Anda di halaman 1dari 111

i

KONSEP DASAR MATEMATIKA

i
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengutrangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana
Pasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

ii
Nurlev Avana, M.Pd.
Randi Eka Putra, M.Pd.
Puput Wahyu Hidayat, M.Pd.

KONSEP DASAR MATEMATIKA

PENERBIT YAYASAN BARCODE


2020

iii
KONSEP DASAR MATEMATIKA

Penulis:
Nurlev Avana, M.Pd.
Randi Eka Putra, M.Pd.
Puput Wahyu Hidayat, M.Pd.

Tata Letak/Desain Cover:


Sulaiman Sahabuddin, S.Pd.i

Copyright © 2020

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


ISBN: 978-623-7642-45-9

15 X 23 cm
Diterbitkan pertama kali oleh:
YAYASAN BARCODE

Divisi Publikasi dan Penelitian


Jl. Kesatuan 3 No. 9 Kelurahan Maccini Parang
Kecamatan Makassar Kota Makassar
Email: penerbitbarcode@gmail.com
Website : www.yayasanbarcode.com
HP. 0853-4039-1342

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum wr,wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah
dan rahmat-Nya, sehingga Buku Ajar Konsep Dasar Matematika
untuk Tingkat Perguruan Tinggi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Buku ajar Konsep Dasar Matematika ini terdiri dari 8 Bab
Materi Perkuliahan, yang terdiri dari (1) Himpunan, (2) Logika
Matematika, (3) Faktor dan Kelipatan, (4) Persmaan Linear dan
Persamaan Kuadrat, (5) Pertidaksamaan, (6) Relasi dan Fungsi,
(7) Bangun-Bangun Geometri, (8) Pemecahan Masalah dalam
Matematika.
Materi ini merupakan satu kesatuan materi yang dipelajari
oleh mahasiswa secara menyeluruh dan tidak terpisahkan selama
satu semester karena merupakan satu kesatuan yang utuh dalam
Capaian Kompetensi di Rencana Pembelajaran Semester.
Tujuan diterbitkan buku ini untuk membantu mahasiswa
agar dapat menguasai konsep dasar matematika secara mudah,
dan utuh. Di samping itu pula, buku ini dapat digunakan sebagai
acuan bagi dosen yang mengampu mata kuliah Konsep Dasar
Matematika ataupun mata kuliah matematika yang lain. Isi buku
ini memuat 5 komponen utama yaitu: pendahuluan, penyajian
materi, rangkuman, latihan dan daftar pustaka.
Buku Ajar ini merupakan buku terbitan edisi pertama
yang tentunya masih butuh disempurnakan. Oleh karena itu,
saran dan masukan oleh para pengguna sangat kami harapkan
untuk kesempurnaan isi buku ajar ini di masa yang akan datang.
Semoga Buku Ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,
dosen dan siapa saja yang menggunakannya untuk kemajuan

v
pendidikan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muara Bungo (STKIP-MB) khususnya dan kemajuan pendidikan
di Indonesia pada umumnya.
Penulis

vi
DAFTAR ISI

Kata pengantar _ v
Daftar isi _ vii

BAB I HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan _ 1
B. Keanggotaan Himpunan _ 5
C. Operasi Pada Himpunan _ 6
BAB II LOGIKA MATEMATIKA
A. Pengertian Logika Matematika_10
B. Pengertian Proporsi (Kenyataan) _10
C. Memahami Penghubung Pada Proporsi (Konjungsi,
Disjungsi,
Implikasi, Biimplikasi)_12
D. Mengetahui Dan Memahami Proporsi Berkuantor_18
E. Negasi Pernyataan Berkuantor_21
BAB III FAKTOR DAN KELIPATAN
A. Mendeskripsikan Konsep Faktor Dan Kelipatan_24
B. Menentukan Kelipatan Dan Faktor Persekutuan_26
C. Menentukan Kelipatan Terkecil (KPK)_27
D. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)_28
E. Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan KPK
Dan FBP_28
BAB IV PERSMAAN LINEAR DAN DAN PERSAMAAN
KUADRAT
A. Pernyataan (Kalimat Terbuka)_32
B. Pernyataan (Kalimat Tertutup)_35
C. Persamaan Linear_36
D. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)_37
E. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)_40

vii
F. Persamaan Linear_45
G. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)_46
H. Persamaan Kuadrat_47
I. Sifat-sifat Akar Persamaan Kuadrat_51
BAB V PERTIDAKSAMAAN
A. Pengertian Pertidaksamaan_54
B. Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_58
C. Pengertian Pertidaksamaan Kuadrat_59
BAB VI RELASI DAN FUNGSI
A. Relasi_63
B. Fungsi_67
C. Diagram Kartesius_69
D. Diagram Panah_71
E. Himpunan Pasangan Berurutan_73
BAB VII BANGUN-BANGUN GEOMETRI
A. Pengertian Ruas Garis, Sinar Garis, Garis Dan Sudut_78
B. Unsur dan Jenis-jenis Bangun Datar Dan Bangun
Ruang_81
BAB VIII PEMECAHAN MASALAH DALAM
MATEMATIKA
A. Pengertian Masalah Dalam Matematika_90
B. Jenis-jenis Masalah Dalam Matematika_92
C. Pengertian Problem Solving_94
D. Langkah-langkah Penggunaan Metode Problem
Solving_94
E. Menyelesaikan Masalah Pada Soal Cerita Dengan
Menggunakan Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Dalam Matematika_95
DAFTAR PUSTAKA_98

viii
BAB I
HIMPUNAN

A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang
dapat didefinisikan dengan jelas. Benda atau objek dalam
himpunan disebut elemen atau anggota himpunan.
Contoh himpunan:
 Himpunan warna lampu lalu lintas, anggota
himpunannya adalah merah, kuning, dan hijau.
 Himpunan bilangan prima kurang dari 10, anggota
himpunannya adalah 2, 3, 5, dan 7.
Contoh bukan himpunan:
 Kumpulan baju-baju bagus.
 Kumpulan makanan enak.
Notasi himpunan dilambangkan menggunakan huruf
kapital (A, B, …). Benda atau objek yang termasuk dalam
himpunan tersebut ditulis di antara tanda kurung kurawal
{...}. Anggota suatu himpunan dinotasikan dengan ∈,
sedangkan yang bukan anggota himpunan dinotasikan
dengan ∉.
Banyak anggota suatu himpunan dinyatakan dengan n.
Contoh:
 A adalah himpunan bilangan positif kurang dari 5.
Anggota himpunan bilangan positif kurang dari 5
adalah 1, 2, 3, dan 4.
Jadi, A = {1, 2, 3, 4} dan n(A) = 4.
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai anggota. Notasi himpunan kosong adalah { }

1
atau ø.
Contoh:
 N adalah himpunan bilangan negatif yang lebih
besar dari nol. N dalam notasi himpunan adalahN =
{ } karena semua bilangan negatif kurang dari nol.
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat
semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.
Notasi himpunan semesta adalah S.
Contoh:
 Misalkan, himpunan P = {2, 3, 5, 7}. Himpunan
semesta yang mungkin dari P adalah S = {bilangan
cacah} atauS = {bilangan prima}.
Cara Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1. Dengan menyebutkan semua anggotanya (roster)
yang diletakkan di dalam sepasang tanda kurung
kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan
dengan tanda koma. Cara ini disebut juga
cara Tabulasi.
Contoh:
 A = {a, i, u, e, o}
 B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
Sabtu, Minggu}
 C = {merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
ungu}
2. Menyatakan himpunan menggunakan kata-
kata(deskripsi) atau menyebut syarat-syaratnya.
Contoh:
 A = { bilangan cacah kurang dari 30 }
 B = { nama-nama hari dalam satu minggu}
 C = { bilangan asli antara 6 sampai 20 }

2
3. Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan
ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum (role) dari
anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan
menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-
sifatnya himpunan berikut ini :
 A adalah himpunan bilangan asli antara 1
dan 6
Penyelesaian :
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya A =
{2, 3, 4, 5} dengan menulis sifat-sifatnya A
= {x | 1 < x < Asli}6, x}
 B adalah himpunan bilangan asli yang
kurang dari 10
Penyelesaian :
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya B = {
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } dengan menulis
sifat-sifatnya B = {x | x < 10, x  bilangan
asli}
 C adalah himpunan bilangan genap yang
kurang dari 10
Penyelesaian :
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya C= {2,
4, 6, 8 } dengan menulis sifat-sifatnya A =
{x | x < 10, x  bilangan genap}
4. Himpunan juga dapat di sajikan secara
grafis (Diagram Venn). Penyajian himpunan dengan
diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli
matematika Inggris bernama John Venn tahun 1881.
Himpunan semesta digambarkan dengan segiempat

3
dan himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam
segiempat tersebut.
Contoh :
1. Misalkan U = {1, 2,...,7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan
B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:

2. Misalkan S = {1, 2,...., 8, 9},A = {1, 2, 3, 4, 5},


B = {2, 5, 6, 7}
Diagram venn :

3. Misalkan S = {-2, -1, 0,..,8, 9},A = {1, 2,..,8, 9},


P = {2, 3, 5, 7}
Diagram venn

4
B. Keanggotaan Himpunan
Nama suatu himpunan biasanya menggunakan huruf
kapital seperti A, B, C, dan X. Sedangkan anggota suatu
himpunan biasanya dinotasikan dengan huruf kecil seperti a,
b, c, x, dan y. Misalnya H adalah himpunan semua huruf
hidup dalam alfabet Latin maka benda-benda yang termasuk
dalam himpunan H adalah a, i, u, e, dan o.
Benda-benda yang masuk dalam suatu himpunan
disebut sebagai anggota himpunan tersebut. Notasi untuk
‖ sedangkan notasi untukmenyatakan anggota suatu
himpunan adalah ― H, dan H, e H, u  H, i‖. Dengan
demikian abukan anggota adalah ― H. Istilah anggota yang
digunakan H dan d  H, c  H sedangkan b o di atas
dapat diganti dengan istilah elemen atau unsur.
Contoh :
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-
anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis: a A; b  A; dan c  A
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis: d  A. Banyaknya anggota himpunan

5
C. Operasi pada himpunan
1. Irisan himpunan
Irisan adalah dua himpunan yang bagian-bagiannya
menjadi anggota dari keduanya.
A irisan B ditulis A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}, B= {2, 3, 5, 7, 11}
A ∩ B = {2, 3, 5}
2. Gabungan Himpunan
Gabungan adalah dua himpunan yang anggotanya
hanya bilangan itu saja misalnya anggota bilangan A
saja, anggota bilangan B saja dan anggota A, B
keduanya.
A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}
3. Selisih
Selisih dari himpunan A dan himpunan B adalah
jumlah seluruh anggota A yang bukan anggota B.
A Selisih B ditulis A-B = {x | x ∈ A atau x Ï B}
Contoh :
A= {1, 2, 3, 4, 5}, B= {2, 3, 5, 7, 11}
A-B = {1, 4}
4. Komplemen himpunan
Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan
yang anggotaanggotanya merupakan anggota S tetapi
bukan anggota A. Komplemen A dinotasikan dengan A C
atau A’ (ACatauA’ dibaca: komplemen A).
Komplemen A ditulis A1 atau Ac = {x | x ∈ S dan x Ï
A}

6
Contoh :
A= {1, 2, … , 5}
S = {bil. Asli kurang dari 10}
Ac = {6, 7, 8, 9}
5. Beda setangkup
Beda setangkup adalah antara dua buah himpunan
dinyatakan oleh tanda ― . Misalkan A dan B adalah
himpunan, maka beda ⊕" setangkup A dan B
dinotasikan oleh:
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
=(A – B) ∪ (B – A)
Jadi dinyatakan dalam diagram venn nya adalah
Contoh:
Jika A = {2,3,5,7} dan B = {1,2,3,4,5}
Maka A⊕B = {1,4,7}
CONTOH SOAL
Soal No. 1
Di perusahaan apple terdapat 69 orang pelamar yang harus
mengikuti tes tertulis dan tes wawancara agar dapat diterima
sebagai karyawan. Dan ternyata ada 32 orang pelamar lulus
untuk tes wawancara, lalu kemudian ada 48 orang pelamar lulus
untuk tes tertulis, dan akhirnya ada juga 6 orang pelamar yang
tidak mengikuti kedua tes tersebut.
Maka hitunglah berapa banyak pelamar yang akan diterima
sebagai karyawan ?
Jawaban nya :
Misalkan banyak pelamar tadi yang diterima sebagai karyawan
kita asumsikan sebagai huruf x.
Banyak pelamar yang hanya lulus tes wawancara ada 32 – x
orang pelamar.

7
Banyak pelamar yang hanya lulus tes tertulis ada 48 – x orang
pelamar.
Banyak pelamar yang tidak mengikuti kedua tes ada 6 orang
pelamar.
Maka himpunan tersebut dapat digambarkan dengan bentuk
diagram venn seperti gambar yang di bawah ini :

Bentuk diagram venn


Banyak pelamar yang diterima sebagai karyawan ialah :
32 – x + x + 48 – x = 69
80 – x = 69
x = 80 – 69
x = 11 orang pelamar
Jadi, banyak pelamar yang akan diterima sebagai karyawan di
perusahaan apple ialah = 11 orang pelamar.
Soal No. 2
Diketahui S = {1, 2, 3, …, 10} adalah himpunan semesta. Jika A
= {1, 2, 3, 4} dan B = {2, 3, 5, 7}, tentukan?
a. anggota AC
b. anggota BC
c. anggota (A∩ B)C.
Penyelesaian:
Diketahui
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10}
A = {1, 2, 3, 4}
B = {2, 3, 5, 7}

8
a. AC = {5, 6, 7, 8, 9, 10}
b. BC = {1, 4, 6, 8, 9, 10}
c. Untuk menentukan anggota (A ∩ B)C, tentukan terlebih dahulu
anggota dari A ∩ B.
A ∩ B = {2, 3} jadi (A ∩ B)C = {1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}

Soal No. 3
Diketahui :
A = {x │1 ≤ x < 15, x adalah bilangan asli}
B = himpunan bilangan genap yang kurang dari 10
Ditanya : A ∪ B ?
Penyelesaian :
Dari kedua himpunan tersebut kita dapat menyebutkan untuk
anggota :
A = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14}
B = {2,4,6,8,}
Sedemikian sehingga A ∪ B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14}
Soal No. 4
Diketahui : S = {0, 1, 2 ,....,.. 10}, A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}, dan B = {1,
2, 3, 4, 8}
Tentukan : a. A-B? Dan B-A?
Penyelesaian :
a. A-B = {5, 6, 7}
b. B-A = {8}
Soal No. 5
Ditentukan :
A = {x | x < 6, x ∊ bilangan asli}
B = {x | x ≤ 6, x ∊ bilangan cacah}
A ∩ B adalah…
penyelesaian :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A ∩ B = {1, 2, 3, 4, 5}

9
BAB II
LOGIKA MATEMATIKA

A. Pengertian Logika Matematika


Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika
yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan
menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Logika matematika adalah sebuah cabang matematika
yang merupakan gabungan dari ilmu logika dan ilmu
matematika. Logika matematika akan memberikan landasan
tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan. Hal paling
penting yang akan kalian dapatkan dengan mempelajari
logika matematika adalah kemampuan dalam mengambil
dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.
Materi logika matematika yang akan dibahas kali ini adalah
mengenai pernyataan, negasi , disjungsi , konjungsi ,
implikasi , biimplikasi.
B. Pengertian Proporsi (Kenyataan)
Kernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai
benar atau salah, akan tetapi tidak semua kalimat
berhubungan dengan logika. Hanya kalimat yang bernilai
benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran.
Kalimat tersebut dinamakan proposisi(preposition).
Sebuah proposisi(proposition) atau statement ialah
sebuah kalimat deklaratif yang memiliki tepat satu nilai
kebenaran, yaitu:”Benar”(B) atau ”Salah”(S).Kalimat
tanya atau kalimat perintah tidak dianggap sebagai
pernyataan.
Contoh proporsi
a. 1 + 2 = 3

10
b. Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c. 6 adalah bilangan prima
d. Warna bendera RI adalah merah putih
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat proposisi
karena dapat diketahui benar/salahnya. Kalimat (a) dan (b)
bernilai benar, sedangkan kalimat (c) dan (d) bernilai salah
Contoh bukan proporsi
a. x + 2 = 10.
b. Minumlah sirup ini dua kali sehari.
c. Alangkah cantiknya gadis itu
Apabila dua perbandingan atau rasio besar atau nilai nya
sama, maka akan membentuk sebuah proporsi.Jadi proporsi
adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua
perbandingan adalah sama. Perbandingannya dinyatakan
sebagai berikut:
a/b = c/d
atau
a.d = b.c
CONTOH
Misalnya Putu membeli 3 lusin buku dengan harga Rp
36.000,00, kemudian di toko yang sama Ahmad
membeli 5 lusin buku seharga Rp 60.000,00. Apakah
permasalahan ini merupakan proporsi?
Untuk mengetahui apakah masalah di atas merupakan
proporsi atau bukan, kita harus mencari rasio antara
Putu dengan Ahmad. Kita harus cari rasio antara jumlah
buku yang dibeli oleh Putu dan Ahmad, maka:
=>Putu : Ahmad = 3 : 5
Sekarang kita cari rasio harga yang dibayarkan oleh
Putu dan Ahmad, maka:
=>Putu : Ahmad = 36000 : 60000
=>Putu : Ahmad = 3 : 5

11
Karena rasio jumlah buku yang dibeli dengan harga
yang dibayarkan sama maka masalah di atas merupakan
proporsi.
C. Memahami penghubung pada proposisi (konjungsi,
disjungsi, implikasi, biimplikasi)
1. KONJUNGSI
Konjungsi adalah suatu kalimat majemuk yang
menggunakan kata hubung "DAN /"AND". Notasinya
adalah "^".

Contoh kalimat 1:
premis 1(p): Ayam adalah unggas. (BENAR)
premis 2(q): Burung kutilang adalah
mamalia. (SALAH)
konjungsi(p^q): Ayam adalah unggas dan burung
kutilang adalah mamalia. (SALAH)
Contoh kalimat 2:
premis 1(p): Andi adalah seorang
mahasiswa. (BENAR)
premis 2(q): Andi adalah seorang karyawan
perusahaan swasta. (BENAR)
konjungsi(p^q):Andi adalah seorang
mahasiswa dan karyawan perusahaan
swasta.(BENAR)
Contoh kalimat 3 :
Premis1(p): 4 + 2 = 6 (BENAR )
Premis (q) : Ibu kota jawa Timur adalah Surabaya (
BENAR)

12
Konjugsi (p^q): 4+2=6 dan Ibu kota jawa timur
adalah Surabaya
Tabel kebenaran dari konjungsi:

Catatan: Konjungsi baru bernilai benar apabila


kedua premis bernilai benar. Jika salah satu atau
kedua premis bernilai salah maka nilai pernyataan
/ kalimat tersebut salah.

2. DISJUNGSI
Disjungsi adalah suatu kalimat majemuk yang
menggunakan kata hubung "ATAU"/"OR". Notasinya
adalah "v".

13
Contoh kalimat disjungsi 1:
premis 1(p): Dalam pelajaran TIK, siswa
menggunakan komputer sekolah. (BENAR)
premis 2(q): Dalam pelajaran TIK, siswa boleh
membawa laptop sendiri. (BENAR)
disjungsi(pvq): Dalam pelajaran TIK, siswa boleh
menggunakan komputer sekolah ataumembawa
laptop sendiri. (BENAR)
Contoh kalimat disjungsi 2:
premis 1(p): Air adalah benda cair. (BENAR)
premis 2(q): Es adalah air yang
mendidih. (SALAH)
disjungsi(pvq): Air adalah benda cair atau es
adalah air yang mendidih. (BENAR)
Contoh kalimat disjungsi 3:
premis 1(p): paus adalah mamalia (BENAR)
premis 2(q): paus adalah Herbivora (SALAH )
disjungsi(pvq): Paus adalah mamalia atau
herbivore (BENAR)
Tabel kebenaran dari disjungsi :

catatan: Disjungsi bernilai salah apabila kedua


premis pembentuknya bernilai salah. Jika salah
satu atau kedua premis bernilai benar maka
disjungsi bernilai benar.

14
3. IMPLIKASI
Implikasi adalah kalimat majemuk yang
menggunakan kata hubung "JIKA" p "MAKA" q.
Implikasi disebut juga kalimat bersyarat tunggal artinya
jika kalimat p bernilai benar maka kalimat q pun akan
bernilai benar juga. Notasi dari implikasi adalah "=>".
p => q dapat dibaca dengan beberapa cara, di antaranya:
 Jika p maka q.
 q jika p.
 p adalah syarat yang cukup untuk q.
 q adalah syarat yang diperlukan untuk p.

Contoh implikasi 1:
premis 1(p): Anita kuliah di Universitas Gadjah
Mada. (BENAR)
premis 2(q): Anita adalah mahasiswa. (BENAR)

15
implikasi(p=>q): Jika Anita kuliah di Universitas
Gadjah Madamaka Anita adalah mahasiswa.
(BENAR)
Contoh implikasi 2:
premis 1(p): 2+2=7. (SALAH)
premis 2(q): 6x2=12. (BENAR)implikasi(p=>q)

implikasi(p=>q): Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BEN


AR)
Contoh implikasi 3 :
premis 1(p): Andi belajar dengan aplikasi ruang
guru (BENAR)
premis 2(q): Andi dapat belajar dimana saja
(BENAR)
implikasi(p=>q): Jika Andi belajar dengan
aplikasi ruang guru maka Andi dapat belajar
dimana saja . (BENAR)
Tabel kebenaran implikasi:

catatan: Implikasi baru bernilai salah bila nilai dari


pernyataan (q) setelah kata "maka" bernilai salah.
Ini disebabkan pernyataan setelah "maka" adalah
kesimpulan dari kalimat majemuk tersebut.

4. BIIMPLIKASI

16
Biimplikasi merupakan kalimat bersyarat
ganda.Biimplikasi menggunakan kata hubung JIKA
DAN HANYA JIKA. Notasinya: "<=>"

Contoh Kalimat 1 :
premis 1(p): Persegi memiliki 5 simetri lipat
(SALAH)
premis 2(q): Persegi memiliki 2 simetri putar
(SALAH)
Bimplikasi(p<=>q): Persegi memiliki lima simetri
lipat jika dan hanya jika memiliki 2 simetri putar
(BENAR)

Contoh Kalimat 2 :
premis 1(p): 30×2+ 60 (BENAR )
premis 2(q): 60 adalah bilangan ganjil (SALAH)
Bimplikasi(p<=>q): 30×2 =60 jika dan hanya jika
60 adalah bilangan ganjil ( SALAH)
Contoh Kalimat 3 :
premis 1(p): Lisa memberikan uang kepada
adiknya.(SALAH)
premis 2(q): lisa lulus ujian (SALAH)

17
Bimplikasi(p<=>q): Lisa akan memberikan uang
kepada adiknya jika dan hanya jika ia lulus ujian
(BENAR)
Tabel kebenaran biimplikasi:

D. Mengetahui dan memahami proposisi berkuantor


A. PengertianProposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk
kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh.
Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya,
disangsikan,
disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya,
proposisi adalah pernyataan mengenaihal-
halyangdapatdinilaibenaratausalah.
B. Fungsi Proposisi
Fungsi proposisi adalah suatu kalimat terbuka di
dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan
diberikan secara eksplisit atau implisit) yang
mengandung satu buah variabel atau lebih.
Fungsi proposisi dinyatakan sebagai P(x) dimana
P adalah predikat dan x adalah variabel.P(x) bukanlah
proposisi selama nilai x belum disubstitusikan, tetapi
ketika nilai x disubstitusikan maka P(x) menjadi
proposisi.

18
Contoh: P(x) = x > 2. Dimana P adalah predikat ―lebih
dari 2‖ untuk variabel x.
Nilai kebenaran dari fungsi proposisi yaitu Apabila
pengganti dari variabel 𝑥 disubstitusikan ke P(x) dan
memenuhi predikat P maka fungsi proposisi bernilai
benar, jika tidak memenuhi maka bernilai salah.
Contoh :
 Jika P(x) = 1 + x > 5 didefinisikan pada A =
himpunan bilangan asli, maka P(x)
bernilaibenar untuk x = 5, 6, 7, . . .
 Jika Q(x) = x + 3 < 1 didefinisikan pada A =
himpunan bilangan asli, tidak ada x
yang menyebabkan Q(x) bernilai benar.
 Jika R(x) = x + 3 > 1 didefinisikan pada A =
himpunan bilangan asli, maka R(x) bernilai
benar untuk x = 1, 2, 3,.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi proposisi
adalah suatu pernyataan yang mengandung variabel yang
nilai kebenarannya belum dapat ditentukan (belum pasti).
Dan jika variabel tersebut diganti konstanta dari semesta
yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi kalimat yang
bernilai benar saja atau bernilai salah saja
(proposisi/kalimat tertutup).
C. Simbol Proposisi
Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
dalam proposisi :
1. Simbol kebenaran : true and false
2. Simbol konstanta : a, b, c, d
3. Simbol variabel : x, y, z, w
4. Simbol fungsi : f, g, h
5. Simbol predikat : P, Q, R, S

19
D. Pernyataan Berkuantor
Kuantor adalah suatu istilah yang menyatakan
―berapa banyak‖ dari suatu objek dalam suatu
sistem.Kalimat kuantor disebut juga sebagai kalimat
umum (general). Pernyataan bersskuantor adalah salah
satu cara mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi
suatu kalimat tertutup atau pernyataan, sehingga nilai
kebenarannya dapat ditentukan.
Terdapat dua jenis pernyataan berkuantor, yaitu
kuantor universal (umum) dan kuantor eksistensial
(khusus).
1. Kuantor Universal (Umum)
Jika A suatu ekspresi logika dan x adalah
variabel, maka jika ingin menentukan bahwa A adalah
bernilai benar untuk semua nilai yang dimungkinkan
untuk x akan ditulis (∀x)A. Disini ∀x disebut kuantor
universal, dengan A adalah scope dari kuantor.
Variabel x disebut terikat (bound) dengan kuantor.
Simbol ∀ menggantikan kata ―untuk semua‖ atau
―untuk setiap‖
Contoh :
A. Semua herbivora memakan tumbuhan
B. Semua bintang K-POP pandai menari
C. Semua artis India berhidung mancung
D. Semua manusia tdak kekal
E. Semua hewan akan mati
Jawaban :
A. Jika kambing memakan tumbuhan,maka
kambing hewan herbivore.
B. Jika hioona adalah bintang K–POP,maka ia
pandai menari

20
C. Jika karnal adalah artis India,maka ia
berhidung mancung
D. Jika manusia tidak kekal,maka manusia
akan meninggal
E. Jika hewan akan mati,maka hewan tidak
selamanya hidup
2. Kuantor Eksistensial (Khusus)
Jika A suatu ekspresi logika dan x adalah
variabel, maka jika ingin menentukan bahwa A adalah
bernilai benar untuk untuk sekurang-kurangnya satu
dari x, maka akan ditulis (Ǝx)A. Disini Ǝx disebut
kuantor eksistensial, dengan A adalah scope (lingkup)
dari kuantor. Variabel x disebut terikat (bound) dengan
kuantor. Simbol Ǝ menggantikan kata ―ada‖,
―beberapa‖ atau ―tidak semua‖.
Contoh :
A. Beberapa hewan adalah pemakan
tumbuhan.
B. Beberapa penyanyi tidak pandai menyanyi
C. Beberapa bilangan genap adalah bilangan
prima
Jawaban :
A. Sekurang kurangnya ada seekor hewan
yang pemakan tumbuhan.
B. Sekurang kurangnya ada seorang penyanyi
yang tidak pandai menyanyi.
C. Sekurang kurangnya ada satu bilangan
genap yang merupakan bilangan prima.
E. Negasi Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor, seperti halnya pernyataan
tunggal atau majemuk, dapat dinegasikan atau
diingkarkan.Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
pernyataan berkuantor terdiri dari pernyataan berkuantor

21
universal dan eksistensial.Maka ingkaran/negasi dari
pernyataan berkuantor juga terdiri dari dua negasi
pernyataan berkuantor, yaitu negasi kuantor universal dan
negasi kuantor eksistensial.
1. Negasi Kuantor Universal (Negasi Kuantor Umum)
Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung
kuantor universal adalah ekivalen dengan pernyataan
yang mengandung kuantor eksistensial (fungsi pernyataan
yang dinegasikan).
Dapat disimpulkan bahwa, negasi dari kuantor
universal adalah kuantor ekstensial ~(∀x)P(x) (x)~P(x)
Negasi dari ―semua (setiap) …‖ ≡ ada (beberapa)
…yang tidak …‖.
Misalkan :
1. P : semua bilangan bulat adalah
positif (∀x)(B(x)→P(x))
~p : ada bilangan bulat yang tidak
positif (x)(B(x) Λ ~P(x))

2. q : semua bilangan asli adalah


positif (∀x)(A(x)→P(x))
~q : beberapa bilangan asli yang tidak
positif (x)(A(x) Λ ~P(x))
3. p : semua mahasiswa STKIP-MB pandai
mengaji (∀x)(B(x)→P(x))
~p : Tidak semua mahasiswa STKIP-MB
pandai mengaji (x)(B(x) Λ ~P(x))
2. Negasi Kuantor Eksistensial (Negasi Kuantor Khusus)
Negasi dari suatu pernyataan yang mengandung
kuantor eksistensial adalah ekivalen dengan pernyataan

22
yang mengandung kuantor universal (fungsi pernyataan
yang dinegasikan).
Dapat disimpulkan bahwa, negasi dari kuantor
ekstensial adalah kuantor universal.~( x)P(x) (x)~P(x)
Negasi dari ―ada (beberapa / terdapat) …‖ ≡ semua
(setiap) … tidak …‖.
Misalkan :
1. p : ada bilangan prima adalah bilangan
genap(x)(P(x) Λ G(x))
~p : semua bilangan prima bukan bilangan
genap (x)(P(x)→~G(x))
2. q : ada wanita yang menyukai sepak bola
(x)(W(x) Λ B(x))
~q : semua wanita tidak menyukai sepak
bola(x)(W(x)→ ~B(x))
3. q : ada anak yang menyukai boneka
(x)(W(x) Λ B(x))
~q : semua anak tidak menyukai
boneka (x)(W(x)→ ~B(x))
4. P : Ada bilangan prima yang habis di bagi
tiga(x)(W(x) Λ B(x))
~p : semua bilangan prima tidak ada yang
habis di bagi tiga(x)(W(x)→ ~B(x))
5. q : ada beberapa penyanyi POP bisa
bernyanyi dangdut(x)(W(x) Λ B(x))
~q : semua penyanyi POP tidak bisa bernyanyi
dangdut (x)(W(x)→ ~B(x))

23
BAB III
FAKTOR DAN KELIPATAN

A. Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan


1. Kelipatan
Kelipatan suatu bilangan bisa diperoleh dengan
cara menambahkan bilangan tersebut dari bilangan
sebelumnya atau mengalihkan bilangan tersebut dengan
1,2,3,4, dan seterusnya.
Contoh :
a. Tulislah 10 bilangan kelipatan 2 ?
Jawab :
Kelipatan 2 = 2,4,6,8,10,12,14,16,18,20,22
b. Bilangan kelipatan 8 yang kurang dari 30
adalah ?
Jawab :
Kelipatan 8 = 8,16,24,32,40,48,56
Kelipatan 8 yang kurang dari 50 adalah 8,16,
dan 24
c. Tulislah 5 bilangan ganjil ?
Jawab :
Bilangan ganjil dari 5 angka adalah 1,3,7,9,11
2. Faktor
Faktor suatu bilangan bisa diperoleh dengan
menentukan bilangan-bilangan yang membagi habis
bilangan tersebut.
Cara lain untuk menentukan faktor dari sebuah
bilangan adalah menentukan perkalian dua bilangan yang
hasilnya merupakan bilangan tersebut. Dengan
ketentuan,bilangan yang sama hanya ditulis satu kali.

24
Contoh:
a. Tentukan semua bilangan yang merupakan
faktor 24 ?
24 1 2 3 4 6 8 12 24
24 12 8 6 4 3 2 1

Maka, F 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24

b. Tuliskan faktor dari 20 yang lebih dari 7 ?


20
1 20
2 10
4 5
5 4
10 2
20 1

F 20 = 1,2,4,5,10,20
F 20 yang lebih dari 7 = 10 dan 20
c. Tulisakan faktor dari 60 ?
Jawab :
60
1 60
2 30
3 10
5 2

F 60 = 1,2,3,5

25
B. Menentukan Kelipatan dan Faktor Persekutuan
1. Kelipatan Persekutuan
Kelipatan persekutuan (KPK) dari dua bilangan
adalah kelipatan dari dua bilangan tersebut yang sama.
Contoh :
a. Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah ?
Jawab :
K4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

K6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60

KP 4 dan KP 6 adalah 12,24,36


b. Kelipatan persekutuan 2 dan 3 yang terletak
diantara 10 dan 20 adalah ?
Jawab :
K2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

K3 3 6 9 12 15 18 21

KP 2 dan 3 antara 20 dan 30 adalah 12 dan 18


c. Carilah KPK dari 20 dan 12?
Jawab :
K 20 40 60 80
20
K 12 24 36 48 60 70
12
KP 20 dan KP 12 adalah 40 dan 48
2. Faktor Persekutuan
Faktor persekutuan (FPB) dari dua bilangan adalah
faktor dari dua bilangan tersebut yang sama.
Contoh :
a. Faktor persekutuan dari 16 dan 20 adalah ?
Jawab :

26
F 16 = 1,2,4,8,16
F 20 = 1,2,4,5,10,20
FP 16 dan 20 = 1,2, dan 4
b. Faktor persekutuan dari 30 dan 18 adalah ?
Jawab :
F 30 = 1,2,3,5,6,10,15,30
F 18 = 1,2,3,6,9,18
FP 30 dan 18 = 1,2,3, dan 6
c. Carilah FPB dari bilangan 20 dan 12 ?
Jawab :
F20 = 1,2,4,5,10,20
F12 = 1,2,3,4,6,12
FP 20 dan 12 = 4
C. Menentukan Kelipatan Terkecil (KPK)
Langkah-langkah menentukan kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah :
Menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan.
Menentukan kelipatan persekutuan dari dua bilangan
tersebut.
Menentukan kelipatan persekutuan yang nilainya paling
kecil.
Contoh :
a. Tentukan KPK dari 8 dan 12 ?
Jawab :
K8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72
K12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84
KP 8 dan 12 = 24, 48, 72
KPK dari 8 dan 12 = 24
b. Tentukan KPK dari 6 dan 4 ?
Jawab :
6= 2 x 3
4 = 2 x 2 = 22

27
c. Tentukan KPK dari 8 dan 6 ?
Jawab :
8 = 2 x 2 x 2 = 23
6=2x3
KPK dari 8 dan 6 = 23 x 3 = 9 x 3 = 24
D. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Langkah-langkah menentukan faktor persekutuan
terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah :
Menentukan faktor dari masing-masing bilangan.
Menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan tersebut.
Menentukan faktor persekutuan yang nilainya paling besar.
Contoh :
a. Tentukan FPB dari 15 dan 20 ?
Jawab :
F 15 = 1,3,5,15
F 20 = 1,2,4,5,10,20
FP 15 dan 20 = 1,3,5
FPB 15 dan 30 = 5
b. Tentukan FPB dari 24 dan 45 ?
Jawab :
F 24 = 1,2,3,4,6,8,12,24
F 45 = 1,3,5,9,15,45
FP 24 dan 45 = 1,3
FPB 24 dan 45 = 3
E. Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan KPK
dan FPB
Perhatikan soal cerita berikut :
1. Rio dan dimas suka berenang. Rio berenang setiap 6
hari sekali, sedangkan dimas berenang setiap 3 hari
sekali. Jika hari ini mereka berenang bersama, berapa
hari lagi mereka akan berenang bersama?
Penyelesaian :

28
Masalah diatas dapat diselesaikan engan menggunakan
KPK
K6 = 6,12,18,24,30
K3 = 3,6,9,12
KPK 6 dan 3 = 6
Jadi, mereka akan berenang bersama 6 hari lagi.
2. Ibu mempunyai 16 apel dan 40 jeruk. Ibu akan
memasukkan buah-buahan tersebut dalam beberapa
kantong plastik. Isi setiap plastik sama. Beberapa
jumlah plastik terbanyak yang dibutuhkan ibu?
Jawaban :
Masalah diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan
FPB
F16 = 1,2,4,8,16
F40 = 1,2,4,5,8,10,20,40
FPB 16 dan 40 = 8
Jadi,jumlah plastik terbanyak yang dibutuhkan ibu
adalah 8.
3. Ibu berbelanja ke pasar setiap 4 hari sekali. Bibi
berbelanja ke pasar setiap 7 hari sekali. Pada tanggal 11
maret 2012 ibu dan bibi berbelanja ke pasar bersamaan.
Tanggal berapa ibu dan bibi akan ke pasar bersama
kembali untuk kedua kalinya?
Jawaban :
Untuk menyelesaikan masalah diatas dengan
menggunakan KPK
KPK dari 4 dan 7 adalah 28
Kemudian 28 + 11 = 39
39 – 31 (banyak hari bulan maret ) = 8 april 2012
Jadi ibu dan bibi akan ke pasar untuk kedua kalinya
pada tanggal 8 april 2012.
Ketiga kalinya pada tanggal 6 mei 2012

29
Yaitu 8 (april) + 28 = 36 – 30 (banyak hari bula april) =
6 mei 2012
Contoh Soal Tentang Faktor Persekutuan Dan Kelipatan
Persekutuan
1. Carilah FPB dari 6,9, dan 18 ?
Pembahasan :
Faktor dari 6 adalah {1,2,3,6}
Faktor dari 9 adalah {1,3,9}
Faktor dari 18 adalah {1,2,3,6,9,18}
Faktor persekutuan dari ketiga bilangan tersebut adalah
1,2,3
Nilai terbesar dari faktor tersebut adalah 3 maka FPB
dari 6,9,dan 18 adalah 3
2. Tentukan FPB dari 48,72,dan 96 ?
Pembahasan :
Carilah terlebih dahulu faktorisasi dari ketiga bilangan
tersebut

Dari ketiga pohon faktor di atas,kita memperoleh :


48 = 16 x 3
72 = 8 x 9
96 = 32 x 3
Untuk mencari FPB maka gunakanlah faktor prima yang
sama dan juga pangkat terkecil, maka FPB dari 48,72,
dan 96 adalah 23 x 3 = 8 x 3 = 24

30
3. Tentukan KPK dari 6 dan 9 ?
Pembahasan :
Kelipatan dari 6 adalah = {6,12,18,24,30,36,42,48,54}
Kelipatan dari 9 adalah = {9,18,27,36,45,54,63,72,81}
Kelipatan yang sama dari kedua bilangan tersebut adalah
18 maka KPK dari 6 dan 9 adalah 18.
4. Carilah KPK dari 42,63,dan 84 ?
Pembahasan :

Dari pohon faktor tersebut kita memperoleh :


42 = 2x3x7
63 = 32x7
84 = 22x3x7
Untuk mencari KPK gunakanlah faktor prima yang
berbeda dan memiliki pangkat terbesar.
KPK = 22X32X7 = 252
Maka KPK dari 42,63,dan 84 adalah 252

5. Bentuk faktorisasi FPB dari bilangan 24,36,dan 72


adalah...
Pembahasan :
24 = 23x3
36 = 22x32
72 = 23x32
FPB = 22x3

31
BAB IV
PERSAMAAN LINEAR DAN PERSAMAAN
KUADRAT

A. Pernyataan (Kalimat Terbuka)


Pernyataan atau kalimat terbuka adalah suatu kalimat
yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau
salah) karena mengandung variabel. Pernyataan terbuka
cenderung menerima jawaban panjang.Suatu kalimat
terbuka dengan variabel x dilambangkan dengan p(x), q(x),
r(x), dan sebagainya.

32
Misalnya: p(x) = 2x + 1 = 5, x elemen R
* Apabila variabel x pada p(x) diganti dengan 2, maka
p(2) = 2(2) + 1 = 5 (benar)
Kalimat terbuka p(x) menjadi pernyataan yang bernilai benar
* Apabila variabel x pada p(x) diganti dengan bilangan
selain 2, misal 3 maka
p(3) = 2(3) + 1 = 5 (salah)
Kalimat terbuka p(x) menjadi pernyataan yang bernilai
salah.
Bilangan pengganti variabel disebut konstanta,
dan konstanta yang menjadikan suatu kalimat terbuka
menjadi suatu pernyataan yang bernilai benar
disebut penyelesaian kalimat terbuka.
Contoh Soal:
Contoh 1
Kalimat berikut ini yang merupakan pernyataan adalah
A. Banyaknya titik sudut suatu segitiga adalah 3
B. Matahari terbit dari sebeleh barat
C. Satu minggu terdiri atas 7 hari
D. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
E. Jumlah dari tiga buah bilangn yang sama adalah 15
Pembahasan:
A. Banyaknya titik sudut suatu segitiga adalah 3
merupakan pernyataan yang bernilai benar, sebab
suatu segitiga memiliki 3 buah titik sudut
B. Matahari terbit dari sebelah barat merupakan
pernyataan yang bernilai salah, sebab matahari
terbit dari sebelah timur
C. Satu minggu terdiri atas 7 hari merupakan
pernyataan yang bernilai benar
D. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
merupakan pernyataan yang bernilai salah, sebab

33
ada bilangan prima yang merupakan bilangan
genap, yaitu 2
E. Jumlah dari tiga buah bilangan yang sama adalah
15 bukan merupakan pernyataan, sebab belum
dapat ditentukan nilai kebenarannya.
Jika ketiga bilangan yang sama itu adalah 5 maka
kalimat di atas menjadi pernyataan yang bernilai
benar. Tetapi jika ketiga bilangan yang sama itu
bukanlah 5, maka kalimatnya menjadi sebuah
pernyataan yang bernilai salah. -------> Jawaban: E
Contoh 2
Berikut ini yang merupakan pernyataan yang bernilai
benar adalah.....
A. x2 + 2x - 3 ≥ 0 untuk x = -1
B. 3x - 5 = 4 untuk x = 2
C. Grafik fungsi f(x) = x2 - 2x - 8 melalui titik (-2,0)
D. (x + 3)2 > 0 untuk semua x anggota bilangan real
E. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 50°, 70°,
80°
Pembahasan:
A. x2 + 2x - 3 ≥ 0 untuk x = -1
x = -1 --> (-1)2 + 2(-1) - 3 = -4 ≥ 0 (bernilai salah)
B. 3x - 5 = 4 untuk x = 2
x = 2 --> 3(2) - 5 = 1 = 4 (bernilai salah)
C. Grafik fungsi f(x) = x2 - 2x - 8 melalui titik (-2,0)
y = x2 - 2x - 8
0 = (-2)2 - 2(-2) - 8
0=4+4-8
0 = 0 (bernilai benar)
D. (x + 3)2 > 0 untuk semua x anggota bilangan real
untuk x = -3 maka (-3 + 3)2 = 0 > 0 (bernilai salah)
E. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 50°, 70°,
80°

34
Jumlah sudut-sudut dalam segitiga adalah 180°
50° + 70° + 80° = 200° (bernilai salah) ----> Jawaban: C
Contoh 3
Agar kalimat terbuka sin α = √3/2 bernilai benar,
maka α = . . . .
A. π /6 B. π/4 C. π/2 D. 2π/3 E. π
Pembahasan:
sin α = √3/2
sin α = sin π/3 <=> α = π/3 atau
sin α = sin 2π/3 <=> α = 2π/3 ---->Jawaban: D

B. Pernyataan (Kalimat Tertutup)


1. Pernyataan
Pernyataan atau kalimat tertutup adalah suatu
kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja,
tidak sekaligus benar dan salah. Dan lebih cenderung
menerima jawaban lebih pendek Suatu pernyataan
biasanya dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r, s,
dan sebagainya.
2. Nilai Kebenaran dari suatu Pernyataan
Nilai benar atau nilai salah dari suatu pernyataan
disebut nilai kebenaran. Nilai kebenaran dapat ditentukan
dengan cara empiris dan non empiris.
Cara empiris adalah cara menentukan nilai
kebenaran suatu pernyataan berdasarkan fakta pada saat
itu (bergantung pada ruang dan waktu). Sedangkan
cara non empiris adalah cara menetukan nilai kebenaran
suatu pernyataan berdasarkan bukti-bukti atau
perhitungan-perhitungan dalam matematika (pernyataan
bersifat mutlak).
Nilai kebenaran dari suatu pernyataan dinotasikan
dengan huruf yunani, yaitu τ (dibaca: tau) yang berasal
dari kata asing truth berarti kebenaran. Suatu pernyataan

35
yang benar memiliki nilai kebenaran B (benar) sedangkan
suatu pernyataan yang salah memiliki nilai kebenaran S
(salah).
Contoh:
p : Hasil kali 4 dan 5 adalah 20
Pernyataan p benar sebab 4 x 5 = 20. Dengan
demikian pernyataan p memiliki nilai kebenaran B
(benar), ditulis τ(p) = B.
3. Ingkaran (Negasi) dari suatu Pernyataan
Ingkaran (negasi) dari suatu pernyataan adalah
suatu pernyataan baru yang diperoleh dari pernyataan
semula sedemikian sehingga jika pernyataan semula
bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah, dan jika
pernyataan semula bernilai salah, maka ingkarannya
bernilai benar. Ingkaran pernyataan p dinotasikan dengan
~p.
Tabel kebenaran yang menunjukan hubungan antara
pernyataan p dan ingkarannya ~p adalah sebagai berikut.

Ingkaran pernyataan p dapat diperoleh dengan cara


menambahkan kalimat "tidak benar bahwa" di depan
pernyataan p, atau dengan menyisipkan perkataan "tidak"
atau "bukan" di dalam pernyataan p.
C. Persamaan linear
Persamaan linear adalah sebuah persamaan aljabar,
yang tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian
konstanta dengan variabel tunggal. Persamaan ini dikatakan
linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan
sebagai garis lurus dalam.

36
D. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Adalah sistem persamaan yang lebih dari satu atau dua
persamaan liniear dua variabel sejenis dan persamaan liniear
dua variabel membentuk sistem persamaan liniear dua
variabel.
Ciri – Ciri SPLDV
1. Menggunakan relasi tanda sama dengan ( = )
2. Memiliki dua variabel
3. Kedua variabel tersebut memiliki derajat satu
(berpangkat satu )
Sifat persamaan linear :
1. Suatu persamaan tidak berubah nilainya jika di
tambah atau dikurang dengan bilangan yang sama.
2. Suatu persamaan tidak berubah nilainya jika kedua
ruas dikalikan atau di bagi dengan bilangan yang
sama.
Persamaan itu, tidak akan berubah apabila kita ganti
menjadi, misalnya;
i) 8000x + 2000 = 40000 + 2000
ii) 8000x – 2000 = 40000 – 2000
Dalam persamaan linear, penjumlahan dan
pengurangan angka di kedua ruas tidak akan mengubah
persamaan tersebut. Itu artinya, persamaan bernilai sama
dengan persamaan i dan persamaan ii.
Hal ini juga berlaku apabila kita ganti menjadi, misalnya
a) 8000x X 5 = 40000 X 5
b) 8000x : 5 = 40000 : 5

Hal – hal Yang Berhubungan Dengan SPLDV


a. Suku

37
Suku yaitu bagian dari suatu bentuk aljabar yang
terdiri dari variabel, koefisien dan konstanta. Dan setiap
suku di pisahkan dengan tanda baca penjumlahan ataupun
pengurangan
b. Variabel
Variabel , yaitu peubah atau pengganti suatu bilangan
yang biasanya dilambangkan dengan huruf seperti x dan y
.
c. Koefisien
Koefisien yaitu suatu bilangan yang menyatakan
banyaknya suatu jumlah variabel yang sejenis. Koefisien
disebut juga dengan bilangan yang ada di depan variabel,
karena penulisan sebuah persamaan koefifien berada di
depan variabel
d. Konstanta
Konstanta yaitu bilangan yang tidak diikuti dengan
variabel, maka nilainya tetap atau konstan untuk
berapapun nilai perubahnya
Contoh soal 1 :
Yana membeli 2 kg gula pasir dan 3 kg beras seharga
Rp.27.000, dan ibi membeli 3 kg gula pasir dan 3 kg
beras dengan harga Rp. 33.000. Tentukan harga 1 kg
gula pasir dan 1 kg beras?
Misalkan harga gula pasir = x dan beras = y
2x+3y= 27.000 (1)
3x+3y=33.000 (2)
Eliminasi y dari persamaan (1) dan (2)
2x+3y = 27.000
3x+3y= 33.000 -
-x = -6.000
x = 6.000
subsitusi x = 6.000 pada salah satu persamaan, misalkan
pada persamaan (1)

38
2x+3y = 27.000
2(6.000)+3y= 27.000
12.000+3y = 27.000
3y = 15.000
y=5.000
Jadi, harga 1 kg gula pasir adalah Rp. 6.000 dan harga 1
kg beras Rp. 5.000
Contoh soal 2
Penyelesaian dari sistem persamaan 3x+5y = -9 dan
5x+7y = -19 adalah x dan y. Nilai 4x+3y adalah ….
Penyelesaian :
3x+5y = -9 |x5| 15x+25y = -45
5x+7y = -19 |x3| 15x+21y = -57 –
4y = 12
y =3
selanjutnya nilai y kita substitusikan kedalam salah satu
persamaan.
misalnya kita ambil 3x+5y = -9 sehingga
3x+5y = -9
3x+5.3 = -9
3x+15 = -9
3x = -9 – 15
3x = -24
x = -8
Nilai 4x+3y = 4(-8) + 3.3 = -32 + 9 = -23
Contoh soal 3
Harga 2kg salak dan 3 kg jeruk adalah Rp 32.000,00,
sedangkan harga 3 kg salak dan 2kg jeruk adalah Rp
33.000,00. Harga 1kg salak dan 5 kg jeruk adalah
….
Penyelesaian :
Misalnya :
s = harga 1 kg salak

39
j = harga 1 kg jeruk
sehingga
2s+3j = 32.000 |x3| 6s+9j = 96.000
3s+2j = 33.000 |x2| 6s+4j = 66.000 –

5j = 30.000
j = 6.000
Selanjutnya kita substitusikan ke dalam salah satu
persamaan, misalkan ke dalam persamaan
2s+3j = 32.000 sehingga
2s+3j = 32.000
2s+3(6.000) = 32.000
2s+18.000 = 32.000
2s = 32.000 – 18.000
2s = 14.000
s = 7.000, Harga 1kg salak dan 5kg jeruk yaitu 7.000 +
5(6.000) = 7.000 + 30.000 = 37.000
E. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Merupakan bentuk perluasan dari sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV). Yang mana, pada sistem
persamaan linear tiga variabel terdiri dari tiga persamaan
yang masing-masing persamaan memiliki tiga variabel
(misal x, y dan z).
Contoh soal 1
Ahmad membeli di sebuah Toko peralatan sekolah
berupa 4 buah penggaris, 6 buah buku tulis dan 2
buah pena dengan menghabiskan biaya sebesar Rp
19.000,00. Di Toko yang sama Sulaiman berbelanja
3 buah buku tulis dan sebuah penggaris dengan
menghabiskan uang Rp 7.000,00. Jika harga sebuah
penggaris adalah Rp 1.000,00 maka berpakah harga
pena? Untuk menyelesaikan kasus diatas, kita dapat

40
menggunakan konsep sistem persamaan tiga
variabel.
Pembahasan!
Dimisalkan bahwa;
X = harga sebuah penggaris
Y = harga sebuah buku
Z = harga sebuah pena
Diketahui:
4X + 6Y + 2Z = 19.000 persamaan (I)
3Y + X = 7.000 persamaan (II)
X = 1.000 persamaan (III)
Ditanya:
Z=?
Dijawab:
Kita selesaikan terlebih dahulu persamaan (II)
dengan bantuan persamaan (III), untuk mengetahui
nilai Y (harga sebuah buku).
3Y + X = 7.000 ( X = 1.000 )
3Y + 1.000 = 7.000
3Y = 7.000 – 1.000
3Y = 6.000
Y = 6.000/3
Y = 2.000 persamaan (IV)
Kita lanjutkan untuk menyelesaikan persamaan (I)
dengan bantuan persamaan (III) dan persamaan
(IV) yang dihasilkan dari penghitungan di atas
untuk mencari nilai Z (harga sebuah pena).
Kita sudah memiliki nilai;
Y = 2.000 dan,
X = 1.000.
Maka,
4X + 6Y + 2Z = 19.000
4(1.000) + 6(2.000) + 2Z = 19.000

41
4.000 + 12.000 + 2Z = 19.000
16.000 + 2Z = 19.000
2Z = 19.000 – 16.000
2Z = 3.000
Z = 3.000/2
Z = 1.500
Sudah terjawab masing – masing nilai X, Y dan Z
sebagai berikut;
X = 1.000
Y = 2.000
Z = 1.500
Jadi, harga sebuah pena adalah Rp 1.500,00
Contoh soal 2
Fira, Devy, dan Selly pergi bersama-sama ke toko
buah. Fira membeli 2 kg apel, 2 jeruk dan 1 kg pir
dengan harga Rp.67.000,00. Devy membeli 3 kg
apel, 1 kg jeruk, dan 1 kg pir dengan harga
Rp.61.000,00.
Dan selly membeli 1 kg apel, 3 kg jeruk, dan 2 kg
pir dengan harga Rp.80.000,00. Maka tentukanlah 1
kg apel, 1 kg jeruk, dan 4 kg pir.
Pembahasan :
misalkan:
Apel = x
Jeruk = y
Pir = z
Sistem persamaan linear :
1) 2x + 2y + z = 67.000
2) 3x + y + z = 61.000
3) X + 3y + 2z = 80.000
Ditanya :x+y+4z= …?
Persamaan 1 dan 2
2x + 2y + z = 67.000

42
3x + y + z = 61.000 –
-x + y = 6.000 (persamaan 4)
Persamaan 2 dan 3
3x + y + z = 61.000|x2| 6x + 2y + 2z = 122.000
x + 3y + 2z = 80.000|x1| x + 3y + 2z = 80.000 –
5x – y = 42.000 (persamaan 5)
Persamaan 4 dan 5
5x – y = 42.000
-x + y = 6.000 +
4x = 48.000
x = 12.000
jika –x + y = 6.000
– 12.000 + y = 6.000
y = 6.000 + 12.000
y = 18.000
Jika 2x + 2y + z = 67.000
2 (12.000) + 2 . (18.000) + z = 67.000
24.000 + 32.000 + z = 67.000
z = 67.000 – 24.000 – 32.000
z = 7.000
jadi untuk x + y + 4z ialah
= 12.000 + 18.000 + 4 . (7.000)
= Rp.58.000,00

Persamaan kuadrat
Persamaan kuadrat yaitu merupakan suatu
persamaan dari variabel yang mempunyai pangkat
tertinggi dua. Bentuk umumnya adalah: Dengan a, b,
merupakan koefisien, dan c adalah konstanta, serta a ≠ 0.
Penyelesaian atau pemecahan dari sebuah persamaan ini
disebut sebagai akar-akar persamaan kuarat.
Sifat – Sifat Akar Persamaan Kuadrat yaitu sebagai
berikut :

43
1. Jika D>0, maka persamaan kuadrat memiliki
dua akar real yang berlebihan
Jika D tidak berbentuk kuadrat sempurna,maka
kedua akarnya rasional
2. Jika D=0, maka persamaan kuadrat mempunyai
dua akar yang sama (akar kembar), real, dan
rasional.
3. Jika D<0, maka persamaan kuadrat tidak
mempunyai akar real atau kedua akarnya tidak
real (imajiner)
Contoh soal 1
Jika sebuah persamaan kuadrat x2 - 3x + 2. Maka
nilai a, b dan c adalah :
Pembahasan
Seperti yang kita ketahui, Bentuk umum persamaan
kuadrat yaitu y = ax2 + bx + c dengan a ≠ 0 dan a
merupakan koefisien dari x2, b merupakan koefisien
dari x, sedangkan c adalah koefisien konstanta atau
biasa disebut juga suku bebas.
2
Dari persamaan : x - 3x + 2, maka dapat kita
simpulkan bahwa : a = 1, b = -3 dan c = 2
Contoh soal 2
Jika Bentuk umum dari persamaan x2 - 16 = 7(x - 4)
adalah ax2 + bx + c = 0, maka nilai a, b, c secara
berturut-turut adalah :
Pembahasan
Terlebih dahulu ubahlah persamaan x2 - 16 = 7(x - 4)
kedalam bentuk ax2 + bx + c =
⇔ x2 - 16 = 7(x - 4)
⇔ x2 - 16 = 7x - 28
⇔ x2 - 16 - 7x + 28

44
⇔ x2 - 7x + 12
Dengan demikian nilai a = 1, b = -7 dan c = 12

Contoh soal 3
Jika Bentuk umum dari persamaan (2x - 1)(x - 5)
adalah ax2 + bx + c = 0, maka nilai a, b, c secara
berturut-turut adalah :
Pembahasan
Terlebih dahulu ubahlah persamaan (2x - 1)(x - 5)
kedalam bentuk ax2 + bx + c = 0
⇔ (2x - 1)(x - 5)
⇔ 2x2 - 10x - x + 6
⇔ 2x2 - 10x - x + 6
⇔ 2x2 - 11x + 6
Dengan demikian : nilai a = 2, b = -11 dan c = 6
F. Persamaan Liner
Persamaan linear adalah sebuah persamaan aljabar
yang tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian
konstanta dengan variable tunggal.

Contoh grafik dari suatu persamaan liner dengan nilai


m=0,5,dan c=2 (garis merah)

45
Bentuk umum untuk persamaan liner adalah dalam
hari ini,konstanta m akan menggambarkan gradient garis,dan
konstanta c merupakan titik potong garis dengan sumbuu-y.
persamaan lain,seperti x3,y1/2 dan bukanlah persamaan
liner.
G. Sistem Persamaan Liner Dua Variabel (SPLDV)
Sisetm persamaan liner dua variable adalah system
persamaan liner yang terdiri dari dua persamaan dimana
masing-masing persamaan memiliki dua variable. Contoh
SPLDV dengan variable x dan y :
Dimana a,b,c,p,q,dan r adalah bilangan-bilangan real.
1. Metode Grafik
Pada materi grafik ini,langkah-langkah yang
dilakukan pertama adalah menentukan grafik dari
masing-masing persamaan kemudian menentukan titik
potong dari kedua garis.
Contoh Soal:
Tentukah penyelesaian dari SPLDV berikut:

\
Jawab:
Langkah pertama tentukan garis dari masing-
masing persamaan.

46
Setelah diperoleh grafik dari kedua persamaan,
sekarang menentukan titik potong dari kedua garis
dan menentukan koordinat dari titik potong
tesebut.

Dari grafik sistem persamaan linear diatas


diperoleh titik potong dengan koordinat, sehingga
penyelesaian dari SPLDV adalah. Untuk
membuktikan penyelesaian dari SPLDV,
penyelesaian tersebut kita subtitusikan ke
persamaan dengan dan.
H. Persamaan Kuadrat
Didalam matematika, kuadrat berarti akar kuadrat dari
bilangan x sama dengan bilangan r sedimikian sehingga
r2=x, atau, didalam perkataan lain, bilangan r yang bila

47
dikuadratkan (hasil kali dengan bilangan itu sendiri) sama
dengan x.
Contoh soal 1:
Jika sebuah persamaan kuadrat x2 - 3x + 2. Maka nilai
a, b dan c adalah
A. 1, -3, 2
B. 1, 3, 2
C. 1, -3, -2
D. 1, 3, -2
Pembahasan
Seperti yang kita ketahui, Bentuk umum persamaan
kuadrat yaitu y = ax2 + bx + c dengan a ≠ 0 dan a
merupakan koefisien dari x2, b merupakan koefisien
dari x, sedangkan c adalah koefisien konstanta atau
biasa disebut juga suku bebas.
Dari persamaan : x2 - 3x + 2, maka dapat kita
simpulkan bahwa :
a=1
b = -3 dan
c=2
Jawab : A
Soal No.2
Jika sebuah persamaan kuadrat x2 - 6. Maka nilai a, b
dan c adalah :
A. 1, -6, 1
B. 1, -6, 0
C. 1, 0, -6
D. 1, 0, 6
Pembahasan:
Ingat, persamaan kuadrat secara umum : y = ax2 + bx
+ c membolehkan b dan c diset 0, namun tidak berlaku
untuk a. Sehingga terkadang kita akan mendapat

48
persamaan kuadrat seperti : y = ax2 + bx atau y = ax2
+c
Dengan demikian, dari persamaan kuadrat : x2 - 6,
maka nilai a=1, b = 0 dan c = -6.
Jawab: C
Soal No.3
Jika Bentuk umum dari persamaan x2 - 16 = 7(x - 4)
adalah ax2 + bx + c = 0, maka nilai a, b, c secara
berturut-turut adalah :
A. 1, -7 dan 12
B. 1, 7 dan 12
C. 1, -16 dan 7
D. 1, 7 dan 20
Pembahasan:
Terlebih dahulu ubahlah persamaan x2 - 16 = 7(x - 4)
kedalam bentuk ax2 + bx +c= 0
⇔x2 - 16 = 7(x - 4)
⇔x2 - 16 = 7x - 28
⇔x2 - 16 - 7x + 28
⇔x2 - 7x + 12
Dengan demikian nilai a = 1, b = -7 dan c = 12
Jawab : A
1. Macam-macam Akar Persamaan Kuadrat
Untuk menentukan macam – macam akar
persamaan kuadrat,kita juga dapat menggunakan rumus D
= b2 -4ac. Jika terbentuk nilai D maka kita akan dengan
mudah kita menemukan akar-akarnya. Berikutnya ini
beberapa jenis persamaan kuadrat secara umum :
a. Akar Real ( D > 0 )
Akar real berlainan bila = D > 0
Contoh Soal 1 :
Tentukan jenis akar dari persamaan berikut ini :

49
X2 + 4x + 2 = 0 !
Penyelesaian :
Dari persamaan = x2 + 4x + 2 = 0
Diketahui :
A=1
B=4
C=2
Jawab :
D = b2 – 4ac
D = 42 – 4(1)(2)
D = 16 – 8
D = 8 (D>8, maka akarnya pun merupakan akar real
tapi berbeda)
Akar real sama X1 = X2 bila D = 0
Contoh Soal 2 :
Buktikan bahwa persamaan berikut ini memiliki akar
real kembar
2x2 + 4x + 2 = 0
Penyelesaian :
Dari persamaan = 2x2 + 4x + 2 = 0
Diketahu :
A=2
B=4
C=2
Jawab :
D = b2 – 4ac
D = 42 – 4(2)(2)
D = 16 – 16
D = 0 (D=0,terbukti bahwa akar real dan kembar)
b. Akar Imajiner/Tidak Real ( D < 0 )
Contoh soal 1 :
Tentukan jenis akar dari persamaan berikut ini :
X2 + 2X + 4 = 0

50
Penyelesaian :
Dari persamaan = X2 + 2X + 4 = 0
Diketahui :
A=1
B=2
C=4
Jawaban :
D = b2 – 4ac
D = 22 – 4(1)(4)
D = 4 – 16
D = -12 (D<0,Maka akar-akarnya adalah tidak real)
c. Akar Rasional (D = K2 )
Contoh soal 1:
Tentukan jenis akar dari persamaan berikut ini :
X2 + 4X + 3 = 0
Penyelesaian :
Dari persamaan = x2 + 4x + = 0

Diketahui :
A=1
B=4
C=3
Jawab :
D = b2 – 4ac
D = 42 – 4(1)(3)
D = 16 – 12
D = 4 = 22 = K2 (Karena D=K2=4,Maka akar
persamaan adalah akar rasional)
I. Sifat-Sifat Akar Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat juga mempunyai beberapa
jenis- jenis nya,yaitu sebagai berikut :Akar-akar persamaan
kuadrat sangat ditentukan oleh nilai diskriminan (D=b2-4ac)

51
yang membedakan jenis akar-akar persamaan kuadrat 3 yaitu
:
Jika D>0, maka persamaan kuadrat memiliki dua akar
real yang berlainan.
Jika D berbentuk kuadrat sempurna, maka kedua
akar nya rasional.
Jika D tidak berbentuk kuadrat sempurna, maka
kedua akhirnya irasional.
Jika D=0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua
akar yang sama (akar kembar), real dan rasional.
Jika D <0, maka persamaan kuadrat tidak mempunyai
akar real atau kedua akarnya tidak real(imajiner).
Bentuk perluasan untuk akar-akr real:
1. Kedua akar positif
D>0
X1 + X2>0
X1 + X2>0
2. Kedua Akar Negatif
D>0
X1 + X2<0
X1X2 >0
3. Kedua Akar Berlainan Tanda
D>0
X1X2<0
4. Kedua Akar Bertanda Sama
D>0
X1X2>0
5. Kedua Akar Saling Berlawanan
D>0
X1 + X2 = 0(b = 0 )
X1X2 <0
6. Kedua Akar Saling Berkebalikan
D>0

52
X1X2 = 1 (c = a )
Contoh Soal Akar Persamaan Kuadrat
Tentukan jenis akar dari persamaan berikut ini :
X2 + 4X + 2 = 0
Penyelesaian
dari persamaan = x2 + 4x + 2 = 0
diketahui
a=1
b=4
c=2
Jawab
D = b2 – 4ac
D = 42 -4(1)(2)
D = 16-8
D 8 (D > 8,Maka akarnya pun merupakan akar real
tapi berbeda)

53
BAB V
PERTIDAKSAMAAN

A. Pengertian Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka dimana ruas
kiri dan kanannya dihubungkan dengan tanda
pertidaksamaan ―>‖ (lebih dari), ―<‖ (kurang dari) , ―≥‖
(lebih besar dari dan sama dengan‖ atau ―≤‖ (lebih kecil dari
dan sama dengan).
Contoh:
1. x < 5
Ini berarti bahwa nilai x selalu lebih kecil dari 5, dan
tidak sama atau lebih besar dari 5. Dalam garis
bilangan di bawah ini daerah yang diarsir merupakan
nilai x yang memenuhi.

2. x ≥ 3
Ini berarti bahwa nilai x selalu lebih besar atau sama
dengan 3 dan tidak lebih kecil dari 3.

Sifat-sifat
1. Arti pertidaksamaan tidak akan berubah apabila tiap-tiap
ruas/sisi ditambah atau dikurangi dengan bilangan nyata

54
yang sama. Hal ini mengakibatkan bahwa sembarang
suku bisa dipindahkan dari satu sisi ke sisi lain dalam
suatu pertidaksamaan, dengan syarat tanda suku diubah.
Contoh 1:
a > b, dapat diubah menjadi
a+c>b+c
a–b=0
Contoh 2:
5>2
5+3>2+3
5–2>3–3
3=0
2. Arti sebuah pertidaksamaan tidak berubah apabila tiap sisi
dikalikan atau dibagi dengan bilangan positip yang sama.
Contoh 1:
a > b dan k > 0, dapat dikalikan atau dibagi,
hasilnya:
ka > kb

Contoh 2:
8 > 2 dan 2 > 0
8.2>2.2
8/2>2/2
4>1
3. Arti sebuah pertidaksamaan berubah apabila tiap-tiap sisi
dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatip yang sama.
Contoh 1:
a < b dan k < 0 , dapat dikalikan atau dibagi,
hasilnya:
ka < kb

55
Contoh 2:
2 < 8 dan 2 < 0
2.2<2.8
2/2<8/2
1<4
4. Apabila a > b dan a, b, n adalah positip, maka an> bn ,
tetapi a-n< b-n
Contoh 1:
5 > 3, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:

Contoh 2:
4 > 2, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:
42 > 22 atau 16 > 4
5. Apabila a < b dan a, b adalah negatip, n adalah positip,
genap, maka an> bn
Contoh 1:
-5 < -3, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:

Contoh 2:
- 7 < - 5, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:
- 72 > - 52 atau 49 > 25
6. Apabila a < b dan a, b adalah negatip, n adalah positip,
ganjil, maka an< bn
Contoh 1:
-5 < -4,, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:

Contoh 2:
- 72 < - 52, maka dapat dipangkatkan, hasilnya:
- 72 < -52 atau 49 < 25
7. Apabila a > b dan c > d , maka ( a + c ) > ( b + d )

56
Contoh 1:
-4 > -10 dan 5 > 3 , maka hasilnya:

Contoh 2:
- 6 > - 12 dan 7 > 5, maka hasilnya:
(-6 + 7) > (-12 + 3) atau 1 > -9
8. Apabila a > b > 0 dan c > d > 0 , maka ac > bd
Contoh 1:
5 > 4 > 0 dan 3 > 2 > 0 , maka hasilnya:

Contoh 2:
7 > 6 > 0 dan 5 > 2 > 0, maka hasilnya:
(7)(5) > (6)(2) atau 35 > 12
9. Penggabungan dua pertidaksamaan.
Dua pertidaksamaan dapat digabung dengan kata dan
atau atau.
- dan artinya irisan pertidaksamaan I dan II harus
memenuhi keduanya.
Contoh 1:
X < 5 dan x ≥ 3
Irisannya:

- atau artinya salah satu dipenuhi (gabungan)


Contoh 2:
X < 5 dan x > 7
Artinya berlaku untuk x < 5 atau berlaku untuk x > 7

57
B. Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
(PtLSV)
Pertidaksamaan linear satu variabel yaitu kalimat
terbuka yang hanya memiliki satu variabel dan berderajat
satu dan memuat hubungan (<,>> atau < ). Lihatlah
kalimat-kalimat berikut ini:

1. X>6
2. 3x – 3 < 8
3. 3b > b + 6
4. 5n – 3 < 3n + 2
Kalimat-kalimat terbuka di atas memakai tanda
hubung <, >, > atau <. Kalimat tersebut dinamakan dengan
pertidaksamaan.
“Masing-masing pertidaksamaan itu hanya mempunyai satu
variabel, yaitu x,a dan n. Pertidaksamaan tersebut
dinamakan pertidaksamaan satu variabel. Peubah (variabel)
pertidaksamaan di atas berpangkat satu atau juga disebut
berderajat satu jadi dinamakan pertidaksamaan linear.”
Contoh soal 1
2x – 3 > 5
2x > 5 + 3
2x > 8
X>4
Contoh soal 2
3x + 6 > 7 ( x – 2 )
3x + 6 > 7x – 14
14 + 6 > 7x – 3x
20 > 4x
5 > x atau x < 5

C. Pengertian Pertidaksamaan Kuadrat

58
Pengertian pertidaksamaan kuadrat adalah
pertidaksamaan yang memiliki variabel paling tinggi
berpangkat dua. Dalam menentukan himpunan penyelesaian
pertidaksamaan kuadrat, kita memerlukan beberapa materi
interval dan grafik.
1. Interval/ Selang
Secara umum, interval atau selang merupakan
himpunan bagian dari bilangan riil. Interval ini dapat kita
lukiskan pada garis bilangan yang berbentuk ruas garis
dan lebih tebal pada titik yang bersesuaian.

2. Grafik Fungsi Kuadrat


Suatu Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola
dengan persamaan y=ax²+bx+c dengan a, b, c elemen
bilangan riil dan a≠0. Grafik fungsi kuadrat ini memiliki
sifat :
 Jika a>0 grafik fungsi terbuka ketas, dan
sebaliknya jika a<0 grafik fungsi terbuka
kebawah.
 Memotong sumbu y jika x=0 dan memotong
sumbu x jika y=0.
 Titik potong terhadap sumbu x ditentukan oleh
suatu nilai.
Diskriminan (D=b²-4ac) berlaku ketentuan :

59
1. D>0 maka parabola memotong sumbu x di dua
titik.
2. D=0 maka parabola menyinggung sumbu x.
3. D<0 maka parabola tidak memotong sumbu x.
Macam-macam Grafik fungsi kuadrat dapat ditentukan
berdasarkan a>0 dan D<0 maka termasuk definit positif dan
jika a<0 dan D<0 disebut definit negatif. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.

Langkah-Langkah Penyelesaian
Himpunan Penyelesaian pertidaksamaan kuadrat bisa
ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yang
dijelaska dibawah ini :
Langkah 1
Tentukanlah pembuat nol dengan cara merubah tanda
pertidaksamaan hingga menjadi ―sama dengan‖. Akar-akar
persamaan kuadrat yang didapat yaitu pembuat nol.
x2 + x – 6 = 0 ,difaktorkan menjadi (x +3)(x-2) = 0
Pembuat nol dari persamaan tersebut bisa dicari dengan
memakai cara ini..
-Pertama gunakan :
x+3=0
x = -3
-Kedua kita gunakan :
x–2=0
x=2

60
Maka, pembuat nolnya sudah didapat yaitu -3 dan 2.
Langkah 2
Gambarlah pembuat nol pada garis bilangan, Lalu
tentukan tanda masing-masing interval dengan cara
mensubstitusi sembarang bilangan yang ada pada tiap
interval ke persamaan pada ruas kiri. Tulis (+) adai hasil
substitusi adalah bernilai positif dan tulis (−) jika hasil
substitusi adalah bernilai negatif.
Catatan :
Tanda untuk tiap interval yaitu slalu berselang-seling
(+)(−)(+) atau (−)(+)(−), kecuali jika akar-akar yang didapat
sama (kembar)
Tips :
Jika akar-akar yang didapat berbeda, cukup cari tanda
pada satu interval saja, sisanya tinggal ditulis berselang-
seling mengikuti pola diatas. Dahulukan interval yang
memuat angka nol agar perhitungan lebih mudah (jika nol
bukan merupakan pembuat nol).
Langkah 3
Tentukanlah daerah penyelesaian atau arsiran. Untuk
pertidaksamaan ―>‖ atau ―≥‖, daerah penyelesaian yang
berada pada interval bertanda positif (+). Untuk
pertidaksamaan ―<‖ atau ―≤‖, daerah pernyelesaian yang
berada pada interval bertanda negatif (−).
Langkah 4
Tulis sebuah himpunan penyelesaian, yaitu interval
yang memuat daerah penyelesaian.
Himpunan penyelesaian ada pada ujung-ujung interval
Contoh
Tentukan HP dari −x² − 3x + 4 > 0
Jawab
Pembuat nol
−x² − 3x + 4 = 0

61
x² + 3x − 4 = 0
(x + 4) (x − 1) = 0
x = −4 atau x = 1
Untuk interval −4 < x < 1, ambil x = 0
−x² − 3x + 4 = −(0)² − 3(0) + 4 = 4 (+)

Contoh:
Tentukan daerah himpunan penyelesaian untuk x2 - 5x
–6≤0
Penyelesaian:
x2 - 5x - 6 ≤ 0
---------difaktorkan: apabila dijumlah = 5, dan apabila
dikalikan = 6
x2 - 5x – 6 ≤ 0
(x – 6 ) (x + 1) ≤ 0
x–6=0 x+1=0
x=6 x = -1

62
BAB VI
RELASI DAN FUNGSI

A. Relasi
Menyatakan hubungan antara suatu anggota himpunan
dengan anggota himpunan lainnya. Himpunan A dan
himpunan B dikatakan memiliki relasi jika ada anggota
himpunan yang saling berpasangan. Relasi antara dua
himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara yaitu dengan
diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram
Cartesius.
1. Diagram Panah
Diagram panah merupakan cara yang paling mudah
untuk menyatakan suatu relasi. Diagram ini membentuk
pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar arah panah
yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A
dengan anggota himpunan B.
Contoh 1:
Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir
dan Rizki. Mereka diminta untuk menyebutkan
warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah,
Siti menyukai warna ungu, Amir menyukai warna
hitam, dan Rizki menyukai warna merah. Dari hasil
uraian tersebut, terdapat dua buah himpunan.
Himpunan pertama adalah himpunan anak, kita sebut
himpunan A dan himpunan yang kedua adalah
himpunan warna, kita sebut himpunan B. Hubungan
antara himpunan A dan himpunan B dapat di
ilustrasikan dengan diagram panah seperti berikut:

63
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di
atas merupakan relasi antara anak dengan warna yang
mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut
dapat dinyatakan dengan panah-panah yang
memasangkan anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B.
Contoh 2
Misalkan A adalah himpunan bilang genap yang
kurang dari 8, dan B adalah himpunan 3, 4, 5, 7. Jika
relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi
―kurang dari‖. Nyatakan relasi tersebut dengan
menggunakan diagran panah
Jawab :

2. Himpunan Pasangan Berurutan


Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat
dinyatakan dengan menggunakan himpunan pasangan

64
berurutan. Caranya dengan memasangkan himpunan A
dengan himpunan B secara berurutan. Kita dapat
mengambil contoh dari contoh diagram panah tadi.
Contoh 1:
Ali menyukai warna merah
Siti menyukai warna ungu
Amir menyukai warna hitam
Rizki menyukai warna merah
Dari uraian di atas kita dapat menyatakan relasinya
dengan himpunan pasangan berurutan seperti berikut:
(Ali, merah), (Siti, ungu), (Amir, hitam), (Rizki,
merah).
Jadi, relasi antara himpunan A dengan himpunan
B dinyatakan sebagai himpunan pasangan berurutan
(x,y) dengan x ∈ A dan y ∈ B.
Contoh 2:
Misalkan C = { x l x < 7, x adalah bilangan ganjil }
dan D = { 2, 4, 6, 8, 10 }. Jika relasi antara himpunan
C ke himpunn D adalah relasi ― faktor dari ―.
Nyatakan relasi himpunan C ke himpunan D dengan
pasangan berurutan
Jawab :
C = { 1, 3, 5 }
D = { 2, 4, 6, 8, 10 }
Relasi C ke D adalah ―faktor dari ― himpunan
pasangan berurutan = { (1, 2), (1, 4), (1, 6), (1, 8), (1,
10), (3, 6), (5, 10) }
3. Diagram Cartesius
Menyatakan relasi antara dua himpunan dari
pasangan berurutan yang kemudian dituliskan dalam
bentuk dot (titik-titik).

65
Contoh 1:
Himpunan A = {Ali, Siti, Amir, Rizki} dan
himpunan B = {merah, ungu, hitam}, dapat
digambarkan dalam bentuk diagram Cartesius seperti
di bawah ini:

Contoh 2:
Diketahui himpunan A = { 6, 8, 10, 12, 14 } dan
B adalah himpunan bilangan prima yang kurang dari
10. Jika relasi himpunan A ke himpunan B adalah
relasi ― kelipatan dari‖, nyatakan relasi himpunan A
ke himpunan B dengan diagram cartesius
Jawab :
A : { 6, 8, 10, 12, 14}
B = { 2, 3, 5, 7}

66
B. Fungsi
Fungsi (pemetaan) merupakan relasi dari himpunan A
ke himpunan B, jika setiap anggota himpunan A
berpasangan tepat satu dengan anggota himpunan B. Semua
anggota himpunan A atau daerah asal disebut domain,
sedangkan semua anggota himpunan B atau daerah kawan
disebut kodomain. Hasil dari pemetaan antara domain dan
kodomain disebut range fungsi atau daerah hasil. Sama
halnya dengan relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dalam
bentuk diagram panah, himpunan pasangan berurutan dan
dengan diagram Cartesius.

Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:


Domain adalah A = {1,2,3}
Kodomain adalah B = {1,2,3,4}

67
Range fungsi = {2,3,4}
Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil
sepeti f, g, h. Misal, fungsi f memetakan himpunan A ke
himpunan B dinotasikan f(x) dengan aturan f : x → 3x+3.
Artinya fungsi f memetakan x ke 3x+3. Jadi daerah
bayangan x oleh fungsi f adalah 3x+3 sehingga dapat
dinotasikan dengan f(x) = 3x+3. Dari uraian ini dapat
dirumuskan:
Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f ,
maka rumus fungsif adalah f(x) = ax+b
Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat
mengetahui nilai fungsi yang dapat menghasilkan himpunan
kawan (kodomain) dari himpunan asal (domain). Supaya
lebih jelas, coba kerjakan contoh soal di bawah ini ya.
 Diketahui fungsi f : x → 3x + 3 pada himpunan
bilangan bulat. Tentukan:
1. f(3)
2. bayangan (-2) oleh f
3. nilai f untuk x = -4
4. nilai x untuk f(x) = 6
5. nilai a jika f(a) = 12
Jawab:
Fungsi f : x → 3x + 3
Rumus fungsi: f(x) = 3x+3
1. f(3) = 3(3)+3 = 12
2. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2)
= 3(-2)+3 = -3
3. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4)+3 = -9
4. nilai x untuk f(x) = 6 adalah
3x + 3 = 6
3x = 6-3
3x = 3
x=1

68
5. nilai a jika f(a) = 12
3a + 3 = 12
3a = 12 – 3
3a = 9
a=3
C. Diagram kartesius
Diagram kartesius adalah sistem kordinat yang
digunakan untuk meletakan titik pada penggambaran objek
berdasarkan pemasukan nilai tuas sumbu x dan nilai tuas
sumbu y dimana titik pertemuan ini nilai sumbu x dan
sumbu y titik kordinat dibentuk.s
Titik-titik pada koordinat Kartesius merupakan
pasangan titik pada sumbu-x
dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut
ordinat. Perpotongan antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0
(nol) disebut pusat koordinat. sebagai contoh pada gambar
diatas dapat dilihat bahwa terdapat sebuat titik di kordinat
(1, 1) yaitu sumbu x diposisi 1 dan sumbu y diposisi 1.

Contoh soal:

69
1. Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {-3, -2, -1, 0, 1, 2}. Jika
fungsi f : A → B ditentukan dengan f(x) = 6 – 3x.
Nyatakan dalam diagram panah !

2. Diketahui persegi panjang ABCD dengan koordinat titik


A (–2, 1), B(4, 1), dan C(4, 4). Koordinat titik D adalah
….
Pembahasan:
Letak titik koordinat A (–2, 1), B(4, 1), dan C(4, 4) pada
bidang koordinat dapat dilihat seperti gambar di bawah.

3. Sebuah trapesium sama kaki ABCD terletak pada


diagram Cartesius. Jika koordinat titik A (–3, –2), B (3,
–2), dan C(1, 2) maka koordinat titik D adalah ….

Pembahasan:

70
Perhatikan letak titik koordinat pada bidang kartesius
pada gambar berikut.

Untuk membentuk sebuah bangun trapesium sama kaki,


letak koordinat titik P adalah (–3, –2).
D. Diagram panah
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi
yang memasangkan setiap anggota himpunan A(daerah asal
atau domain), dengan tepat satu anggota himpunan
B(daerah kawan atau kodomain). Himpuan nilai yang
diperoleh disebut daerah hasil (range).

CONTOH SOAL:
1. Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {-3, -2, -1, 0, 1,
2}. Jika fungsi f : A → B ditentukan dengan f(x) = 6 –
3x. Nyatakan dalam diagram panah, diagram cartesius,
dan pasangan berurutan
Penyelesaian :
f(1) = 6 – 3 (1) = 6 – 3= 3
f(2) = 6 – 3(2) = 6 – 6 = 0

71
f(3) = 6 – 3(3) = 6 – 9 = -3
Diagram Panah

2. Diketahui himpunan A = {2, 3, 4} dan himpunan B =


{1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Suatu fungsi f : A→B ditentukan
oleh f(x) = 2x – 2.
1. Tentukan range fungsi f.
2. Gambarlah fungsi f dengan diagram panah.
Penyelesaian:
1. Dengan menggunakan fungsi f(x)= 2x – 2 maka:
f(1) = 2 ⋅ 2 – 2 = 2
f(2) = 2 ⋅ 3 – 2 = 4
f(3) = 2 ⋅ 4 – 2 = 6
Jadi, range fungsi f adalah {2, 4, 6}.
2. Berikut gambar fungsi f dengan dalam diagram panah

3. Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan


Rizki. Mereka diminta untuk menyebutkan warna
favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti
menyukai warna ungu, Amir menyukai warna hitam,
dan Rizki menyukai warna merah. Dari hasil uraian
tersebut, terdapat dua buah himpunan. Himpunan

72
pertama adalah himpunan anak, kita sebut himpunan A
dan himpunan yang kedua adalah himpunan warna, kita
sebut himpunan B. Hubungan antara himpunan A dan
himpunan B dapat di ilustrasikan dengan diagram panah
seperti berikut:

E. Himpunan pasangan berurutan


Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat
dinyatakan dengan menggunakan himpunan pasangan
berurutan. Caranya dengan memasangkan himpunan A
dengan himpunan B secara berurutan.

CONTOH SOAL:
1. A = {1, 2, 3, 4}, B = {2, 4}
Jika ada relasi R dari A ke B dengan aturan
‖faktor dari‖, maka himpunan pasangan terurut
untuk relasi tersebut adalah:
R = {(1, 2), (1, 4), (2, 2), (2, 4), (4, 4)}
Diagram panahnya:

73
Pasangan terurut pada relasi R dari A = {0, 1, 2, 3,
4) ke B = {0, 1, 2, 3} yang dalam hal ini pasangan
terurut (a, b) ∈ R jika dan hanya jika a > b adalah
{(1, 0), (2, 0), (2, 1), (3, 0), (3, 1), (3, 2), (4, 0), (4,
1), (4, 2), (4, 3)}. Relasi himpunan A dan
himpunan B adalah hubungan yang memasangkan
anggota himpunan A ke himpunan B. Relasi dua
buah himpunan dapat disajikan dalam bentuk
diagram panah, diagram cartesius dan himpunan
pasangan berurutan
2. Diketahui :
A = {0, 1, 2, 3, 4)
B = {0, 1, 2, 3}
Ditanyakan:
Pasangan terurut pada relasi dari A ke B dengan a
>b
Jawab

Jadi himpunan pasangan berurutannya adalah


{(1, 0), (2, 0), (2, 1), (3, 0), (3, 1), (3, 2), (4, 0), (4,
1), (4, 2), (4, 3)}
Mampu membuat dan membaca grafik fungsi
1) Fungsi konstan (fungsi tetap)
Suatu fungsif : A → B ditentukan dengan rumus
f(x) disebut fungsi konstan apabila untuk setiap anggota
domain fungsi selalu berlaku f(x) = C, di mana C
bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah
contoh soal berikut ini.

74
CONTOH SOAL :
1. Diketahuif : R → R dengan rumus f(x) = 2 dengan
daerah domain: {x | –2 ≤ x < 5}. Tentukan gambar
grafiknya. Penyelesaian

Grafik:

2) Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila
fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a
dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
Pelajarilah contoh soal berikut ini agar kamu lebih jelas
memahami fungsi linear.
CONTOH SOAL:
1. Jika diketahui f(x) = 2x+3,gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:

75
Grafik

3) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila
setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap
anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri.
Grafik fungsi identitas berupa garis lurus
yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun
kordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) =
x. Fungsi identitas akan ditentukan oleh f(x) = x. Untuk
lebih jelasnya dapat kalian lihat contoh di bawah ini

76
Contoh soal .
Fungsi f(x) = x untuk setiap x.
a. Tentukan nilai dari f(-2), f(0), f(1), f(3)
b. Gambarlah grafiknya.
Jawab:
a. f(x) = x
f(-2) = -2
f(0) = 0
f(1) = 1
f(3) = 3
b. Grafik

77
BAB VII
BANGUN-BANGUN GEOMETRI

A. Pengertian Ruas Garis,Sinar Garis,Garis, dan Sudut.


1. Ruas Garis
Ruas garis atau disebut juga segmen adalah ruas
garis yang memiliki dua titik ujung. Pada gambar
terlampir titik A dan titik B adalah dua titik ujung ruas
garis AB.
2. Sinar Garis
Sinar garis adalah sinar yang hanya memiliki satu
titik ujung yang disebut juga titik pangkal. Pada gambar
terlampir, titik A adalah titik pangkal dari sinar garis AB.

3. Garis
Garis merupakan susunan titik-titik (bisa tak
hingga) yang saling bersebelahan dan berderet
memanjang ke dua arah (kanan/kiri, atas/bawah).
a. Kedudukan dua buah garis
1) Garis Sejajar
posisi dua garis akan dikatakan sejajar apabila
kedua garis tersebut berada di satu bidang dan
apabila kedua garis tersebut di perpenjang tidak
akan bisa saling berpotongan.

78
2) Garis Berpotongan
dua buah garis dikatakan berpotongan apabila
keduanya memiliki sebuah titik potong atau
biasa disebut sebagai titik persekutuan.
3) Garis berhimpit
dua buah garis akan dikatakan berhimpit apabila
kedua garis tersebut memiliki setidaknya dua
titik potong. sebagai contoh jarum jam ketika
menunjukkan pukul 12 pas. kedua jarum jam
tersebut akan saling berhimpit.
4) Garis Bersilangan
dua buah garis dapat dikatakan bersilangan
apabila keduanya tidak sejajar dan tidak berada
pada satu bidang..
untuk memahami beragam kedudukan garis di
atas perhatikan saja gambar berikut ini:

4. Sudut
Di dalam ilmu matematika, sudut dapat diartikan
sebagai sebuah daerah yang terbentuk karena adanya dua
buah garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu
atau berhimpit.
a. Bagian-bagian pada suatu sudut
Sudut memiliki tiga bagian penting, yaitu:
1) Kaki Sudut
Garis sinar yang membentuk sudut tersebut.

79
2) Titik Sudut
Titik pangkal/ titik potong tempat berhimpitnya
garis sinar.
3) Daerah Sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki
sudut.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

b. Jenis-jenis Sudut
Ada beragam jenis sudut semuanya dibedakan
berdasarkan besar dari daerah sudut yang terbentuk,
diantaranya:
1) Sudut Siku-siku
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah
sudut 90°

2) Sudut Lancip
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah
sudut diantara 0° dan 90° (0°< D < 90°)

80
a) Sudut Tumpul
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar
daerah sudut diantara 90° dan 180° (90°< D <
180°)

b) Sudut Lurus
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah
sudut 180°

c) Sudut Refleks
Adalah sebuah sudut yang memiliki besar daerah
sudut diantara 180° dan 360° (180° < D < 360°

B. Unsur Dan Jenis-jenis Bangun datar dan Bangun Ruang


Unsur-unsur sebuah bangun ruang adalah titik sudut,
sisi dan rusuk. Unsur-unsur sebuah bangun ruang
menyatakan sifat-sifat bangun ruang tersebut.

81
1. Unsur-unsur Bangun Ruang
a. Balok
1) Sifat-sifat balok :
a) Mempunyai 6 sisi yang umumnya berbentuk
persegi panjang.
b) Jika kita amati bangun balok di samping
terdiri dari 6 sisi yaitu : ABCD, BCGF,
CDHG, ADHE, ABFE dan EFGH.
c) Mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D,
E, F, G dan H.Mempunyai 12 rususk yaitu :
AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF,
FG, GH, dan EH.

b. Kubus
1) Sifat—sifat Kubus
a) Mempunyai 6 sisi yang berbentuk persegi
yaitu ABCD, CDHG, BCGF, ABFE, ADHE
dan EFGH.
b) Mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E,
F, G, dan H.
c) Mempunyai 12 rusuk sama panjang atau
persegi yaitu AB = BC= CD= DA= AE= EF=
FB= FG= GH= HE= DH= CG.

82
c. Prisma Segi n
1) Sifat-sifat Prisma Segi n
a) Mempunyai : banyak sisi (n +2), banyak
sudut (2 X n) dan banyak rusuk (3Xn).
b) Sisi-sisi tegak berbentuk persegi panjang atau
persegi.
c) Sisi alas dan sisi atas sama bentuk dann
ukuran, yaitu segi n.

d. Limas Segi n
1) Sifat-sifat Limas Segi n
a) Mempunyai banyak sisi (n +1), banyak sudut
(n +1), banyak rusuk (n X 2).
b) Sisi-sisi tegak berbentuk segitiga.
c) Alas limas berbentuk bangun datar segi n
yaitu tergantung bentuk alasnya. Apabila
limas segi empat maka alasnya berbentuk
bangun datar persegi atau persegi panjang.

e. Tabung

83
Tabung merupakan prisma dengan alas
berbentuk lingkaran. Adapun sifat-sifat tabung
sebagai berikut :
1) Sifat-sifat tabung
a) Mempunyai 3 sisi, 2 rusuk dan tidak
mempunyai titik sudut
b) Sisi alas dan sisi atas berbentuk lingkaran yang

sama ukurannya.
f. Kerucut
1) Sifat-sfat Kerucut
a) Alasnya berbentuk lingkaran
b) Mempunyai satu titik sudut
c) Selimut kerucut berupa bangun datar sisi
lengkung

2. Unsur-unsur Bangun Datar


1) Persegi panjang adalah bangun datar yang memiliki
sisi berhadapan sama panjang dan memiliki empat
titik sudut. Selain memiliki sisi yang berhadapan
sama panjang dan empat titik sudut yang sanma besar
yaitu 90°, Persegi memiliki sifat lain diantaranya:

84
a) Memiliki empat dua diagonal yang sama panjang
b) Memiliki 3 simetri lipat
c) Memiliki simetri putar tingkat dua
d) Rumus Persegi panjang
Keliling
K = 2. (p+l)
Contoh soal :
1. Diketahui sebuah persegi panjang memiliki
panjang 4 cm dan lebar 3 cm. Hitung
keliling persegi panjang dan luas persegi
panjang tersebut!
JAWAB:
Diketahui: p = 3 cm dan l = 4 cm
Menghitung keliling persegi panjang:
K = 2 x (p + l)
K = 2 x (3 + 4)
K = 2 x (12) = 24 cm
Luas
L = p.l
Contoh soal :
1. Hitunglah keliling persegi panjang dan luas
persegi panjang jika sebuah persegi panjang
memiliki Panjang 18 cm dan Lebar 12 cm?
JAWAB:
Diketahui: p = 18 cm dan l = 12 cm
Menghitung keliling persegi panjang:

85
K = 2 x (p + l)
K = 2 x (18 + 12)
K = 2 x (30) = 60 cm
Menghitung luas persegi panjang:
L=pxl
L = 18 x 12
L = 216 cm2
Panjang diagonal
d = √ p2+l2
Contoh soal :
1. Diketahui persegi panjang jika diketahui
nilai kelilingnya 16 cm dan lebarnya 3 cm.
Hitung panjangnya!
Rumus untuk menghitung panjang adalah
sebagai berikut:
K = 2 × (p + l)
p = (K ÷ 2) – l
p = (16 cm ÷ 2) – 3 cm
p = 8 cm – 3 cm
p = 5 cm
Sehingga, panjang dari persegi panjang
tersebut adalah 5 cm.
2)
Persegi adalalah bangun datar yang terbentuk dari
empat buah sisi yang sama panjang dan empat sudut
yang sama besar 90°. Sifat-sifat Persegi:

86
a) Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama
panjang.
b) Memiliki empat simetri lipat.
c)
Memiliki simetri putar tingkat empat.
d)
Rumus Persegi
Luas
L = s2

Contoh soal :
1. Ada sebuah balok berbentuk persegi yang
memiliki sisi 25 cm . cari dan hitinglah luas
balok tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : S = 25 cm
ditanya : L = …?
Jawab :
L=SxS
L = 25 cm x 25 cm
L = 625 cm2
Jadi , luas balok tersebut adalah = 625 cm2
Keliling
K = 4s
Keterangan:
s = sisi/rusuk
Contoh soal :
1. Ada sebuah balok berbentuk persegi yang
memiliki sisi 22 cm . cari dan hitinglah
keliling balok tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : S = 22 cm
ditanya : K = …?
Jawab :
K=4xS

87
K = 4 x 22 cm
K = 88 cm
Jadi, keliling balok tersebut adalah = 88 cm
Contoh Soal
1. Diketahui Layang-layang ABCD, panjang AB = 15
cm dan panjang BC = 20 cm. Tentukan luas dan
keliling layang-layang tersebut!
Cara Penyelesaian:
L = 1/2. d1.d2
= ½ x 15 x 20
= 150 cm2
K = 2. s1 + 2. s2
K = AB + BC + CD +DA
= 15 + 20 + 15 + 20
= 70 cm
2. Diketahui belah ketupat ABCD dengan panjang
diagonal masing-masing 18 cm dan 16 cm. Berapakah
luas dan keliling tersebut!
Cara Penyelesaian:
L = ½ x d1 x d2
= ½ x 18 x 16
= 144 cm2
K = AB + BC + CD + DA
= 18 + 16 + 18 + 16
= 68 cm
3. Jika sebuah segitiga memiliki panjang sisi alas 5 cm
dan tinggi sisi 8 cm, maka berapa Luas dan Keliling
segitiga tersebut ?
Cara Penyelesaian:
L=½xaxt
=½x5x8
= 20 cm2
K = a + (2 x b)

88
= 5 + (2 x 8)
= 21 cm

4. Ada sebuah jendela yang berbentuk persegi memiliki


keliling 40 cm . cari dan hitunglah panjang sisi
jendela tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : K = 40 cm
ditanya : S = …?
Jawab :
K=4xS
S=K:4
S = 40 cm : 4
S = 10 cm
Jadi , panjang sebuah jendela tersebut adalah = 10
cm

BAB VIII

89
PEMECAHAN MASALAH DALAM
MATEMATIKA

A. Pengertian Masalah Dalam Matematika


Masalah adalah suatu situasi atau kondisi (dapat
berupa issu/pertanyaan/soal) yang disadari dan memerlukan
suatu tindakan penyelesaian, serta tidak segera tersedia suatu
cara untuk mengatasi situasi itu. Pengertian tidak segera
dalam hal ini adalah bahwa pada saat situasi tersebut
muncul, diperlukan suatu usaha untuk mendapatkan cara
yang dapat digunakan semestinya.
Bell (1981: 310) memberikan defenisi masalah
sebagai: situasi yang dapat digolongkan sebagai masalah
bagi seseorang adalah: bahwa keadaan ini disadari, ada
kemauan dan merasa perlu melakukan tindakan untuk
mengatasinya dan melakukannya, serta tidak segera dapat
ditemukan cara mengatasi situasi tersebut.
Di dalam matematika, suatu pertanyaan atau soal akan
merupakan suatu masalah apabila tidak terdapat
aturan/hukum tertentu yang segera dapat digunakan untuk
menjawab atau menyelesaikannya (Hudojo, 1988). Hal ini
berarti bahwa suatu soal matematika akan menjadi masalah
apabila tidak segera ditemukan petunjuk pemecahan masalah
berdasarkan data yang terdapat dalam soal.
Sebuah pertanyaan yang merupakan masalah bagi
seseorang apabila masalah tersebut bersifat: 1. Relatif,
tergantung situasi dan kondisi seseorang yang
menghadapinya, 2. Tidak dapat diselesaikan secara langsung
dengan prosedur rutin tetapi masih memungkinkan orang
tersebut untuk menyelesaikannya melalui seleksi data
informasi dan organisasi konsep yang dimilikinya, 3. Dapat

90
dimengerti, artinya suatu pertanyaan pada bidang tertentu
akan merupakan masalah hanya bagi mereka yang
mempelajari atau berkecimpung pada bidang tersebut
(Cahya, 2006: 201).
Masalah seringkali dinyatakan dalam soal cerita, tetapi
tidak berarti semua soal cerita merupakan masalah. Untuk
menyelesaikan sebuah soal cerita seseorang harus
mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang ditanyakan
dan merumuskan model matematika serta strategi
penyelesaiannya.
Hodgson dan Sullivan (1980) membagi masalah
matematika secara hirarkis: a) Very easy problem-exercise
(masalah sederhana-latihan), b)Problems with a clear
context (masalah dengan konteks yang jelas), dan c)
Problem without a clear context (masalah tanpa konteks
yang jelas).
Penggolongan masalah seperti yang dikemukakan di
atas menunjukkan bahwa masalah dalam matematika cukup
beragam, jenis maupun tingkat kompleksitasnya. Masalah
yang berkaitan dengan penerapan matematika kebidang lain
bisa muncul dalam ketiga tingkatan masalah tersebut.
Masalah penerapan dengan konteks yang jelas banyak
terdapat dalam buku teks matematika pada akhir setiap topik
bahasan. Sebaliknya untuk masalah tanpa konteks yang
jelas, banyak muncul dari berbagai bidang atau situasi.
Penyelesaiannya tidak menunjuk pada satu konsep atau
prinsip matematika tertentu, dan mungkin saja harus
melibatkan lebih dari satu konsep atau prinsip.

B. Jenis-Jenis Masalah Dalam Matematika

91
Jenis masalah dalam pembelajaran anak SD ada empat (4)
yaitu:
1. Masalah translasi
Yaitu masalah yang berhubungan dengan aktivitas
sehari-hari siswa. Contoh : Angga membeli mangga 20
buah. Bagaimana cara Angga membagikan kepada 40
orang temannya agar semua kebagian dengan adil.
2. Masalah Aplikasi
Yaitu masalah yang menerapkan suatu konsep, rumus
matematika dalam sebuah soal-soal matematika.
Contoh : Suatu kolam berbentuk persegi panjang yang
berukuran panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Berapa
luas kolam tersebut?
3. Masalah Proses/ Pola
Yaitu masalah yang memiliki pola, keteraturan dalam
penyelesaiannya.
Contoh : 2 4 6 8 ... Berapa angka berikutnya?
4. Masalah Teka-teki
Yaitu masalah yang sifat menerka atau dapat berupa
permainan namun tetap mengacu pada konsep dalam
matematika.
Contoh : Aku adalah anggota bilangan Asli, aku adalah
bilangan perkasa, jika kelipatanku dijumlahkan angka-
angkanya hasilnya adalah aku. Siapakah aku?
5. Masalah matematika yang diberikan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
a. Masalah rutin, yaitu masalah yang biasanya
mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang
sama atau mirip dengan hal yang baru dipelajari
atau dapat diartikan juga sebagai masalah yang
diberikan saat pelajaran matematika setelah anak
diajar suatu konsep atau pengertian.

92
b. Masalah tidak rutin yaitu masalah yang diberikan
berupa kaitan antara topik-topik matematika, kaitan
matematika dengan bidang studi lain, atau
kaitannya matematika dengan kehidupan sehari-
hari. Masalah tidak rutin menghendaki penyelesaian
yang melibatkan materi-materi pelajaran
metematika yang pernah diajarkan sehingga siswa
harus terampil atau menguasai materi pelajaran
dengan baik, dan terbiasa menyelesaikan soal-soal
rutin.
Contoh:
Berapa banyak diagonal yang dapat
ditarik dari sebuah segi-n?
Contoh datas merupakan masalah rutin
apabila sebelumnya diberikan soal-soal
penemuan diagonal segitiga, segi empat, segi
lima, segi enam, secara urut sehingga siswa
akan mudah menemukan jawabannya.
Contoh diatas merupakan masalah tidak
rutin apabila diberikan segera setelah anak
diajarkan pengertian diagonal segi-n. Apapun
macam soal yang diberikan, guru selalu
menunjukkan langsung atau tidak langsung
jalan penyelesaiannya. Tanpa memandang
tingkat kesulitan materi matematika yang
diajarkan kepada siswa, guru selalu
memberikan soal-soal yang harus dikerjakan
atau diselesaikan siswa pada jam pelajaran
atau di luar jam pelajaran. Dalam hal
demikian, guru mengajar masalah matematika
dalam ruang lingkup matematika maupun
kaitan matematika dengan bidang lain. Disisi
lain, guru perlu juga memanfaatkan

93
pemecahan masalah sebagai bagian dari
strategi pembelajaran matematika.
C. Pengertian Problem Solving
Pengertian metode pembelajaran pemecahan masalah
(problem solving) Metode problem solving adalah cara
mengajar yang dilakukan dengan cara melatih para murid
menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama (Alipandie, 1984:105). Menurut
Sudirman (1987:146) metode problem solvingadalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah
sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan
disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau
jawabannya oleh siswa. Menurut Gulo (2002:111)
menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang
mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan
penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara
menalar. Menurut Djamarah (2006:92) metode pemecahan
masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta
didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
D. Langkah-langkah penggunaan metode Problem Solving
Menurut Djamarah langkah-langkah penggunaan
metode problem solving adalah sebagai berikut:
1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini
harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf
kemampuannya.
2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang muncul. Misalnya
dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya,
dan berdiskusi.

94
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
Dugaan jawaban tentu saja didasarkan kepada data yang
telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam
langkah ini peserta pelatihan harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut betul-betul cocok.
5) Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
E. Menyelesaikan Masalah Pada Soal Cerita dengan
Menggunakan Langkah- langkah Pemecahan Masalah
dalam Matematika
1. Contoh soal
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
Sistem persamaan dua variable dapat diselesaikan
dengan beberapa cara, diantaranya dengan
menggunakan metode substitusi, metode eliminasi,
metode grafik, metode determinan.
Metode Subtitusi
2. Contoh Soal:
Diketahui ABCD suatu persegi panjang, misalkan
panjangnya adalah x cm dan lebar y cm. Jika panjang
ditambah lebarnya sama dengan 12 cm dan dua kali
lebar ditambah tiga kali panjang sama dengan 31 cm.
Berapakah panjang dan lebar persegi tersebut ?
Penyelesaian:
Langkah pertama, menuliskan data yang diketahui.
x= panjang persegi panjang
y= lebar persegi panjang

95
Langkah kedua, memilih strategi dan membuat rencana
penyelesaian.
x + y =12 .....................(1)
2x +3y =31 .......................(2)
Langkah ketiga, memproses data.
Persamaan (1) dapat diubah menjadi x =12 – y
Sehingga persamaan (2) menjadi:
2(12 -- y) +3y =31
24 -- 2y+ 3y=31
24 + y=31
y=31 -- 24
y=7
selanjutnya y =7 disubtitusikan ke persamaan pertama,
yaitu:
x =12 – y
x =12 – 7 x =5
Jadi penyelesaian dari masalah tersebut adalah persegi
panjang ABCD memiliki panjang 5 cm dan lebar 7 cm.
Himpunan penyelesaiannya adalah (5,7).
Langkah keempat, membuktikan kebenaran jawaban
yang diperoleh.
x + y =12 5 + 7 = 12
2x +3y =31 2(5) + 3(7) = 31
Terbukti persamaan tersebut memenuhi kedua
persamaan.
3. Contoh soal
Suatu pertandingan sepak bola dihadiri 2.750
penonton putra dan 4% penonton putri. Sebelum
pertandingan berakhir, jumlah penonton yang telah
pulang 372. Berapa orang jumlah penonton yang
pulang setelah pertandingan berakhir ? Dalam hal ini
perlu dibiasakan untuk menulis terlebih dahulu :

96
1. Apa yang diketahui Banyak penonton putra 2.750
orang Banyak penonton putri 496 orang Penonton
yang pulang sebelum pertandingan berakhir 372
orang )
2. Apa yang ditanya Berapa jumlah penonton yang
pulang setelah pertandingan berakhir?
3. Menulis kalimat matematikanya 2.750 + 496 –372
=....
4 Menjawab pertanyaan dan mengkomunikasikan
hasilnya
2.750 + 496 =
3.246 – 372 = 2.874
Jadi penonton yang pulang setelah pertandingan ada 2.874 orang.

DAFTAR PUSTAKA

97
Aamprogresif. 2011. Masalah Matematika Dapat
Diklasifikasikan Kedalam Dua Jenis. Diunduh dari
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/
2118690-masalah-matematika-dapat-diklasifikasikan-
kedalam/. Pada tanggal 21 Juni 2013.

Alipandie, Imansyah (1984). Didaktik Metodik Pendidikan


Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Dewi Asmi Yuriana. 2010. Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika. Diunduh dari
http://rian.hilman.web.id/?p=52 pada tanggal 19 Juni
2013.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Guru dan Anak Didik dalam


Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2013). Strategi Belajar Mengajar.


Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gulo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hudoyo, dkk. 1997. Matematika. Jakarta: Depdikbud Ditjen


Pendidikan Tinggi

Ibrahim. 2012. Makalah Matematika Langkah-Langkah


Pemecahan Masalah. Diunduh dari
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/07/makalah-

98
matematika-langkah-langkah.html pada tanggal 21 Juni
2013

Irzani. (2010). Pembelajaran Matematika Panduan Praktis Untuk


Pengajar SD dan MI. Banguntapan Bantul
Yokyakarta:Mandiri Graffindo Press.

Shadiq. 2004. Teori Belajar Polya. Diunduh dari


http://www.slideshare.net/ marcotolle/jenis-masalah-
matematika-yn pada tanggal 21 Juni 2013.

Simanullang Bitman, Clara Ika S.B. Pemecahan Masalah


Matematika. Diunduh dari
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/
Mata%20Kuliah%
20Awal/Pemecahan%20Masalah%20Matematika/BAC/u
nit9_konsep_dasar_pemecahan_masalah_matematika_co
verbelakang.pdf Pada tanggal 21 Juni 2013.

Sudirman, N. (1987). Ilmu Pendidikan.Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Sukirman, dkk. 2005. Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suryanti,(2012).Efektivitas ModelPembelajaran Multi Siklus


Deal Untuk Mengajarkan Keterampilan Pengambilan
Keputusan Siswa SD.Jurnal Sekolah Dasar ,:Jakarta,
Hlm.1-8
Tabrani, Rusyan. (2008). Cara pembelajaran matematika seri I.
Semarang:PT Bengawan Ilmu.

Trihendradi, Cornelius (2007). Step by step SPSS (Analisis Data


tatistik).Yogyakarta: Penerbit Andi.

99
Van de Walle,John A.(2007).Matematika Sekolah Dasar Dan
Menengah Pengembangan Pengajaran.Jakarta:Erlangga.

100
101

Anda mungkin juga menyukai