. a)Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas
(disjoint) , maka |A| + B |

3. b)Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga


dan|A| + B | -|A |

4. c)Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi
beda setangkup |A| + B | -2 |A |.

Contoh :

Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5

Penyelelsaian :

Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3

B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5

12
A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis
dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).

Ø Yang ditanyakan adalah

Terlebih dahulu kita harus menghitung

|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6

Untuk mendapatkan |A| + B | – |A | = 33 + 20 – 6 = 47

Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .

Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan. untuk
tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:

Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka berhingga dan

Sedangkan untuk empat buah himpunan maka

|A ∪ B ∪ C ∪ D| = |A| + |B| + |C| + |D| – |A ∩ B| – |A ∩ C| – |A ∩ D| – |B ∩C| – |B ∩ D| – |C


∩ D| + |A ∩ B ∩ C| + |A ∩ B ∩ D| + |A ∩ C ∩ D| + |B ∩ C∩ D |– |A ∩ B ∩ C ∩ D|

Contoh :

Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah bahasa inggris , 879 orang mengambil
kuliah bahasa perancis , dan 114 mengambil kuliah bahasa jerman. Sebanyak 103 orang
mengambil kuliah bahasa inggris dan perancis, 23 orang mengambil kuliah bahasa inggris dan
jerman , dan 14 orang mengambil kuliah bahasa perancis dan bahasa jerman. Jika 2092 orang
mengambil paling sedikit satu buah kuliah bahsa inggris, bahasa jerman ., dan perancis, berapa
banyak mahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?

Penyelesaian :

Misalkan :

I = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa inggris.

13
P =himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa perancis.

J = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa jerman.

Maka ,

|I | = 1232 |P | = 879 |J| = 114 | I P | = 103

| I J | = 23 | P J | = 14 dan |I ∪ P ∪ J| = 2092

Penyulihan nilai- nilai diatas pada persamaan

|I ∪ P ∪ J| = |I | + |P | + |J| – | I P | – | I J | – | P J | + |I P J|

2092 = 1232 + 879 + 114 – 103 – 23 -14 + |I P J|

Sehingga |I P J| = 7

Jadi ada 7 orang mahasiswa yang mengambil ketiga buah kuliah bahasa inggris , perancis dan
jerman.

7. Prinsip Dualitas

Dua konsep yang berbeda dapat di pertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.

Jika kita menukar ∪ dengan ∩ dan S dengan ø dalam setiap pernyataan tentang himpunan, maka
pernyataan baru tersebut disebut dual dari pernyataan aslinya.

Misalkan s adalah pernyataan (umum) yang berkaitan dengan kesamaan dari dua ekspresi
himpunan. Masing-masing ekspresi mungkin memuat satu atau lebih pemunculan himpunan
(seperti A, Ā, B, B̅, dst), satu atau lebih pemunculan ø dan U, dan hanya operasi himpunan ∪
dan ∩. Dual dari s, dilambangkan sd adalah himpunan yang diperoleh dari s dengan mengganti:

(1) ø dengan U dan U dengan ø di dalam s

(2) ∩ dengan ∪ dan ∪ dengan ∩ di dalam s.

Misal:

s : A ∩ (A∪B) = A

sd : A ∪ (A ∩ B) =A

14
s : A ∪Β = Ā̅ ∩B̅

sd : A ∩Β = Ā̅ ∪ B̅

Contoh :

AS → kemudi mobil di kiri depan

Indonesia → kemudi mobil di kanan depan

Peraturan:

(a) di Amerika Serikat,

mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,

pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,

bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung

(b) di Indonesia,

mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,

pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,

bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung

Prinsip dualitas pada kasus diatas adalah:

Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang
berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia.

8. Prinsip Inklusi-Eksklusi

Berapa banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunana A dan B?

Penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya


berasal dari himpunan A dan himpunan B. Banyaknya elemen himpunan A dan B adalah |A ᴖ
B|. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali, sekali pada |A| dan sekalai pada |B|.
Meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen di dalam |A ᴗ B|.

| A ᴗ B | = |A| + |B| - | Aᴖ B |

15
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi. Berikut sejumlah lemma dan torema
yang berkaitan dengan peinsip ini:

Lemma, misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas(disjoint), maka | AᴗB |
= |A|+|B|

Teorema, misalkan A dan B adalah himpunan berhingga, maka | AᴗB | berhingga dan | AᴗB| =
|A| + |B|-|AᴖB|.

9. Partisi

Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong
A1,A2,... dari A sedemikian sehingga:

(a) A1ᴗ A 2ᴖ…= A, dan


(b) Himpunan bagian A saling lepas, yaitu A ᴖ A= Ø untuk i≠j

10. Pembuktian Proposisi Himpunan

1. Pembuktian dengan diagram venn.

Dengan diagram venn , pembuktian dapat dilakukan dengan cepat, ini adalah
kelebihan metode ini. Namun kekurangannya venn hanya bisa digunakan jika himpunna
yang diganbarkan tidak banyak jumlahnya. Selain itu, metode ini mengilustrasikan
ketimbang membuktikan fakta.

2. Pembuktian dengan tabel keanggotaan.

16
Kesamaan himpunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan tabel
keanggotaan. Kita menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu elemen adalah
anggota himpunan, dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan.

3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.

Aljabar himpunan mengacu pada hukum-hukum yang dikemukakan pada upabab


2.12, temasuk di dalamnya teorema-teorema, difinisi suatu operasi himpunan dna
penerapan prinsip dualitas.

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi.

Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang tidak


berbentuk kesamaan, tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya didalam
implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian.

17
PENUTUP

Kesimpulan

Himpunan merupakan salah satu materi penting dalam matematika diskrit, disini kita
telah memahami mengenai definisi dari himpunan itu sendiri, bagaimana penyajian dari
himpunan, memahami kardinalitas, memahami jenis-jenis himpunan, bagaimana operasi
terhadap himpunan, apa saja hukum-hukum pada himpunan, apa itu prinsip dualitas dan prinsip
inklusi-eksklusi, apa itu partisi, dan bagaimana pembuktian proposisi himpunan.

Saran

Diharapkan dengan membaca makalah ini pembaca dapat terus melatih diri dengan
mengerjakan tugas-tugas mengenai himpunan untuk menambah pengetahuan mengenai
himpunan.

18
DAFTAR PUSTAKA
- Munir, Rinaldi (September 2010). Matematika Diskrit Edisi 3. Bandung: Penerbit
INFORMATIKA.
- Suryana (22 Maret 2017). PENGERTIAN HIMPUNAN,Jenis-Jenis Himpunan,Operasi
Himpunan,Prinsip Dualitas, Dan Relasi Dan sifat Relasi Biner. Salah Paham Informatika.

19

Anda mungkin juga menyukai